Loading...
Logo TinLit
Read Story - KataKu Dalam Hati Season 1
MENU
About Us  

Pagi pun tiba aku segera bergegas mandi dan memakai seragam tidak lupa untuk memakai dasi dan mengikat rambut ku. Aku segera turun dan sarapan tidak lupa memakai sepatu dan berangkat. Dalam perjalan udara begitu mendukung karena tidak ada titik awan mendung yang menghiasi langit. Aku segera bergegas menuju ke sekolah dengan hati-hati dan penuh keyakinan untuk membuat diri ku bahagia dan meminta pada keadaan untuk mendukung itu. Setelah sampai di sekolah aku bergegas naik ke kelas karena akan dilakukan upacara bendera. Setelah sampai di kelas semua murid sudah mempersiapkan dirinya untuk turun dan mengikuti upacara. Aku segera mamakai topi dan mengikuti teman-teman yang lain.

 “Pagi . . .,” kata Tya dengan ceria.

 “Wahh, kenapa nih?” kata Mila.

“Tumben ya, lo ceria gitu?” kata Yuna.

“Eemmm . . .  gimana ya,” kata Tya.

“Kenapa sih?” tanya ku.

“Nanti deh, gue cerita di kelas,” kata Tya.

 “Oke deh . . .,” kata kami.

Upacara begitu tenang dan tertib walau ada anak-anak yang terlambat. Upacara pun berakhir pada pukul 7.45 dan kami semua segera menuju ke kelas masinh-masing. Sesampainya di kelas kami pun membicarakan Tya yang begitu bahagia hari itu karena sedang dekat dengan anak kelas A yang entah aku tidak tahu orang nya. Namun setelah di jelaskan Mila aku baru sadar jika Tya sedang dekat dengan Fadi. Akupun ikut bahagia dengan apa yang terjadi, tidak hanya itu Yuna juga sedang dekat dengan anak sebelah namanya Hito dan benar-benar menyenangkan.

Kemudian kabar bahagia juga datang dari Mila yang diam-diam membicarakannnya dengan ku saat istirahat jika dia sedang dekat dengan cowok sekolah lain dan itu benar-benar membuat ku lebih bahagia. Seakan masa ini penuh dengan cinta yang hangat.  Ketika sudah tahu jika kami semua sedang dekat dengan cowok, kami semua pun bahagia bersama dan lebih bahagia bahkan kami berbagi kisah atau masalah yang di alami ketika berhadapan dengan cinta itu. Dan memberikan beberapa saran jika ada yang sedang sedih dengan perjalanan cinta masing-masing.

Pelajaran selanjutnya pun di mulai dimana Pak Toni menyuruh kami untuk segera mewarnai dan mengumpulkannya minggu depan karena Bulan depan sudah UAS. Kami pun segera menyelesaikannya dengan cepat dan memberi warna pada setiap objek yang ada. Tidak hanya Mila, Yuna dan Tya sudah bergegas untuk memberikan warna pada gambar mereka, yang dimana aku masih memberikan garis tebal dengan spidol pada daun yang akan ku warnai. Namun aku begitu tidak bersemangat setelah mendengar Bulan depan sudah UAS. Aku segera merebahkan kepala ku setelah selesai memberikan garis tebal pada gambar daun. Aku mengarah kan kepala ku ke meja Alex yang dimana dia biasa-biasa saja seolah tidak ada yang terjadi. aku segera membenamkan kepala ku dalam-dalam di atas meja.

Tiba-tiba ada tangan menyentuh bahu ku

“Kenapa sih?” kata Mila pelan sambil mewarnai daun dengan warna hijau.

“Entah lah Mila, gue juga enggak paham,” jawab ku samar karena kepala ku masih ku benamkan pada meja.  

“Hem,” kata Mila sambil menyuruh ku untuk duduk dengan tegak.

“Kenapa sih? Karena Alex atau Kak Jerry?” kata Mila.

“Enggak Mil, gue enggak kenapa-kenapa,” jawab ku.

“Kalau enggak kenapa-kenapa, yang semangat dong,” kata Mila pelan setelah melihat ku duduk dengan tegak.

“Hemm, oke,” kata ku dengan tidak bersemangat.

“Gue tahu kok karena siapa, jadi tolong lo harus semangat apapun yang terjadi,” kata Mila dengan pelan dan tegas.

“Hufftt, oke Mila,” kata ku sambil mengambil pewarna hijau.

Hari itu aku tidak semangat namun aku berusaha untuk tetap fokus menyelesaikan objek gambar ku. Aku mengambil pensil setelah pewarna hijau ku tuangkan ke dalam gambar daun itu, setelah itu ku tebalkan lagi garis tebal tadi dengan pensil. Ku tarik garis tebal dari ujung ke ujung, ku cari garis lain dan ku tebalkan lagi dengan pensil dan setelah itu ku warnai daun yang lain dan ku tebalkan lagi menggunakan pensil garis tebal yang tadi. Tidak lupa aku juga memikirkan background warna setelah ku selesai kan mewarnai objek yang utama. Namun aku belum bisa menemuka background warna yang tepat untuk mewarnai background nya dan aku memutuskan untuk ku kerjakan dirumah.

