Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Seratus enam - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

 

              “Ava...,” kataku. Tapi lalu aku tidak mampu melanjutkannya.

              “Anna, jangan katakan,” katanya. Dan untuk sesaat aku begitu tergoda untuk tidak mengatakannya. Bukankah memang ada hal-hal yang lebih baik tidak dikatakan? Dan yang sebenarnya, bukankah semua tengkorak memang lebih baik ditinggalkan di dalam lemari? Tapi tidak, aku tidak punya banyak waktu dan aku tahu aku akan menyesal seumur hidup bila aku tidak mengatakan hal ini padanya.

              “Ava bukan anakmu.” Begitulah. Sudah kukatakan. Aku sudah membuka pintu lemarinya lebar-lebar dan mengeluarkan tengkorak itu dari sana, tulang demi tulangnya. Aku merasakan tangannya pada kepalaku. Dengan lembut, ia menariknya sampai kepalaku terbaring pada dadanya lagi.

              “Aku sudah tahu,” katanya. Aku mengangkat kepalaku lagi dan memandangnya tak percaya.

              “Kau.. tahu?” tanyuaku.

              “Tentu saja aku tahu,” katanya.

              “Bagaimana... sejak.. sejak kapan?” tanyaku.

              “Sejak kapan ya... mungkin sejak lesung pipit Ava terlihat jelas. Harus kau akui Ava memiliki lesung pipit papanya,” katanya.

              “Lesung pipit? Kau tahu hanya dari lesung pipit itu?” tanyaku keheranan.

              “Suatu hari aku perlu si sopir untuk mengantar sesuatu dan waktu ku telpon, ia bilang ia sedang di tempat parkir hotel Borobudur, menunggumu. Aku tahu itu bukan tempat yang biasa kau kunjungi dengan teman-temanmu. Dan malamnya saat aku bertanya tentang harimu, kau tidak menyinggung apa-apa tentang pergi ke sana. Pertamanya aku tidak memikirkannya. Tapi waktu lesung pipit itu muncul, aku lalu mulai menghitung,” katanya.

              “Dan... dan selama ini.. kau tidak pernah marah padaku?” tanyaku.

              “Oh aku marah. Sangat marah,” katanya.

              “Tapi kau tidak bilang padaku?” tanyaku.

              “Yah, jika aku bilang lalu apa yang akan terjadi? Kau mungkin akan pergi kepadanya. Dan aku berani bertaruh nyawa bahwa kau akan membawa Liam dan Ava. Lalu aku akan sendirian. Paling-paling aku bisa merebut hak asuh atas Liam. Jika aku berhasil, lalu Liam yang akan menderita. Dan akhirnya, keluarga kita akan dibantai seperti tukang daging memotong daging sapi,” katanya. Suaranya kecil, kering dan penuh kekalahan. Aku memeluknya sekuat yang kubisa.

              “Tidak. Aku tidak akan mungkin meninggalkanmu dan pergi kepadanya,” kataku.

              “Aku tahu. Kau tidak mungkin berinisiatif melakukan itu. Tapi bagaimana jika aku mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatmu tidak punya pilihan lain selain melakukan itu?” tanyanya. “Bagaimana jika aku yang membuatmu pergi?” lanjutnya. Dan aku benar-benar tidak tahu bagaimana membantah kalimat itu. Jika ia marah dan bilang bahwa dia tidak dapat memaafkanku, pilihan apa yang kupunya? Dan tiba-tiba aku sadar bahwa pria ini telah menemukan tengkorak yang kusembunyikan di lemari dan ia telah memilih untuk ikut menyembunyikannya demi menjaga keutuhan keluarga kami. Selama ini kukira aku memikul beban ini sendirian. Aku salah. Dia telah mengambil alih beban ini tanpa kusadari. Dan sekarang hanya ada satu lagi hal yang perlu kutanyakan.

              “Apakah kau...” aku memulainya. Tapi lagi-lagi aku tidak mampu melanjutkannya.

              “Sama sekali tidak, Anna. Aku tidak membencimu karena ini,” jawabnya. Dan aku heran bagaimana dia tahu itu yang akan kutanyakan. “Dan yang sebenarnya, aku menyalahkan diriku sendiri,” katanya.

              “Kenapa?” tanyaku.

              “Mungkin jika... jika aku lebih baik, kau akan lebih mencintaiku dan akan lebih mudah melupakannya,” katanya.

              “Tidak, Justin. Jangan katakan seperti itu,” kataku.

              “Maafkan aku,” katanya.

              “Jangan bilang maaf. Ini bukan salahmu. Aku yang harus minta maaf,” kataku.

              “Aku pernah berjanji padamu bahwa cintaku akan cukup. Tapi rupanya ...” katanya.

              “Cukup. Memang cukup. Lebih dari cukup,” potongku. Aku membenamkan wajahku pada dadanya dan untuk sementara kami hanya diam.

              “Anna, kau tahu aku menyayangi Ava seperti anakku sendiri, bukan?” tanyanya. Aku mengangguk. Memang terlihat sekali betapa Justin menyayangi Ava. Dan tadinya kukira itu karena dia tidak tahu Ava bukan anaknya. Bagaimana bisa aku seberuntung ini untuk menikah dengan orang berhati besar seperti dirinya?

 

              Keberuntunganku habis tiga hari kemudian. Seperti biasa, jika Justin tidak di ICU, aku tidur di sofa bed di ruangannya. Pagi itu saat aku bangun, aku langsung merasa ada yang berbeda pada ruangan itu. Ruangannya tentu masih sama dan semua perabot terletak di tempatnya masing-masing. Tapi rasanya berbeda seolah ruang itu hanya sebuah kulit kosong. Aku melompat dari sofa bed dan berlari ke tempat tidur Justin yang tidak jauh dari sana. Tapi bahkan saat aku mengambil beberapa langkah terakhir, aku tahu bahwa walaupun tubuhnya terbaring di sana, ia sudah pergi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4025      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.