"Kenapa Mbok bisa tahu tentang hubungan saya dan Syifa?" tanya Rudi sambil menoleh ke arah Mbok Inah.
"Maaf Mas, saya tahu dari Non Syifa dia sudah cerita banyak kepada saya, bahkan tentang apapun yang dilakukan Nyonya besar dan kedua adik Mas Rudi," jawab Mbok Inah sambil mulai menangis.
"Memangnya apa yang dilakukan mereka Mbok?" tanya Rudi penasaran.
"Saat Non Syifa pergi ke pusat perbelanjaan mereka meminta Non Syifa membawa semua belanjaan dan mereka juga tidak memberikan makanan untuk Non Syifa hingga dia kelaparan, serta mereka juga mengolok-olok Non Syifa bahkan dengan kasar Non Sherin menjambak rambut Non Syifa dengan sangat keras," jawab Mbok Inah.
"Mama." ucap Rudi sambil terlihat menahan amarahnya.
"Saya mohon Mas Rudi jangan bilang ke Nyonya kalau saya dan Non Syifa yang memberitahu masalah ini." ucap Mbok Inah sambil menangis.
Rudi tidak menjawab ucapan Mbok Inah, dia langsung berjalan ke arah koridor rumah sakit. Rudi yang sudah tidak dapat menahan amarahnya langsung menjambak rambut Sherin hingga dia berteriak kesakitan. Ningrum yang melihat kejadian itu langsung berusaha melepaskan tangan Rudi dari rambut sang adik.
"Rudi! Apa yang kamu lakukan?" bentak sang ayah saat melihat Rudi menjambak rambut Sherin.
"Tanya kepada putri kesayangan Papa, apa yang telah dia lakukan kepada Syifa," ucap Rudi sambil menjambak rambut Sherin.
"Mama! Sakit." teriak Sherin kesakitan.
"Kamu gila ya, demi perempuan pelacur itu kamu tega menyakiti adik kandungmu sendiri!" bentak sang Mama sambil terus melepaskan tangan Rudi.
"Sekarang cepat katakan apa yang sudah kalian lakukan di pusat perbelanjaan terhadap Syifa, atau aku akan terus menyakiti Sherin." ancam Rudi kepada Mama dan kedua adiknya.
"Rudi lepaskan tanganmu! Ini rumah sakit jaga sikapmu." bentak Andre kepada sang putra.
Rudi yang sangat menghormati sang ayah langsung melepaskan tangannya dari rambut Sherin. Di saat yang bersamaan Anita tiba-tiba datang ke rumah sakit. Anita memang sangat mengenal baik keluarga Rudi.
"Hai, Tante." ucap Anita sambil mencium pipi Ningrum.
"Hai Sayang, akhirnya kamu datang juga." jawab Ningrum sambil tersenyum.
"Iya dong, Tan. Bagaimana kondisi Syifa?" tanya Anita kepada Ningrum.
"Pelacur itu harus menjalani operasi sesar dan anaknya ternyata laki-laki." jelas Ningrum kepada Anita.
"Mama namanya bukan Pelacur, tapi Syifa!" bentak Rudi kepada sang mama.
"Terserah yang pasti Mama tidak ikhlas jika dia menggunakan uang kita untuk biaya bersalin, dan itu akan Mama catat sebagai hutang." jawab sang mama sambil berjalan ke arah pintu keluar rumah sakit.
"Ma, Mama!" teriak Andre kepada Ningrum.
Setelah Ningrum meninggalkan rumah sakit tidak berapa lama Sherin dan Shania mengikuti sang ibu untuk keluar dari rumah sakit. Anita yang tidak tahu dengan apa yang telah terjadi juga ikut melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit. Ningrum yang dalam kondisi kesal langsung berjalan menuju mobil Anita.
"Ini semua gara-gara perempuan kampung itu." ucap Ningrum saat sudah berada di dalam mobil Anita.
"Iya Ma, Sherin tidak terima dipermalukan Mas Rudi seperti tadi." jawab Sherin sambil terlihat sangat kesal.
"Lalu apa yang harus kita lakukan Ma?" tanya Shania penasaran.
"Sekarang kita pulang dulu, kita pikirkan di rumah saja." jawab Ningrum kepada kedua putrinya.
Anita yang dari tadi bingung dengan kondisi yang terjadi memberanikan diri bertanya kepada Ningrum tentang siapa Syifa sebenarnya. Ningrum pun mulai menjelaskan sedikit tentang siapa Syifa. Serta apa yang sudah dia lakukan kepada Rudi semalam.
"Berarti benar, selama ini Rudi dan Syifa ada hubungan. Aku tidak boleh membiarkan ini terjadi." batin Anita sambil mulai mengemudikan mobilnya.
Tidak berapa lama mereka pun tiba di rumah. Ningrum dan ketiga putrinya langsung menyandarkan diri ke sofa ruang tamu. Anita masih tetap dalam lamunannya hingga membuat Ningrum memanggilnya dengan berteriak.
"Anita!" teriak Ningrum hingga mengagetkan Anita.
"Iya, Tante ada apa?" tanya Anita sambil terkejut.
"kamu kenapa melamun begitu?" tanya Ningrum penasaran.
"Paling juga ngelamunin Mas Rudi Ma." jawab Sherin sambil tertawa.
"Tidak tante, aku cuma heran." jawab Anita ragu.
"Heran, heran kenapa?" tanya Ningrum penasaran.
"Rasanya aneh kalau Rudi tidak ada hubungan apa-apa dengan Syifa, karena yang saya lihat mereka begitu dekat bahkan tatapan Rudi ke Syifa adalah tatapan penuh cinta." jelas Anita kepada Ningrum.
"Ah … itu hanya perasaanmu saja, Rudi itu cintanya hanya sama kamu, dia seperti itu hanya karena kasihan dengan perempuan itu." jelas Ningrum sambil tersenyum.
"Tidak, Tante. Aku yakin Rudi dan Syifa memiliki hubungan spesial." ucap Anita sambil terlihat khawatir.
"Cie ... ada yang cemburu nih." ledek Shania dan Sherin sambil tertawa.
Ningrum yang melihat kekhawatiran di wajah Anita langsung berdiri dan berjalan mendekati Anita. Ningrum seolah mengerti apa yang sedang dirasakan oleh calon menantu impiannya. Sambil memegang tangannya Ningrum berjanji akan membantu Anita dalam mendapatkan Rudi.
"Kamu jangan khawatir, Tante pastikan kamu akan mendapatkan Rudi dalam waktu dekat." ucap Ningrum sambil tersenyum.
"Maksud Tante?" tanya Anita penasaran.
"Kamu lihat saja apa yang akan Tante lakukan nanti." ucap Ningrum sambil tersenyum sinis