Setelah selesai aku memutuskan untuk mengakhiri pewarnaan pada pelajaran Seni Budaya ini, aku segera menjulurkan tangan ku ke depan dan memakainya untuk bantal kepala. Setelah itu aku melihat pemandangan dari jendela sebelah kiri dan jika masuk dari pintu jendela itu berada di sebelah kanan. Namun posisi duduk ku berada di kanan jadi aku bisa melihatnya jika ku miringkan posisi duduk ku. Aku melihat langit yang cerah itu dan ada beberapa burung yang kadang berterbangan dari pohon satu ke pohon yang lain. Dengan sengaja aku mengarahkan mataku ke meja Alex yang di mana dia sedang menatap ke arah ku dengan mata yang sayu dan terlihat lelah karena siang begitu panas. Aku pun melihatnya dan mata kami pun bertemu.

Aku menatapnya dan benar-benar serasa sedang berbicara walau tanpa kata. Wajahnya yang letih dan matanya yang melihatku dengan tajam namun lembut bahkan senyuman kecil yang dia berikan membuat ku ingin menghentikan waktu, menghampirinya dan menanyakan apakah kamu baik-baik saja? mungkin pikir ku terlalu halu dan menghayal. Bahkan semua orang yang ada di kelas seaakan terdiam dan tidak bergerak. Waktu serasa berhenti membuat pikiran negative ku tentang nya hilang. Aku menatapnya dan masih menatapnya namun kali ini aku menyerah dan aku benar-benar kalah dia berhasil bertahan. Setelah ku tegakkan lagi badan ku karena aku tidak bisa menatapnya terlalu lama dan aku memposisikan tubuhku seakan ingin berbicara dengan Mila, aku melihatnya masih di posisi yang sama namun dengan arah kepala yang berbeda.  Apakah dia lelah? kata ku dalam hati.

Tiba-tiba kepala Mila menghalangi ku yang membuat ku tidak bisa mengamatinya lagi dan wajah Mila terlihat jelas sedang melihat ku yang dengan cepat melihat ke arah kiri pertanda dia tahu apa yang sedang aku lakukan dan bertanya dengan tiba-tiba.

“Alex ya?” tanya Mila.

“Aah . . ., apa Mil?” kata ku tidak dengar.

“Lo melihat Alex?” tanya Mila yang membuat Yuna dan Tya mendengar.

“Kenapa Mil?” tanya Yuna.

“Ohhh . . ., apa suara gue kenceng banget ya?” tanya Mila.

“Iya Mil, mungkin semua orang di kelas hampir tahu,” kata Tya yang memutarkan badannya ke arah meja kami.

“Sorry-sorry, gue juga kaget lihat Hanna tiba-tiba ngalamun ke arah sana, gue kira nglihatin Alex,” kata Mila.

“Wahhhh . . ., waahhh, sungguh lo Mil,” kata ku ke arah Mila sambil tersenyum mengancam.

“Sorry-sorry kawan,” kata Mila sambil merangkul bahu ku.

“Kalian nih ganggu aja deh, pelan-pelan kalau enggak mau ngomong biar kami enggak dengar, dasar!” kata Yuna sebal.

“Udah, balik posisi aja Na,” kata Tya dengan menepuk bahu Yuna. 

Tidak lama kemudian setelah Yuna dan Tya berada di posisi mereka Mila pun menanyai ku.

“Alex kan Han?” tanya Mila sambil membuka buku yang ada di depannya.

“Iya, Mil,” kata ku dengan tenang sambil membuka buku yang ada di depan ku.

“Oke . . .,” kata Mila sambil tersenyum.

Aku pun melihat Mila yang tersenyum dan entah apa arti sebenarnya dari senyumannya itu. Aku pun mengalihkan wajahku menghadap ke arah buku dan membaca materi untuk pelajaran selanjutnya. Tidak lama pelajaran selanjutnya pun di mulai dan itu benar-benar tenang bahkan tidak ada suara karena semua anak di kelas tertidur dengan menundukkan kepala mereka. Tidak hanya itu mereka tertidur karena didukung oleh pelajaran yang hanya di berikan melalui tugas dan itu benar-benar menyenangkan untuk pelajaran terakhir. 

Sepanjang pelajaran terakhir tidak ada anak-anak yang mengerjakan hanya beberapa anak-anak saja, namun mayoritas tidak mengerjakan karena dapat dikumpulkan minggu depan. Menurutku itu benar-benar keajaiban yang datang di detik-detik terakhir. Setelah 2 jam berlalu tanpa ada yang dikerjakan semua murid pun akhirnya pulang dan berhamburan menuju ke lapangan.

