Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jelek? Siapa takut!
MENU
About Us  

Selepas membuang hajat, menjadi bahan ketawa dua orang sahabatnya di telfon, dan berakhir dengan pertengkarannya dengan si cowok panuan di depan toilet tadi, Aine memutuskan untuk menyusul ke tempat hiruk pikuk para siswa-siswi sekolah yang kelaparan. Yup! Kantin.

Dua orang manusia berjenis kelamin perempuan tengah duduk berhadapan. Yang satu dengan tatapan menyelidik, yang satu dengan tatatapan datar.

Kaia memandang sahabatnya itu dengan tatapan yang seolah-olah dia adalah pelaku kriminal kejahatan. Matanya tak henti-hentinya menatap wajah sang sahabat yang terpahat hampir sempurna.

Disisi lain Aine perempuan yang ditatap seperti itu segera memalingkan wajah risih. Siapa juga yang tidak risih jika ditatap terus menerus seperti itu?

"Kak Aine 'kan? Ih cantik banget. Boleh minta foto gak Kak?" seorang adik kelas perempuan tiba-tiba menghampiri mereka lalu berkata heboh. Matanya menatap penuh kagum wajah Aine.

"Boleh." Aine mengambil ponsel gadis itu lalu selfie bareng.

"Postingan Kakak di instagram aesthetic-aesthetic banget gila. Bagi tips dong kak biar cantik kayak kak Aine," pujinya semangat. Sementara Kaia hanya melihat pemandangannya itu dengan tatapan malas. Sudah biasa terjadi dimanapun mereka berdua pergi. Ada aja pasti fans dadakan sahabatnya itu.

Dengan wajah pura-pura berpikir, ia menjawab, "Tips cantik ya? Duh maaf banget, kakak cuma pake air wudhu doang hehehe," jawabnya yang membuat penggemar beratnya itu mengeluh kecewa.

"Biasa fans," ujarnya ke Kaia setelah orang itu pergi.

"Jujur deh Ai. Lo pake susuk 'kan? Makanya hampir seluruh cowok di sekolah suka sama lo," tuduhnya tak tanggung-tanggung.

Kata-kata yang terlontarkan dari mulut sang sahabat Aine tanggapi dengan dengusan kesal.

"Denger ya, gue tau gue cantik. Tapi bukan berarti gue pake susuk, gila!" balas nya sengit.

Setiap hari ada saja tuduhan-tuduhan atau isu buruk tentang nya. Bahkan tak sekali dua kali ia dilabrak kakak kelas karna dituduh perusak hubungan.

Aine kurang sabar apa lagi dalam menghiraukan semua itu. Dia yakin suatu hari nanti gosip buruk tentangnya itu akan hilang seiring berjalannya waktu.

Tapi ini? Dia dituduh memakai susuk. Tuduhan macam apa itu?! Dan yang lebih parah lagi dituduh oleh sahabat sendiri. Rasanya Aine ingin menenggelamkan diri sekarang juga ke danau Toba. Tapi itu tidak mungkin, dia masih sayang nyawa. Dan dia bukan kucing yang punya sembilan nyawa.

Kadang Aine berpikir. Apa salahnya dia? Dia hanya bersekolah, belajar, mengaji, menabung. Lantas, salah nya dimana? Dia tahu dirinya itu di anugerahi wajah yang terpahat nyaris sempurna. Mungkin saat sedang pembagian rupa dia datang lebih awal. Eh? Ada-ada saja.

Kaia memasang wajah seolah-olah ingin muntah. Pede sekali teman sebangkunya ini, "Bukan gimana-gimana, nih, ya. Tapi gue, tuh, heran banget sama lo," tuturnya dengan tangan yang menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

Aine menaikkan alis satu, "Heran kenapa lagi, sih?! Seharusnya gue yang heran sama lo. Seenak jidat fitnah gue gitu. Dikira gue apaan kali, ya," gerutunya sebal yang membuat Kaia nyengir kuda.

