Read More >>"> LATHI (PUTUS) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LATHI
MENU
About Us  

Arini duduk di tepi ranjang. Dia memandangi ponsel, menyalakan benda itu, lalu mematikannya lagi. Ini sudah kesepuluh kalinya dia melakukan hal itu. Hatinya masygul sekaligus bimbang saat melihat rentetan pesan dari kekasihnya, Daniel. Ya, dia tidak bisa lebih lama lagi mengabaikan sang kekasih sesuai saran Monik yang seorang konselor pernikahan serta berpacaran itu.

 

Tangan Arini bergetar. Matanya memejam. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengembuskan napas itu dengan cepat. Jarinya lincah membalas pesan sang kekasih. Namun, hanya dalam hitungan detik, dia tiba-tiba merasa ragu untuk mengirimkannya. Arini terus menerus teringat dengan perkataan Monik tentang hubungan mereka yang harus segera diakhiri.

 

Sampai akhirnya, Arini merasa gugup. Ponsel yang dipegangnya terjatuh di atas kasur saat bend aitu berbunyi. Dadanya berdegup sangat kencang ketika melihat sebuah nama yang tertera di layar ponsel. Masih dengan tangan bergetar, dia menerima panggilan itu.

 

“Ha-halo, Dan.”

 

“Ke mana aja, sih, kamu? Aku dari tadi pagi kirim pesan, telepon juga, tapi nggak kamu respons.”

 

“Aku … aku … ah, aku anter temen ke mall.”

 

“Ke mall?”

 

“Ya, aku ke mall tadi.”

 

“Kenapa nggak bilang?”

 

“M-maaf. A-aku lupa,”

 

“Tumben kamu aneh, Rin. Ada apa?”

 

“Eh, enggak. Enggak ada apa-apa.”

 

“Yakin?”

 

“Yakin.”

 

“Kamu sekarang di mana?”

 

“Di kosan.”

 

“Oke. Aku ke sana.”

 

Arini menutup panggilan itu. Tangannya tak hanya gemetar kini, tetapi juga berangsur-angsur mendingin. Dia sangat gelisah dan bingung untuk menentukan. Apakah akan tetap mempertahankan hubungan beda agama dengan Daniel ataukah harus melepaskan pria yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya itu?

 

Di tengah kebimbangannya, tiba-tiba Arini teringat Monik. Dia segera mengambil ponsel, menggulir ponsel itu, mencari-cari nama Monik, kemudian melakukan panggilan telepon kepada perempuan tiga puluh tahun itu.

 

Pada percakapan itu, Arini ingin mengadakan janji temu bersama dengan Daniel. Sementara mereka masih terlibat percakapan, Monik duduk. Di depannya tersuguh secangkir cokelat hangat yang baunya masih menguar memenuhi hidungnya.

 

Monik menghidu bau itu dalam-dalam seolah-olah letak ketenangannya ada pada asap cokelat yang membubung. Sebenarnya bertemu dengan klien secara berpasangan bukan hal baru bagi Monik. Akan tetapi, kasus Arini dan Daniel jelas menjadi kasus pertama yang tidak dikuasainya sepenuhnya.

 

Dia kini dihadapkan pada sebuah pilihan dilematis. Di satu sisi, dia bisa saja meminta Arini memutuskan hubungan dengan Daniel. Namun, di sisi yang lain, keputusan untuk berpisah jelas tidak semudah membalikkan telapak tangan.

 

Kini, setelah Arini menutup panggilan, Monik diam saja. Dia sedang tidak ingin melakukan apa pun meski panas cokelat yang dipesannya sangat menggoda hati. Dia sedang memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika dirinya bertemu dengan Arini dan Daniel.

 

Benar saja, dua puluh menit setelah panggilan telepon, Arini dan Daniel datang. Mereka berdua segera duduk berhadapan dengan Monik. Sementara Arini dan Daniel berbasa-basi, Monik meremas-remas tangannya. Dia sedikit merasa gugup ketika melihat dua orang berbeda agama yang akan melakukan konseling.

