Rianti menyebalkan. Sebenarnya sore ini, aku ingin mengunjungi Ibu Mbak Yani. Tetapi setelah mengejar Rianti secepat mungkin ia sudah tak terlihat lagi punggungnya. Secepat kilat Gadis Aceh itu berlalu.
Saat ini sikap Rianti seperti orang asing. Tak pernah lagi pulang bersama.
Aku berjalan menuju Halte busway Harco Mangga Dua. Ini bukan pertama kali aku menikmati suasana sore. Aku mencoba tersenyum, bersyukur bisa menikmati rasa lelahnya bekerja dari pagi hingga sore hari.
Aku melangkah lagi sambil melirik jam di ponsel yang baru menunjukkan pukul lima. Semua kelelahan dan emosiku menguap saat Ibuku membalas sms yang mengizinkan aku berkunjung ke Rumah Sakit. Faktanya semua kegiatanku Ibu harus tahu. Aku tak ingin membuatnya khawatir! Kalian tahulah aku anak satu-satunya.
Aku menempelkan kartu busway kemudian menunggu busway arah Kota.
“Kamu mau kemana?” Seseorang menepuk bahuku dari belakang.
Aku kaget. Membalikan badan. “Riantttiiiii! Ya ampun tadi Gue ngejer Lo!”
“Masa? Kapan?” Rianti mengernyitkan keningnya.
“Iya barusan. Hp Lo mati?"
Rianti mengambil ponsel dari saku roknya. “Di silent. Nggak kedengeran”
Kami berdua menaiki busway dengan langkah pelan.
“Ti. Ke Rumah sakit Tarakan yuk!” Aku menghela napas kemudian mencoba duduk di kursi busway.
“Siapa yang sakit?” Rianti memandangku lurus-lurus.
Aku menarik napas lagi. Mencoba memutar kata-kata.
“Ibu Mbak Yani sakit Ti!’ Jawabku pelan. Aku memegang tangan kiri Rianti.
Rianti berusaha menetralkan hatinya yang sedikit kesal kepada Mbak Yani. Wajahnya sedikit memerah.
“Kapan? Ibunya sakit apa?” Rianti menggigit bibirnya.
“Sekarang Ti! Ibu Mbak Yani diabetes!” Aku berusaha mengatur kata-kata.
Rianti menghembuskan napas sedalam-dalamnya. “Tapi kita belum beli apa-apa Lit!”
Aku nyaris tahu Gadis Aceh itu berusaha mengelak. Bagaimana mungkin ia bisa bertemu Mbak Yani yang ia kesal. Aku mencoba lagi memutar kepala. Meyakinkan dia.
“Nggak apa-apa. Yuk sekarang!” Pintaku memohon. Aku menggenggam kedua tangannya.
Busway sudah sampai Kota. Kami melangkah turun kemudian berjalan pelan di sepanjang halte busway.
“Jadi kita ke RS Tarakan kan?” Tanyaku serius. Aku menggenggam lagi tangan kiri Rianti.
Rianti mengangguk pelan lalu mencoba merebahkan senyuman. “Baiklah Lita.”
Mendengar itu aku lega. Walaupun harus sampai memohon-mohon kepada Gadis di sampingku.
Hening diantara kami. Aku berkali-kali ingin berbicara tentang Ridwan, namun berkali-kali pula aku hanya diam sepanjang jalan.
Kami berdua telah sampai di halte busway Harmoni. Saat turun dari busway aku teringat masa kecilku. Suasana di daerah ini masih magic. Pikiranku kini berkecamuk. Aku masih sangat penasaran. Apakah Ayahku masih tinggal di daerah ini?
Kami berdua menaiki tangga halte busway dengan gontai.
“Lita awas tali tas kamu melilit di tiang!” Rianti menarik tanganku.
Aku berhenti, mencoba membetulkan tas.
“Aduuhhh Ti. Makasih ya!” Aku kaget.
Aku menahan napas. Jantungku berdetak lebih kencang.
“Hati-hati Lit. Kamu kenapa? Sejak tadi kamu pikirannya kosong. Kamu ada yang dipikirkan?” Tanya Rianti bingung.
Aku tersenyum sambil menggeleng-geleng.
Aku benar-benar tidak habis pikir. Mengapa aku tidak konsentrasi? Tidak mungkin aku mengutarakan masa laluku pada Rianti.
Aku memijit kening. “Nggak ada Rianti!”
“Kamu sedang ada masalah?” Rianti mencoba memahami dengan pikiran yang kalut.
Aku menghentikan langkahku saat akan turun dari tangga busway.
Aku menghela napas lagi. “Aku hanya ingat Ayahku.” Jawabku memelas.
Rianti berhenti kemudian mengajakku duduk di tangga halte busway. Ia bersandar pada tiang. Tangan kanannya merangkul pundakku.
Rianti menatapku kasian. “Kenapa? Ayahmu sakit Lit?”
Aku menaikkan alis. Baru kali ini aku merasakan kembali rangkulan sahabat. Di segala sudut pikiranku, aku mulai mempertanyakan apakah Rianti orang yang bisa dipercaya? Bagiku, menemukan sahabat itu susah.
Aku mengangkat bahu. “Ayahku tak tahu kemana?”
