Loading...
Logo TinLit
Read Story - Tulus Paling Serius
MENU
About Us  

Pagi-pagi Arsya sudah di sibukkan dengan pelanggan yang berdatangan ke toko rotinya. Beruntung ia sudah menyiapkan semuanya sejak dini hari. 

Arsya sengaja prepare nya lebih awal, karena ia harus menambah stok-stok roti yang mulai menipis. Sementara, Vanessa satu-satunya karyawan, terkadang masuk siang ataupun sore di kala dirinya memang punya jadwal untuk selalu stay di kampus alias full kuliah.

"Mas aku bisa bantu apa?" Suara Tania tiba-tiba masuk ke dalam indra pendengaran Arsya. Namun, segera di tepisnya. 

Arsya pikir tidak baik berhalusinasi disaat pelanggan sedang ramai-ramainya.

"Mas, aku bisa bantu kamu, apa?" Lantas Tania yang bukan sekedar halusinasi Arsya memang sedang berdiri di belakangnya, gadis itu kesal karena ia tidak di pedulikan hingga ia menyentuh lengan kekar Arsya.

"Eh, sejak kapan kamu ada disini?" Seraya terus melayani beberapa pelanggan yang masih tersisa.

"Baru aja, tadi. Aku bisa bantu apa?" 

Arsya tahu kedatangan Tania ke toko roti memiliki motif, tapi untuk sekarang ini ia masih belum bisa meladeni gadis itu.

"Kamu enggak perlu bantu apa-apa, duduk aja di situ." Tunjuk Arsya pada kursi tinggi yang terletak di antara meja kasir, tepat di dekatnya juga.

Seperti biasa, Tania yang selalu tidak bisa berbasa-basi langsung menduduki kursi yang ditunjuk Arsya, gadis itu dari awal hingga akhir hanya menyaksikan Arsya yang melayani pelanggan.

Arsya menghela nafas, pelanggan yang mampir ke tokonya sudah pergi dengan membawa pesanan mereka masing-masing. Lalu yang tersisa kini, hanya dirinya dan Tania.

"Apa kabar, Tan? Udah sehat?" Arsya menanyakannya bukan sekedar untuk berbasa-basi, tapi ia benar-benar ingin tahu keadaan gadis yang kini mengenakan outfit dan ankle boots nuansa warna cokelat pastel yang kalem ditambah oversized blazer. Dimata Arsya, Tania semakin terlihat kece, sementara paras cantik gadis itu tidak perlu dipertanyakan lagi, karena menurut Arsya, kelemahan Tania adalah tidak memiliki sisi jelek entah mau dilihat dari sisi manapun.

"Lumayan. Aku kesini mau ngomongin sesuatu," ungkap gadis itu.

"Aku udah tahu kok, tapi sebelum itu, aku mau nawarin kamu, mau minum apa dan ngemil apa?"

"Enggak usah, Mas, aku lagi enggak kepengin minum apalagi ngemil."

"Tapi aku mau maksa kamu, karena beberapa hari kamu mogok makan dan badanmu terlihat agak kurusan. Aku buatin minum, ice blend cookies and cream kesukaan kamu itu ya." Lalu pria itu pergi menuju ke dapur. Sementara, Tania pasrah saja, ia memilih untuk tetap berada di tempatnya.

Setelah beberapa menit dan kepala Tania sudah memikirkan banyak hal, Arsya pun muncul dengan nampan ditangannya. 

"Ini dia minum dan camilannya." Minuman itu ia hidangkan di hadapan Tania dengan cemilan Wagyu Croissant Burger.

Tania kaget ketika melihat ice blend yang disebutkan Arsya malah berwujud jus alpukat.

"Mas, ini bukannya jus alpukat?"

"Iya, aku cari di google katanya orang hamil bagus minus jus alpukat jadi aku buatin jus alpukat aja, enggak apa-apa kan?"