 

“Emm … sebelumnya, jangan panggil saya Bu Monik lagi, ya, Arini. Panggil saja saya Kakaka tau Nona. Sepertinya itu lebih pantas.”

 

“Jadi, Anda belum menikah?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Daniel.

 

“Belum. Tapi, Anda jangan meragukan kemampuan saya. Jadi, apa yang bisa saya bantu?”

 

“Begini, Nona Monik, kemarin saya meminta tolong pada Anda untuk memberikan solusi bagaimana bisa putus dengan Daniel karena kami berbeda agama. Lalu, Anda menyarankan saya untuk tidak menghubunginya sama sekali dan itu saya coba hari ini.”

 

“Lalu?”

 

“Saya tidak berhasil, Nona.”

 

“Jadi, kamu pengen kita putus?” Kali ini Daniel bertanya kepada Arini. Pria bertubuh tinggi itu tampak terkejut dengan keputusan sepihak yang dilakukan oleh Arini.

 

“Daniel, selama tiga tahun terakhir ini kita menjalani masa-masa sulit. Aku dan juga kamu, kita pengen nikah. Tapi, kalau aku harus mengalah, aku nggak mau. Aku masih cinta kepada Tuhanku. Aku yakin kamu pun begitu.”

 

Daniel diam. Pria itu menunduk. Sementara Monik memperhatikan gerak-gerik klien dengan pasangan kliennya itu.

 

“Jadi, kamu memang benar-benar mau putus?”

 

“Daniel … ini nggak seperti yang kamu pikirkan.”

 

“Lalu apa? Kamu sendiri yang bilang kalau pengen putus.”

 

“Tapi ….”

 

“Ehem!” Monik berdeham. Dia tidak ingin membiarkan kekacauan menguasai sesi konselingnya kali ini. “Begini, Arini, Daniel. Ada baiknya jika kalian bicarakan saja berdua tentang hubungan kalian selanjutnya.”

 

“Lalu, apa gunanya Anda, Nona Monik? Anda di sini sebagai konselor pacaran dan pernikahan. Jika Anda menyuruh kami menyelesaikan berdua, buat apa kami harus bertemu Anda?” Arini bertanya dengan nada tinggi. Ada kemarahan dalam diri gadis itu terhadap Monik.

 

“Arini, mungkin sebaiknya kita putus saja.”

 

Arini terkejut. Matanya melotot karena tak percaya dengan apa yang didengarnya.

 

“M-maksudmu apa, Dan? Kok, kamu minta putus?”

 

“Kamu yang minta putus, Rin.”

 

“Trus, kita putus beneran?”

 

“Ya.”

 

“Jahat kamu, Dan!”

 

Tanpa pamit, tanpa mengucapkan terima kasih, Arini meninggalkan Daniel dan Monik. Perempuan itu seolah-olah tidak peduli lagi terhadap pria yang sudah tiga tahun menjadi kekasihnya dan juga Monik sebagai konselornya.

 

Langkah Arini makin lama makin cepat, hingga punggung perempuan itu menghilang dari balik pintu. Setelah Arini pergi, Monik menatap nyalang pria yang sejak tadi menunduk tanpa mengatakan apa pun.

 

“Daniel, ini bukan semata-mata tentang beda agama, kan?”

 

Daniel kini mendongak, lalu menatap Monik dalam-dalam.

 

“Dari mana Anda tahu, Nona?”

 

“Dari apa yang terjadi barusan. Ceritalah jika kamu mau, Daniel.”

 

Daniel kembali menunduk. Pria itu bersiap menceritakan segalanya kepada wanita tiga puluh tahun yang ada di hadapannya.

 

“Sebenarnya … hubungan kami adalah hubungan beracun. Bukan karena beda agama, tetapi karena sifat Arini.”

 

“Manipulatif dan gaslighting?”

 

Daniel mengangguk.

