Loading...
Logo TinLit
Read Story - Allura dan Dua Mantan
MENU
About Us  

Pukul 23.00 A2T Cafebook tersisa aku dan Adrish. Allura pulang duluan. Jadilah kami yang benahi kafe dulu sebelum pulang.

 

Aku kebagian jatah naikin kursi ke meja. Sedangkan Adrish, yang menyapu. Lap meja yang masih ada sisa makanan atau minuman.

 

"Drish, kok aku merasa bersalah ya tadi nyaranin Allura terus deketin Renaldy sampe ngaku. Takutnya Renaldy makin neken Allura ini itu. Dia kan cowok manipulatif luar biasa." Aku mengajak Adrish mengobrol biar suasana di kafe ini nggak begitu sepi kayak kuburan.

 

"Gue juga mikir gitu sih. Tapi gimana lagi coba biar Renaldy ngaku dengan sendirinya?"

 

Aku menaikkan kursi ke meja. 

 

"Bentar, temen gue yang jadi dosen UMY nelepon nih."

 

"Angkat buruan. Jangan lupa loudspeaker. Gue mau denger."

 

Adrish mendekatkan iphone ke mulutnya.

 

"Hallo, Rean. Ada apa nelepon malam-malam?"

 

"Gue mau kasih tau bahwa udah nemuin informasi tentang Ayden Renaldy yang tempo hari lu tanyain ke gue."

 

"Serius? Apa infonya?" tanya Adrish berapi-api.

 

"Besok aja deh gue jelasin detailnya. Lu bisa ke kampus gue?"

 

Mata Adrish saling berpandangan sama aku. "Bisa. Jam berapa?"

 

"Jam sembilan deh. Gue jadwal mengajar jam sebelas."

 

"Oke. Gue ke sana ya."

 

Telepon terputus. Kami pun jingkrak-jingkrak. "Yes. Akhirnyaaaa … kita nemu bukti buat nendang dan kasih hadiah baju oren ke si Tengil. Adrish tersenyum puas. "Qi, besok lu masuk kerja shift jam berapa?"

 

"Siang abis tengah hari sih. Kenapa?"

 

"Temenin gue ke kampus UMY nemuin Rean yuk."

 

"Boleh. Aku pengen liat langsung data Renaldy di komputer kampus itu."

 

Tak terasa pekerjaan kami selesai. Kami keluar dari A2T Cafebook. Adrish lalu mengunci semua pintu kafe.

 

*** 

 

"Gila, ruangan lu gede banget. Udah berapa lama lu jadi dosen di sini?" ujar Adrish takjub begitu memasuki ruangan kerja Gusti Riant.

 

"Berapa lama ya? Dari 2015 kayaknya. Lu sendiri sejak kapan jadi dosen?"

 

"2018."

 

"Oh iya ya, lu kan dulu lama lulusnya."

 

Wajah Adrish seketika kusut. "Ungkit aja terus aib gue."

 

"Mohon maaf nih para dosen. Tujuan kami ke sini kan, ingin mendapatkan informasi perihal Ayden Renaldy," celetukku. Kalau mereka nggak diingatkan, bisa-bisa nanti mereka bakal nostalgia sampai subuh.

 

Adrish menepuk jidatnya. "Oh, iya gue lupa. Kenalin, dia Taqi rekan kerja sekaligus rival gue. Mana info yang lu dapatkan?"

 

"Bentar. Santailah. Jelasin ke gue dulu kenapa kalian ngebet banget dapatin informasi tentang Renaldy ini?" Gusti Riant duduk di kursi kerjanya.

 

Aku mengalihkan pandangan ke Adrish. Memberi kode dia saja yang cerita ke Gusti Riant. Sembari dia menjelaskan, aku berselancar ke sosial media terlebih dulu. 

"Jadi, gue, Taqi dan Allura buka bisnis kafe bersama. Namanya A2T Cafebook."

 

"Wait, Allura ini cewek lo yang bahari kala kan?"

 

Adrish mengangguk.

 

"Masih lo sama dia? Bukannya kabar terakhir lo dah nikah gegara dijodohin ortu? Gue waktu itu di luar negeri, makanya nggak datang."

 

"Cerai 2012. Terus sempat balikan lagi sama Allura di 2013-2014. Daripada silaturrahmi putus, mending kami bisnis bareng aja. Dia terlalu sulit untuk dilupakan."

 

"Wah, hebat lo bisa bisnis bareng sama mantan. Lanjut cerita."

 

"Nah, dua bulan lalu kafe kami buka loker. Terpilih Renaldy, CV meyakinkan banget. Namun, lama-lama gue merasa curiga sama dia soalnya terlihat jelas dia mepetin Allura. Terlebih gue pernah liat dia lagi mengobrol sama debt. colletor yang sama pernah nagih utang bokap gue. Muncullah keinginan menyelidiki dia. Gue liat kembali CV-nya baru ngeh ada yang aneh. Mau liat?"