"Gue heran kenapa mereka semua bisa suka sama lo. Padahal nih, ya, lo tuh jadi cewek gak ada bener-benernya. Rambut kusut, bau juga. Seragam kedodoran. Sepatu kucel. Tapi masih aja mereka suka sama lo. Apa gue gak curiga kalau lo pake susuk. Wajar 'kan? Wajar dong!" serunya terus terang. Jangan salahkan dia kalau terlahir mempunyai sifat yang amat jujur.

"Yang lo bilang bener Kai. Lo tau? Waktu gue main ke rumah Aine, satu pun gak ada skincare atau peralatan makeup yang ada di meja rias dia. Ya, Kecuali bedak bayi. Gue sampe ngeri liatnya sumpah. Ada, ya, cewek jaman sekarang kayak dia," timpal Puyu dari belakang dengan kedua tangannya yang penuh dengan nampan yang berisikan makanan pesanan keduanya.

Setiap hari mereka selalu bergilir siapa yang harus pergi untuk membeli makanan. Kebetulan hari ini adalah tugasnya Puyu. Nama panjangnya Putri Ayu. Karna nama Putri sudah sangat teramat pasaran di indonesia, makanya saat berkenalan di depan kelas satu tahun lalu, gadis berambut pendek itu meminta untuk di panggil dengan nama itu. Kalau ditanya kenapa tidak Ayu saja? Ya jawaban dari Aine saat itu cukup menohok.

"Lo gak mau di panggil Ayu, karna lo itu gak ada ayu-ayu nya 'kan?"

Puyu ingin marah, tapi Aine benar. Jadi itulah asal muasal panggilan Puyu. Ingat, ya! Puyu, bukan telur puyuh.

"Serius lo?" Kaia menyeruput es jeruknya tak percaya.

Apa kalian pikir Aine akan tersinggung dengan perkataan kedua sahabat nya itu? Oh tentu saja tidak. Sebaliknya dia malah tersenyum bangga. Membuat Puyu hampir saja melempar saos ke wajah songongnya.

"Lo kenapa jadi senyum, sih, anjir! Seharusnya lo itu sadar, atau belajar tutorial skincare sama kita. Lah ini? Gue udah gak ngerti lagi sama jalan pikiran lo Ki," gerundel Puyu seraya menyantap bakso pesanannya.

Tawa khas Aine pun keluar setelah Kaia berbicara seperti itu. Dia bertepuk tangan senang. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, yang jelas itu membuat Kaia dan Puyu bergidik ngeri.

"Kalian tau kenapa gue gak pernah pake gituan?"

Keduanya kompak menggeleng, "Karna gue tau, mau digimanapun muka gue bakal tetap cantik. Ya, gue tau sih kedengeran nya naif banget. Tapi gue emang gak butuh itu semua. Yang gue butuhin cuma rasa percaya diri yang ada di diri gue melekat sampai kapanpun," paparnya yang membuat Kaia dan Puyu tak dapat berkata apapun lagi.

Jangan hujat Aine, semua orang berhak berpendapat bukan? Tapi kadang terlalu percaya diri itu tidak baik.

Puyu mengangguk-angguk mengerti, "Ya, gue ngerti maksud lo. Tapi tetep aja Ai, kita perlu ngerawat wajah kita. Ya gak Puy?"

"Yoi," sambut Puyu tersenyum. Aine memutar bola mata malas melihat tingkah keduanya ini.

"Dari pada kita bahas skincare. Mending kita bahas yang lain."

Puyu menatap Aine serius, "Waktu lo berak tadi, gue denger ada suara cowok. Siapa Ai?" tanyanya curiga. Sejenak Aine terdiam sesaat sebelum menjawab. Rona merah terlihat jelas di pipinya. Sungguh kalau dia mengingat kejadian tadi, itu benar-benar memalukan.

