Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Enam puluh enam - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

 

              Aku mencintai Dayton. Sangat. Aku mau menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamanya. Apakah itu egois? Dia adalah cinta sejatiku. Kenapa aku tidak boleh mengutamakan diriku sendiri? Aku benci Amos. Aku benci dia karena dia meninggal begitu saja. Kenapa juga dia harus menyetir di tengah malam seperti itu? Dia sama sekali tidak memikirkan aku, atau orang tua kami. Bukankah membahayakan dirinya seperti itu saat begitu banyak orang membutuhkan dirinya itu egois namanya? Aku benci orang tuaku. Aku benci karena mereka hanya punya dua anak. Mungkin mereka terlalu malas untuk punya dan membesarkan lebih banyak anak. Apakah mereka tidak sadar bahwa meletakkan tuntutan yang begitu besar di pundak dua anak itu egois? Aku juga benci Dayton karena dia orang Amerika. Itu memang bukan salahnya. Dan dia tidak pernah berniat membuatku berada di posisi sulit seperti ini. Tapi memang begitu kenyataannya. Dan lalu aku sadar bahwa aku tidak bisa menyalahkan semua orang itu. Tidak ada yang dapat kusalahkan. Tidak Amos, tidak orang tuaku,  tidak Dayton. Aku bahkan tidak dapat menyalahkan diriku sendiri. Dan ini membuatku semakin marah. Dan aku terus berayun di antara menyalahkan Tuhan karena telah membiarkan semua ini terjadi dan memohon padaNya untuk memaafkanku karena telah menyalahkanNya. Aku juga terus bertanya-tanya apakah Dia sengaja mengambil Amos sebagai hukuman karena aku telah dengan egoisnya memutuskan untuk tidak pulang setelah lulus nanti.

              Ponselku bergetar. Nomor mama terera di sana. Aku menekan tombol tolak. Tapi lalu ponsel itu bergetar lagi. Aku mendesah tapi kali ini aku menekan tombol terima.

              “Anna?” kata mama.

              “Ya, Ma,” kataku,

              “Tentang bunganya. Kau bilang kau mau anyelir. Tapi kata si tukang bunga pasokan anyelir itu tidak konsisten. Dia mengusulkan daisy saja. Ada yang merah muda. Bagaimana, sayang?” tanyanya.

              “Baik, Ma, boleh,” kataku.

              “Baik. Dan untuk kain dekor yang akan menutupi tembok. Kau bilang kau mau warna perak. Tapi kata si vendor dekor, perak itu terlalu gemerlap jadi tidak bagus di foto. Dia mengusulkan satin warna mutiara. Katanya bunga merah muda akan terlihat lebih baik dengan dasar putih mutiara. Apa pendapatmu?” tanyanya.

              “Ok, Ma,” kataku.

              “Baiklah. Oh ya, perubahan warna kain dekor ini tidak akan mempengaruhi warna pakaian keluarga. Jadi tetap dengan warna lavender. Oh ya, apakah mama Dayton sudah mengabari apakah dia akan beli baju sendiri di sana atau harus dijahitkan di sini?”tanyanya.

              “Aku tidak tahu, Ma. Nanti kutanyakan,”  kataku.

              “Baiklah. Tapi harus secepatnya. Waktu tinggal tiga bulan lagi dan si penjahit perlu waktu karena ada banyak gaun yang harus dijahit. Dia bahkan belum mulai membuat baju penggiringmu. Dia masih menunggu ukuran Dina. Bisakah kau mengingatkan Dina untuk cepat membalas email si penjahit?”

              “Baik, Ma,” kataku.

              “Baik. Sekarang kue. Kau bilang kau mau red velvet. Tapi kata si tukang kuenya ...,”

              “Ma, ini bahasnya boleh besok?” tanyaku.

              “Oh, di sana jam berapa ya? Apakah sudah terlalu malam? Apakah aku salah menghitung perbedaan waktu lagi?” tanyanya.

