Read More >>"> Di Bawah Langit yang Sama dengan Jalan yang Berbeda (5th; My big brother) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Di Bawah Langit yang Sama dengan Jalan yang Berbeda
MENU
About Us  

Ra...” panggilan Kak Setya membuatku terkejut. Sejak kapan dia masuk ke kamar dan berbaring di kasurku?“

Kakak ih, masuk nggak bilang-bilang!” aku tentu saja protes dengannya.

“Kakak udah ketok pintu berkali-kali, udah manggil juga, tapi kamunya fokus. Dari tadi kakak diem aja di sini nunggu kamu siuman,” Kak Setya memainkan gulingku dan memeluknya. Aduh ini kakakku! Itu kan guling kesayangaku!
“Yeee... emang adek pingsan?” aku beranjak dari tempat dudukku dan ikut berbaring di samping kakak, merebut guling itu darinya, “adek kan lagi fokus-fokusnya belajar!”
“Mau ujian?” tanyanya
“Memang belajar itu kalau mau ujian doang?”
“Ibu sampai khawatir tuh, kok kamu rajin banget belajarnya, perasaan adek nggak bloon-bloon amat,” aku mencubit perut Kak Setya gemas.
“Keluarga kita itu ya, biasanya orang tua itu bingung supaya anaknya rajin belajar, eh ini malah bingung kenapa anaknya rajin belajar!” aku tertawa, memang kalau nggak aneh bukan keluarga Baskara namanya.
“Tapi kamu mah over, udah berapa kali coba kakak harus gedong kamu masuk karena ketiduran di mobil saat pulang sekolah? Kamu ngapain aja sih di sekolah? Atau kamu bergadang semalaman buat belajar?” 
Aku hanya tersenyum penuh syukur. Beberapa hari ini aku ketiduran di mobil saat perjalanan pulang dari sekolahan. Kakak pun justru repot-repot menggendongku masuk alih-alih membangunkanku. Kasihan katanya. Romantis sekali kan dia?
“Di sekolah Nara latihan basket,” aku tersenyum. Walau memang hal itu melelahkan setelah belajar semalaman tapi aku sangat menyukainya. Aku mendapat energi lain saat menghabiskan waktuku untuk berolahraga bersama teman-temanku.
“Pantesan kamu minta dibikinin ring basket di halaman belakang. Tapi apa nggak capek setelah seharian belajar, main basket, eh di rumah masih belajar sama main basket lagi?” Kak Setya memiringkan tubuhnya agar bisa menatapku lebih jelas.
“Kan di sekolah nggak tiap hari basketnya,” elakku.
“Lagian kenapa sih ngoyo amat belajar sama basketnya?” tanya Kak Setya heran melihatku yang terkesan ngoyo, berlebihan atau dipaksakan melakukan hal itu.
“Kak Setya mah udah dasarnya pinter, adek mah pas-pasan kalau nggak belajar. Kakak pinter organisasi dan sosialisasi, adek sukanya basket, jadi paling nggak adek juga pinter basket,” gumamku pelan. Tiba-tiba saja saat berbaring di samping kakakku ini, rasa kantuk mulai menyerangku. Memang nyaman memang berada di sisi Kak Setya.
“Eh, kamu nggak usah banding-bandingin diri kamu sama kakak loh, kakak nggak suka kalau kamu memaksakan diri. Yang paling penting kamunya seneng, besok bisa lulus, dan nggak nyesel waktu SMA... kamu...” aku sudah tidak terlalu mendengarnya. Oh kakakku, ngomel aja kayak lagi bacain cerita sebelum bobo.
“Eh, malah udah merem dia...” Kak Setya terlihat gemas melihatku memeluknya. Dia kemudian turun dari tempat tidur dan memberiku selimut sebelum pergi dari kamar, “selamat malam adikku, jangan cepet-cepet ya gedenya, nanti kakak cemburu.”