"Enggak apa-apa sih," ucap Tania seraya mendorong jus itu pada Arsya kembali. "Tapi, tadi sebelum berangkat aku juga udah di jajalin ini sama mama, jadi terima kasih, yang buatan mas aku enggak kepengin lagi. Sama dengan burger ini, aku juga enggak tertarik, tiba-tiba kenyang melihatnya."

"Hah masa sih, Tan nolak? Ini aku buatin dengan penuh cinta loh untuk bumil muda satu ini," goda Arsya. "Sedikit aja cobain minumannya, yang ini beda dari yang mama bikin." Lantas Arsya kembali menyodorkan jus itu di hadapan Tania.

Terpaksa Tania meminumnya sedikit, tapi setelah merasakannya, ternyata Arsya tidak bohong. Rasa jus alpukat yang di buat Arsya memang beda dengan buatan mamanya tadi pagi. 

"Enak sih, cuma tetap aja ini alpukat, aku enggak terlalu suka." Tania kembali menyodorkan jus itu pada si empu.

"Yaudah burger nya aja habisin, aku ambilin air putih."

Bahkan setelah Arsya kembali lagi burger itu masih pada tempatnya, Tania seperti tidak berniat untuk sekedar mencicipinya.

"Loh kok masih belum dimakan?"

"Enggak deh, mas."

"Yaudah lah kalau memang kamu tidak mau." Arsya menggeser nampan itu dan menukarnya dengan sebotol air mineral. "Kamu mau ngomongin apa?"

"Tentang pernikahan itu, aku terima, tapi ada syaratnya."

"Apa syaratnya?" 

"Kita menikah cuma di atas kertas segala kewajiban tentang suami istri enggak harus dipenuhi," papar Tania.

"Terus?"

"Selebihnya aku akan pikirkan nanti, apa-apa yang seharusnya enggak mau aku lakukan."

"Ok, kalau gitu." Arsya menunjukkan tangannya untuk saling berjabat pertanda mereka sudah saling sepakat, tapi sayangnya tidak dibalas oleh Tania.

"Apaan sih, Mas," sewot Tania seraya melirik aneh pada Arsya.

Maka dengan terpaksa Arsya menarik kembali tangannya. Tania masih terlalu kaku untuk diajal berlaku santai.

"Jadi kapan mas mau ngomongin ini ke papa?"

"Ya secepatnya lah, tapi kalau kamu maunya kapan?"

"Malam ini bisa nggak?"

"Wih ngebet ya kamu. Ya bisalah," setuju Arsya.

"Yaudah lah kalau gitu, mas kerja sana," usir Tania secara tiba-tiba ketika melihat Arsya masih betah duduk di sampingnya.

"Lah kamu?"

"Aku masih mau disini, enggak boleh?"

"Ya boleh-boleh aja sih, tapi yakin? Enggak kepengin pulang, terus istirahat aja? Kamu keliatannya lagi capek." 

"Enggak, Mas, aku udah puas istirahat dari kemarin."

"Kalau gitu mas kedapur ya, ada apa-apa teriak aja, ok?" 

Tania hanya mengangguk. Setelah kepergian Arsya, lalu gadis itu mengeluarkan laptop dari tasnya. Ia tahu dari teman-temanya tugas kuliah menumpuk, dan rencananya hari ini ia ingin mulai masuk lagi kekampus, tapi secara tiba-tiba pikirannya ngalur ngidul hingga tiba lah ia di toko roti Arsya. Namun, perihal ia setuju dengan pernikahan sudah dipikirkan sungguh-sungguh sejak tadi malam. Hanya saja masih butuh waktu untuk menyampaikannya pada kedua orang tua maupun Arsya, tapi nyatanya tuhan punya rencana lain. 

"Hei, Tan! Tumben datang kesini? Mimpi apa lo?" Tiba-tiba Vanessa muncul dan langsung menyapa Tania yang sedang termenung menghadap layar laptop yang gelap.

