Read More >>"> Negeri Tanpa Ayah (Kejutan dari Raya) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Negeri Tanpa Ayah
MENU
About Us  

Raya mengemudikan campervan dengan laju yang lebih cepat dari biasanya. Kami harus mengejar waktu menuju ke Christchurch International Airport yang terletak sekitar 12 kilometer ke arah barat laut dari pusat kota. Jarak tempuh normal seharusnya sekitar 20 menit. Namun, dengan kecepatan tinggi kami bisa tiba lebih cepat. Dari Sungai Avon menuju Christchurch International Airport melalui Memorial Ave Street kami tempuh hanya dalam waktu 15 menit saja.

Kami terlambat sekitar 10 menit dari jadwal yang sudah kami rencanakan. Perkiraan 30 menit menyusuri Sungai Avon ternyata mengalami kendala. Perahu yang kami tumpangi tersangkut akar willow, sejenis pohon semak yang tumbuh di pinggir sungai. Sehingga, waktu tempuh menyusuri Sungai Avon pun jadi lebih lama dari biasanya.

Sejak awal kami memilih kantor Wilderness untuk menyewa campervan karena lokasi pengambilan dan pengembalian yang fleksibel. Kami tidak harus mengembalikannya ke tempat asal kami menyewa. Kami bisa mengembalikan campervan ke kantor cabang Wilderness di dekat bandara.

Beruntungnya prosedur mengembalikan campervan pun tak berbelit-belit dan petugasnya cukup ramah dan membantu. Pengembalian biaya asuransi dan uang jaminan yang kami bayarkan di muka pun prosesnya sangat mudah. Total biaya yang kami keluarkan kurang dari NZ$ 500 untuk tujuh hari perjalanan dengan kondisi bensin telah kami isi penuh. Tidak ada biaya tambahan apa pun meski kami mengambilnya dari Bandara Queenstown dan mengembalikanya di Bandara Christchurch.

Akhirnya, kami tiba di Christchurch International Airport sesuai rencana. Kami tiba satu setengah jam lebih awal dari jadwal pesawat kami pukul 14.20 waktu setempat. Tiket pulang dari New Zealand ke Bandung dengan transit di Singapura sudah di tangan. Kami sudah memesan tiket pulang dan pergi sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Setibanya di bandara, kami langsung menuju counter check in dan semua selesai satu jam sebelum pesawat take off.

Sambil menunggu, kami sempatkan duduk di salah satu kafe. Kami memesan secangkir kopi sambil menumpang wifi gratis. Kulihat Rona membuka kotak kecil hadiah dari Runi dengan wajah yang tampak sangat bahagia. Dia mendapatkan syal cantik terbuat dari wool terbaik asli dari New Zealand. Sementara, aku dan Raya belum sempat membukanya.

Aku sempat bingung bagaimana tadi harus membalas pemberian Runi. Aku tak ada persiapan apa pun untuk memberikan sesuatu untuknya. Begitu pun dengan Rona dan Raya. Usai menyusuri Sungai Avon dan sebelum kami berangkat ke bandara kami memberikan sedikit kenangan untuk Runi meski ala kadarnya.

Rona memberikan beberapa hijabnya dan bros cantik berbentuk siluet Gedung Sate. Raya pun tak mau kalah, dia memberikan pin berbentuk kujang senjata khas Jawa Barat yang selalu menempel di tas selempang kecilnya. Sementara, aku bingung harus memberikan apa sebagai tanda terima kasih padanya.

Aku membuka tas selempangku sambil berharap menemukan sesuatu yang bisa kuberikan padanya. Aku mencoba mencari benda yang sekiranya berharga, tapi aku tidak menemukannya. Hanya ada sebuah buku yang beberapa akhir ini sering kubaca dan kubawa. Sebuah buku karya Kahlil Gibran yang berisi puisi-puisi cinta. Tanpa pikir panjang, kuberikan buku itu kepada Runi.

Runi tersenyum seraya menoleh ke arahku sesaat dia membuka halaman pertama buku yang kuberikan padanya. Awalnya aku bingung mengartikan senyumannya. Setelah kuingat-ingat aku malah malu sendiri. Aku menulis kata-kata di halaman pertama. Runi pasti membaca coretanku di sana.

“Ah bodohnya aku,” batinku, “Senyum Runi itu pasti meledekku.”

“Puitis,” ucapnya berbisik padaku.

 Aku pun tersenyum malu.

 

Aku kira

Hadirmu sebagai penyembuh luka

Ternyata, hatiku makin patah

 

Sungkawa meraja di sukma

Sebab, kau yang menjejakkan lara

 

Dalam hatiku bertanya:

Mencintaimu mengapa rasanya sesakit ini?

***

“Nanti di Singapura kita berpisah pesawat ya, Lang?”

“Loh?” Aku kaget mendengar ucapan Raya.

Aku bertanya-tanya dalam hati mengapa kami berpisah pesawat di Bandara Singapura. Setahuku tiket pulang pergi sudah kami beli sejak jauh hari. Seingatku, nanti kami berada di dalam pesawat yang sama. Aku bingung. Raya tak memberi tahuku tentang perubahan jadwal penerbangan ini sebelumnya. Aku ingin bertanya lebih lanjut pada Raya. Namun, terdengar petugas bandara mengumumkan agar penumpang segera memasuki pesawat.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Gray November
2762      1057     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Denganmu Berbeda
7966      2339     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...
ARMY or ENEMY?
11215      3671     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
DELUSION
4275      1463     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Lalu, Bagaimana Caraku Percaya?
103      76     0     
Inspirational
Luluk, si paling alpha women mengalami syndrome trust issue semenjak kecil, kini harus di hadapkan pada kenyataan sistem kehidupaan. Usia dan celaan tentangga dan saudara makin memaksanya untuk segera percaya bahwa kehidupannya segera dimulai. "Lalu, bagaiamana caraku percaya masa depanku kepada manusia baru ini, andai saja jika pilihan untuk tak berkomitmen itu hal wajar?" kata luluk Masal...
Matchmaker's Scenario
873      444     0     
Romance
Bagi Naraya, sekarang sudah bukan zamannya menjodohkan idola lewat cerita fiksi penggemar. Gadis itu ingin sepasang idolanya benar-benar jatuh cinta dan pacaran di dunia nyata. Ia berniat mewujudkan keinginan itu dengan cara ... menjadi penulis skenario drama. Tatkala ia terpilih menjadi penulis skenario drama musim panas, ia bekerja dengan membawa misi terselubungnya. Selanjutnya, berhasilkah...
Kungfu boy
2426      942     2     
Action
Kepalanya sudah pusing penglihatannya sudah kabur, keringat sudah bercampur dengan merahnya darah. Dirinya tetap bertahan, dia harus menyelamatkan Kamalia, seniornya di tempat kungfu sekaligus teman sekelasnya di sekolah. "Lemah !" Musuh sudah mulai menyoraki Lee sembari melipat tangannya di dada dengan sombong. Lee sudah sampai di sini, apabila dirinya tidak bisa bertahan maka, dirinya a...
Titip Salam
3022      1218     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
Story of April
1604      671     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Pacarku Arwah Gentayangan
4407      1448     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...