Read More >>"> Edelweiss: The One That Stays (Chapter Three) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Edelweiss: The One That Stays
MENU
About Us  

Suasana malam Minggu yang menurut Aura tidak banyak berbeda dari malam-malam sebelumnya. Suara keyboard laptop terdengar berirama dari kamarnya. Dia tengah mengerjakan tugas karya tulis ilmiah yang wajib dikerjakan oleh setiap murid kelas 11. Tidak sulit menurutnya. Di sekolah, dirinya termasuk murid yang cerdas.

Baru beberapa paragraf yang ia ketik, ibunya datang menghampiri. Membawa nampan berisi segelas susu vanila dan sebungkus biskuit. Aura tersenyum menyambut, meninggalkan sebentar konsentrasinya ke layar laptop.

"Terima kasih, Bu."

Ibu balas tersenyum, mengusap bahu anaknya. "Bagaimana sekolahmu?"

Aura berpikir sebentar, "Cukup baik."

"Nggak ada masalah yang perlu kamu ceritakan?" tanya Ibu lembut.

Aura meraih tangan ibunya, menggeleng, "Aman. Hanya ada tugas yang menumpuk, itu bukan masalah kok."

"Baiklah, lanjutkan pekerjaanmu. Jangan tidur larut malam." Ibu mengecup dahi Aura sebelum pergi meninggalkan kamar.

Aura memerhatikan punggung orang yang paling ia sayangi. Ibunya seorang wanita yang kuat. Beliau bekerja keras sendirian menghidupi keluarganya, membahagiakan putri satu-satunya. Kehidupan keluarga mereka sudah membaik satu setengah tahun lalu, semenjak ibunya bekerja di perusahaan IT tersohor. Mereka tinggal berdua di apartemen yang tidak terlalu besar, namun cukup mewah dibanding rumah kecil mereka dulu. Ayah sudah tiada.

Malas merenung lama-lama, Aura kembali mengerjakan KTI-nya. Ditemani suguhan dari ibunya tadi. Gadis itu baru berhenti ketika kantuk menyerangnya dua jam kemudian. Matanya lelah, mematikan laptop.

Tatapannya melayang ke pigura foto di ujung meja belajar, dirinya berpose di depan air mancur taman kota bersama Reza di sampingnya.

"Apa kabar? Kamu benar-benar melupakanku, ya?" gumam Aura. Di tengah keasyikannya memandangi pigura, ponselnya bergetar pelan. Notifikasi masuk. Susah payah tangan gadis tersebut memanjang mengambil ponsel di kasur. Lucy, teman yang berbeda sekolah dengannya, mengirim pesan singkat beserta foto tangkapan layar.

Reza mengirimiku email. Bertanya tentang kabarmu.

Aura menelan ludah, buru-buru mengunduh foto yang dikirim. Memperbesar tulisan dalam foto. "Lucy. Bagaimana kabar Aura akhir-akhir ini? Dia masih suka nanyain tentang gue? Dia banyak ngirim email. Gue juga kangen sama dia sih, tapi gue memutuskan untuk nggak menjawab pesan-pesannya. Seiring berjalannya waktu, dia bakal lupa juga, bukan? Eh, bagaimana keadaan Ibu? Beliau baik-baik saja, kan?"

Aura memejamkan majanya lama. Dia ingin menangis, tapi air matanya telah habis. Seingatnya, terakhir kali dirinya menangis ialah ketika perpisahannya dengan Reza. Setiap kali Aura merasa sedih memikirkan tentang lelaki itu, air matanya tidak mau keluar. Hatinya sakit, tapi kedua matanya tetap kering. Seakan menolak tangisan.

"Jika kamu mau aku melupakanmu, mengapa selalu wajahmu yang muncul ketika aku menutup mata? Mengapa setiap pikiranku kosong, selalu senyumanmu yang melintas di pikiran? Atau ketika semua orang berteriak bising, mengapa aku hanya bisa mendengar suaramu dalam ingatanku?"

♦♦♦

"Sejak kapan lo bertukar email dengan Reza?"

Lucy menunduk, "Sudah lama. Dua bulan sekali, dia bertanya tentang lo. Bagaimana kabar lo, kesibukan lo, juga tentang ibu lo. Dia senang banget pas mendengar kabar kalian pindah rumah dan ibu lo mendapat pekerjaan bagus. Girang saat tahu lo menjadi murid paling pintar di angkatan. Dia selalu penasaran tentang lo."

Aura mengembuskan napas pelan, termangu.

"Sebenarnya, agak malas sih membalas pesannya itu. Tapi, merasa kasihan melihat kalian yang saling merindukan namun nggak bisa bertukar pesan, gue memutuskan menanggapinya. Hitung-hitung amal baik." Lucy mengangkat bahu.

"Kenapa lo baru beritahu gue?" tanya Aura.