 

“Apa yang pernah dilakukannya dan kenapa kamu justru bertahan, Dan? Seharusnya kamu bisa memutuskannya, bukan?”

 

“Nyatanya tidak semudah itu, Nona. Selama tiga tahun kami berhubungan, sudah sepuluh kali aku meminta putus. Nyatanya, kami kembali bersama. Kenangan-kenangan yang sudah pernah kami lalui bersama nyatanya tak semudah itu menghilang.”

 

“Ya, aku paham, Daniel. Lalu, bagaimana kalian menjalani perbedaan ini? Apa kalian sudah punya rencana?”

 

“Tidak. Kami tidak punya apa pun meski Arini berulangkali minta dinikahi, entah apa alasannya. Akan tetapi, ini buka soal pernikahan, tetapi soal perbedaan. Sejujurnya, saya sama sekali tidak ingin berpindah keyakinan karena saya hanya percaya pada Tuhan saya. Demikian juga Arini. Dia tetap percaya kepada Tuhannya.”

 

“Itulah sebabnya kamu memutuskan Arini sekarang karena ada momen, kan?”

 

Lagi-lagi Daniel terkejut. Dia bahkan mendongak dengan raut wajah penuh keheranan.

 

“Nona, apakah Anda seorang cenayang?”

 

Monik tersenyum. “Apakah ketika aku tahu lebih banyak darimu artinya aku ini cenayang?”

 

***

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • tika_santika

    Pembukaan yang menarik, semangat Bundo 😍

    Comment on chapter KAFE
  • ibnurini

    Kewreeeeeenn Bundo, semangaaaatt teruuuzzz

    Comment on chapter KAFE
  • AjengFani28

    Menarik nih kak

    Comment on chapter KAFE
Similar Tags
Seiko
359      258     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Jelita's Brownies
2902      1246     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
SORRY
14411      2720     11     
Romance
Masa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, salah satu cowok di antara mereka. Hatinya tidak benar-benar aman. Sayangnya, Kale itu lagi bucin-bucinnya sama cewek yang bernama Venya, musuh bebuyutan...
Call Kinna
3896      1564     1     
Romance
Bagi Sakalla Hanggra Tanubradja (Kalla), sahabatnya yang bernama Kinnanthi Anggun Prameswari (Kinna) tidak lebih dari cewek jadi-jadian, si tomboy yang galak nan sangar. Punya badan macem triplek yang nggak ada seksinya sama sekali walau umur sudah 26. Hobi ngiler. Bakat memasak nol besar. Jauh sekali dari kriteria istri idaman. Ibarat langit dan bumi: Kalla si cowok handsome, rich, most wante...
Allura dan Dua Mantan
2955      944     1     
Romance
Kinari Allura, penulis serta pengusaha kafe. Di balik kesuksesan kariernya, dia selalu apes di dunia percintaan. Dua gagal. Namun, semua berubah sejak kehadiran Ayden Renaldy. Dia jatuh cinta lagi. Kali ini dia yakin akan menemukan kebahagiaan bersama Ayden. Sayangnya, Ayden ternyata banyak utang di pinjol. Hubungan Allura dan Ayden ditentang abis-abisan oleh Adrish Alamar serta Taqi Alfarezi -du...
Negeri Tanpa Ayah
8608      1925     0     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
Palette
3918      1575     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
RUMIT
4124      1399     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
Aku Benci Hujan
4937      1404     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Hujan Paling Jujur di Matamu
5404      1483     1     
Romance
Rumah tangga Yudis dan Ratri diguncang prahara. Ternyata Ratri sudah hamil tiga bulan lebih. Padahal usia pernikahan mereka baru satu bulan. Yudis tak mampu berbuat apa-apa, dia takut jika ibunya tahu, penyakit jantungnya kambuh dan akan menjadi masalah. Meski pernikahan itu sebuah perjodohan, Ratri berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik dan tulus mencintai Yudis. Namun, Yudis...