Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Aku tidak tahu kenapa tapi sepertinya nenek menyukai Anna. Nenek menelponku secara khusus untuk memastikan Anna akan datang ke makan malam Natal kami karena ia sudah menyiapkan hadiah bertuliskan nama Anna di bawah pohon natal. Walaupun nenek tidak beragama Kristen, nenek sangat suka hari Natal. Menurutnya, merayakan hari Natal itu adalah sebuah bukti bahwa keluarga kami sudah bertransformasi menjadi keluarga amerika seolah kau dapat mengganti nenek moyangmu hanya dengan meletakkan sebuah pohon cemara di ruang keluargamu.

              Jadi di sinilah diriku, menuju apartemen Anna. Dengan bersenjatakan kotak dari toko kue Sweet Diplomacy di kursi sebelah berisi setengah lusin Belgravia, cupcake glutten free dengan frosting buttercream italian meringue, aku akan membujuknya untuk datang denganku ke makan malam Natal keluargaku. Tidak, dia tidak tahu aku akan datang. Aku ingin kedatanganku ini jadi kejutan. Aku tidak tahu apakah dia ada di rumah atau tidak. Tapi berhubung ini sedang libur musim dingin, aku toh tidak punya pekerjaan lain. Jadi bila aku harus menunggu sampai jam makan malam sekalipun, aku punya banyak waktu.

              Anna tinggal di Avalon Towers, sebuah komplek apartemen di Mountain View, sepuluh menit dari Foothill College. Pertama kali aku ke tempat itu untuk menjemputnya, aku terkejut karena apartemen itu ternyata apartemen mahal. Tidak biasanya mahasiswi tinggal di tempat seperti itu. Dan setiap kali aku datang, aku masih terkagum-kagum atas gedung mewah yang terawat baik itu, dan juga kolam renang berukuran olimpiade. Tempat itu terlihat seperti resor bintang lima. Aku memarkir mobilku dan berjalan ke apartemen nomor 815. Ketika aku tiba di sana, aku melihat seorang lelaki muda duduk di undak-undakan di depan pintunya. Sebuah tas travel tergeletak di sisinya.

              “Apakah ... kau sedang menanti Anna?” tanyaku.

              “Ya,” jawabnya, “dia sedang pergi,” tambahnya.

              “Kau...teman Anna?” tanyaku.

              “Aku kekasihnya.” Ia mengatakan hal itu dengan ringan saja seolah sedang mengatakan bahwa hari ini tidak akan turun hujan. Tapi kalimat itu menghantamku seperti hujan badai. Anna tidak pernah mengatakan padaku bahwa dia punya kekasih. Tapi dia memang tidak harus mengatakannya padaku, bukan? Dan kenapa aku berasumsi bahwa dia tidak punya?

              “Kau mahasiswa Foothill juga?” tanyaku.

              “Bukan,” katanya. Aku menantikan dirinya untuk memberi tahu di mana dia kuliah tapi dia diam saja.

              “Apakah kau ... dari Indonesia juga?” tanyaku.

              “Ya,” jawabnya. Aku melirik tas travelnya. Rasanya itu terlalu kecil untuk seseorang yang baru saja terbang menyeberangi samudra.

              “Kau... baru datang dari Indonesia?” tanyaku.

              “Apa? Oh tidak. Aku baru datang dari Boston. Untuk memberinya kejutan,” katanya.

              “Sudah ...berapa lama kalian...bersama?” tanyaku. Aku hampir tersedak sewaktu hendak mengatakan kata ‘bersama’.

              “Kira-kira enam tahun lah,” katanya sambil mengangkat bahu seolah enam tahun itu waktu yang sudah lama sekali. Tapi enam tahun memang bukan waktu yang singkat. Dan tiba-tiba aku merasa begitu bodoh. Mengapa aku tidak menyadari adanya kemungkinan yang begitu besar bahwa Anna punya kekasih yang juga seorang Indonesia, seseorang yang akan pulang ke tempat yang sama dengan dirinya?

              “Dan... kau siapa?” tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepalaku.

              “Bukan siapa-siapa,” jawabku, lebih kepada diriku sendiri. Aku mulai berjalan menjauh.

              “Hai, apakah aku harus memberitahu Anna bahwa kau mampir?” panggilnya. Aku berhenti dan menoleh.

 

              “Tidak. Tidak usah,” kataku dan aku pun melanjutkan langkahku. Karena apa gunanya memberitahu Anna bahwa aku datang untuk memberinya kejutan saat kekasihnya juga sedang melakukan hal  yang sama? Dan lagi, yang dapat kutawarkan hanyalah enam cupcake bodoh ini. Apalah artinya ini bila dibandingkan dengan enam tahun hubungan dan seluruh masa depan yang dapat ditawarkan oleh kekasihnya itu?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
KEPINGAN KATA
506      323     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Belum Tuntas
5018      1720     5     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...
Hati dan Perasaan
1506      938     8     
Short Story
Apakah hati itu?, tempat segenap perasaan mengendap didalamnya? Lantas mengapa kita begitu peduli, walau setiap hari kita mengaku menyakiti hati dan perasaan yang lain?
UFUK
10      8     0     
Inspirational
Hara merasa senang dengan fakta bahwa teman barunya ternyata punya kisah hidup yang tidak lebih baik darinya. Sayangnya Hara tak cermat, semakin bersemangat ia memanfaatkan rahasia Kai, semakin banyak ia terlibat masalah. Hebatnya setiap masalah yang tercipta mampu menjarakkan Hara dari dunianya yang kacau. Kehadiran Kai berhasil membuat Hara kembali berani bermimpi. Lalu saat gadis tomboy ...
A Day With Sergio
1791      802     2     
Romance
RISA (Adik Abang Tersayang)
969      558     5     
Short Story
Abang hidup dalam bayang Risa.
Ikhlas Berbuah Cinta
1077      766     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Back To Mantan
604      399     0     
Romance
"kenapa lagi.."tanya seorang wanita berambut pendek ikal yang dari tadi sedang sibuk dengan gadgetnya. "kasih saran.."ujar wanita disebelahnya lalu kemudian duduk disamping wanita tadi. lalu wanita sebelahnya mengoleh kesebelah wanita yang duduk tadi dan mematikan gadgetnya. "mantan loe itu hanya masa lalu loe. jangan diingat ingat lagi.loe harus lupain. ngerti?&...
HEARTBURN
391      287     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Tetesan Air langit di Gunung Palung
447      310     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi