Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bumi yang Dihujani Rindu
MENU
About Us  

Usai aku membacakan puisi di acara pesta tadi, Om Thimoty mengambil microphone. Aku dan Felix belum sempat beranjak dari posisi semula. Tiba-tiba Om Thimoty menceritakan kejadian beberapa hari lalu saat aku hendak melamar putrinya. Setelah tempo hari aku mendapati seolah Om Thimoty menolak lamaran hari ini terjadi hal sebaliknya. Bahkan Om Thimoty mengumumkannya di hadapan para tamu undangan.

Seketika jantungku seolah berhenti berdetak saat sebuah ucapan yang seharusnya membuatku bahagia meluncur dari bibirnya. Restu seorang ayah kepada lelaki yang hendak meminang putrinya. Aku seperti berada di suatu dimensi di mana waktu mati dan semua benda yang bergerak tiba-tiba berhenti. Harusnya aku menjadi salah seorang lelaki paling bahagia. Lelaki paling beruntung sebab akhirnya mendapatkan restu dari ayah seorang gadis berhati mulia dan berwajah jelita. Sungguh seharusnya aku adalah lelaki paling mujur di antara pria-pria yang menaruh hati padanya.

“Bagaimana Sofyan?” tanya Om Thimoty sambil tersenyum.

Ucapan Om Thimoty membuat seolah nyawaku terlepas dari raga. Sungguh ini di luar rencana. Aku bingung harus menjawab apa. Semua mata tertuju padaku seolah memintaku untuk segera menjawabnya. Jika memang benar Om Thimoty merestui hubunganku dengan Kiara, lalu apa maksud reaksinya tempo hari saat aku datang ke apartemen Kiara untuk melamar putrinya? Apa maksud Om Thimoty tempo hari yang langsung pergi meninggalkanku tanpa merespon lamaranku sepatah kata pun?

“Ya Allah, aku harus menjawab apa?” batinku.

Permintaan Om Thymoty begitu sulit terlaksana sekejap mata. Sebuah permintaan yang menurutku sangat berat. Dalam waktu sesingkat ini aku harus memutuskan perkara besar dalam hidupku. Sebuah pernikahan.

“Ini sudah di depan matamu, Fyan. Cukup mendengar kesedianmu dan kau akan hidup bahagia dengan seorang wanita yang selama ini kau cinta.” Seolah ada bisikan itu di telingaku.

Pasalnya beberapa waktu lalu saat perjalanan menuju Delta Hotels by Marriott Bessborough aku belum juga berhasil menelepon Emak. Akankah Emak merestui pilihanku? Jika tidak aku tidak hanya akan membuat hati Kiara terluka, tetapi juga keluarga besarnya. Jika saja Emak benar-benar tidak setuju dengan wanita pilihanku, entah apa yang harus kukatakan pada Om Thimoty nanti. Tentu aku akan merasa orang paling bersalah. Mungkin ia akan menuduhku sebagai seorang lelaki tak punya hati. Hanya bisa mempermainkan perasaan wanita. Padahal tidak ada maksudku untuk melakukan yang demikian.

***

Aku memandang Kiara yang duduk di sebelah Tante Anna, ibunya. Dia terlihat sangat cemas saat aku harus menjawab pertanyaan ayahnya. Bukannya aku tak berani mengambil sikap dengan segera menjawabnya. Hanya saja aku masih memiliki Emak. Selain restu dari Om Thimoty, aku pun butuh restu dari Emak. Benar menikah itu ibadah. Namun, tanpa restu dari Emak, aku merasa ada yang mengganjal di lubuk hatiku terdalam. Ini menikah, ibadah, bukan main-main.

Jauh hari sebelum aku datang ke apartemen Kiara untuk menemui ayahnya, aku pernah mengatakan tentang sebuah syarat padanya. Sebuah syarat yang menurutku sangat sederhana. Namun, sangat berarti untukku melangkah ke depan dalam mengarungi biduk rumah tangga. Sebuah restu. Sebelumnya, aku sudah mengatakan pada Kiara bahwa aku harus meminta restu kepada Emak. Hanya dengan restu Emak sajalah aku akan memutuskan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya. Menikah.

“Jawab saja, Fyan. Restu dari Emak bisa menyusul belakangan. Lagi pula kau kan laki-laki. Bisa menikah meski tanpa wali.” Lagi-lagi ada bisikan itu terdengar di telingaku.

Hatiku bergejolak. Restu dari Emak akan menjadi penentunya. Aku akan turut apa yang emak katakan selama itu tidak dalam rangka kemaksiatan. Bahkan aku pun akan menuruti jika emak ternyata menolak pilihanku meski tanpa alasan. Aku tak ingin menjadi anak durhaka dengan menyakiti perasaan orang tua karena membantah ucapannya. Meski sebenarnya tak ada kewajiban bagi seorang lelaki untuk meminta restu kepada orang tuanya sebagai syarat sahnya sebuah perkawinan.

Aku punya keyakinan bahwa apa pun yang orang tua pilihkan maka itu adalah demi kebaikan anak-anaknya. Termasuk dalam hal jodoh, aku percaya dengan hal itu. Bukan berarti aku termasuk orang yang suka dijodoh-jodohkan. Hanya saja aku memiliki prinsip bahwa dalam memilih jodoh haruslah atas ridho dari orang tua. Sekalipun sebagai laki-laki aku tak memerlukan wali dalam pernikahan namun aku tak mau memandangnya sesederhana itu.

Sedemikian cintanya pun aku pada seorang kekasih hati jika Emak tidak meridhoi maka sebuah pernikahan tak akan pernah terjadi. Bukan berarti aku bermaksud menambah syarat dan rukun pernikahan. Bukan pula bermaksud mengubah syariat Dia yang Maha Sempurna.

“Insyaallah,” jawabku memberanikan diri.

Entah, apakah jawaban yang baru saja terucap itu tepat atau tidak. Betapa saat ini hatiku seperti terombang-ambing di tengah lautan luas. Hanya mengikuti takdir angin yang berembus tak tentu arah. Apakah berlayar hingga ke tempat tujuan? Ataukah karam sebelum tiba di pulau bahagia? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Yang jelas aku akan mencoba menghubungi Emak sekali lagi. Meminta restunya atas seorang wanita yang kupilih untuk kelak menjadi pendamping hidupku.

Om Thimoty telihat lega saat aku menjawab pertanyaannya. Senyumnya melengkung di wajah. Kulihat, Kiara pun tampak bahagia. Senyumnya membuat wajahnya makin jelita. Gemuruh tepuk tangan pun memenuhi ruangan pesta. 

***

Terlanjur cinta terurai indah

Dalam alunan rindu asmara

Merajut kata indah

Terangkum dalam kitab cinta

 

Waktu seolah berjalan begitu lambat. Perjalanan pulang dari pesta ke apartemen terasa begitu berat. Kata-kata Om Thimoty yang terucap setelah aku membacakan puisi, masih melekat. Memintaku untuk segera menghalalkan putrinya. Seolah ada segunung batu di atas pundak. Kupejamkan mata, lalu kuambil napas dalam-dalam.

“Gila … aku nggak salah dengar kan? Om Thymoty memintamu menikah dengan Kiara. Ah … I ... I ... ini anugerah Sofyan,” ucap Felix kegirangan, “Apalagi yang menghalangimu? Kau sudah lulus S2, aqidah kalian pun sudah sama, apalagi Fyan?”

“Kau pernah bilang,” ucap Fritz menggebu, “menikah itu ibadah, lalu apalagi yang mesti kau khawatirkan?”

“Tapi kau tampak seperti orang yang tak bahagia?” heran Felix, “bukankah kau yang menginginkan saat-saat seperti ini, Fyan?”

Aku mengangguk. Aku menjawab pertanyaan dua sahabatku itu dengan mengangkat kedua bahuku.

“Lantas mengapa kau tampak tidak bahagia?” tanya Fritz.

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
ETHEREAL
1885      822     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
SORRY
21627      3267     11     
Romance
Masa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, salah satu cowok di antara mereka. Hatinya tidak benar-benar aman. Sayangnya, Kale itu lagi bucin-bucinnya sama cewek yang bernama Venya, musuh bebuyutan...
Ada Cinta Dalam Sepotong Kue
7060      2083     1     
Inspirational
Ada begitu banyak hal yang seharusnya tidak terjadi kalau saja Nana tidak membuka kotak pandora sialan itu. Mungkin dia akan terus hidup bahagia berdua saja dengan Bundanya tercinta. Mungkin dia akan bekerja di toko roti impian bersama chef pastri idolanya. Dan mungkin, dia akan berakhir di pelaminan dengan pujaan yang diam-diam dia kagumi? Semua hanya mungkin! Masalahnya, semua sudah terlamba...
Fix You
1014      599     2     
Romance
Sejak hari itu, dunia mulai berbalik memunggungi Rena. Kerja kerasnya kandas, kepercayaan dirinya hilang. Yang Rena inginkan hanya menepi dan menjauh, memperbaiki diri jika memang masih bisa ia lakukan. Hingga akhirnya Rena bersua dengan suara itu. Suara asing yang sialnya mampu mengumpulkan keping demi keping harapannya. Namun akankah suara itu benar-benar bisa menyembuhkan Rena? Atau jus...
Into The Sky
519      333     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Segitiga Bermuda
6849      1846     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...
Aku Biru dan Kamu Abu
834      487     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
Kani's World
1887      821     0     
Inspirational
Perjalanan cinta dan impian seorang perempuan dari desa yang bernama Kani. Seperti halnya kebanyakan orang alami, jatuh bangun dihadapinya. Saat kisah asmaranya harus teredam, Kani dituntut melanjutkan mimpi yang sempat diabaikannya. Akankah takdir baik menghampirinya? Entah cita-cita atau cinta.
Listen To My HeartBeat
596      363     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1662      814     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...