Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kinara
MENU
About Us  

Kinara terbangun dari tidur siangnya. Melihat Srikandhi di sampingnya masih terlelap tidur. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Soal ledakan tadi. Dengan secara diam-diam keluar dari kamar tanpa sepengetahuan siapa pun. Tidak peduli keringat membasahi dahi dan tengkuknya. Perlahan, tanpa membangunkan gadis mungil itu, ia turun dari tangga, lalu berbelok ke luar pintu yang bergeser otomatis. Mengendap-mengendap. Dari atas, dari satu jendela, Baru diam-diam memerhatikan apa yang dilakukan oleh Kinara. Muncul dari tangannya sebuah tombak emas—dengan nama di pinggirnya yang terukir, Baru Klinting. Dia melayang turun ke bawah menggunakan tombaknya. Mengikutinya segera. Saka, menyembul di lengan bajunya.

"Kamu menyadarinya juga?" katanya."Sebenarnya, kakak itu mau pergi ke mana?"

Kinara dengan berlari menuju ke arah bangunan hotel yang terbakar tadi. Dari sana ia melihat, tenyata hotel tersebut sudah digaris kuning—garis kuning tanda dari polisi sihir.

Bagus! Batinnya.

Di sana tidak ada siapa pun yang lewat karena sehabis ledakan, para warga di sekitar hotel dilarang memasuki area karena keamanan masih diperketat hingga besok. Ia mengendap-ngendap masuk, melangkah melewati garis kuning. Lantai bawah tampak biasa-biasa saja. Seisinya ada yang masih utuh. Dengan pelan, memasuki setiap ruangan dan ada lift. Mengarah ke tangga menuju lantai dua. Di lantai dua, sebagiannya hanya terkena cipratan ledakan dan semuanya tampak utuh. Lanjut melangkah lebih atas, ke lantai tiga yang di sana ada juga terdapat lift. Namun khusus lift darurat. Ia menaiki tangga menuju lantai tiga, di mana di lantai itu terjadi ledakan. Benar, di lantai yang dinaikinya atapnya menganga lebar dan rapuh. Bau asap dari atap dan sekitarnya masih tercium di hidungnya.

"Baunya masih tersisa," gumamnya, tanpa pikir panjang ia melangkah lebih dalam. Dari atas, langit memancarkan sinar jingga menuju warna keunguan bercampur hitam. Sudah berapa lama ia tertidur? Terdengar suara langkah terantuk sesuatu. Ia melihat dari arah kejauhan sosok siluet seorang pria. Rambutnya dipotong rapi, berwarna merah mirip rambut Keluarga Weasley. Rupanya rupawan dan berkulit cahaya. Matanya berwarna cokelat terang. Tubuhnya tegap dan tinggi. Lebih tinggi daripada Orion. Berpakaian rapi, mirip orang eropa. Sosok itu tersenyum ke arahnya.

"Sudah lama sekali, ya," sahutnya dengan nada kalem.

"Sudah lama?" kata Kinara bingung."Siapa?"

"Kamu lupa padaku, Kinara?"

Kinara mencoba mendekat tetapi ada suara yang memanggilnya dari belakang.

"Kakak!"

Kinara menoleh,"Kamu?"

"Aku tahu Kakak bakal ke sini," kata Baru."Kakak ngapain di sini?"

"Aku hanya penasaran saja," jawab Kinara.

"Kakak enggak takut diteror?"

"Diteror?"

"Diteror seseorang," lanjut Baru."Sepertinya Kakak sendiri sedang diteror. Aku bisa merasakan itu." Rambut dan bajunya tersibak oleh angin.

"Aku diteror sama seseorang?"

"Kakak ingin mencari tahu di sini?"

Kinara tidak menjawab.

"Dugaanku benar." Baru mendekatinya."Kita pulang saja dari sini. Firasatku enggak enak, begitu pula Saka..." ajaknya, menggamit tangan Kinara yang basah akibat keringat.

"Baru..."

"Apa?"

"Memang aku ini diteror sama seseorang?"

