Read More >>"> KataKu Dalam Hati Season 1 (Bab I - BOLOS KELAS) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KataKu Dalam Hati Season 1
MENU
About Us  

Pagi pun tiba dan aku sudah bersiap untuk berangkat, pagi itu begitu terik bahkan belum ada jam 7, matahari sudah melalui celah-celah ranting pohon, bahkan kupu-kupu sudah berterbangan di taman depan rumah, seakan siap untuk memulai hari yang ku doakan semoga hari ini adalah hari yang membahagiakan.

Aku pun segera berangkat dan dalam perjalanan udara segar menyambut bahkan sejuk seaakan menandakan bahwa akan ada hari baik. Aku begitu bahagia dan gembira, bahkan sudah tidak memikirkan hal yang terjadi kemarin. Dengan hati yang sadar aku pun memberikan kabar kepada Kak Jerry jika aku sudah berada ke sekolah, Kak Jerry pun juga memberi balasan yang sama. Aku pun memutuskan untuk segera menuju ke kelas dan menyiapkan semangat untuk pelajaran pertama yaitu Keterampilan. Pak Setya selaku Guru Sejarah yang mengampu pelajaran Keterampilan bisa di katakan Pak Setya mengajar dua mata pelajaran saat itu.

“Selamat pagi anak-anak, senang melihat kalian lagi. Tapi yaa bosan sebenarnya hampir 3 kali dalam seminggu bertemu kalian terus. (tertawa) bercanda anak-anak,” kata Pak Setya.

 Beliau sebenarnya adalah guru yang suka bercanda, namun sedikit tidak di sukai oleh anak-anak karena bertemu beliau terus. Semua murid pun ikut bercanda dan tertawa karena ulah Pak Setya.

“Oke jadi materi hari ini kita akan membuat kaligrafi ya, bahannya kita akan mengambil dari laut. Jadi pasir laut, kerang, batu dan lain sebagainya yang terpenting adalah kita ambil bahan dari laut,” kata Pak Setya.

“Baik, Pak,” kata semua murid dengan antusias.

 Kami pun segera mendiskusikannya dan berusaha untuk mencerna pengumuman dari Pak Setya. Ada juga beberapa anak-anak yang menanyakan kepada Pak Setya tentang design dan kelompok. Pak Setya pun hanya menjawab untuk kelompok bebas dan design juga di bebaskan, namun Pak Setya menghimbau untuk masing-masing kelompok harus ada laki-laki dan perempuan tidak di perbolehkan perempuan semua atau laki-laki semua. Jadi intinya kebebasaan kami adalah pemilihan anggota dan design kaligrafi. Aku pun sekelompok dengan Mila, karena kekurangan orang jadi kami memutuskan untuk mengajak Exel dan Rama. Yuna dan Tya bersama Luky dan Tian.

Kami pun segera berdiskusi dan Mila memutuskan untuk kerja kelompok sepulang sekolah untuk minggu depan. Aku pun segera menyetujuinya dan yang lain ikut setuju karena harus membersihkan kerang dan pasir pantai kalau sudah dapat nanti. Pelajaran Pak Setya untuk Keterampilan pun berakhir dengan tepuk tangan dari Pak Setya untuk mengapresiasi kelas kami karena begitu antusias dan kemajuannya sangat cepat, akhirnya semua murid pun istirahat.

Aku dan Mila memutuskan untuk pergi ke Koperasi sedangkan Yuna dan Tya berada di kelas karena masih ingin membahas untuk pelajaran Keterampilan. Dalam perjalanan menuju Koperasi aku berpapasan dengan Hugo dan Alex yah seperti biasanya kami saling menyapa, entah apa yang ada di pikiran ku setiap melihat Alex rasanya bahagia saja.

“Eehhem . . .,” kata Mila.

“Apa, sih,” jawab ku.

“Ketauan tau, hati-hati deh ntar Kak Jerry lihat bisa uuuu . . .,” kata Mila meledek sambil menutupi mulutnya.