              “Bukan, Ma. Aku.. aku mau makan malam dulu dan aku masih punya tugas yang harus kukerjakan,” kataku. Sebenarnya tidak ada. Aku sudah menyelesaikan tugasku.

              “Oh, baiklah jika begitu, kita lanjutkan besok,” katanya. Aku mematikan ponselku. Lalu sebuah kesadaran datang secara tiba-tiba, menghantamku seperti gelombang tsunami. Kedua orang tuaku tidak pernah sekalipun memintaku membatalkan pernikahanku. Dan mamaku, mamaku yang masih depresi karena ditinggal Amos, masih memaksa dirinya mengurus semua persiapan pernikahanku. Sebegitu tidak egoisnya dia dan sebegitu egoisnya diriku. Aku menangis. Lalu aku menyadari satu hal lagi. Aku sama sekali tidak peduli atas jenis bunga yang akan dipajang di pernikahanku, aku juga sama sekali tidak peduli apakah kain yang digantung berwarna perak atau mutiara, aku juga tidak peduli lagi apakah kuenya red velvet atau rasa lain. Aku tidak peduli. Karena aku tahu aku tidak akan pernah dapat memaafkan diriku sendiri jika aku membiarkan pernikahan ini tetap berjalan. Aku menekan nomor mama. Ia mengangkat ponselnya setelah satu deringan.

              “Ma?” kataku.

              “Ya, sayang,” katanya.

              “Tolong... tolong batalkan semuanya,” kataku.

              “Apa.. apa maksudmu?” tanyanya. Aku tidak dapat menjawab.  Aku mulai menangis.

              “Oh, Anna,”  katanya. Aku dapat mendengar keputusasaan di dalam suaranya. Keputusasaan yang diderita seorang ibu saat ia tidak dapat berada di sisi anak perempuannya saat anak itu membutuhkannya. Keputusasaan yang diderita seorang ibu saat tidak ada lagi yang dapat dilakukannya.

              “Ma, aku tidak bisa menikah dengannya,” kataku akhirnya.

              “Apakah kau yakin, sayang?” tanyanya. Aku dapat mendengar harapan pada suaranya. Tapi juga perasaan bersalah.

              “Ya. Aku akan membatalkannya,” kataku.

              “Mungkin..  mungkin kau harus memikirkannya dulu, sayang. Tidur dulu.  Jangan membuat keputusan tergesa-gesa. Besok bisa kita bicarakan lagi,” katanya.

              “Tidak, Ma. Aku sudah selesai berpikir. Batalkan semuanya,” kataku. Dan mungkin ia menangkap keputusan di dalam nada bicaraku sehingga dia tidak bertanya apa-apa lagi.

              “Baiklah, sayang,” katanya.

              “Sudah ya, Ma,” kataku.

              “Ya. Jika kau masih mau bicara nanti, telpon lagi, ya,” katanya. Aku memutuskan hubungan dan mulai menangis lagi. Entah berapa lama aku menangis. Tapi aku tahu masih ada satu hal yang harus kulakukan. Aku memandang cincin pada jariku. Airmata membuat pandanganku buram. Aku melepaskan cincin itu. Lalu aku mengambil secarik kertas dan mulai menulis. Aku menulis untuk memberitahu Dayton bahwa aku akan selalu ingat kali pertama aku melihatnya. Aku menulis untuk memberitahunya bahwa setelah ini, kemana pun kehidupan membawaku, aku tak mungkin melupakannya. Aku menulis untuk memberitahunya bahwa tidak akan pernah aku menyesal telah menjadi bagian dari hidupnya. Tapi aku juga memberitahunya bahwa aku tidak lagi bisa menjadi itu. Dan kuberitahu juga bahwa suatu hari nanti akan ada seorang wanita yang sangat beruntung yang akan mengenakan cincin ini. Dan aku begitu sedih karena aku bukan wanita itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4026      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.