"Mungkin saja, Kak. Firasatku mengatakan begitu. Kakak harus hati-hati. Kakak merasa takut bukan?"

Mereka menuruni tangga menuju lantai dua.

"Aku... Aku takut..."

"Selama Kakak di Kelompok Kaia, mungkin Kakak sendiri akan aman menghadapinya. Kakak sebenarnya ingin mencari tahu soal Kakak diincar Kelompok Vadhala?"

"Aku..."

"Walau Kakak kuat, Kakak harus bisa menjaga diri," peringat Baru."Sama seperti anggota Pelindung lainnya."

"Baru, kamu bukan Lakon-ku tapi kamu gampang khawatir sama Spirit lain?"

"Aku hanya ingin Kakak baik-baik saja. Apalagi Kak Ofelia..."

"Maksudmu kenapa dengan Kak Ofelia?"

"Ceritanya panjang." Mereka menuruni tangga menuju lantai satu. Baru seketika waspada."Kakak jangan menjauh dariku!"

"Eh?"

Baru merasakan sesuatu semacam sihir. Muncul di belakang mereka, seorang pria tinggi dengan badan nan gagah, memakai baju berwarna ungu gelap.

"Tetap di belakangku, Kak," peringat Baru.

"Jangan berani kabur," kata pria itu dengan suara bariton. Menghampiri mereka.

"Siapa kamu?" tanya Kinara.

"Aku?" Seakan tidak peduli."Jangan bertanya soal pertanyaan setiap tokoh utama kerap menanyakan hal itu terhadap musuh," jawabnya.

"Memang di sini aku kan tokoh utamanya!" Kinara berkelit."Tanya saja sama yang pengarangnya!"

"Bocah, jangan kamu halangi mangsaku," dari bawah kakinya muncul seperti bayangan dan bayangan itu melesat ke arah mereka bagaikan sebuah tali. Baru segera waspada, menggendong Kinara ke atas tiang di atas mereka menggendong tubuh Kinara dengan tangan kiri sementara tangannya yang kanan bebas berpegangan pada tiang kayu.

Pria itu mendongak."Kamu gesit juga, ya?" Bayangan yang sama muncul, melesat ke arah mereka kembali. Baru melepas cengkramannya pada tiang menghindar, dan menjejakkan kaki ke lantai yang beralaskan karpet merah dengan corak bunga berwarna kuning emas. Bayangan itu terus melesat di mana mereka berusaha menghindar. Baru dengan gesit melompat-lompat agar tidak terkena serangan bayangan di bawahnya. Baru mengeluarkan kembali tombaknya. Tombaknya membentuk sebuah belati tajam dan terbagi menjadi banyak.

"Circle Lance!"

Tombaknya yang berubah menjadi beberapa belati kecil yang sama dengan warna tombak mulai berputar-putar. Baru menggerakkan jemarinya seakan memerintahkannya untuk menyerang musuhnya. Beberapa belati berputar melesat dan menghujamkan ke pria itu. Desingan belati berputar bercampur suara besetan. Pria itu melompat menghindari serangan belati. Beberapa belati langsung tertancap ke lantai.

"Serangan yang sia-sia, Bocah," ungkapnya.

"Baru..."

Baru diam saja.

"Kenapa Anda mengincar Kak Kinara?" tanyanya.

"Saya hanya ingin membawanya kepada pimpinan," jawabnya.

"Untuk apa?"

"Kalau soal itu saya tidak tahu. Karena pimpinan kami sangat menginginkannya."

"Kak," kata Baru."Cepat pergi dari sini. Panggil bantuan ke Kelompok Kaia..."

"Tapi, kamu bagaimana?"

"Aku sudah biasa seperti ini. Malahan melawan orang yang enggak percaya sama omonganku... Selain Kak
Ofelia... "

"Tapi, Baru..."

"Cepat pergi, Kak. Enggak ada waktu lagi. Kalau Kakak enggak pergi dari sini, Kakak sendiri yang dalam bahaya. Walau sekarang kita dalam bahaya..."

"Enggak." Kinara menggeleng."Aku akan tetap di sini. Dia memang mengincarku. Tapi, kita lawan sama-sama!"

