Cinta itu perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah, akan didapati orang yang putus asa, sesat, lemah hati, kecil perasaan dan bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan pada diri sendiri". - Buya Hamka
Adelar menimbang nimbang, jawaban yang tepat untuk Vely agar tidak menyakiti perasaannya.
Ia tidak ingin merusak pertemanannya dengan Vely. Tapi ia juga tidak ingin berpura pura suka dengan Vely.
Hubungan yang ingin ia jalani dengan Vely hanya pertemanan,hubungan lain berujung dengan pacaran adalah dengan Aram.
Apakah Aram merasakan hal yang sama? apa hanya imajinasi ku saja yang terlalu berharap padanya.
"Vel,bisa kah kau ke ruangan sketsa sekarang?" Adelar mengirim pesan
Sepertinya ia akan memberi jawaban, Semoga ia menjawab iya. 'Batin Vely berharap'
-Ruang Sketsa, 11.45 siang-
"Vel, soal kemarin.. "
"Ya?" Jantung berdegup kencang, tangan berkeringat. Berharap Adelar tidak menolaknya
"Aku ingin kita temenan selamanya Vel"
Duarrrrr !!!, Vely terdiam mematung. Ia ingin segera pergi menghilang sekarang,tapi badannya kaku dan tak bisa digerakkan.
"Vel, kamu kenapa?, kok diam aja?"
Tidak sempat menjawab pertanyaan Adelar, Vely pun pergi buru buru ke kamar mandi.
Ia menangis tersedu sedu, ditahannya dengan kepalan tangan di mulutnya agar tidak kedengaran suara tangis yang akan membuat beberapa Mahasiswi bergosip nantinya.
*****
-Ruangan kelas,203-
Ia ingin menjerit di ruangan tersebut. Apa daya,bibir atas mengkatup dengan bibir bawahnya. Mengisyaratkan tanda menahan amarah,kesel,malu,sedih. 3 semester ia habiskan untuk menyukai seorang pria yang kini menolaknya. Beberapa kegiatan Mahasiswa Mahasiswi yang diketuai Adelar sengaja ia ikuti, beberapa kesempatan ia ambil untuk sekedar bercengkarama dengannya. Ia tahu mengapa, alasannya karena wanita yang menghalangi. Of Course, Aram ... Mahasiswi pindahan itu.
Ternyata sia sia saja aku menjauhkan Aram dengannya, memfitnah nya, menyabotase gaun bloom biru itu dengan bercak merah yang sengaja aku tumpahkan.
Lihat saja Aram, aku tidak bisa memilikinya kau pun juga begitu sebaliknya.
Terlihat didepan pintu kelas Aram sedang mengobrol lama dengan Sandy, mereka terlihat tertawa. Namun Vely merasa seperti Aram mengejeknya. Padahal mungkin saja tidak.
*****