Aine mengusap tengkuknya salah tingkah, "Erghh tadi... gue rupanya masuk di toilet cowok. Ya kalian tau sendiri lah gimana rasanya kalau udah gak ketahan lagi buat eek. Aduh udah, deh, gue malu..." rengeknya gemas dengan kedua tangannya menutup wajah malu.

Kaia dan Puyu sontak saja terkekeh geli karna tingkah lucu Aine, "Astagaa Ai-Ai. Untung aja lo gak di apa-apain tadi sama, tuh, cowok," celetuk salah satunya.

"Eh, udah bel, tuh. Masuk kuy," ajak Kaia yang langsung di tanggapi keduanya. Mereka bertiga pun meninggalkan kantin yang perlahan mulai sepi. Tanpa Aine tahu seseorang sudah mengintai nya dari awal dia masuk.

Aine bertopang dagu di pembatas koridor. Pandangannya tertuju ke lapangan basket. Ada beberapa siswa yang bermain basket disana. Tidak ada yang spesial. Baginya, cowok pintar lebih keliatan keren dimatanya dibanding cowok-cowok yang gemar olahraga.

Berkali-kali ia menghela nafas malas karna kebosanan melanda. Salahnya juga yang lupa mengerjakan tugas karna keasyik-an chating dengan pacar rahasia yang ia temui di roleplayer . Salah satu permainan yang Aine geluti dari sejak ia menginjak smp.

Namun karna jenuh, Aine memutuskan untuk berhenti dari game yang ngetiknya pakai jari tapi mainnya pakai hati itu. Tetapi sang pacar online tidak mau putus darinya, dan memohon untuk tetap melanjutkan hubungan dengan syarat tak perlu mengenal identitas asli satu sama lain. Termasuk nama asli.

Dan Aine pun menyetujui. Meski hanya suara pacarnya itu yang ia tau karna mereka sering telfonan saat malam hari untuk sekedar bertukar cerita, tapi itu bukan masalah baginya. Toh, yang penting dia ada teman chating untuk menghilangkan rasa kesepian sebagai jomblo akut.

Mungkin perpustakaan menjadi tujuan gadis itu kali ini. Ya meskipun penjaga perpus akan mengusirnya karna ia selalu berakhir tertidur disana.

Bunyi sorakan dari para pemain basket di lapangan menghentikan langkah Aine. Dia menolehkan kepala ke arah utara, melihat salah seorang pemain yang menjadi bahan tertawaan oleh temannya yang lain. Bagaimana tidak, cowok jangkung itu disuruh melepaskan bajunya karna kalah point yang membuat roti sobeknya terpampang jelas. Harus Aine akui jika tubuh lelaki itu pelukable.

Sial, tatapan keduanya tak sengaja saling bertubrukan. Aine cepat-cepat mengalihkan pandangan sebelum tanpa diduga cowok itu mengedipkan mata sebelah.

"Anjir sok ganteng banget, najis. Dasar cacingan!" rutuknya tak berhenti sembari menuruni anak tangga tergesa-gesa. Tapi kok pipinya panas, ya?

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mendung (Eccedentesiast)
8303      2166     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Kanvas Putih
151      132     0     
Humor
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil. Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia. Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan...
Asoy Geboy
5924      1646     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Depaysement (Sudah Terbit / Open PO)
3859      1588     2     
Mystery
Aniara Indramayu adalah pemuda biasa; baru lulus kuliah dan sibuk dengan pekerjaan sebagai ilustrator 'freelance' yang pendapatannya tidak stabil. Jalan hidupnya terjungkir balik ketika sahabatnya mengajaknya pergi ke sebuah pameran lukisan. Entah kenapa, setelah melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, pikiran Aniara dirundung adegan-adegan misterius yang tidak berasal dari memorinya. Tid...
Daybreak
4133      1770     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
6980      1608     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Prakerin
7786      2048     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
ALTHEA
105      86     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
ALMOND
1071      617     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
Violet, Gadis yang Ingin Mati
6087      1799     1     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.