Read More >>"> Cinta di Sepertiga Malam Terakhir (Part 4 - Saudara Tiri) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
MENU
About Us  

'Bagi orang lain, mungkin keluarga adalah segalanya. Namun bagi sebagian orang, keluarga dapat menjadi sumber masalah yang nyata.'

***

Tangan lembut gadis itu mengusap pelan pelipis abangan kelasnya yang terluka. Bang Fathur hanya terdiam, Farah juga melakukan hal yang sama.

"Ayo ikut Ibu ke UKS!" Bu Ila hendak menarik tangan Fathur.

Pria itu menghindar, "Saya ga mau luka ini diobati!" tegasnya.

Farah tersadar, langsung melepas tangannya yang menggenggam tangan Bang Fathur tadi.

Pria itu menoleh padanya sekilas, "Bubarlah! Saya bisa urus diri saya sendiri!" sambungnya.

Farah yang merasa kesal dengan abangan kelasnya yang sombong itu menunjukkan ekspresi itu diwajahnya, mimik wajah kesal ala gadis cantik keturunan Sunda itu terlihat sedikit menggemaskan.

"Udah kayak gini masih aja lagak!" katanya ketus.

Bang Fathur kini menatapnya, "Kalau kamu ga suka, pergi saja!"

"Lupakan dia, dek. Dari dulu dia ga pernah berubah!" Pria yang berkelahi dengan Bang Fathur itu menatap Farah.

Mendengar perkataan pria itu, emosi Bang Fathur sepertinya naik lagi. Pria itu berjalan kearah pria seumurannya itu, kemudian melayangkan sebuah tinjuan yang membuat pipi kiri pria itu lebam.

Keadaan kembali heboh, Farah yang melihat hal itu tepat didepan matanya langsung menarik kuat tangan Bang Fathur dan membawanya ke ruang UKS tanpa persetujuan dari pria yang mau tidak mau terpaksa mengikuti langkahnya dari belakang.

Bu Ila dan guru-guru lainnya membawa lawan Bang Fathur itu ke ruang BK. Tak ada komentar apapun saat gadis itu dengan beraninya membawa abangan kelas yang paling ditakuti ke ruang UKS.

Gadis itu berjalan sedikit cepat menuju ruangan si sudut sekolah, sementara Bang Fathur hanya mengikutinya tanpa berkomentar apapun.

"Kamu ga masuk kelas?" tanya pria itu saat Farah sedang fokus pada luka diwajah pasien dadakannya.

"Bu Ila yang masuk, dia udah tau aku dimana. Ini semua gara-gara Abang!" kesalnya.

"Kok aku?"

"Iyalah. Lagian Abang kenapa sih selalu aja berantemnya sama abang yang itu?"

Farah memberikan obat pada luka Bang Fathur, sambil merepet tentunya.

"Yang nyuruh kalian ikut campur masalah kami itu siapa? Kalau ga mau terlibat ya jangan dekat-dekat."

"Kalau ada masalah itu jangan diselesaikannya di sekolah!"

"Kamu ga tau apa-apa tentang aku! Jadi jangan sok tau dan ngatur-ngatur!" Bang Fathur menatap Farah tajam. Pria itu tiba-tiba bangkit dengan tujuan untuk pergi dari sana. Namun...

Brukk!!!

"Aww!!!" Gadis itu memegang dahinya.

Tak sengaja tubuh pria tegap itu menabrak keras bahu gadis dihadapannya, membuat sang gadis terjatuh dan kepalanya terbentur ujung lemari obat. Membuat goresan cukup lebar dengan darah segar yang langsung mengalir.

"Farah!" Seorang pria berlari dari arah pintu.

Kepala gadis itu terasa pusing, samar-samar terdengar dua suara pria yang berbeda menghampirinya dengan sedikit bertengkar. Hijab sekolah yang ia kenakan juga tampak bercak tetesan merah darah.

"B-bang.." lirih gadis itu pelan. Kemudian ia tak sadarkan diri.

***

Bau minyak kayu putih menyadarkan Farah, kedua mata indah layaknya seperti orang Arab itu terbuka. Tangannya memegang kepalanya yang mungkin masih terasa pusing dan sakit.

"Farah, kamu gapapa?" Terdengar suara yang ia kenal.

Gadis itu menggeleng pelan, "Farah mau masuk kelas," katanya yang hendak bangkit dari brankar.

"Ehh jangan dulu..." Bang Fatih menahannya.

Gadis itu menuruti perkataan pria itu, ia kembali berbaring disana.

"Tadi Abang udah izin ke guru yang masuk, soal keadaan kamu. Mereka paham."

Perkataan Bang Fatih membuat perasaan gadis itu menjadi lega. Setidaknya ia tak mendapat masalah dengan guru yang masuk ke kelas hari ini, apa lagi jika Ketua OSIM yang mengizinkan.

"Bang Fathur, mana?" lirihnya.

"Iya?" sahut pria yang ia maksud.

