Lee sudah sampai di sini, apabila dirinya tidak bisa ...Read More >>"> Kungfu boy (Mon ikut lomba) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kungfu boy
MENU 0
About Us  

HAPPY READING!

Pangsit - pangsit sudah diletakkan di beberapa mangkuk dan para peserta lomba sudah mulai mendaftarkan diri. Mereka mengantri dengan tidak sabar walaupun begitu, posisi antrian tidak begitu ricuh masih dalam antrian yang sama tidak saling menyerobot maupun bertengkar.

"Tantangan ini adalah memakan pangsit sebanyak-banyaknya dengan waktu tiga puluh menit. Siapa yang menang akan mendapatkan hadiah yang tersedia di sana," ujar Bu Pil berseru dengan toa yang dia pegang menatap barisan yang hendak mendaftar sudah sangat ramai membuat Bu Pil tersenyum senang.

Peserta pertama dimulai dan  mereka sanggup untuk memakan pangsit dalam jumlah banyak sekaligus. Mulut mereka penuh dengan pangsit yang memiliki kulit bagian luar yang putih dan isian dagingnya yang sangat berasa dalam setiap gigitannya. Ayah Lee sendiri menontonnya sembari membuatkan mie untuk pelanggan yang ikut menonton lomba tersebut. 

Lee pulang, dia berjalan bersama dengan Mon sembari sedari tadi bercengkrama, suasana rumahnya yang ramai membuat Lee ingat bahwa lomba makan pangsitnya diadakan sekarang. Lee menawari Mon untuk mencobanya dan Mon tertarik, sangat tertarik.

"Kamu tau, pangsit ayahmu memang tidak ada tandingannya," ujar Mon setelah dia mengantri, untuk masuk ke dalam. Perlombaan masih berjalan terus dan ayahnya tampak kewalahan karena dia tidak pernah membuka lowongan untuk pegawai. 

Lee meminta Mon untuk mengantri sementara dia membantu ayahnya yang tampak kesusahan dalam mengantarkan mie ayam pesanan pelanggan. Lee buru-buru meletakkan tasnya dan merebut nampan yang dipegang oleh ayahnya. 

"Nomor berapa ?" tanya Lee setelah nampan tersebut sudah berada di tangannya. 

"Nomor lima." Ayahnya menjawab dan kembali ke dalam dapur untuk membuatkan pesannya yang lain. Ayahnya setiap hari sibuk, tetapi uang yang dihasilkan tidak pernah kelihatan, sepertinya masuk ke dalam perut Lee semua mengingat Lee memiliki kebiasaan makan dengan porsi yang banyak. 

Lee kembali ke dapur kembali dan membantu ayahnya untuk merebus mie satu persatu dimasukkan ke dalam panci rebusan. Ayahnya tersenyum ketika melihat Lee yang membantunya. 

"Ayah, apa boleh aku ikut lomba itu ?" tanya Lee sembari memasukkan pangsit mentah ke dalam rebusan panci untuk meja nomor delapan. 

"Boleh, sih. Tapi, bukankah lebih baik kamu menikmati pangsit ayah sepuasnya saja ? Biarkan Bu Pil membuat lomba di sini, kalau kamu ikut kamu pasti menang, kamu saja terlatih menghabiskan pangsit ayah seratus biji dalam lima belas menit," ujar ayahnya kemudian menuangkan minyak dan mengaduk mie tersebut di dalam mangkuk berwarna putih susu tersebut. 

Lee tertawa kemudian mengiyakan, dari kecil dirinya sudah terbiasa makan pangsit buatan ayahnya dan memang kapasitas perutnya bisa memuat banyak pangsit, bahkan bisa sampai ribuan tiap harinya. 

"Ayah, temen Lee ikut daftar lombanya, loh." Lee memulai topik pembicaraan baru sementara ayahnya melihat ke arah perlombaan yang masih terus berlangsung itu menyipitkan matanya untuk melihat lebih tajam.

"Anak dengan seragam sekolah, itu ?" tanya ayahnya kemudian Lee ikut melihat ke arah lomba tersebut, lalu mengangguk. 

"Ya, semoga temanmu menang." Ayah Lee berkomentar dan menyodorkan nampan kembali ke tangan Lee, meminta Lee untuk mengantarkannya. 

"Nomor tujuh." Ayahnya sudah memberikan nomor mejanya, Lee langsung beranjak dari rebusan mienya dan segera keluar dari dapur dan pergi ke meja pelanggan yang dituju. 

Ayah Lee kembali ke dalam, mengambil pangsit yang belum direbus karena Bu Pil sudah memberikan tanda untuk mengiapkan pangsit lebih banyak. Sistem perlombaannya sederhana, siapa yang bisa menghabiskan maka akan mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan. Pendaftaran berlangsung sekitar tiga jam. Sembari menunggu penantang mendaftar, lomba sudah diadakan agar tidak memakan waktu yang terlalu lama. 

Pangsit-pangsit itu sudah berenang-renang di panci rebusan ayah Lee. Tinggal dipanaskan agak lama dan nanti akan diberikan ke meja yang berisi banyak pangsit yang akan dimakan oleh kontenstan nantinya. 