 

"Boleh."

 

Adrish mengirimkan file CV Renaldy ke ponsel Gusti Riant. 

 

Seketika dahi Gusti Riant berkerut. "Ini mah bukan aneh lagi. Aneh banget. Eh, sistem penerimaan karyawan di kafe lo gimana? Nggak ngecek nomor ijazah, KTP dan lain-lain?"

 

"Allura maunya kafe kami nggak mandang pendidikan. Katanya yang penting kerja keras dan bisa berbaur dengan yang lain. Makanya pas buka loker kami nggak meminta melampirkan ijazah dan lain-lain. Jadi, lo punya info apa tentang Renaldy?"

 

Gusti Riant menggerakkan kursor komputernya. "Dari data di komputer kampus, Ayden Renaldy bukan dosen, tapi mahasiswa baru masuk tahun 2021. Dia dapat beasiswa deh." Gusti Riant membenarkan dasi. "Dari info dosen yang ngajar di kelas Renaldy, dia tipe ansos. Tiap ada kerja makalah bersama, selalu minta kerjain sendiri aja."

 

"Whats?" teriak kami bersamaan. Kami mendekati Gusti Riant untuk melihat langsung data di komputer kampus.

 

"Bener. Kurang ajar si Tengil." Wajah Adrish memerah menahan amarah.

 

"Bro, dia bisa dipidanakan nggak sih karena ngaku-ngaku dosen UMY di CV?" sambungku.

 

"Bisa. Kalau rektor dan kampus menggugat dia. Yang pasti bakal ribet. Rugi waktu, tenaga, pikiran dan duit pastinya."

 

Adrish berpikir keras. "Kalau lu ke kafe kami buat ngasih bukti ini dan kesaksian buat neken si tengil ini mau nggak?"

 

Gusti Riant mendelik ke arah Adrish. "Wani piro?"

 

"Kowe geleme opo? Tak jabanin. Kalau mau, gue kasih lu makan gratis di kafe selama sebulan."

 

"Oke, deal."

 

Aku kaget, dosen satu ini gampang banget dibujukinnya. Langsung luluh dikasih makan gratis. Semua golongan susah menolak gratisan.

 

***

 

A2T Cafebook sengaja tutup dulu sampai abis zhuhur. Kami mendadak mengadakan meeting tepatnya sidang untuk Renaldy. Orang yang bersangkutan pucat begitu melihat kedatangan kami bersama Gusti Riant.

 

"Maaf buat semuanya, saya terpaksa mengadakan meeting dadakan karena saya ingin memberitahukan informasi yang sangat penting." Adrish membuka obrolan rapat ini. "Bahwa di kafe kita ini ada seorang penipu. Sengaja memasukkan CV palsu dengan tujuan tertentu. Bapak Dosen Gusti Rianto dipersilakan memberikan kesaksian dan bukti," lanjutnya lagi.

 

"Perkenalkan saya Gusti Rianto, dosen UMY. Tempat di mana Ayden Renaldy berkuliah. Dia sebenarnya mahasiswa baru, bukan dosen UMY seperti yang tertulis di CV ini." Gusti Riant menunjukkan bukti ke karyawan A2T Cafebook.

 

"Wah, pantes ditanya umur selalu ngeles. Keren banget masih muda udah jadi dosen. Taunya halu nggak mari-mari," celetuk Imel.

 

Renaldy hanya tertunduk tanpa melakukan pembelaan apa pun. Mau bela gimana lagi coba? Bukti nyata sudah ada di depan mata kami.

 

"Saudara Renaldy, pilihan buat kamu cuma dua. Bayar utangmu sekarang dan langsung kirim surat pengunduran diri atau mau kami bawa ke meja hijau?" Kali ini aku yang bersuara.

 

"Baik, saya akan memilih opsi pertama. Saya akan bayar utang sekarang, tolong kasih waktu sebentar. Saya ingin menelepon saudara saya dulu."

 

"Baik, kami kasih waktu tiga puluh menit. Sembari Renaldy belum transfer, kalian boleh istirahat, tapi nggak ada yang boleh keluar dari kafe ini."

 

Mereka semua bubar ke dapur. Pasti sibuk gibahin Renaldy. Renaldy menelepon saudaranya juga di belakang.

 

Allura memijit pelipisnya. Aku yakin pasti shock atas kejadian ini. "Sakit ya ternyata dimanfaatin. Padahal baru juga ngerasain bahagia."

 

Aku menepuk-nepuk pundak Allura. "Sabar ya. Tuhan emang suka ngeprank orang. Baru dikasih bahagia eh dicabut lagi. Besok-besok dengerin sabda mantan biar nggak kena kibul lagi. Gini-gini kami peka terhadap ketidakberesan pria lain. Tenang, masih ada kami berdua yang siap memberikanmu bahagia lahir batin tanpa syarat."

