Loading...
Logo TinLit
Read Story - SHADOW
MENU
About Us  

Setelah kejadian Rena hampir tertabrak mobil lalu diselamatkan oleh Stevan dan teman-temannya, kehidupan gadis itu kembali lagi seperti biasa. Ia masuk kerja seperti biasa. Melakukan hal-hal normal layaknya orang-orang pada umumnya dengan hati yang masih belum sembuh. Lupakan soal niatan mengakhiri hidup, Rena sudah berjanji tidak akan melakukannya.

Berangkat, pulang, istirahat lalu tidur. Begitu seterusnya hingga waktu terus berlalu tanpa ada kejadian yang berarti lagi. Stevan juga sama sibuknya. Di sela-sela menjaga Rena, ia bekerja di salah satu perusahaan penerbit yang tidak cukup terkenal, bukan sengaja masuk ke sana tapi ia tidak punya pilihan karena latar belakangnya yang bisa saja membahayakan. Latar belakang samar dan mencurigakan. 

Ia bekerja sebagai editor, tidak cukup sibuk karena hal yang dilakukan tidak banyak, untungnya ia masih dapat gaji. Walaupun bukan perusahaan besar dan peningkatan pemasukan tidak meningkat pesat tapi ia bersyukur karena perusahaan tersebut masih berdiri walau selalu melewati pasang surut ekstrim.

Hari pertama ia bertemu Rena sebenarnya bukan kebetulan, pria itu punya tanda kuat kalau Rena akan melakukan tindakan gila setelah dicampakkan oleh kekasihnya, jadi sengaja mengambil cloning rahasia, untuk menggantikannya di kantor.

Pria itu memperhatikan jam tangannya. Pukul empat sore. Ia biasanya pulang jam segini karena beberapa karyawan yang lain juga sudah pulang duluan. Salah satu hal yang ia suka, peraturan yang tidak terlalu ketat, memperbolehkan karyawan pulang sedikit lebih awal kalau pekerjaan utama mereka sudah selesai.

Stevan membereskan mejanya, ia kemudian bangkit dan segera menuju pintu keluar.

"Tidak ada yang istimewa ya," ucap salah satu teman kantornya. Namanya Zee. Pria yang lebih muda, selalu memakai kacamata biru kemanapun ia pergi.

"Kau bicara padaku?"

"Lalu siapa lagi?" Bukan hal biasa. Zee sudah hampir 5 tahun tidak pernah mengobrol dengan orang lain selain teman akrab perempuannya yang meja kerjanya tepat berada di sampingnya. Pria itu memang aneh, tapi Stevan tidak punya alasan untuk penasaran dengan orang lain selain Rena.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu."

"Hari ini mendung, tidak hujan tapi tidak juga panas."

"Lalu? Bukankah cuaca seperti ini didambakan oleh semua orang?" Stevan mengangkat bahu asal.

"Sudah kubilang tidak ada yang istimewa. Mereka tidak tertarik."

Zee melirik dengan ujung matanya ke arah gerombolan manusia yang lalu lalang. Sibuk mengobrol, sibuk dengan handphonenya lalu ada juga yang hanya fokus ke jalan. Tidak ada yang memperhatikan hari. Mereka terlalu sibuk walau hanya sekedar melirik ke atas langit yang terhalang kabel serta dedaunan dari pohon besar di pinggir jalan. Pemandangan biasa di pusat kota. Mereka pasti punya banyak pikiran untuk dipikirkan, bukan memikirkan cuaca yang setiap saat berubah.

"Aku benar kan?" Zee menaikkan satu alisnya.

"Bukan hal penting."

"Kau juga? Lihatlah! Walaupun mendung tipis tapi bisa saja hujan. Basah. Harusnya diperhatikan sedikit supaya sedia payung. Biar tidak perlu lari-lari. Memangnya siapa yang mau repot?"

Stevan diam. Ia kemudian mengangguk tipis.

"Ada benarnya."

Lima detik kemudian hujan benar-benar datang. Awalnya hanya gerimis tapi lama kelamaan berubah menjadi hujan yang cukup deras.

"Apa kubilang."

"Kau peramal?"

"Menurutmu?"

Diam. Mereka saling tatap selama beberapa detik.

Zee melepas pandangan itu. Ia kemudian mengeluarkan payung lipat dari balik tasnya. Stevan tidak bawa payung, ia tidak pernah membawanya.

"Biarkan aku menumpang ke minimarket terdekat." Tanpa basa basi, Stevan mendekat sesaat setelah payung tersebut dibuka.

"Tidak masalah."

Mereka jalan berdua di bawah derasnya hujan. Cukup kecil tapi itu lebih baik daripada harus basah kuyup. Lagipula pasti butuh waktu lama untuk menunggu hujan reda, Stevan harus segera menemui Rena. Gadis itu pulang kerja pukul setengah lima sore. Waktunya tidak banyak.

