Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Tujuh puluh lima - Justin) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Itu seperti selon saat berjudi. Mempertaruhkan segala yang kau punya. Dan begitu aku berjalan keluar dari ruang kerja Anna, aku langsung menyesalinya. Kenapa aku harus mendesaknya ke sudut seperti itu? Kenapa aku melakukan itu? Bagaimana jika ia tidak datang nanti malam? Aku akan kehilangan segalanya. Kenapa aku tidak melakukan ini dengan cara yang lebih halus? Aku bisa saja terus mengajaknya pergi, juga bisa minta bantuan dari orang tuanya. Aku harusnya menariknya perlahan-lahan. Karena bukankah ikan akan lari bila kita menarik pancingan kita dengan terlalu tiba-tiba sebelum dia benar-benar memakan umpannya? Tapi ini semua berjalan terlalu perlahan. Yang sebenarnya, kami seperti berjalan di tempat. Dan aku tidak dapat menunggu lagi. Aku menginginkan dirinya. Tapi sekarang aku jadi berpikir... apakah ketidaksabaranku ini baik atau buruk untukku. Apa yang harus kulakukan bila nanti Anna sampai benar-benar tidak datang? Aku menggeleng untuk menghilangkan pikiran itu. Ia harus datang. Setelah semua yang kulakukan untuknya, dia tidak mungkin membiarkanku keluar dari hidupnya. Aku harus percaya itu.

              Aku memastikan aku tiba lebih awal di Kahyangan. Aku tidak ingin ia datang lebih dulu. Aku ingin bisa memandangnya saat ia berjalan ke arahku. Aku sudah menanti terlalu lama untuk ini. Si pelayan mengantarku ke meja. Tidak ada banyak pengunjung di restoran itu. Tempat itu memang sedikit mahal. Dan itu restoran lama. Kahyangan bukan pilihan populer di antara kalangan muda. Tapi itu adalah restoran favorit keluargaku. Di sana kami biasanya merayakan hari-hari istimewa seperti ulang tahun dan sejenisnya. Karena itu kupikir itu tempat yang tepat untuk kencan pertama kami. 

              Aku memberikan pesanan kami pada si pelayan dan memintanya untuk mengeluarkannya nanti karena aku masih menunggu kekasihku. Ya, aku menggunakan kata itu. Karena jika ia memang datang, itulah dia. Karena aku sudah muak dengan situasi “hanya berteman” ini. Jika ia tidak datang... makanannya tidak perlu dikeluarkan karena aku akan terlalu sakit hati untuk makan. Minumanku datang. Aku melirik ke jam tanganku. Sudah pukul tujuh lebih lima belas menit. Ia terlambat. Tapi Jakarta memang selalu macet, terutama hari Jumat malam. Atau mungkin dia terlambat karena tadi sibuk memilih baju untu dikenakan. Atau mungkin dia perlu menggelung rambutnya terlebih dahulu. Aku tersenyum. Aku tak sabar ingin menyentuh rambut lembutnya. Aku pernah melakukannya beberapa kali, saat menenangkannya waktu Amos meninggal, dan waktu ia putus dengan Dayton. Aku memandang jam tanganku lagi. Sudah jam setengah delapan. Ia benar-benar terlambat. Atau... apakah dia memang tidak akan datang? Aku tidak ingin memikirkan kemungkinan itu. Si pelayan mendekatiku untuk melihat apakah aku perlu tambah minum dan sekalian bertanya lagi apakah makanannya boleh dikeluarkan. Aku menggeleng dan memberitahunya bahwa aku akan terus menunggu. Dan aku terus menunggu. Jam delapan kurang sedikit aku begitu kuatir dia benar-benar tidak akan muncul aku mulai berkeringat. Ya, Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang? Apakah aku harus pulang dan menerima kekalahan? Tidak. Aku tidak bisa kehilangan dirinya. Tidak sekarang. Dan tiba-tiba aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku akan pergi ke rumahnya dan memaksanya bilang iya dan tidak akan pulang sampai ia bilang iya. Aku baru saja hendak berdiri ketika aku melihatnya. Ia berjalan mengikuti seorang pelayan ke arahku. Jantungku melompat. Aku mengedip untuk memastikan bahwa dirinya bukan hanya sebentuk halusinasiku belaka. Ia mengenakan terusan tanpa lengan berwarna biru tua. Warna tua itu begitu kontras dengan kulitnya yang putih. Ia tersenyum ragu padaku. Dan semua kekuatiranku mengalir pergi. Dan tiba-tiba tahu bagaimana rasanya saat seseorang benar-benar bahagia. Seperti ini rasanya. Aku berdiri dan menutup jarak di antara kami. Aku menariknya ke dalam pelukanku. Aku membenamkan wajahku pada rambutnya. Ya, rambutnya diombak khusus untuk malam ini.