 

"Shit, tai kucing," cibir Allura.

 

"Wah, Allura sudah bisa misuh? Efek kebanyakan bergaul sama dosen iblis kayak Adrish sih."

 

"Bentar. Saya perhatikan, kamu Kinari Allura, cewek yang dulu bikin Adrish bucin setengah mampus bukan?" sahut Gusti Riant.

 

Allura mengangguk.

 

"Ternyata kalian masih langgeng saling mencintai ya. Saya kira kalian sudah lama putus."

 

"Hubungan kami sekarang hanya sebatas saling merepotkan. Nggak lebih," jawab Allura.

 

"Hebat ya masih bisa akur sama mantan. Malah berbisnis bareng. Tau nggak, kemarin Adrish bela-belain ke kampus UMY nanyain ke beberapa mahasiswa tentang Renaldy ini. Keliatan banget Adrish khawatir dan pengen Renaldy segera ditendang begitu nemu bukti kuat."

 

Ting!

 

Muncul notifikasi sms banking di ponsel Allura. "Ada uang masuk dari Rizaldi. Dia pacarnya Leci kan ya? Eh, tapi rasanya dia juga sepupunya Renaldy deh."

 

"Mbak Allura, dua Pak Bos, saudara saya telah transfer utang saya ke rekening Mbak Allura. Ini surat pengunduran diri saya. Saya undur pamit. Terima kasih atas segalanya."

 

Hah? Gitu doang? Dia sama sekali nggak minta maaf dan merasa bersalah gitu? Dasar kurang ajar si Tengil. Setidaknya satu parasit sudah minggat dari kafe ini. Aku bernapas lega.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • suciasdhan

    Sukses, Mbak Arini

    Comment on chapter Chapter 1 (Kinari Allura)
Similar Tags
Into The Sky
498      326     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Fix You
973      581     2     
Romance
Sejak hari itu, dunia mulai berbalik memunggungi Rena. Kerja kerasnya kandas, kepercayaan dirinya hilang. Yang Rena inginkan hanya menepi dan menjauh, memperbaiki diri jika memang masih bisa ia lakukan. Hingga akhirnya Rena bersua dengan suara itu. Suara asing yang sialnya mampu mengumpulkan keping demi keping harapannya. Namun akankah suara itu benar-benar bisa menyembuhkan Rena? Atau jus...
Gantung
788      500     0     
Romance
Tiga tahun yang lalu Rania dan Baskara hampir jadian. Well, paling tidak itulah yang Rania pikirkan akan terjadi sebelum Baskara tiba-tiba menjauhinya! Tanpa kata. Tanpa sebab. Baskara mendadak berubah menjadi sosok asing yang dingin dan tidak terjamah. Hanya kenangan-kenangan manis di bawah rintik hujan yang menjadi tali penggantung harapannya--yang digenggamnya erat sampai tangannya terasa saki...
Blue Island
145      122     1     
Fantasy
Sebuah pulau yang menyimpan banyak rahasia hanya diketahui oleh beberapa kalangan, termasuk ras langka yang bersembunyi sejak ratusan tahun yang lalu. Pulau itu disebut Blue Island, pulau yang sangat asri karena lautan dan tumbuhan yang hidup di sana. Rahasia pulau itu akan bisa diungkapkan oleh dua manusia Bumi yang sudah diramalkan sejak 200 tahun silam dengan cara mengumpulkan tujuh stoples...
Love Al Nerd || hiatus
137      108     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
The Legend of the Primrose Maiden
1003      537     1     
Fantasy
Cinta dan kasih sayang, dua hal yang diinginkan makhluk hidup. Takdir memiliki jalannya masing-masing sehingga semua orang belum tentu bisa merasakannya. Ailenn Graciousxard, salah satu gadis yang tidak beruntung. Ia memiliki ambisi untuk bisa mendapatkan perhatian keluarganya, tetapi selalu gagal dan berakhir menyedihkan. Semua orang mengatakan ia tidak pantas menjadi Putri dari Duke Gra...
Cinta untuk Yasmine
2328      1007     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
HIRAETH
504      348     0     
Fantasy
Antares tahu bahwa Nathalie tidak akan bisa menjadi rumahnya. Sebagai seorang nephilim─separuh manusia dan malaikat─kutukan dan ketakutan terus menghantuinya setiap hari. Antares mempertaruhkan seluruh dirinya meskipun musibah akan datang. Ketika saat itu tiba, Antares harap ia telah cukup kuat untuk melindungi Nathalie. Gadis yang Antares cintai secara sepihak, satu-satunya dalam kehidupa...
Lily
1925      874     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
KEPINGAN KATA
506      323     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!