Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dear N
MENU
About Us  

  Hari ini sesuai perjanjian, Adira dan Arion berjalan-jalan didalam mall yang baru saja dibuka beberapa minggu ini. Tidak terlihat adanya raut bahagia dari wajah gadis itu. Ia hanya mengukir seulas senyum kala Arion membuat lelucon ataupun menggodanya. Itu hanya sebagai bentuk Adira menghargai Arion.

  "Adira." Panggil Arion.

  Adira tersadar, "Iya?."

  Arion mengernyit, "Lo ngga dengerin gue ngomong?."

  Gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Emm itu... Kak Arion bisa ulangi tadi ngomong apa?.

  "Lo mau makan dulu apa langsung pulang?." Tanya Arion.

  "Terserah kak Arion."

  "Gue nanya lo mau makan atau pulang, ngga ada kata terserah."

  "Kak Arion maunya gimana?."

  "Makan."

  "Ya udah, ayo cari makan."

  Arion menggandeng tangan Adira, "Kalo lo ada masalah bisa cerita sama gue."

  Gadis itu terdiam.

  "Gue ngerti kalo lo belum bisa terbuka sama gue. Tapi setidaknya lo bisa bisa anggap gue sebagai temen lo. Gue bakal selalu siap setiap lo panggil gue kapan pun itu."

  Adira tersenyum, "Makasih ya, kak."

  "Jadi, ada yang mau lo ceritain ke gue?."

  "Ada, tapi bukan sekarang."

  "Kenapa?."

  "Karena aku mau ke toilet dulu." Kata Adira sembari menunjukkan deretan giginya.

  "Mau ditemenin?." Tawar Arion.

  Adira membelalak, "Ngga usah, kak Arion cari tempat makan dulu aja" Setelah mengatakan itu ia berjalan pergi untuk menuju ke toilet.

  Arion diam-diam tersenyum menatap kepergian Adira. "Hayo ngapain?." Seseorang tiba-tiba saja menepuk pundak Arion.

  Laki-laki itu terlihat memutar bola matanya malas, "Lo kenapa selalu ada dimana-mana dah?."

  Orang itu terkekeh, "Gue kan Ryan, jadi gue bakal selalu ada di antara kalian."

  "Cih, seneng banget sih lo jadi pengganggu." Cibir Arion.

  "Of course, gue pengen denger berita terbaru. Jadi gimana perkembangannya?." Tanya Ryan penasaran.

  "Ya gitu."

  "Gitu gimana?."

  "Kepo lo."

  "Ck, sia-sia gue ngikutin lo."

  "Dih?."

  Ryan terkekeh, "Bercanda, ayo gabung sama yang lain."

  "Kemana?."

  "Disana." Ryan menunjuk ke arah teman-teman yang lainnya.

"Ngapain kalian kesini?." Arion bertanya bingung.

"Ngerayain kemenangannya Naufal." Jawab Ryan.

"Daniel ngga ikut?." Tanya Arion penuh maksud.

"Engga, udah pulang duluan."

  Arion ber-oh ria, "Oh gitu."

  "Oh iya, Arion. Gue harap lo ngga lupa nyiapin barangnya sesuai perjanjian kita."

  Arion mengerutkan kening, "Buat apa? Karena gue yang bakal menang."

  "Sesuai kesepakatan kita hari ini adalah hari terakhir tapi lo belum ngelakuin apa-apa" Ujar Ryan

  "Tenang aja, lo lupa kalo gue Arion? Mending lo sayang-sayangan dulu sama komputer lo sebelum itu jadi milik gue." Sahut Arion

  Ryan mengerutkan kening, "Kenapa lo seyakin itu?."

  "Karena pada akhirnya Adira bakal jatuh ke gue gimana pun caranya." Jawab Arion percaya diri.

  "Kalo ngga gimana?."

  "Engga ada yang bisa nolak gue, Ryan. Semua cewek pada akhirnya bakal tergila-gila sama gue." Sahut Arion

  "Tapi mungkin Adira bisa."

  "Iya, tapi dia ngga punya pilihan lain selain gue karena Naufal udah nolak dia mentah-mentah."

  "Masa sih lo bakal kalah sama Naufal." Sindir Ryan

  "Lo pikir gue bakal biarin itu terjadi? Gue pastiin Adira bakal berada dalam genggaman gue." Ujar Arion penuh percaya diri.

  "Gue ngga tau Adira bakal sekecewa apa kalo tau lo jadiin dia bahan taruhan."

