Loading...
Logo TinLit
Read Story - Girl Power
MENU
About Us  

Pagi ini, Sunmi bangun lebih pagi. Setelah mandi dan berpakaian rapi, ia lekas beranjak menuju sebuah minimarket. Ia membeli beberapa roti dan susu untuk sarapan sebelum pergi menuju kafe, tempatnya melamar pekerjaan. Ia tidak hiraukan pandangan orang di sekitarnya. Banyak mata tertuju padanya seraya saling berbisik. Gadis bertubuh langsing itu menghela napasnya berat. Namun, ia mencoba untuk menyemangati diri. Selesai melahap sarapannya, ia segera menuju kafe. Setibanya di kafe, ia bertemu dengan seorang pria yang sedang membuka pintu. Sunmi menyapa pria itu ramah. Rupanya, dialah sang pemiliki kafe. Kafe tersebut baru buka selama satu minggu. Sang pemilik kafe membutuhkan 3 pegawai, tetapi ia baru mendapatkan 1 pegawai. Jika Sunmi diterima bekerja di kafe itu, maka jumlah pegawai bertambah menjadi 2. Selang 20 menit, pemiliki kafe menerima Sunmi sebagai pegawai di sana. Awalnya, muncul keraguan. Sebab, sang pemilik kafe tahu siapa Sunmi. Mantan seorang girlgrup terpopuler.

"Tenang saja, Bos. Semua aman. Aku jamin. Tidak akan ada yang mengenaliku jika tanpa make-up nanti. Akan kuhapus make-up di wajahku. Aku tidak akan berdandan mencolok."
Sang pemilik kafe pun setuju, karena ia pun membutuhkan pegawai. Sunmi tidak mempermasalahkan masalah biaya gaji. Ia hanya membutuhkan uang untuk menyambung hidup. Ia tidak akan hidup dalam kemewahan lagi untuk kali ini. Ia sadar, kehidupannya telah berbeda kini. Tidak ada lagi barang-barang mewah yang akan ia dapatkan dengan mudah. Ia perlu berhemat. Ia tidak ingin menghambur-hamburkan uang hasil jerih payahnya selama ini. Akhirnya, hari itu juga Sunmi mulai bekerja di kafe. Ia bekerja dengan santai tanpa beban. Pekerjaannya kini hanya melayani pelanggan sebagai kasir.

***

"Perkenalkan, saya Park Junsu selaku manajer Girls Power. Saya mewakili pihak KSJ Entertainment, akan angkat bicara tentang isu yang beredar mengenai Han Sunmi." Park Junsu menjauhkan mic-nya sejenak. Ia menghela napas dalam sekejap. Dalam benaknya hadir wajah Han Sunmi yang sedang menangis di dalam mobil kala itu. Park Junsu teringat kembali memorinya tentang Sunmi.

"Saya akan to the point saja. Pertemuan antara Han Sunmi dan Produser Gu Majin memanglah terjadi, tetapi berita simpang siur terkait 'transaksi' yang bermakna ambigu. Itu hanyalah sebuah fitnah keji yang sudah pasti bertujuan untuk menjatuhkan nama baik Sunmi, Girls Power, KSJ Entertainment serta Produser Gu Majin. Seperti apa yang telah Produser Gu lakukan, kami juga melaporkan hal ini kepada yang berwenang. Kami akan mengusut tuntas tentang hal ini," ujar Park Junsu tenang. Ia menghentikan ucapannya kembali. Mulutnya terasa kering. Ia pun meminum segelas air putih yang berada di hadapannya, kemudian kembali melanjutkan ucapannya, "Satu lagi, berita tentang Han Sunmi yang keluar dari KSJ Entertainment kami nyatakan benar adanya. Sekarang Han Sunmi bukan lagi anggota Girls Power. Hanya itu yang dapat kami sampaikan. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua rekan media yang hadir. Kami mohon maaf karena tidak akan menjawab pertanyaan apapun lagi. Kami undur diri dan sekali lagi terima kasih."

Konferensi pers yang dilakukan pihak KSJ Entertainment telah selesai. Park Junsu kerap kali menyesal karena merasa bersalah kepada Sunmi. Ia masih merasa bahwa dirinya adalah penyebab isu ini terjadi dan membuat hidup Sunmi menjadi kacau. Gagal debut menjadi aktris, mendapatkan isu skandal, dan keluar dari KSJ. Bahkan, ia belum sempat meminta maaf atas hal itu kepada Sunmi. Ia masih belum berani berhadapan dengan Sunmi. Kesalahannya begitu besar sebagai manajer yang seharusnya bisa lebih berhati-hati.

***

Di kafe tempat Sunmi bekerja, terdapat sebuah televisi yang sedang menyala. Televisi tersebut terletak di sudut atas bagian dapur kafe. Tayangan yang sedang berlangsung, merupakan klarifikasi tentang dirinya yang diilakukan oleh pihak KSJ Entertainment. Sunmi yang sedang mencuci tangan pun, diam-diam mendengar suara dari televisi. Ia sudah tidak ingin mendengar kata KSJ Entertainment lagi. Seolah telinganya sakit jika mendengarnya. Ia juga tidak ingin rasa stres terus menderanya. Namun, Park Junsulah yang membuatnya bertahan di dapur. Suara pria itu menimbulkan kesedihan kembali. Park Junsu merupakan salah satu orang yang selalu melindunginya. Ia tidak ingin menangis, sehingga memutuskan untuk segera meninggalkan dapur.

