Read More >>"> KataKu Dalam Hati Season 1 (Bab II - KEBAHAGIAAN) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KataKu Dalam Hati Season 1
MENU
About Us  

Pagi pun tiba aku segera bergegas mandi dan memakai seragam tidak lupa untuk memakai dasi dan mengikat rambut ku. Aku segera turun dan sarapan tidak lupa memakai sepatu dan berangkat. Dalam perjalan udara begitu mendukung karena tidak ada titik awan mendung yang menghiasi langit. Aku segera bergegas menuju ke sekolah dengan hati-hati dan penuh keyakinan untuk membuat diri ku bahagia dan meminta pada keadaan untuk mendukung itu. Setelah sampai di sekolah aku bergegas naik ke kelas karena akan dilakukan upacara bendera. Setelah sampai di kelas semua murid sudah mempersiapkan dirinya untuk turun dan mengikuti upacara. Aku segera mamakai topi dan mengikuti teman-teman yang lain.

 “Pagi . . .,” kata Tya dengan ceria.

 “Wahh, kenapa nih?” kata Mila.

“Tumben ya, lo ceria gitu?” kata Yuna.

“Eemmm . . .  gimana ya,” kata Tya.

“Kenapa sih?” tanya ku.

“Nanti deh, gue cerita di kelas,” kata Tya.

 “Oke deh . . .,” kata kami.

Upacara begitu tenang dan tertib walau ada anak-anak yang terlambat. Upacara pun berakhir pada pukul 7.45 dan kami semua segera menuju ke kelas masinh-masing. Sesampainya di kelas kami pun membicarakan Tya yang begitu bahagia hari itu karena sedang dekat dengan anak kelas A yang entah aku tidak tahu orang nya. Namun setelah di jelaskan Mila aku baru sadar jika Tya sedang dekat dengan Fadi. Akupun ikut bahagia dengan apa yang terjadi, tidak hanya itu Yuna juga sedang dekat dengan anak sebelah namanya Hito dan benar-benar menyenangkan.

Kemudian kabar bahagia juga datang dari Mila yang diam-diam membicarakannnya dengan ku saat istirahat jika dia sedang dekat dengan cowok sekolah lain dan itu benar-benar membuat ku lebih bahagia. Seakan masa ini penuh dengan cinta yang hangat.  Ketika sudah tahu jika kami semua sedang dekat dengan cowok, kami semua pun bahagia bersama dan lebih bahagia bahkan kami berbagi kisah atau masalah yang di alami ketika berhadapan dengan cinta itu. Dan memberikan beberapa saran jika ada yang sedang sedih dengan perjalanan cinta masing-masing.

Pelajaran selanjutnya pun di mulai dimana Pak Toni menyuruh kami untuk segera mewarnai dan mengumpulkannya minggu depan karena Bulan depan sudah UAS. Kami pun segera menyelesaikannya dengan cepat dan memberi warna pada setiap objek yang ada. Tidak hanya Mila, Yuna dan Tya sudah bergegas untuk memberikan warna pada gambar mereka, yang dimana aku masih memberikan garis tebal dengan spidol pada daun yang akan ku warnai. Namun aku begitu tidak bersemangat setelah mendengar Bulan depan sudah UAS. Aku segera merebahkan kepala ku setelah selesai memberikan garis tebal pada gambar daun. Aku mengarah kan kepala ku ke meja Alex yang dimana dia biasa-biasa saja seolah tidak ada yang terjadi. aku segera membenamkan kepala ku dalam-dalam di atas meja.

Tiba-tiba ada tangan menyentuh bahu ku

“Kenapa sih?” kata Mila pelan sambil mewarnai daun dengan warna hijau.

“Entah lah Mila, gue juga enggak paham,” jawab ku samar karena kepala ku masih ku benamkan pada meja.  

“Hem,” kata Mila sambil menyuruh ku untuk duduk dengan tegak.

“Kenapa sih? Karena Alex atau Kak Jerry?” kata Mila.

“Enggak Mil, gue enggak kenapa-kenapa,” jawab ku.

“Kalau enggak kenapa-kenapa, yang semangat dong,” kata Mila pelan setelah melihat ku duduk dengan tegak.

“Hemm, oke,” kata ku dengan tidak bersemangat.

“Gue tahu kok karena siapa, jadi tolong lo harus semangat apapun yang terjadi,” kata Mila dengan pelan dan tegas.

“Hufftt, oke Mila,” kata ku sambil mengambil pewarna hijau.