Baru tersenyum.

"Kakak ternyata mirip orang itu, ya? Baiklah, kita lawan sama-sama," Baru merogoh kantong celananya. Memerlihatkan sesuatu."Ini,
pakailah," ucapnya.

Kinara menerima belati mungil itu. Ada bentuk lambang lengkungan seperti gambar ular bersisik putih di tengahnya serta berlian berwarna hijau. Belati itu dipasang di sarung tangannya agar tidak terlihat."Belati?"

"Kakak bisa pakai itu untuk menyerangnya. Pakaikan itu di tangan Kakak."

Kinara mengangguk. Memekaikannya di punggung tangannya.

"Jadi, kalian punya rencana untuk melawanku?" kata pria itu melangkah maju."Enggak akan kubiarkan kalian menyerangku." Bayangan di bawah kakinya muncul kembali melesat ke arah mereka. Baru kembali waspada, menggerakkan jemarinya cepat. Beberapa belati miliknya kembali terangkat melayang, lalu berputar.

"Kakak!"

"Aku tahu," Kinara berbalik di belakang Baru.

Pria itu waspada saat beberapa belati milik Baru berputar ke arahnya. Menyerang kembali. Bayangannya seketika membentuk menyerupai tameng kaca. Sebagian bayangannya melesat menyerang kembali Baru. Kinara menaiki tangga di belakang mereka. Menunduk menatap musuhnya.

"Bagus!" katanya, melompat dari atas. Dengan secepat mungkin berlari, merentangkan belatinya yang bersembunyi di balik lengannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Reach Our Time
10898      2539     5     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
Two Good Men
555      389     4     
Romance
What is defined as a good men? Is it their past or present doings? Dean Oliver is a man with clouded past, hoping for a new life ahead. But can he find peace and happiness before his past catches him?
To The Bone
622      382     0     
Romance
Posting kembali.. Sedikit di Revisi.. --- Di tepi pantai, di Resort Jawel Palace. Christian berdiri membelakangi laut, mengenakan kemeja putih yang tak dikancing dan celana pendek, seperti yang biasa ia pakai setiap harinya. > Aku minta maaf... karena tak bisa lagi membawamu ke tempat-tempat indah yang kamu sukai. Sekarang kamu sendirian, dan aku membenci itu. Kini kamu bisa berlari ...
Gunay and His Broken Life
8527      2518     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Luka dalam Asmara
1854      881     0     
Romance
Penyihir wanita yang dikhianati oleh sang kekasih memicu sebuah penyakit yang menjangkit umat manusia dari masa ke masa. Wabah darah merebak, manusia berubah menjadi monster haus darah. Namun semua berubah ketika gadis bernama Eva yang merupakan reinkarnasi jiwa penyihir jatuh cinta dengan monster yang dia ciptakan.
Awal Akhir
715      458     0     
Short Story
Tentang pilihan, antara meninggalkan cinta selamanya, atau meninggalkan untuk kembali pada cinta.
Nina and The Rivanos
10333      2499     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
Because I Love You
1391      771     2     
Romance
The Ocean Cafe napak ramai seperti biasanya. Tempat itu selalu dijadikan tongkrongan oleh para muda mudi untuk melepas lelah atau bahkan untuk menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Termasuk pasangan yang sudah duduk saling berhadapan selama lima belas menit disana, namun tak satupun membuka suara. Hingga kemudian seorang lelaki dari pasangan itu memulai pembicaraan sepuluh menit kemudian. "K...
SUN DARK
409      262     1     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
Me vs Skripsi
2170      929     154     
Inspirational
Satu-satunya yang berdiri antara Kirana dan mimpinya adalah kenyataan. Penelitian yang susah payah ia susun, harus diulang dari nol? Kirana Prameswari, mahasiswi Farmasi tingkat akhir, seharusnya sudah hampir lulus. Namun, hidup tidak semulus yang dibayangkan, banyak sekali faktor penghalang seperti benang kusut yang sulit diurai. Kirana memutuskan menghilang dari kampus, baru kembali setel...