 “Apaan sih, Milaaa lo tuh, enggak lah mana mungkin sih . . .,” jawab ku sembari mengalihkan pandangan kedepan sambil tersenyum.

 “Ciee lah . . .,” kata Mila sambil merangkul tangan ku.

“Aaaa Milaa aah,” jawab ku merajuk.

Sesampainya di Koperasi aku segera membeli beberapa permen dan minuman, setelah itu kami segera ke kelas karena pelajaran ke tiga akan segera di mulai.

“Kita harus minum yang banyak Han,” kata Mila tiba-tiba.

“Emang kenapa?” kata ku.

“Hari ini Pelajaran Bu Wati yang artinya Matematika dan gue punya rencana,” kata Mila bersemangat.

 Aku pun hanya menuruti Mila dan bergegas untuk berjalan lebih cepat menuju ke kelas. Mila memberikan satu botol air mineral pada Yuna dan Yuna pun meminumnya sampai habis.  Aku bahkan tidak habis pikir dengan apa yang mereka lakukan, namun aku tahu mereka punya rencana yang akan seru, hingga Tya pun berkata,

 “Baguss, sippp Yuna,” kata Tya sambil menepuk bahu Yuna.

 Aku masih sangat bingung bahkan seperti orang bodoh. Tidak lama pelajaran pun di mulai Bu Wati sedang menjelaskan panjang lebar dan sudah berjalan selama 1 jam.

Tidak lama kemudian Bu Wati memberikan kami tugas, namun di tengah mengerjakan tugas Yuna berdiri dan menuju ke meja Bu Wati yang terletak di sebelah kiri, Yuna pun tersenyum puas sambil mengulurkan tangannya pada Tya. Aku pun bertanya pada Mila apa yang sebenarnya terjadi, namun Mila hanya diam dan tertawa pelan. Tidak lama sekitar 5 menit kemudian Mila pun maju menghampiri Bu Wati dan kembali dengan hal yang sama yang di lakukan oleh Yuna pada Tya, Mila mengulurkan tangannya dan menarikku keluar. Aku pun berlari dengan Mila menuju kamar mandi belakang sekolah dan ternyata di sana sudah ada Yuna dan Tya menunggu kami. Kami pun sontak saling melihat dan tertawa puas bersama.

 “Huuuhh . . . akhirnya bisa keluar,” kata Mila sambil tertawa.

“Yoi, kan keluarnya enggak sendirian rame-rame lebih asik,” kata Yuna, tersenyum puas.

“Oohh . . . ternyata ini yang kalian rencanain kabur dari Bu Wati,” kata ku sambil tertawa.

“Iyaa serius deh, gue benar-benar enggak paham tentang logaritma serius,” kata Tya menjelaskan keadaannya sambil tertawa.

“Udah, kita di sini dulu aja nanti kurang 15 menit baru balik toh juga Bu Wati hanya main Hp kan,” kata Mila.

“Yoi, setuju banget,” kata Yuna mendukung.

“Wahhh . . . dasar kalian,” kata ku meledek namun juga menyetujui perbuatan mereka.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari samping yang membuat kami berempat mengarahkan pandangan ke arah kanan. Dengan sangat tegang kami menunggu siapa yang berjalan menuju kamar mandi.

 “Woooyy, kalian ngapain?” kata Hugo yang di ikuti Alex dari belakang.

 “Huuft . . . untung lah gue kira siapa,” kata Mila.

“Wahh, serius nih menengangkan,” kata Tya sambil mengelus dada.

 “Wahhh, gue kira siapa Go ternyata lo ya,” kata Yuna.

“Wah, wah enggak baik nih,” kata Hugo dengan muka bercanda.

 “Enggak kok santai nanti kita bakalan balik,” kata Mila.

“Minggir Go, gue mau ke kamar mandi nih,” kata Alex yang berada di belakangnya.

“Ohh oke . . . gue ikut deh Lex,” kata Hugo.