Hari itu aku tidak semangat namun aku berusaha untuk tetap fokus menyelesaikan objek gambar ku. Aku mengambil pensil setelah pewarna hijau ku tuangkan ke dalam gambar daun itu, setelah itu ku tebalkan lagi garis tebal tadi dengan pensil. Ku tarik garis tebal dari ujung ke ujung, ku cari garis lain dan ku tebalkan lagi dengan pensil dan setelah itu ku warnai daun yang lain dan ku tebalkan lagi menggunakan pensil garis tebal yang tadi. Tidak lupa aku juga memikirkan background warna setelah ku selesai kan mewarnai objek yang utama. Namun aku belum bisa menemuka background warna yang tepat untuk mewarnai background nya dan aku memutuskan untuk ku kerjakan dirumah.

Setelah selesai aku memutuskan untuk mengakhiri pewarnaan pada pelajaran Seni Budaya ini, aku segera menjulurkan tangan ku ke depan dan memakainya untuk bantal kepala. Setelah itu aku melihat pemandangan dari jendela sebelah kiri dan jika masuk dari pintu jendela itu berada di sebelah kanan. Namun posisi duduk ku berada di kanan jadi aku bisa melihatnya jika ku miringkan posisi duduk ku. Aku melihat langit yang cerah itu dan ada beberapa burung yang kadang berterbangan dari pohon satu ke pohon yang lain. Dengan sengaja aku mengarahkan mataku ke meja Alex yang di mana dia sedang menatap ke arah ku dengan mata yang sayu dan terlihat lelah karena siang begitu panas. Aku pun melihatnya dan mata kami pun bertemu.

Aku menatapnya dan benar-benar serasa sedang berbicara walau tanpa kata. Wajahnya yang letih dan matanya yang melihatku dengan tajam namun lembut bahkan senyuman kecil yang dia berikan membuat ku ingin menghentikan waktu, menghampirinya dan menanyakan apakah kamu baik-baik saja? mungkin pikir ku terlalu halu dan menghayal. Bahkan semua orang yang ada di kelas seaakan terdiam dan tidak bergerak. Waktu serasa berhenti membuat pikiran negative ku tentang nya hilang. Aku menatapnya dan masih menatapnya namun kali ini aku menyerah dan aku benar-benar kalah dia berhasil bertahan. Setelah ku tegakkan lagi badan ku karena aku tidak bisa menatapnya terlalu lama dan aku memposisikan tubuhku seakan ingin berbicara dengan Mila, aku melihatnya masih di posisi yang sama namun dengan arah kepala yang berbeda.  Apakah dia lelah? kata ku dalam hati.

Tiba-tiba kepala Mila menghalangi ku yang membuat ku tidak bisa mengamatinya lagi dan wajah Mila terlihat jelas sedang melihat ku yang dengan cepat melihat ke arah kiri pertanda dia tahu apa yang sedang aku lakukan dan bertanya dengan tiba-tiba.

“Alex ya?” tanya Mila.

“Aah . . ., apa Mil?” kata ku tidak dengar.

“Lo melihat Alex?” tanya Mila yang membuat Yuna dan Tya mendengar.

“Kenapa Mil?” tanya Yuna.

“Ohhh . . ., apa suara gue kenceng banget ya?” tanya Mila.

“Iya Mil, mungkin semua orang di kelas hampir tahu,” kata Tya yang memutarkan badannya ke arah meja kami.

“Sorry-sorry, gue juga kaget lihat Hanna tiba-tiba ngalamun ke arah sana, gue kira nglihatin Alex,” kata Mila.

“Wahhhh . . ., waahhh, sungguh lo Mil,” kata ku ke arah Mila sambil tersenyum mengancam.

“Sorry-sorry kawan,” kata Mila sambil merangkul bahu ku.

“Kalian nih ganggu aja deh, pelan-pelan kalau enggak mau ngomong biar kami enggak dengar, dasar!” kata Yuna sebal.

“Udah, balik posisi aja Na,” kata Tya dengan menepuk bahu Yuna. 

Tidak lama kemudian setelah Yuna dan Tya berada di posisi mereka Mila pun menanyai ku.

“Alex kan Han?” tanya Mila sambil membuka buku yang ada di depannya.

“Iya, Mil,” kata ku dengan tenang sambil membuka buku yang ada di depan ku.

“Oke . . .,” kata Mila sambil tersenyum.

Aku pun melihat Mila yang tersenyum dan entah apa arti sebenarnya dari senyumannya itu. Aku pun mengalihkan wajahku menghadap ke arah buku dan membaca materi untuk pelajaran selanjutnya. Tidak lama pelajaran selanjutnya pun di mulai dan itu benar-benar tenang bahkan tidak ada suara karena semua anak di kelas tertidur dengan menundukkan kepala mereka. Tidak hanya itu mereka tertidur karena didukung oleh pelajaran yang hanya di berikan melalui tugas dan itu benar-benar menyenangkan untuk pelajaran terakhir. 

