"Mereka boleh saja tidak setuju. Mereka boleh saja mencegah kita bersatu. Akan tetapi, jika Tuhan punya kehendak untuk menyatukan kita, mereka bisa apa?"
Batin Vely terus berisik dan menganggu sistem kerja otaknya sekarang. Ia suka kepada Adelar namun keluarga Vely yang sangat religius membuatnya tidak ingin memberitahu siapa pun tentang perasaannya.
Vely hanya punya seorang Ibu dan paman yang tinggal bersama nya, Ibunya menentang keras jika nanti pasangan Vely tidak beragama sama dengan keluarganya. Memikirkan soal ini membuat kepalanya pusing namun tidak menutup perasaannya yang ingin segera ia ungkapkan agar tidak keduluan Aram. Mengingat Ia merasa Aram sepertinya suka juga dengan Adelar, dan Ia juga takut Adelar pun menyukai Aram.
Hari ini hari Ulang Tahun Vely, Ibunya menyuruhnya untuk mengadakan pesta kecil di rumah dengan mengundang temen temen kampus Vely. Dengan kesempatan ini, Vely memikirkan akan mengungkapkan perasaannya kepada Adelar yang sudah dipendam selama 3 semester.
-10.00 pagi,Ruang Sketsa-
"Ad" Vely mengagetkan Adelar yang sedari tadi sibuk membuat sketsa jaket musim dingin
"Vel,jangan ngagetin dong"
"Sorry, Ad ..aku ngundang kamu untuk datang ke pesta ku"
Membuka undangan tertulis, "Undangan Birthday Party"
"Kamu ultah Vel?"
"Yes, eh jangan sekarang ngucapinnya, nanti aja"
"Okay Vel"
Vely dan Adelar terlihat berbincang bersama, Aram yang melihat itu merasa seperti sudah diabaikan Adelar. Sebelumnya Adelar sering mengajaknya berbicara namun sekarang seperti semua itu hanya sebatas percakapan biasa, aneh rasanya melihatnya bersama Vely, seakan akan mereka sudah terkoneksi sejak awal.
Aram menundukkan wajahnya dan mempertanyakan sikap Adelar sebelumnya dan menyadari sesuatu, apakah karena coklat itu ia mengabaikanku?
******
-Rumah Vely, Birthday Party 19.00 malam-
"Thanks Ad, sudah mau datang" Vely tersenyum lebar
"Tidak perlu berterimakasih, aku memang ingin ke pesta mu" Adelar membalas senyuman Vely
"Apa yang kau bawa ini" Vely menunjuk ke arah kado yang dibawa Adelar di tangan kiri nya
"Oh iya, aku sampai lupa... Happy Birthday Vely" Adelar memberikan kado yang cukup besar dan dibungkus rapi menggunakan pita
"Kau memang anak design sekali. terlihat dengan kertas kado yang kau pilih dan pitanya"
"Hahaha, tidak aku hanya suka warna kertas dan pitanya"
"Okey,baiklah"
Lagi lagi Aram melihat mereka tertawa bersama, Ia pun mengurungkan niatnya memberikan kado tersebut ke Vely. Karena ia takut akan menatap mata Adelar dan menunjukkan rasa sakitnya.
*****
Di kolam renang belakang rumah Vely, Adelar dan Vely bercanda bersama. Disitu lah terbesit keinginan Vely untuk menyatakan cintanya padanya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Tidak ingin Aram yang memilikinya.
"Ad, maaf mungkin ini akan sedikit mengejutkan mu" Vely menghela nafas
"Ada apa Vel?, kau sepertinya terlihat sedikit pucat"
"A A AKUU MEN..CINTAI MU AD!!"
Belum sempat menjawab, wajah Adelar sedikit terkejut dan mencoba mencerna. Tidak menyangka pengakuan ini tiba tiba dan membuatnya mencoba berfikir jawaban apa yang akan ia berikan kepada Vely.
Aram yang tak sengaja berjalan jalan sendirian ke arah kolam renang, mendengar pengakuan itu dan mencoba menahan tangisnya yang sepertinya akan segera meledak.
'Happy Reading'
Yessika Simbolon