  "Taruhan?." Kedua orang itu sontak menatap ke arah sang empu. "Taruhan apa?." Adira kembali bertanya

  Arion mendekati gadis itu, "Lo salah denger. Kita cuma bercanda, iyakan Ryan?."

  Ryan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "I-iya."

  Adira menatapnya datar, "Aku denger semuanya kalian taruhan apa?."

  "Engga ada." Jawab Arion.

  "Kak Ryan, tolong jawab. Kalian taruhan apa?." Pinta Adira

  Ryan terlihat gelagapan, "Itu–"

  "Apa?."

  "Arion sama gue taruhan kalo Arion berhasil deketin lo, gue bakal kasih dia komputer gue. Sebaliknya kalo Arion kalah Play Station-nya bakal jadi milik gue." Jelas Ryan.

  "Kenapa?." Adira bertanya pada Arion.

  "Gue bisa jelasin." Ujar Arion

  "Selama ini pasti kalian berdua diem-diem ngetawain aku karena jadi boneka kalian?."

  "Engga, bukan gitu." Sahut Arion

  "Iya! aku kira kak Arion bener-bener peduli sama aku, tapi ternyata semuanya palsu ya?." Adira tertawa getir, "Aku sebodoh itu ya dimata kalian? sampe dengan mudah bisa kalian bohongi ."

  "Lo salah paham."

  "Salah paham apa? Aku yakin kalo aja aku berhasil masuk perangkap kalian pasti setelah itu kak Rion juga buang aku. Aku emang terlalu bodoh karena gampang percaya sama sembarang orang." Ujar Adira menohok

  Arion mengernyit, "Sembarang orang? Kata lo kita teman kan?."

  "Itu kemarin, sekarang aku ngga mau!." Adira hendak pergi tapi Arion menahan tangannya.

  "Gue ngga akan biarin lo pergi sebelum lo dengerin penjelasan gue." Arion menarik tangan Adira kasar.

  "Kak Arion apaan sih." Adira berusaha melepaskan tangannya.

  "Arion, lo mau bawa Adira kemana?." Teriak Ryan.

  "Jangan ikut campur kalo lo ngga mau dalam masalah." Peringat Arion. Seketika itu nyali Ryan menciut.

  "Kak, aku mau pulang." Pinta Adira.

  "Silahkan berontak, Karena ngga akan ada orang yang bisa bantu lo, Daniel juga ngga ada di sini." laki-laki itu terkekeh. "Percuma lo lihatin Naufal kayak gitu. Bahkan sampai bola matamu lepas pun Naufal ngga akan peduli."

  "Mau kak Arion apa sih?." Tanya Adira.

  "Lo."

  Adira mengernyit, "Aku?."

  Mereka berhenti didepan parkiran, "Iya lo, awalnya gue deketin lo emang karena taruhan konyol sama Ryan. Tapi semakin gue deket sama lo, semakin gue paham tentang lo dan tanpa sadar gue suka sama lo. Bahkan sekarang gue udah ngga peduli lagi sama taruhan itu. I like you, Adira. I like you so much." Aku Arion. 

  Adira menatapnya bingung.

  "Sekali aja coba lihat gue sebagai laki-laki." Pinta Arion. 

  "Tapi kak Arion tau kan?." Adira menunduk, "Aku suka kak Naufal." Gumamnya.

  "Naufal Naufal terus, Naufal ngga suka lo!." Bentak Arion

  Adira tersentak, "Kak Arion." Cicitnya.

  "Gue muak denger lo nyebut nama Naufal terus." Teriak Arion geram.

  "Tapi aku–" 

  "Sampe kapan lo bakal ngejar Naufal terus Adira?." Arion tak habis pikir.

  Adira diam.

  "Lo bakal terus ngejar dia kayak orang gila? Hah!"

  Adira menggeleng cepat, "Engga."

  Arion menarik napas,  "Lo tuh sadar ngga sih? Dimata Naufal lo itu cuma benalu pengganggu. Kenapa juga lo harus cape-cape ngorbanin hati sama pikiran lo cuma buat orang yang gak pernah sekalipun mandang lo? Buka pikiran lo. Naufal akan selalu mandang lo remeh, dan selamanya ngga akan pernah ngehargai lo."

  Gadis itu melepaskan tangan Arion, ia menatap Arion dengan ekspresi yang tidak berubah. "Aku mau pulang." Katanya.

  "Biar gue anter." Tawar Arion.