Aku juga segera bergegas menuju ke parkiran, namun dengan langkah perlahan karena masih banyak anak-anak yang berada di parkiran. Aku melihat Yuna dan Tya sedang duduk bersama pasangan mereka di depan perpustakaan sekolah sembari menunggu parkiran sedikit lebih sepi dan aku berjalan hanya dengan Mila yang juga mengajak ku duduk di depan laboratorium.

Tidak berselang lama aku dan Mila pun ke parkiran duluan diikuti Yuna dan Tya.

“Sampai jumpa besok manteman . . .,” kata Yuna.

“Oke . . .,” kata Mila.

Kami pun segera menaiki motor dan segera pulang. Dalam perjalanan aku memikirkan tentang pandangan Alex tadi, namun seketika aku melihatnya di toko dekat studio dia terlihat baik-baik saja. ahhh bodohnya aku memikirkannya, kata ku dalam hati. Aku pun melaju sembari melihat pemandangan sekitar dan melihat langit yang sedikit mendung. Meraskan hempasan angin yang masuk membelai lembut rambut ku sesekali motorku sedikit terhempas karena besarnya angin yang menerjang. Setelah aku cukup puas bermain-main aku pun bergegas pulang.

Akupun tiba di rumah dengan selamat dan segera masuk, hari ini benar-benar tak ku duga karena langit tiba-tiba ingin menangis. Aku segera masuk dan menaruh tas ku di meja belajar, membuka jendela dan melihat beberapa anak dari sekolah ku maupun sekolah lain melintasi jalan depan rumah ku dan angin yang tiba-tiba menjadi sedikit dingin. Dengan masih dengan seragam yang sama aku membaringkan diri ku dan melihat langit-langit.

Wajah Alex pun memenuhi pikiran ku, aku pun melihat Hp ku dan memeriksa pesan. Namun tidak ada pesan dari Alex hanya pesan dari Kak Jerry.

Sadar Han, kamu gila ya? kata ku dengan diri ku sendiri.

Ohhh . . . menyebalkan. Seadainya bisa ku miliki semuanya . . . aahhh sial! kata ku meronta dalam kamar.

Aku pun memikirkan sambil melihat pemandangan melalui jendela, bahwa aku tidak boleh egois untuk meminta Alex yang dimana aku sudah memiliki orang yang harus ku jaga. Aku benar-benar sudah gila ketika mengatakan itu.  Aku pun merebahkan diri dan memeluk guling yang berada di samping ku dan menjadikannya menopang kepala dan memejam kan mata sembari merasakan angin yang masuk melalui jendela kamar ku.

Hari itu aku tertidur dan bangun pukul 5 sore, kemudian bergegas turun dan membantu Mama setelah itu aku mandi dan menyiapkan piring serta perlengkapan yang lain di atas meja. Kami pun segera makan karena hujan rintik-rintik sudah terdengar dan setelah itu kembali ke kamar masing-masing. Akupun menuju ke jendela kamar yang belum sempat ku tutup dan hujan semakin menjadi hujan dengan rintik yang besar. Aku pun menghampiri dan mengulurkan tanganku untuk merasakan dinginnya air hujan dan mengatakan,

Apakah kamu baik-baik saja dengan hujan ini? kata ku dengan diri ku sendiri.

Aku tidak tahu,

Kadang tidak mau tahu,

Namun kali ini,

Aku benar-benar menyukai mu,

Aku memohon kepada langit untuk selalu memberikan kebahagiaan sepanjang hari ku dan aku pun tersenyum ketika menyentuh hujan itu. Aku benar-benar bersyukur di berikan kejadian-kejadian mengejutkan yang membuat ku bahagia, kata ku dalam hati sambil menutup jendela karena hujan sudah sangat deras. Aku pun memutuskan untuk merebahkan diri dan tertidur.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KEPINGAN KATA
495      319     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Aku Milikmu
1980      884     2     
Romance
Aku adalah seorang anak yang menerima hadiah terindah yang diberikan oleh Tuhan, namun dalam satu malam aku mengalami insiden yang sangat tidak masuk akal dan sangat menyakitkan dan setelah berusaha untuk berdamai masa lalu kembali untuk membuatku jatuh lagi dengan caranya yang kejam bisakah aku memilih antara cinta dan tujuan ?
Pacarku Arwah Gentayangan
5758      1732     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
ARMY or ENEMY?
14315      4151     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Gi
1144      664     16     
Romance
Namina Hazeera seorang gadis SMA yang harus mengalami peliknya kehidupan setelah ibunya meninggal. Namina harus bekerja paruh waktu di sebuah toko roti milik sahabatnya. Gadis yang duduk di bangku kelas X itu terlibat dalam kisah cinta gila bersama Gi Kilian Hanafi, seorang putra pemilik yayasan tempat sekolah keduanya berada. Ini kisah cinta mereka yang ingin sembuh dari luka dan mereka yang...
Mr.Cool I Love You
132      116     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
Aku Benci Hujan
7026      1856     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
7487      2508     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Sweet Equivalent [18+]
4575      1214     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
5195      1958     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...