              “Maaf aku terlambat,” katanya.

              “Tidak apa-apa. Kau datang. Hanya itu yang penting,” kataku. Aku memeluknya lebih erat dan aku begitu ingin untuk terus bisa memeluknya. Tapi aku tidak ingin menarik perhatian. Dan lagi, kami toh punya seluruh sisa hidup kami bersama-sama. Aku begitu yakin akan hal itu. Aku melepaskan dirinya dan menarik kursinya supaya ia bisa duduk. Aku memberi tanda pada pelayan supaya ia bisa mulai mengeluarkan makanan.

              “Terima kasih bunganya,” katanya. Aku tersenyum. Makanannya datang. Kahyangan adalah restoran shabu-shabu jadi kami harus memasak makanan kami sendiri. Aku mulai memasukkan sayuran mentah ke dalam panci di hadapan kami.

              “Justin,” katanya.

              “Ya?”

              “Terima kasih untuk ... Monty,” katanya. Aku meletakkan sumpitku. Ia memandangku lekat-lekat, menanti jawabanku. Pastinya dia sedang ingin tahu apakah aku ingat Monty. Tentu saja aku ingat.

              “Sama-sama,” kataku.

              “Kau ingat Monty?” tanyanya.

              “Tentu saja,” jawabku.

              “Dan kau ingat bahwa kau memberikannya padaku?” tanyanya.

              “Ya. Ingatan itu begitu jelas seolah terjadi kemarin,” kataku. Ia memandangku tak percaya. “Dan aku senang aku memberikannya padamu,” tambahku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Unlosing You
354      243     4     
Romance
... Naas nya, Kiran harus menerima keputusan guru untuk duduk sebangku dengan Aldo--cowok dingin itu. Lambat laun menjalin persahabatan, membuat Kiran sadar bahwa dia terus penasaran dengan cerita tentang Aldo dan tercebur ke dalam lubang perasaan di antara mereka. Bisakah Kiran melepaskannya?
A CHANCE
1465      675     1     
Romance
Nikah, yuk!" "Uhuk...Uhuk!" Leon tersedak minumannya sendiri. Retina hitamnya menatap tak percaya ke arah Caca. Nikah? Apa semudah itu dia mengajak orang untuk menikah? Leon melirik arlojinya, belum satu jam semenjak takdir mempertemukan mereka, tapi gadis di depannya ini sudah mengajaknya untuk menikah. "Benar-benar gila!" đź“Śđź“Śđź“Ś Menikah adalah bukti dari suatu kata cinta, men...
Sekotor itukah Aku
357      268     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
A Story
256      205     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
Tembak, Jangan?
232      194     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Renata Keyla
6010      1317     3     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
My Dangerious Darling
3189      1314     2     
Mystery
Vicky, mahasiswa jurusan Tata Rias yang cantik hingga sering dirumorkan sebagai lelaki gay bertemu dengan Reval, cowok sadis dan misterius yang tengah membantai korbannya! Hal itu membuat Vicky ingin kabur daripada jadi sasaran selanjutnya. Sialnya, Ariel, temannya saat OSPEK malah memperkenalkannya pada cowok itu dan membuat grup chat "Jomblo Mania" dengan mereka bertiga sebagai anggotanya. Vick...
SiadianDela
7993      2189     1     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Bottle Up
2677      1154     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
My Selenophile
622      418     2     
Short Story
*Selenophile (n) : A person who love the moon Bagi Lasmi, menikmati keheningan bersama Mahesa adalah sebuah harapan agar bisa terus seperti itu selamanya. Namun bagi Mahesa, kehadiran Lasmi hanyalah beban untuk ia tak ingin pergi. \"Aku lebih dari kata merindukanmu.\"