Sepanjang pelajaran terakhir tidak ada anak-anak yang mengerjakan hanya beberapa anak-anak saja, namun mayoritas tidak mengerjakan karena dapat dikumpulkan minggu depan. Menurutku itu benar-benar keajaiban yang datang di detik-detik terakhir. Setelah 2 jam berlalu tanpa ada yang dikerjakan semua murid pun akhirnya pulang dan berhamburan menuju ke lapangan.

Aku juga segera bergegas menuju ke parkiran, namun dengan langkah perlahan karena masih banyak anak-anak yang berada di parkiran. Aku melihat Yuna dan Tya sedang duduk bersama pasangan mereka di depan perpustakaan sekolah sembari menunggu parkiran sedikit lebih sepi dan aku berjalan hanya dengan Mila yang juga mengajak ku duduk di depan laboratorium.

Tidak berselang lama aku dan Mila pun ke parkiran duluan diikuti Yuna dan Tya.

“Sampai jumpa besok manteman . . .,” kata Yuna.

“Oke . . .,” kata Mila.

Kami pun segera menaiki motor dan segera pulang. Dalam perjalanan aku memikirkan tentang pandangan Alex tadi, namun seketika aku melihatnya di toko dekat studio dia terlihat baik-baik saja. ahhh bodohnya aku memikirkannya, kata ku dalam hati. Aku pun melaju sembari melihat pemandangan sekitar dan melihat langit yang sedikit mendung. Meraskan hempasan angin yang masuk membelai lembut rambut ku sesekali motorku sedikit terhempas karena besarnya angin yang menerjang. Setelah aku cukup puas bermain-main aku pun bergegas pulang.

Akupun tiba di rumah dengan selamat dan segera masuk, hari ini benar-benar tak ku duga karena langit tiba-tiba ingin menangis. Aku segera masuk dan menaruh tas ku di meja belajar, membuka jendela dan melihat beberapa anak dari sekolah ku maupun sekolah lain melintasi jalan depan rumah ku dan angin yang tiba-tiba menjadi sedikit dingin. Dengan masih dengan seragam yang sama aku membaringkan diri ku dan melihat langit-langit.

Wajah Alex pun memenuhi pikiran ku, aku pun melihat Hp ku dan memeriksa pesan. Namun tidak ada pesan dari Alex hanya pesan dari Kak Jerry.

Sadar Han, kamu gila ya? kata ku dengan diri ku sendiri.

Ohhh . . . menyebalkan. Seadainya bisa ku miliki semuanya . . . aahhh sial! kata ku meronta dalam kamar.

Aku pun memikirkan sambil melihat pemandangan melalui jendela, bahwa aku tidak boleh egois untuk meminta Alex yang dimana aku sudah memiliki orang yang harus ku jaga. Aku benar-benar sudah gila ketika mengatakan itu.  Aku pun merebahkan diri dan memeluk guling yang berada di samping ku dan menjadikannya menopang kepala dan memejam kan mata sembari merasakan angin yang masuk melalui jendela kamar ku.

Hari itu aku tertidur dan bangun pukul 5 sore, kemudian bergegas turun dan membantu Mama setelah itu aku mandi dan menyiapkan piring serta perlengkapan yang lain di atas meja. Kami pun segera makan karena hujan rintik-rintik sudah terdengar dan setelah itu kembali ke kamar masing-masing. Akupun menuju ke jendela kamar yang belum sempat ku tutup dan hujan semakin menjadi hujan dengan rintik yang besar. Aku pun menghampiri dan mengulurkan tanganku untuk merasakan dinginnya air hujan dan mengatakan,

Apakah kamu baik-baik saja dengan hujan ini? kata ku dengan diri ku sendiri.

Aku tidak tahu,

Kadang tidak mau tahu,

Namun kali ini,

Aku benar-benar menyukai mu,

Aku memohon kepada langit untuk selalu memberikan kebahagiaan sepanjang hari ku dan aku pun tersenyum ketika menyentuh hujan itu. Aku benar-benar bersyukur di berikan kejadian-kejadian mengejutkan yang membuat ku bahagia, kata ku dalam hati sambil menutup jendela karena hujan sudah sangat deras. Aku pun memutuskan untuk merebahkan diri dan tertidur.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
AKSARA
3536      1452     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Luka atau bahagia?
2594      843     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Konspirasi Asa
2024      641     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
Aku Benci Hujan
4040      1136     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Selepas patah
107      88     0     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
4445      1912     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Play Me Your Love Song
2448      1026     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Dunia Alen
2741      969     1     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Let's See!!
1201      574     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Jelita's Brownies
2385      1037     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...