"Tidak ada imbalan?" Zee menunggu di depan toko. Ia belum pergi. Stevan yang keluar dengan payung baru ditangan langsung dibuat terheran-heran. Berusaha mengingat apakah ia pernah berbuat baik kelewat batas kepada Zee.

"Kau tidak perlu menunggu. Lain kali kutraktir kopi. Kalau begitu aku pergi dulu, aku ada urusan. Terimakasih tumpangannya." Stevan membuka payungnya, ia jalan terburu-buru tanpa menengok.

"Aku akan menunggu traktirannya!!" Teriakan itu samar terdengar. Stevan mengangkat tangannya pendek. Ia masih tidak menoleh.

**

Saat sampai, Stevan merasakan perasaan tidak biasa. Aura gadis itu tidak terasa. Ia juga tidak mendengar apapun saat ini. Padahal ia yakin sekali beberapa menit yang lalu Rena sedang mengeluh dalam hati, ingin cepat pulang. Tapi sekarang penampakan gadis itu tidak terlihat. Restoran cepat saji dengan nama 'Chicken Yo' tersebut tampak ramai. Stevan masuk ke dalam. Ia langsung menuju meja kasir, menanyakan keberadaan Rena.

"Tidak ada. Dia sudah pulang beberapa menit yang lalu."

"Ah, baiklah. Kalau begitu, terimakasih."

Pria dengan topi bergambar ayam itu mengangguk sambil tersenyum simpul. Stevan berbalik. Ia terlambat.

Hujannya masih agak deras, ia membuka payungnya untuk kedua kali, berjalan ke arah berlawanan. Kalau saja ia punya nomor telepon gadis itu, pasti ia akan langsung meneleponnya, mengajak bertemu. Tapi sayang, pertemuan terakhir mereka bahkan berakhir dengan canggung. Masih belum dikatakan dekat.

"Oh!"

"Kau mencariku?" Rena menatap datar. Payung merah muda yang menarik mata membuat penampilannya tampak manis. Berdiri di tengah jalan sambil mendongak sedikit ke arah Stevan.

Tanpa sadar Stevan mengangguk, sedetik kemudian langsung ingat. "Tidak, maksudku.. aku tadi mau beli ayam tapi mereka bilang ayam berbumbunya habis."

"Katakan saja dengan jujur. Ayam berbumbu jarang diminati, tidak mungkin habis."

"Kau benar. Aku mencarimu." Stevan menyerah.

"Sudah berapa lama kau mengikutiku diam-diam lagi?"

Diam. Stevan tidak tau harus menjawab apa. "Eeee..." Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aku sampai dikira punya penggemar. Mereka terus mendesak aku untuk meladenimu."

"Mereka?"

"Ya, para karyawan di restoran. Aku baru bekerja beberapa minggu tapi sudah merasa tidak nyaman. Entahlah, sepertinya karena kau." Rena mengangkat bahu santai.

"Mau jadi pacarku?"

"Apa?!!!" Rena yang sejak awal bicara dengan berwajah datar langsung membelalak kaget. Ia memperhatikan sekitar, takut ada yang mendengarnya. Untungnya agak sepi.

"Kau gila ya?!" lanjutnya lagi.

"Aku tidak gila. Aku suka padamu." Stevan tidak punya pilihan lain. Ia harus melakukan ini supaya ada alasan untuk menemui gadis itu. Toh, gadis itu memang tidak percaya hal-hal mistis kan?

Perlahan aura yang ada di belakang Rena berubah menjadi hijau. Apa artinya itu jijik?

"Aku sudah memaafkanmu karena kau sudah menolongku dan berharap kau tidak melakukan hal gila lagi. Tapi-" Gadis itu menghela nafas kesal.

"Aku tidak bohong. Aku memang suka padamu. Semenjak-" Stevan tidak bisa melepaskan pandangannya dari aura yang menyelimuti Rena, warnanya terus berubah. Hijau, biru, merah muda serta hitam. Ia tidak mengerti apa maksudnya.

Rena menunggu.

"Semenjak kau punya kekasih," gumam Stevan pelan. Ia merutuki dirinya sendiri karena hanya terlintas hal tersebut.

"Kau... sudah sejauh apa kau tau tentangku?"

Stevan diam, ia tidak bisa mengatakannya.

"Jangan muncul lagi di hadapanku. Kalau kau melakukannya, aku akan langsung menelepon polisi." Setelah mengatakan kalimat ancaman yang terus terulang serta terdengar tidak menakutkan, Rena berbalik kemudian pergi. Stevan tidak mengikuti, ia masih diam di tempat yang sama.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Highschool Romance
2855      1197     8     
Romance
“Bagaikan ISO kamera, hari-hariku yang terasa biasa sekarang mulai dipenuhi cahaya sejak aku menaruh hati padamu.”
Premium
Titik Kembali
6365      2020     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
Orange Haze
552      383     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Under The Moonlight
2340      1133     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Rembulan
1280      725     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
KSATRIA DAN PERI BIRU
190      157     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
KEPINGAN KATA
552      348     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Marry
1667      791     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
129      101     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
Kisah Kemarin
7605      1766     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...