  "Engga perlu." Sahut Adira.

  Arion memegang tangan Adira, "Ada satu hal yang harus lo tau tentang gue, gue ngga suka penolakan."

  "Kak Arion, aku bisa pulang sendiri." Arion terus berjalan tanpa mendengarkan ucapan Adira.

  "Kak Arion! Aku bilang aku bisa pulang sendiri, kak Arion ngerti ngga sih!."

  "Kalo ngga gimana?."

  "Kak Arion kenapa sih? Gila ya?

  "Iya! Karena lo."

  "Tapi aku ngga suka kak Arion."

  Langkah Arion terhenti, "Emang gue pernah tanya lo suka gue atau ngga? Gue ngga peduli pendapat lo karena yang terpenting gue akan selalu dapetin apapun yang gue mau gimanapun caranya." Sorot mata Arion tak selembut sebelumnya.

  Adira diam-diam meremas ujung bajunya, "Biarin aku pulang." Katanya lagi.

  "Coba aja kalo bisa." Arion berjalan mendekati Adira. "Gue bakal buat lo lupa sama Naufal dan cuma inget sama gue." Gadis itu perlahan mundur saat Arion semakin mendekat. Tak ada seseorangpun yang bisa ia mintai tolong. Karena hari yang mulai gelap jadi tak banyak orang yang berlalu lalang. 

  Tiba-tiba seseorang berdiri dihadapan Adira membuat semua kekhawatirannya seketika itu menghilang, "Gue yang bakal nganter dia pulang." Katanya sembari menarik tangan Adira.

  Adira tertegun, "Kak Naufal?."

  Arion berdecak, "Ck, lo lagi lo lagi."

  "Lo ngga pernah berubah ya? Masih aja suka mainin perempuan." Naufal tersenyum remeh.

  "Kenapa? Perempuan diciptain kan emang buat dimainin" Adira menatap Arion tak percaya. Ia seperti melihat sosok Arion yang berbeda dari biasanya.

  "Pikiran lo terlalu pendek." Sarkas Naufal.

  "Gue gak mau ribut, fal. Jadi lebih baik lo pergi." Pinta Arion.

  "Kalo gue ngga mau?."

  Arion mengerutkan kening, "Kenapa tiba-tiba lo jadi peduli gini? Bukannya kemaren lo nolak dia?."

  "Gue nolak dia tapi bukan berarti gue bakal biarin lo mainin dia."

  "Cih."

  "Jangan mentang-mentang ngga ada Daniel lo bisa seenaknya kayak gini."

  "Bukan urusan lo. Ayo, Adira." Arion hendak meraih tangan Adira, namun gadis itu bersembunyi dibelakang Naufal.

  "See? Gak semua perempuan mau lo mainin." Setelah mengatakan itu Naufal mengajak Adira menuju parkiran motornya. Menghiraukan Arion yang terus mengumpat dibelakang sana.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kiara - Sebuah Perjalanan Untuk Pulang
3054      1317     2     
Romance
Tentang sebuah petualangan mencari Keberanian, ke-ikhlasan juga arti dari sebuah cinta dan persahabatan yang tulus. 3 Orang yang saling mencintai dengan cara yang berbeda di tempat dan situasi yang berbeda pula. mereka hanya seorang manusia yang memiliki hati besar untuk menerima. Kiara, seorang perempuan jawa ayu yang menjalin persahabatan sejak kecil dengan Ardy dan klisenya mereka saling me...
Kembali Bersama Rintik
3577      1641     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Gunay and His Broken Life
8150      2469     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Under The Moonlight
2172      1082     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
I love you & I lost you
6792      2445     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
Premium
SHADOW
6052      1823     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Cinta Tiga Meter
702      438     0     
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota. Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...
The Maze Of Madness
5253      1886     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Aku baik-baik saja ¿?
3698      1381     2     
Inspirational
Kayla dituntut keadaan untuk menjadi wanita tangguh tanpa harus mengeluh, kisah rumit dimulai sejak ia datang ke pesantren untuk menjadi santri, usianya yang belum genap 17 tahun membuat anak perempuan pertama ini merasa banyak amanah yang dipikul. kabar tentang keluarganya yang mulai berantakan membuat Kayla semakin yakin bahwa dunianya sedang tidak baik-baik saja, ditambah dengan kisah persaha...
Jelek? Siapa takut!
3442      1472     0     
Fantasy
"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya. Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Aine mempunyai seorang pac...