Setelah keluar dari dapur, ia melanjutkan pekerjaannya. Melayani pelanggan yang akan memesan makanan ataupun minuman. Seorang pelanggan menatapnya diam-diam. Mengamati wajah Sunmi lama, kemudian berbisik, "Wajahmu cantik, seperti Han Sunmi Girls Power."

Sunmi hanya membalasnya dengan ucapan terima kasih, tanpa menatap kembali sang pelanggan. Ia tidak ingin ada satu pun orang yang menyadari bahwa dirinya adalah Han Sunmi mantan anggota Girls Power.

***

Tok! Tok! Tok! Kim Mingyu mengetuk pintu dengan kencang. Ia sedang berada di sebuah gedung berlantai empat yang berada di pinggiran Kota Seoul. Pada lantai satu gedung tersebut merupakan sebuah restoran kecil. Lantai kedua merupakan tempat tinggal pemilik restoran. Kini, Mingyu berada di lantai tiga. Ia kembali mengetuk pintu karena tidak ada yang membukakan. Ketukan ketiga pun kian kencang. Pintu pun terbuka. Seorang pria yang berwajah kusut dan berpakaian lusuh muncul dari balik pintu. Mingyu menunjukan sebuah kartu nama. Sebuah nama terpajang dalam kartu. Jeon Jeongkook.
"Dapat dari mana kartu namaku?"
"Tidak penting."
Jeon Jeongkook adalah seorang detektif swasta. Jeongkook pun membuka pintu dengan lebar, lantas membiarkan Mingyu masuk ke tempat tinggalnya yang tampak berantakan. Kaos, celana, sisa makanan, semua berserakan dalam satu ruangan.
"Maaf, tempat tinggalku berantakan. Aku belum sempat membersihkannya. Jadi, harap maklum. Ada apa datang kemari?" ujar Jeongkook penasaran. Ia tahu, pria yang mendatangi tempat tinggalnya sudah dipastikan memiliki keperluan penting.
"Aku, Kim Mingyu. Pernah melihatku?" tanya Mingyu santai.
"Pernah," jawab Jeongkook singkat.
"Jadi, kau tahu siapa aku?" tanya Mingyu, lagi.
"Tentu saja, tidak!" jawab Jeongkook seraya menyeringai.
"Kau bilang pernah melihatku."
"Aku pernah melihatmu, saat ini aku sedang melihatmu."
Mingyu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain, lalu mengoceh geram, "Maksudku sebelumnya. Huh! Itu namanya kau belum pernah melihatku."
"Maaf, kalau begitu," kata Jeongkook seraya terkekeh.
"Baiklah. Begini, aku membutuhkanmu untuk menyelidiki kasus Han Sunmi Girls Power."
"Han Sunmi? Bukankah dia sudah keluar dari Girls Power?"
"Ya, itu dia masalahnya. Aku ingin tahu, mengapa Direktur Utama kami, Kim Seokjin mendepak Sunmi? Kejadian itu sangat tidak masuk akal menurutku. Ada yang janggal."
Jeongkook tersenyum medengar ucapan Mingyu. Ia pun menanyakan tentang upahnya dalam bekerja.
"Begini, agar lebih mudah dalam mencari informasi, aku ingin kau bekerja di perusahaan kami. Direktur kami, Kim Seokjin sedang membutuhkan staf keamanan, maksudku pengawal pribadi. Kau bisa menjadi seorang pengawal pribadi?"
"Pengawal pribadi? Itu hal mudah bagiku. Menyamar adalah salah satu kehlianku."
"Wah, itu bagus! Jadi, kau bisa memiliki upah double dalam satu kali bekerja. Sambil menyelam minum air. Aku akan merekomendasikanmu kepadanya. Ia sangat percaya padaku. Jadi, kau harus bersiap-siap mulai hari ini."
Mingyu memaparkan penjelasan yang lebih detail kepada Jeongkook tentang tugasnya sebagai detektif dan pengawal pribadi Kim Seokjin. Usai menjelaskan, Jeongkook mulai paham. Ia menyetujui pekerjaan yang Mingyu tawarkan.
"Kalau begitu, besok pukul 7.30 pagi, kau harus sudah tiba di perusahaan kami, KSJ Entertainment. Jika tidak, semua kesepakatan ini batal dan aku akan mencari detektif lain."
"Tenang saja, aku selalu tepat waktu. Kau tidak akan menyesal telah datang kemari dan menawarkan pekerjaan ini padaku. Kau datang pada orang yang tepat." Jeongkook membanggakan dirinya. Mingyu pun berpamitan pulang. Ia menaruh banyak harapan pada Jeongkook. Ia bersungguh-sungguh ingin menguak alasan mengapa Han Sunmi ditendang oleh Kim Seokjin? Tanda tanya besar masih bertandang dalam pikirannya. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Sebuah nama muncul pada layar. Paman Taehyung.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When Magenta Write Their Destiny
6097      1656     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
My Doctor My Soulmate
117      104     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
START
313      211     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ πŸ˜‚ apalagi 21+πŸ˜† semuanya bisa baca kok...πŸ₯° Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
Luka atau bahagia?
4903      1418     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Sweet Equivalent [18+]
4784      1229     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
KEPINGAN KATA
505      322     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Pacarku Arwah Gentayangan
5883      1745     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5077      1407     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Let's See!!
2269      963     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
KataKu Dalam Hati Season 1
5796      1529     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...