Gadis itu menyipitkan matanya, memperhatikan luka lebam diwajah Bang Fathur yang bertambah. Padahal sepertinya Farah sudah mengobati seluruh lukanya.

"Luka Abang...kok nambah?"

Bang Fathur melirik Bang Fatih disamping kirinya. "Ada yang nambahin tadi."

Farah yang melihat reaksi keduanya langsung paham. "Kalian berantem?" tanya gadis itu.

Kedua abangan kelasnya itu terdiam, saling tatap, namun tak ada yang menjawab pertanyaan mudah dari gadis itu.

"Kalau diem berarti iya. Emang ga bisa ya semua yang di sekolah ini nyelesain masalah itu ga pakai kekerasan?"

"Bukan gitu, Dek." 

"Terus?"

"Dia kira aku sengaja buat kamu kayak gini, padahal kan aku ga sengaja. Ga bisa juga aku buat kamu kayak gini." Bang Fathur yang menjelaskan.

"Kenapa ga bisa? Bisa ajakan? Buktinya waktu itu kamu mau nampar dia!" Bang Fatih menatap Bang Fathur kesal.

"Waktu itu aku habis selesai berantem sama Galu, wajarlah kalau aku masih emosi waktu mereka minta tanda tangan."

"Selalu Galu, macem ga ada lawan yang lain. Berantem itu jangan sama saudara sendiri!"

"Saudara?" tanya Farah. Memotong perdebatan kedua pria dihadapannya.

Bang Fatih dan Bang Fathur terdiam, menatap wajah bertanya Farah. Lagi-lagi mereka tak menjawab.

"Aku balik ke kelas dulu." Bang Fathur hendak pergi darisana.

"Kalau Abang pergi, aku bakalan marah sama Abang!" pekik Farah. Langkah Bang Fathur terhenti.

Pria itu berbalik, kemudian kembali pada posisinya semula. Membuat Bang Fatih tertawa kecil. "Gimana bisa ada orang yang Buat Fathur nurut?"

"Jawab dulu pertanyaanku yang tadi," pinta gadis itu, masih berbaring diranjang UKS.

Bang Fathur terdiam sebentar, kemudian memulai ceritanya.

"Galu anak kelas XII IPA 3, dia saudara tiriku--"

"Abang punya saudara tiri? Terus kenapa berantem aja sama dia?" Farah menyela.

"Diam dulu biar aku jelaskan." Bang Fathur menatapnya. Gadis itu mengangguk pelan.

"Galu anak dari istri kedua ayahku. Bukan istri, mungkin lebih tepatnya selingkuhan. Saat bunda hamil aku, selingkuhan ayah juga hamil Galu. Kami dilahirkan pada tahun dan bulan yang sama, tapi hanya beda hari, sehari setelah aku lahir baru Galu lahir." Bang Fathur menunduk.

"Waktu bunda masih di rumah sakit, ayah malah sibuk ke rumah sakit yang ga jauh dari rumah sakit tempat bunda melahirkan. Dari situ bunda mulai curiga, dia nekat ngikuti ayah padahal kondisinya belum pulih total." Bang Fathur menghela nafas.

"Singkat ceritanya ayah ketauan selingkuh, tapi bunda malah ngizinin ayah untuk nikahi bundanya Galu. Tapi ternyata bundanya Galu ga sebaik itu, dia sering buat ulah yang akhirnya bundaku jadi korbannya. Ga jarang bunda terluka akibat ulah bundanya Galu. Sampai akhirnya Bunda mutuskan untuk pisah sama ayah, jelas bundanya Galu senang waktu itu. Ekspresi wajah senangnya itu yang buat aku makin benci sama mereka! Tapi bundaku terlalu baik, dia malah masukin anak tirinya itu ke sekolah ini." Bang Fathur tertawa sinis.

"Jangan cerita pada siapapun, hanya orang-orang tertentu yang tau soal ini." Bang Fatih menatap Farah.

Farah terdiam sesaat, "Terus kenapa abang jadi marahnya sama Bang Galu? Kan bundanya yang salah."

"Dia sama bundanya sama saja!"

"Emang ada kesalahan Bang Galu yang ga bisa abang maafin?"

"Kesalahan terbesarnya adalah lahir ke dunia ini dan menjadi saudara tiriku, bahkan aku ga mau mengakuinya sebagai saudara!" 

Sekarang Farah tau, bahwa Bang Fathur terperangkap pada kebenciannya sejak kecil. Selama ini juga dia tidak pernah berkelahi hebat kecuali dengan Bang Galu, saudara tirinya.

Farah juga tau, bahwa Bang Fathur sebenarnya baik. Hanya saja ada dendam dalam dirinya, itu yang membuat kebaikannya seolah tertutupi.

"Fathur?" Suara wanita itu membuat mereka menoleh kearah pintu.

Ibu kepala sekolah, atau lebih tepatnya, bundanya Bang Fathur menghampiri mereka.

