Read More >>"> Play Me Your Love Song (Chapter 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Play Me Your Love Song
MENU
About Us  

Ini adalah harinya. Hari pertama di mana aku akan mengajari Jason main piano di rumahnya.

Semalam, Michael sudah memberiku alamat lengkap rumah Joshua Yamaguchi Sanjaya via WhatsApp. Dan sekarang, aku telah tiba di depan kediaman keluarga Joshua yang berada dalam kompleks perumahan elite di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Melihat pagar hitam besinya yang setinggi 2 meter saja sudah membuatku minder. Aku menekan tombol bel di tembok samping gerbang dan menunggu seseorang hadir untuk menyambut kedatanganku dengan jantung yang berdebar-debar.

Sejurus kemudian, gerbang tinggi di hadapanku bergeser dengan lambat secara otomatis ke arah kanan. Aku mundur setengah langkah. Lalu muncullah seorang wanita setengah baya yang menyambutku dengan senyum hangatnya.

“Ibu Viola?” tanya wanita itu dengan sopan.

Aku mengangguk sambil tersenyum. “Benar sekali. Aku Viola, yang akan mengajarkan Jason main piano mulai hari ini.”

“Silakan masuk. Ibu sudah ditunggu di ruang latihan Jason.”

Wanita ramah itu membawaku ke area outdoor rumah keluarga Joshua. Ruang latihan yang dimaksud wanita itu adalah ruangan besar yang mengapung di atas kolam renang milik keluarga Joshua. Aku melihat desain anterior bangunan yang super-keren itu sambil berdecak kagum berulang kali. Satu-satunya orang yang kutahu mempunyai ruangan terapung di atas kolam renang rumahnya adalah penyanyi pop Indonesia bernama Alika. Aku tak percaya ternyata ada orang lain yang memiliki ide serupa, dan dieksekusi dengan sangat sempurna seperti yang ada di depan mataku kini.

Jason keluar dari ruang latihan. Ketika melihat keberadaanku, dia kontan tersenyum begitu antusias.

“Kak Viola! Ayo kita latihan!”

Aku setengah berlari menghampirinya dan mengusap-usap puncak kepala anak kecil nan menggemaskan ini.

“Iya, Jason. Kita latihan sekarang. Kau sudah siap?”

“Sangat siap, Kak…!” sahutnya dengan semangat yang membara.

Akhirnya kami berdua masuk bersama ke dalam ruangan yang amat luar biasa itu. Ruangan itu memiliki dinding yang terbuat dari kaca bening di keempat sisinya, sehingga memungkinkan kami untuk melihat air kolam renang yang membentuk gelombang pendek dan terempas pecah ketika menabrak dinding kaca tersebut. Sungguh sebuah pemandangan yang teramat ajaib, indah, menenangkan, dan menakjubkan. Sumpah demi Tuhan, aku belum pernah merasakan langsung pengalaman seunik dan sekeren ini dalam hidupku.

Tidak hanya usai sampai di situ kekagumanku atas ruangan latihan piano milik Jason. Sewaktu aku memakukan pandanganku ke pusat ruangan, aku mendapati sebuah grand piano hitam legam yang disandingkan dengan Yamaha Electone keluaran paling baru dengan harga selangit, serta ada pula sebuah piano digital yang diletakkan merapat ke dinding ruangan di sisi kiri.

Jason benar-benar anak yang beruntung. Dia diberikan fasilitas yang sempurna dan lengkap oleh keluarganya yang kaya raya, untuk mendukung minat dan bakatnya sebagai seorang anak yang sudah sepatutnya memperoleh banyak ilmu pengetahuan.

Aku tersadar bahwa sejak tadi aku cuma membisu sembari mengagumi segala kemewahan dan keindahan yang ada di ruang latihan piano Jason. Ketika aku menatap ke arah Jason, anak itu ternyata tengah tersenyum kepadaku dengan matanya yang berbinar menunjukkan rasa senang yang begitu kentara.

“Kau sangat beruntung sekali, Jason, bisa memiliki semua fasilitas yang luar biasa lengkap ini. Ayah, ibu, dan keluargamu pasti sangat menyayangimu, ya?”

Sehabis aku berseloroh begitu, aku melihat sepasang mata Jason menjadi redup. Aku kaget mengetahui hal itu. Kenapa rupanya? Apakah ucapanku keliru? Aku hendak bertanya ‘kenapa’ pada Jason, tapi aku menahan diriku. Peranku di sini hanyalah sebagai guru piano, jadi alih-alih menanyakan hal-hal yang sifatnya di luar konteks pembelajaran, aku lebih memilih untuk mengajaknya menyimak materi piano pertama yang akan dia terima hari ini.

“Nah, Jason yang manis. Hari ini kau akan mempelajari alat musik piano,” mulaiku, dengan kata-kata yang bernada semangat. “Apa kau pernah belajar bermusik sebelumnya?”

“Belum pernah, Kak.” Wajah Jason yang sesaat lalu sempat redup, kini sudah bersinar kembali. Aku senang mengetahuinya.

“Baiklah. Aku akan mengajarkanmu mengenai tangga nada diatonis mayor C. Tangga nada apa, Jason?”

“Diatonis mayor C, Kak,” jawab Jason.

“Anak pintar,” pujiku. “Betul, diatonis mayor C. Tangga nada diatonis mayor C itu terdiri atas 7 nada; C, D, E, F, G, A, dan B, lalu ditambah dengan 1 nada lagi; yaitu nada C lagi, yang berperan sebagai oktaf. Kau bisa ulangi penjelasanku, Jason?”

“Bisa dong, Kak!” angguk Jason. “Tangga nada diatonis mayor C terdiri dari 7 nada… C, D, E, F, G, A, B, terus ditambah dengan 1 nada lagi, yaitu C. Yang disebut sebagai… euh, disebut apa tadi, Kak?”

“Oktaf, Jason,” jawabku.

“Iya, itu, oktaf!”

Aku bertepuk tangan meriah dengan ekspresi yang terkesima. “Kau benar-benar anak yang cerdas, Jason. Aku beruntung sekali memiliki murid seperti dirimu.”

“Terima kasih, Kak. Terima kasih banyak,” balas Jason dengan senang.

Kemudian aku melanjutkan materi pembelajaran kami. Aku mengajarkan Jason posisi duduk yang baik untuk bermain piano, mengajarkannya cara meletakkan jari-jemari secara benar di atas tuts-tuts hitam-putih, dan mencontohkan kepadanya cara memainkan tangga nada diatonis mayor C dengan menggunakan jemari tangan kanan dan tangan kiri yang disinkronisasikan secara berbarengan.

Aku amat sangat senang, kurasa Jason pun sama, hal itu tampak jelas sekali dari semangatnya yang berkobar-kobar dan binar dalam sepasang matanya yang serupa kembang api pada malam tahun baru.

Yang membuatku sedikit heran—walaupun sebenarnya aku juga senang—adalah ketika kudapati Jason memandangi wajahku terus-menerus pada saat latihan, bahkan dia masih saja seperti itu ketika kami sedang break dan menghabiskan waktu jeda itu untuk mengobrol santai perihal Jason dan kesehariannya. Dia selalu menatapi aku sembari terus menyunggingkan senyumnya yang murni dan binar matanya yang bercahaya. Benar-benar seorang anak yang manis dan membuat jatuh hati.

“Jadi sekarang umurmu 8 tahun, Jason?” tanyaku.

“Betul, Kak. Umurku 8 tahun sekarang.”

“Itu artinya, sekarang kau sudah belajar di Sekolah Dasar, ya?”

Jason menggeleng. “Aku tidak pernah belajar, Kak. Aku selalu berada di rumah. Aku tidak mau ke sekolah.”

Keningku mengerut tanpa bisa kutahan saat mendengar penuturan Jason barusan. Hanya selalu tinggal di rumah, dia bilang? Kenapa? Apa alasannya? Tidak mungkin karena masalah finansial, kan? Mengingat keluarga Jason memiliki harta kekayaan yang berlimpah ruah layaknya konglomerat-konglomerat negeri ini.

“Apa sebabnya kau tidak mau ke sekolah, Jason?” tanyaku dengan rasa penasaran yang membuncah sampai ke batas maksimal.

Jason cuma diam. Wajahnya yang tadinya berseri-seri, mulai terlihat mendung kembali.

Aku menyesal sudah bertanya begitu, jadi kualihkan perhatiannya pada pelajaran berikutnya. Untunglah upayaku itu berhasil membuat Jason kembali bersemangat dan tidak murung lagi.

Jujur saja, aku senang bisa menjadi guru piano bagi Jason. Tapi di samping itu, aku juga memiliki seribu satu pertanyaan soal kehidupannya. Atau mungkin lebih tepatnya… kehidupan keluarganya.[]

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Potongan kertas
654      305     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Gray November
2390      922     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
935      485     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Love Al Nerd || hiatus
92      69     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
Under a Falling Star
657      399     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Aku Istri Rahasia Suamiku
7443      1849     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Hello, Kapten!
928      483     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Luka atau bahagia?
2942      963     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Jelita's Brownies
2681      1174     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Let's See!!
1368      664     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."