"Eh lo! Kemana aja sih." Tania tanpa sadar mengucapkan itu, padahal seharusnya kalimat itu lebih tepat ditujukan padanya.

"Lah lo kali yang kemana aja, chat gue malah lo baca aja enggak di balas."

"Iya kah. Gue lupa," jawab Tania asal-asalan.

"Lo kenapa sih, kok keliatan capek banget, lagi ada masalah? Terus lo udah baikan sama mas Arsya?"

Tania tidak menjawabnya dengan ucapan melainkan dengan ekspresi, yang membuat Vanessa reflek mendekat khas seperti ibu-ibu yang tidak mau ketinggalan gosip.

"Kenapa ... kenapa, ayo cerita, Tan," antusias Vanessa.

"Tanya aja sama mas Arsya." Lantas Vanessa kecewa usai sang sahabat hanya memberi harapan palsu untuk bercerita.

"Ah udahlah, kayaknya lo baik-baik aja, soalnya masih bisa php-in gue." Lalu gadis hitam manis itu pergi meninggalkan Tania yang tersenyum sangat senang usai berhasil menjahili sahabatnya.

Tania : mas kalau Vanessa nanya sesuatu tentang aku, bilang aja aku lagi pusing karena mau nikah

Tania : tentang pernikahan kita enggak usah ditutupi dari Vanessa, Mas. Percuma

Mas Arsya : ok, Beb, laksanakan😉

Mas Arsya : aku kerja dulu nanti baru kita bahas lagi masalah kita, tapi kamu masih di depan kan?

Tania : masih

Bersambung ...

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Story of Fairro
2756      1142     3     
Horror
Ini kisah tentang Fairro, seorang pemuda yang putus asa mencari jati dirinya, siapa atau apa sebenarnya dirinya? Dengan segala kekuatan supranaturalnya, kertergantungannya pada darah yang membuatnya menjadi seperti vampire dan dengan segala kematian - kematian yang disebabkan oleh dirinya, dan Anggra saudara kembar gaibnya...Ya gaib...Karena Anggra hanya bisa berwujud nyata pada setiap pukul dua ...
Prakerin
7786      2048     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
ATHALEA
1382      620     1     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
(not) the last sunset
583      407     0     
Short Story
Deburan ombak memecah keheningan.diatas batu karang aku duduk bersila menikmati indahnya pemandangan sore ini,matahari yang mulai kembali keperaduannya dan sebentar lagi akan digantikan oleh sinar rembulan.aku menggulung rambutku dan memejamkan mata perlahan,merasakan setiap sentuhan lembut angin pantai. “excusme.. may I sit down?” seseorang bertanya padaku,aku membuka mataku dan untuk bebera...
Menghukum Hati
450      268     0     
Romance
Apa jadinya jika cinta dan benci tidak bisa lagi dibedakan? Kau akan tertipu jika salah menanggapi perlakuannya sebagai perhatian padahal itu jebakan. ???? Ezla atau Aster? Pilih di mana tempatmu berpihak.
SALAH ANTAR, ALAMAKK!!
848      599     3     
Short Story
EMMA MERASA BOSAN DAN MULAI MEMESAN SESUATU TAPI BERAKHIR TIDAK SEMESTINYA
Teman Berbagi
3564      1319     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Aku Sakit
5562      1515     30     
Romance
Siapa sangka, Bella Natalia, cewek remaja introvert dan tidak memiliki banyak teman di sekolah mendadak populer setelah mengikuti audisi menyanyi di sekolahnya. Bahkah, seorang Dani Christian, cowok terpopuler di Bernadette tertarik pada Bella. Namun, bagaimana dengan Vanessa, sahabat terbaik Bella yang lebih dulu naksir cowok itu? Bella tidak ingin kehilangan sahabat terbaik, tapi dia sendiri...
Danau Toba and My English Man
670      420     0     
Romance
Tentang Nara dan masa lalunya. Tentang Nara dan pria di masa depan.
Kesempatan
20128      3209     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?