⸙⸙⸙

“Dek, bangun!”
Aku hanya menggeliat pelan, ini hari Minggu dan aku berencana untuk hibernasi hari ini. Aku membuka mataku lalu melirik seklias ke arah jam meja dan terkejut.
“Oh My God, jam 11!” aku langsung duduk dan membuka mataku lebar-lebar.
“Baru nyadar?” Kak Setya membuka gorden kamar, membuat mataku tambah silau oleh teriknya sinar matahari yang menembus jendela kaca, “ada janji nggak hari ini?”
“Ehm, nggak ada, emang kenapa?”
“Kencan yuk?”
“Ha???” aku terkejut, “kakak nih, kan udah kuliah, temennya kan banyak, ngajak cewek kencanlah, masak sama adiknya! Kakak nggak minat puya pacar apa?”
“Kakak mau nonton serinya Marvel loh...” belum sempat kakak menyelesaikan ucapannya aku sudah berlari ke kamar mandi.
“Oke 30 menit!” teriakku. Aku tak akan melewatkannya kalau ini.
“Take your time Sis!” kata kakakku sebelum meninggalkan kamar.
Aku mengguyur tubuhku dengan air dingin agar terasa lebih segar. Niatku untuk hibernasi dan menghabiskan waktu di rumah pun jadi berantakan, namun melewatkan serial Marvel juga tidak menyenangkan. Aku sendiri heran, biasanya sebelum film tanyang, aku sudah merengek pada Kak Setya untuk membawaku ikut serta jika dia menonton. Tapi kali ini, aku bahkan sampai lupa kalau film itu release bulan ini, sudah lebih dari seminggu malah. Mungkin kata Kak Setya benar, aku terlalu memaksakan diriku.
Aku berbohong kalau tidak memikirkannya. Setelah kejadian kakak kelas waktu itu, aku berfikir sebenarnya apa yang salah dengan kehidupanku. Kenapa sejak SMP, kakak kelasku yang sempat merasakan satu sekolah dengan Kak Setya selalu menyempatkan diri untuk ‘melihatku’. Apa yang mereka pikirkan? Atau apa yang mereka bandingkan?
 Tidak bisa dipungkiri, kenyataan bahwa Kak Setya merupakan bibit unggul membuatku terbebani. Tapi aku menepis hal tersebut, aku memilih beban itu kujadikan motivasi untuk melakukan yang terbaik dengan apa yang menjadi kesukaanku. Semenjak itulah, aku semakin rajin belajar, semakin sering latihan basket, dan semakin sering membaca buku. Bahkan Ibu dengan baik hati membelikan berapa pun buku bacaan saat ke toko buku. For your information, ibuku memiliki banyak sekali koleksi buku. Bahkan di rumah kami ada satu ruangan yang isinya buku semua. Keluarga kami memiliki anggaran buku, jika aku atau kakak tidak memiliki buku yang ingin di beli dalam satu bulan, maka ibu yang akan membeli buku keinginannya.
“Makan siang dulu anak-anak!” saat Ibu melihatku keluar dari kamar beliau sudah memberikan intruksi.
“Masak apa, Bu?” tanyaku sambil menarik kursi meja makan.
“Sop sama tempe goreng. Ibu lagi malas masak!” Ibu ikut duduk setelah mengambilkan nasi untuk ayah, kakak, aku dan dirinya sendiri.
“Ini mah nggak males!” aku melihat ada sambal juga, masakan kesukaan kami sebenarnya.
“Anak perempuan ayah rajin sekali ya, baru bangun,” gumam ayah pelan namun tegas.
“Tadi malem kebablasan belajarnya, Yah!” walau sikapku salah, aku berkata jujur.
“Bukankan lebih baik kamu tidur awal dan bangun lebih pagi?” aku mengangguk, mengiyakan kalimat ayah, “kamu bahkan sampai nggak tahu kalau ring basketnya udah dipasang dari tadi pagi.”
“Benarkah?!”
“Duduk!” perintah Ayah, tegas. Tanpa aku sadari aku langsung berdiri dan menoleh ke halaman belakang. Aku sampai lupa kalau aku sedang makan. Aku buru-buru meminta maaf.
“Terima kasih Ayah, Ibu!” aku memeluk lengan ayah yang duduk sampingku.
“Kakak?” Kak Setya protes. Aku hanya nyengir sambil menatapnya jahil. Kami lalu melanjutkan makan siang sebelum berangkat ke bioskop untuk nonton

 

Next

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
1266      808     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Kembali Bersama Rintik
2665      1391     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Teman Berakhir (Pacar) Musuhan
511      327     0     
Romance
Bencana! Ini benar-benar bencana sebagaimana invasi alien ke bumi. Selvi, ya Selvi, sepupu Meka yang centil dan sok imut itu akan tinggal di rumahnya? OH NO! Nyebelin banget sih! Mendengar berita itu Albi sobat kecil Meka malah senyum-senyum senang. Kacau nih! Pokoknya Selvi tidak boleh tinggal lama di rumahnya. Berbagai upaya buat mengusir Selvi pun dilakukan. Kira-kira sukses nggak ya, usa...
Highschool Romance
1863      926     8     
Romance
“Bagaikan ISO kamera, hari-hariku yang terasa biasa sekarang mulai dipenuhi cahaya sejak aku menaruh hati padamu.”
A Freedom
108      94     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
One-Week Lover
1321      738     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Memoreset (Sudah Terbit)
3294      1265     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
74      62     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Dear N
3585      1431     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
Kisah Kemarin
4498      1408     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...