“Apa kamu sudah mencari Ayahmu?” Rianti mengusap rambutku.
Aku benar-benar tak habis pikir. Mengapa aku harus mengutarakan isi hatiku kepada orang lain? Bahkan dengan teman kerjaku. Akh, sungguh sangat bodoh!
“Akh, come on! Hari mulai gelap. Kita harus segera ke Rumah Sakit!” Aku berdiri, menarik tangan Rianti. Mengalihkan pembicaraan.
Rianti menghembuskan napas pelan. “Hmmm…. Baiklah”
Kami turun dari tangga. Rianti terdiam. Ia berjalan sambil menatapku dari samping kiri. Tampak bingung.
“Eh Lit, ngomong-ngomong kau senang bikin brownies ya?” Rianti ceria.
Aku terkejut lalu tertawa. “Hahaha… Lo tahu dari mana Ti?”
Aku kaget. Suasana hatiku tiba-tiba mencair.
“Hmmm…. Instagram.” Jawab Rianti tersenyum.
“Hahaha…. Lo kepo Instagram Gue Ti!” Aku menyenggol bahu Rianti.
“Hmm, dikit!” Ia menyipitkan mata kirinya.
‘Hahaha, tapi kali ini jangan sering-sering dibiasakan Ti!”
“Ya kamu juga jangan sering-sering dibiasakan melamun Lit! Apalagi lagi di jalan. Bahaya Tahu!” Rianti menasihati.
“Iya sih. Jauh banget sih becandanya. Hmm…” aku kesal.
Rumah Sakit Tarakan sudah terlihat gedungnya. Lampu-lampu Kota mulai memantulkan cahayanya masing-masing. Kami berdua menyeberang jalan.
Aku mulai meng-scroll kontak pada ponsel di depan Lift Rumah Sakit Tarakan. Mencari kontak Mbak Yani. Rianti mengambil sebotol minuman dingin dari dalam tasnya kemudian menyeruputnya. Perasaannya tidak enak. Tampak jelas dari raut mukanya yg kebingungan dan kaki kanannya yang tidak bisa diam.
Aku sangat mengerti perasaan Rianti. Ia dan Mbak Yani sudah berselisih tegang. Semoga saja hati Mbak Yani bisa menerima Rianti. Dan persahabatan mereka erat kembali. Rianti mencoba melirik ke arah sebelah kanan dengan bingung. Wajahnya memerah saat melihat gadis berkacamata di depannya memanggilku.
"Lita...." sapa Mbak Yani. Ia mendekatiku.
"Hai Mbak Yani. Gimana keadaan Ibu?" Jawabku penasaran. Aku mencium pipi kanan dan kirinya.
"Udah baikan Mbak?" Rianti menghela napas. Ia mencoba berdamai dengan Mbak Yani.
Mbak Yani mencoba bersalaman dengan Rianti. Otaknya mencoba mencerna kata-kata dan sedikit melirik Rianti. Tiba-tiba batinnya luruh.
"Ibu lumayan sehati Ti. Makasih ya sudah Dateng." bisik Mbak Yani di telinga kanan Rianti.
Dengan mimik muka ceria, Rianti menggenggam kedua tangan Mbak Yani.
"Aku turut prihatin ya Mbak. Semoga cepet sembuh. Maaf ya Mbak kalau ada salah." Mata Rianti berkaca-kaca.
Aku terkejut bukan main. Rianti sungguh berjiwa besar. Ia berani meminta maaf terlebih dahulu.
Aku hanya bengong.
Mbak Yani memeluk Rianti. "Sama-sama Ti, Gue juga. Makasih ya dah Dateng."
"Nah gitu dong. Baikan kan adem liatnya.." candaku. Aku gemas.
Mereka berdua tersenyum mendengarnya. Mbak Yani menghapus sudut mata kanannya.
"Udah dramanya....hahahaha...." aku menyenggol tangan kanan Mbak Yani.
"Apa sih Lo Lita...?" Wajah Mbak Yani memerah. Ia tersipu malu.
"Lucu kalian berdua ini kayak anak SD za Hahahaha....." Aku tak bisa menahan tawa.
Aku menarik tangan mereka berdua menuju Ruangan Ibu Mbak Yani. Mereka berdua saling merebahkan senyuman.
Rianti tertawa kecil sambil menarik rambut kebelakang telinga kirinya.
Malam ini adalah momen yang menyenangkan. Berkali-kali Aku sungguh terpesona melihat Rianti yang berjiwa sangat besar. Ia bisa menghadapi masalah dengan berani dan dewasa. Aku sungguh sangat kagum melihat sikapnya. Aku harus bisa mencontoh sikap Rianti. Semoga saja tidak ada lagi konflik Friendzone diantara mereka.
I'm not the main character afterall!
1414
730
0
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa.
Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
5314
2007
563
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar
Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Selepas patah
212
172
1
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung.
"Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
My Doctor My Soulmate
123
110
1
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
When Magenta Write Their Destiny
6332
1720
0
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa.
Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Rewrite
9665
2792
1
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya.
Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan.
Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Luka atau bahagia?
5060
1465
4
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali.
dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Gray November
3841
1319
16
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
SEMPENA
4377
1401
0
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban.
Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini