Hampir semua tempat di dalam cerita ini seperti Foothill College (lengkap dengan observatoriumnya) dan Santa Clara University adalah tempat sungguhan. Namun (hampir) semua karakter di dalam cerita ini adalah hayalan.
Hotel Borobudur dan restoran Kahyangan di Jakarta, restoran Kirin dan Clarke’s di Mountain View juga adalah tempat sungguhan. Sayangnya, restoran Clarke’s buka sejak thn 1945 itu terpaksa tutup karena pandemi.
Aku memang sempat ikut lomba menulis 42 kata dan submisiku diikutkan di dalam antologinya. Ini adalah versi originalnya:
Another lost future upon a street corner
kirin
She looked exactly the same.
“22 years!” she said.
“And 3 months 17 days,” I added.
The pedestrian light turned green.
“Well, nice to run into you,” she said and left.
Not a single clue that she would forever be my should-have-been.
Beberapa tahun lalu, salah satu teman dekatku kehilangan suaminya karena penyakit leukimia. Rasanya belum lama sekelompok gadis remaja berkumpul untuk menginap dan semalaman mereka bercakap-cakap dan tertawa-tawa sambil mengira-ngira siapa yang akan menikah lebih dulu. Dan rasanya juga belum lama sekelompok wanita makan siang bersama, berbicara dan saling menduga siapa yang akan menjadi ibu lebih dulu. Dan di pikiran kami, mungkin suatu hari nanti kami akan berkumpul untuk minum teh bersama sambil bercanda-canda siapa yang akan menjadi nenek lebih dulu. Tidak pernah terlintas pada pikiran kami untuk menerka-nerka siapa yang akan menjanda terlebih dahulu. Kata janda tidak pernah muncul di benak kami.
Tak lama setelah itu, salah satu teman anakku, seniornya sewaktu di SMU, meninggal di dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di jalan tol. Usianya sembilan belas tahun. Dan kejadian itu terasa begitu dekat denganku karena dia adalah anggota band sekolah setahun sebelum anakku, dia adalah ketua OSIS setahun sebelum anakku dan dia adalah lulusan terbaik satu tahun sebelum anakku. Dia lalu berangkat kuliah dan pulang sebagai jasad. Aku bahkan tidak dapat mulai membayangkan bagaimana mamanya menghadapi hal ini. Membawa pulang sebentuk jasad tentunya tidak pernah terlintas di benaknya.
Tapi hal-hal seperti ini memang terjadi di saat yang paling tidak disangka-sangka. Dan saat itu terjadi, kau tidak akan pernah kembali ke kehidupan normal. Yang ada hanya usaha demi usaha untuk melanjutkan hidup, untuk tidak tenggelam, dan berharap suatu saat nanti akan terbentuk kehidupan normal yang baru. Perginya kedua orang di atas itu berjarak tidak sampai dua bulan. Meninggalnya Justin di dalam novel ini adalah caraku untuk mengenang suami temanku. Meninggalnya Amos di dalam novel ini adalah caraku untuk mengenang teman anakku.
Aku sempat membuat dua buah lagu untuk menemani pembaca novel ini:
Lagu yang berjudul Untukmu adalah lagu Anna untuk Dayton.
Bisa didengarkan di IG ku di sini:
https://www.instagram.com/tv/CE3KuIgpLBV/
Lagu yang berjudul Hati yang Tersimpan adalah lagu Dayton untuk Anna.
Bisa didengarkan di IG ku di sini:
https://www.instagram.com/tv/CF_Q-AApUVm/
I believe that every girl deserves to have someone who will do anything for her and also someone who is willing to wait forever for her.
Dan yang terpenting, kita harus ingat bahwa hidup memang terlalu rapuh, dan terlalu singkat. Hiduplah sehidup mungkin. Dan kejar cinta itu.
Arleen A.
One of my favorite authors / writers
Comment on chapter opening page