Farah bangkit, duduk diranjang UKS walaupun kepalanya masih terasa pusing.

Bundanya tampak hendak bicara, namun melihat Farah dan Fatih yang berada disana membuatnya ragu untuk bicara.

"Katakan saja, Bunda." Bang Fathur yang paham dengan ekspresi wajah sang bunda angkat bicara.

"Bunda mau kamu minta maaf sama Galu. Bunda tau setiap perkelahian kalian pasti selalu kamu penyebabnya. Sekarang waktunya minta maaf!" 

"Fathur ga mau!"

"Sekarang kamu jadi gini, ya?! Kenapa jadi kamu yang nakal? Ayo sekarang minta maaf sama Galu!"

"Fathur ga mau dan ga bakalan mau minta maaf sama dia! Seharusnya Bunda ngerti sama Fathur."

Bang Fatih menunduk, sepertinya berada diposisinya saat ini sudah biasa, mendengar cekcok antara ibu dan anak itu. Ditambah lagi sepertinya Bang Fatih adalah teman dekat Bang Fathur.

"Maaf," lirih gadis itu mencoba bicara.

Semua orang yang berada disana menoleh pada Farah.

"Kalau memang Bang Fathur yang salah, sebaiknya Abang minta maaf aja sama Bang Galu. Minta maaf ga bakalan buat Abang dipandang lemah, kok." Farah berkata lembut, siapapun akan luluh dengan penuturannya. Tapi apa bisa meluluhkan pria yang keras kepala itu?

"Tapi--"

Ucapan Bang Fathur terhenti saat melihat senyuman manis diwajah Farah, senyuman yang seolah memberi semangat pada pria itu, senyuman yang menarik perhatian banyak orang.

Bang Fathur menarik napas berat. "Oke Fathur bakalan minta maaf."

Mereka semua tersenyum mendengar keputusan Bang Fathur. Bundanya Bang Fathur menoleh kearah Farah, memberikan senyuman manis yang aneh, namun mengisyaratkan terima kasih pada gadis itu.

"Antara aku sama Fathur, kamu pilih siapa?"

Pertanyaan Bang Fatih setelah Bang Fathur dan bundanya keluar dari ruang UKS, pertanyaan itu membuat Farah mengernyit.

"Aku pilih jodohku aja, deh!"

♡♡♡

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kenangan Masa Muda
5916      1643     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
The Rich
93      88     0     
Romance
Hanya di keluarga Andara, seorang penerus disiapkan dari jabatan terendah. Memiliki 2 penerus, membuat Tuan Andara perlu menimbang siapakah yang lebih patut diandalkannya. Bryan Andara adalah remaja berusia 18 tahun yang baru saja menyelesaikan ujian negara. Ketika anak remaja seumuran dengannya memikirkan universitas ataupun kursus bahasa untuk bekal bersekolah diluar negeri, Bryan dihadapka...
Nobody is perfect
12439      2203     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
The Journey is Love
625      429     1     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
Fix You
617      370     2     
Romance
Sejak hari itu, dunia mulai berbalik memunggungi Rena. Kerja kerasnya kandas, kepercayaan dirinya hilang. Yang Rena inginkan hanya menepi dan menjauh, memperbaiki diri jika memang masih bisa ia lakukan. Hingga akhirnya Rena bersua dengan suara itu. Suara asing yang sialnya mampu mengumpulkan keping demi keping harapannya. Namun akankah suara itu benar-benar bisa menyembuhkan Rena? Atau jus...
Sebuah Jawaban
365      258     2     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Cinta dalam Impian
87      68     1     
Romance
Setelah ditinggal oleh kedua orang tuanya, seorang gadis dan abangnya merantau untuk menjauh dari memori masa lalu. Sang gadis yang mempunyai keinginan kuat untuk meraih impian. Voska belajar dengan rajin, tetapi dengan berjalannya waktu, gadis itu berpisah dengan san abang. Apa yag terjadi dengan mereka? Mampukah mereka menyelesaikan masalahnya atau berakhir menjauh?
Adiksi
5433      1910     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...
Melody of The Dream
380      240     0     
Romance
Mungkin jika aku tidak bertemu denganmu, aku masih tidur nyenyak dan menjalani hidupku dalam mimpi setiap hari. -Rena Aneira Cerita tentang perjuangan mempertahankan sebuah perkumpulan yang tidak mudah. Menghadapi kegelisahan diri sendiri sambil menghadapi banyak kepala. Tentu tidak mudah bagi seorang Rena. Kisah memperjuangkan mimpi yang tidak bisa ia lakukan seorang diri, memperkarakan keper...
To You The One I Love
824      477     2     
Short Story
Apakah rasa cinta akan selalu membahagiakan? Mungkinkah seseorang yang kau rasa ditakdirkan untukmu benar benar akan terus bersamamu? Kisah ini menjawabnya. Memang bukan cerita romantis ala remaja tapi percayalah bahwa hidup tak seindah dongeng belaka.