Lee sudah kembali dan meletakkan nampan di tempat semula. Seluruh pesanan pelanggan sudah dikirimkan. Lee dan ayahnya bisa duduk sembari menunggu para pelanggan nanti membayar dan memesan lagi. 

"Hadiahnya apa, sih ? Kenapa Bu Pil milih lomba makan pangsit ?" tanya Lee sembari menatap ke arah perlombaan tersebut dan bertopang dagu. 

"Bu Pil jualan peralatan makan, khususnya sumpit terbarunya. Piring, mangkok. Banyak, sih." Ayah Lee menatap panci rebusannya menunggu semua pangsit itu siap untuk diangkat, 

"Lumayan juga." Lee berkomentar kemudian pamit masuk ke dalam kamar untuk mengganti bajunya karena seragamnya akan dia pakai lagi besok. 

"Seragamnya letakkan di keranjang cucian saja, ayah akan cuci nanti. Kamu pakai seragam baru lagi aja besok, sudah ayah setrika," ujar ayahnya berteriak memperingatkan Lee kemudian Lee hanya menjawab dengan jempol yang mengudara, tidak tahu ayahnya melihat jawaban Lee atau tidak. 

Mon masih bertahan di kursi perlombaan itu, dirinya sekarang menjadi yang tercepat memang kekuatan orang habis pulang sekolah dengan pelajaran matematika adalah senjata yang pas untuk memenangkan lomba makan pangsit ini. Mon yakin setelah ini dia akan pingsan sesampainya di kamarnya. 

***

Di sisi lain, Kamalia menunggu Mon di gerbang sekolah. Kamalia sudah mengumpat dari tadi kalau dirinya tidak membawa pulang Mon. Master Fu akan mengecapnya sebagai anggota legendaris yang tidak bisa memimpin, bahkan ini sudah sore namun, batang hidung dari Mon sama sekali tidak kelihatan. Kamalia menyerah, dirinya masih berusaha berpikir positif, bahwa anak itu sudah kembali ke rumah akhirnya Kamalia melangkah pulang dan menemukan bahwa warung mie Lee masih ramai. 

"Warung mie anak aneh yang tiba-tiba dipanggil oleh master Owen." Kamalia menyinggungkan senyum sinisnya, dirinya tidak berminat untuk mengunjungi warung mie tersebut dan berjalan santai untuk melanjutkan perjalanan pulangnya. 

Kamalia merasakan ada hal yang aneh dan dirinya kembali melihat ke arah warung mie Lee tersebut dan matanya menangkap siluet yang dia kenal, matanya sudah membulat tidak percaya dan kakinya langsung melangkah besar-besar mendatangi tempat itu. 

Ya, Kamalia akhirnya masuk ke dalam demi menangkap anak kecil yang sedari tadi dia tunggu di depan gerbang sekolah sampai kakinya kebas. Anak itu sedang makan pangsit dengan asiknya, Kamalia sudah emosi hendak menjewer telinga anak itu dan melaporkannya ke master. 

"Kamalia !" Lee berteriak menyapa perempuan yang sudah menunjukkan wajah marah, walaupun setiap hari dirinya memang berwajah seperti itu. 

"Lo yang bawa Mon ke sini ?" tanya Kamalia dengan tidak sabar, dirinya bahkan sudah menarik kaos yang Lee gunakan. Lee terkejut kemudian menaikkan kedua tangannya ke atas, "Santai-santai." 

Kamalia sudah menatap Lee dengan amarah, dirinya tidak tahu harus menjawab apa sekarang. Nyali Lee sudah ciut, sepertinya ajalnya adalah hari ini. 

 

***

 

Lanjut ? Yes or No ? 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Before You Go
401      269     2     
Short Story
Kisah seorang Gadis yang mencoba memperjuangkan sebelum akhirnya merelakan
You Are The Reason
2100      845     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Reminisensi
0      0     0     
Fan Fiction
Tentang berteman dengan rasa kecewa, mengenang kisah-kisah dimasa lampau dan merayakan patah hati bersama. Mereka, dua insan manusia yang dipertemukan semesta, namun bukan untuk bersama melainkan untuk sekedar mengenalkan berbagai rasa dalam hidup.
Old day
532      391     3     
Short Story
Ini adalah hari ketika Keenan merindukan seorang Rindu. Dan Rindu tak mampu membalasnya. Rindu hanya terdiam, sementara Keenan tak henti memanggil nama Rindu. Rindu membungkam, sementara Keenan terus memaksa Rindu menjawabnya. Ini bukan kemarin, ini hari baru. Dan ini bukan,Dulu.
Camelia
564      310     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Love Al Nerd || hiatus
112      88     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
The Friends of Romeo and Juliet
18776      2816     3     
Romance
Freya dan Dilar bukan Romeo dan Juliet. Tapi hidup mereka serasa seperti kedua sejoli tragis dari masa lalu itu. Mereka tetanggaan, satu SMP, dan sekarang setelah masuk SMA, mereka akhirnya pacaran. Keluarga mereka akur, akur banget malah. Yang musuhan itu justru....sahabat mereka! Yuki tidak suka sikap semena-mena Hamka si Ketua OSIS. dan Hamka tidak suka Yuki yang dianggapnya sombong dan tid...
Aku Istri Rahasia Suamiku
9647      2048     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Angkara
950      567     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
The Savior
4025      1372     10     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?