"Reza bilang untuk merahasiakannya, dia nggak mau lo jadi semakin kepikiran dengannya. Tadi malam, dengan segenap hati gue merusak kepercayaannya, memberitahu lo. Entahlah, apakah ini hal yang benar atau nggak."

Aura menelan ludah, "Kenapa dia nggak menghubungi gue langsung? Harus lewat perantara?"

"Mungkin dia nggak mau lo jadi lebih terbelenggu dengan kenangan bersamanya." Lucy memegang bahu temannya. Mereka bertetangga dulu, sering bermain bersama. Karena Aura tidak jarang bersama Reza, mereka jadi suka main bertiga.

Aura menutup matanya beberapa saat, dahinya mengernyit. Seperti sedang berpikir sembari merasakan sesuatu.

"Gue bakal mengirimnya email sekali lagi," tukas Aura sambil membuka mata. "Kalau dia tetap nggak mau menjawabnya, maka biarlah semuanya pergi. Lupakan semuanya. Hanguskan kenangan bersamanya."

Lucy menatap gadis di hadapannya.

"Ini nggak adil. Kalau dia masih ingat gue, masih mau saling kenal, masih mau tahu tentang gue, ya dia harus berbuat sesuatu dong. Bukan diam-diam bertanya lewat lo." Aura menoleh. "Jangan pernah menjawab pesannya lagi. Biarkan dia mati penasaran dalam keraguannya menjawab pesan gue."

Lucy mengangguk.

♦♦♦

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
HEARTBURN
345      250     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Senja (Ceritamu, Milikmu)
5521      1407     1     
Romance
Semuanya telah sirna, begitu mudah untuk terlupakan. Namun, rasa itu tak pernah hilang hingga saat ini. Walaupun dayana berusaha untuk membuka hatinya, semuanya tak sama saat dia bersama dito. Hingga suatu hari dayana dipertemukan kembali dengan dito. Dayana sangat merindukan dito hingga air matanya menetes tak berhenti. Dayana selalu berpikir Semua ini adalah pelajaran, segalanya tak ada yang ta...
Ansos and Kokuhaku
2949      859     9     
Romance
Kehidupan ansos, ketika seorang ditanyai bagaimana kehidupan seorang ansos, pasti akan menjawab; Suram, tak memiliki teman, sangat menyedihkan, dan lain-lain. Tentu saja kata-kata itu sering kali di dengar dari mulut masyarakat, ya kan. Bukankah itu sangat membosankan. Kalau begitu, pernah kah kalian mendengar kehidupan ansos yang satu ini... Kiki yang seorang remaja laki-laki, yang belu...
Fairytale Love
532      367     4     
Short Story
Peri? Kata orang cuma ada didongeng. Tapi bagi Daffa peri ada di dunia nyata. Selain itu, peri ini juga mempunyai hati yang sangat baik.
FIREWORKS
365      258     1     
Fan Fiction
Semua orang pasti memiliki kisah sedih dan bahagia tersendiri yang membentuk sejarah kehidupan setiap orang. Sama halnya seperti Suhyon. Suhyon adalah seorang remaja berusia 12 tahun yang terlahir dari keluarga yang kurang bahagia. Orang tuanya selalu saja bertengkar. Mamanya hanya menyayangi kedua adiknya semata-mata karena Suhyon merupakan anak adopsi. Berbeda dengan papanya, ...
Antara Depok dan Jatinangor
277      176     2     
Romance
"Kan waktu SMP aku pernah cerita kalau aku mau jadi PNS," katanya memulai. "Iya. Terus?" tanya Maria. Kevin menyodorkan iphone-nya ke arah Maria. "Nih baca," katanya. Kementrian Dalam Negeri Institut Pemerintahan Dalam Negeri Maria terperangah beberapa detik. Sejak kapan Kevin mendaftar ke IPDN? PrajaIPDN!Kevin × MahasiswiUI!Maria
My Rival Was Crazy
88      75     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Secret’s
3451      1154     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Hello Goodbye, Mr. Tsundere
788      577     2     
Romance
Ulya tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Natan di kampus. Natan adalah panggilan kesayangan Ulya untuk seorang cowok cool, jenius, dan anti sosial Hide Nataneo. Ketika para siswa di SMU Hibaraki memanggilnya, Hide, Ulya malah lain sendiri. Ulya yakin si cowok misterius dan Tsundere ini punya sisi lain yang menakjubkan. Hingga suatu hari, seorang wanita paruh baya bertopi fedora beludru...
A.P.I (A Perfect Imaginer)
95      81     1     
Fantasy
Seorang pelajar biasa dan pemalas, Robert, diharuskan melakukan petualangan diluar nalarnya ketika seseorang datang ke kamarnya dan mengatakan dia adalah penduduk Dunia Antarklan yang menjemput Robert untuk kembali ke dunia asli Robert. Misi penjemputan ini bersamaan dengan rencana Si Jubah Hitam, sang penguasa Klan Kegelapan, yang akan mencuri sebuah bongkahan dari Klan Api.