Aku pun segera mengalihkan pandangan ku kembali ke sekeliling ku karena pemandangan begitu bagus dan asri bahkan angin sepoy-sepoy sangat menyejukkan ku. Walaupun sedikit menyilaukan karena sudah hampir pukul 12 siang, namun tidak membuat kami berhenti untuk melakukan niat yang begitu gila ini.

5 menit kemudian Hugo pun keluar yang diikuti oleh Alex. Hugo menyuruh kami untuk segera ke kelas, namun entah kenapa Alex melihat ku dengan mata yang selalu sama bahkan pandangan yang selalu sama seperti biasanya. Namun hanya dengan itu saja membuat ku begitu resah hingga terkadang aku bisa tersenyum sendiri hanya dengan melihatnya, memang semester ini akan segera berlalu karena sudah berjalan 4 bulan kami berada di kelas yang sama. Setelah aku melihat mereka pergi aku segera kembali ke arah pemandangan yang tadi, dan merasakan angin yang begitu sejuk.

 Tidak lama kemudian Mila dan Yuna mengajak kami kembali ke kelas, sesampainya di Kelas Bu Wati diam saja dan fokus pada Hp nya. Kami saling menatap dan melihat satu sama lain bahkan Tya dan Yuna sudah menanyakan jawaban-jawaban ke teman-teman yang lain. Untungnya teman-teman kelas begitu asik dan mereka mau meminjamkan catatan mereka pada kami. Hari itu begitu membahagiakan bahkan hampir berjalan lancar dan baik-baik saja tanpa ada masalah sedikit pun. Kami pun segera istirahat dan Bu Wati segera keluar dengan menyampaikan pengumuman bahwa tugas hari ini akan di bahas minggu depan.

Semua murid pun siap-siap untuk pulang, sembari menunggu bel berbunyi aku dan Mila membicarakan hari libur besok. Yuna dan Tya pun juga ikut mengobrol dengan kami. Tidak lama bel pun berbunyi kami segera menuju ke Parkiran dan menuju ke motor masing-masing dan memutuskan untuk segera pulang. Hari ini begitu bahagia bahkan tidak ada suatu kendalapun yang membuat hati ku sedih. Aku benar-benar bersyukur pada Tuhan untu hari ini, bahkan menatap langit dan berharap semoga selalu bahagia sepanjang waktu.

Sesampainya di rumah aku langsung menuju ke kamar, membuka jendela dan memeriksa pesan, karena notifikasi pesan yang sudah bergetar dari tadi membuat ku ingin cepat-cepat membukanya. Tidak lama setelah di buka sudah banyak sekali obrolan dalam grub chat yang terdiri dari aku, Mila, Tya dan Yuna. Kami membicarakan beberapa hal tentang kejadian tadi, hingga berbagi tips bagaimana cara menghabiskan air mineral satu botol penuh.

Aku sungguh tidak menduga bahwa Yuna bisa menghabiskan air itu hanya untuk bolos pelajaran matematika. Aku bahkan sampai tertawa sendiri di kamar karena ingat kejadian hari ini, namun ada sedikit bayangan yang mengganggu ku karena terbesit pikiran tentang Alex. Akhirnya aku melihat langit-langit kamar dan menyadarkan diri ku untuk tidak memasukkan hal-hal yang Alex lakukan pada ku. Walau aku tahu semua sudah terlambat, namun aku berharap semuanya akan baik-baik saja.

Malam pun tiba aku menyiapkan diri untuk melakukan aktivitas besok. Malam itu tidak ada yang spesial, hanya malam seperti kebanyakan orang. Setelah melalui malam yang sangat membosankan aku kembali merebahkan diri dan memutuskan untuk segera tidur, agar besok bisa bangun pagi dan menikmati udara segar.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Potongan kertas
654      305     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Gray November
2394      926     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
935      485     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Love Al Nerd || hiatus
92      69     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
When Magenta Write Their Destiny
3448      1128     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Rewrite
5961      2106     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Hello, Kapten!
928      483     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Dunia Alen
3089      1051     1     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Aku Istri Rahasia Suamiku
7445      1850     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Let's See!!
1368      664     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."