Takdir tuhan itu benar benar sangat rahasia,bisa terbongkar dalam waktu dekat bisa juga ditutup dengan rapat
-adila
Abhi dan alvin menatap makam tanpa nama itu dengan nanar,kedua pria berbeda usia itu menangis tanpa henti
"Adek gue,kesayangan gue.kenapa lo gak bilang kalau hati lo rusak laaa.kenapa lo rahasiain dari gue.lo anggap gue apa dan bodohnya gue yang anggap semua sakit yang lo alami selama ini karna fisik lo yang lemah,gue terlalu fokus sama kerjaan gue dan pelajaran gue,maafin gue laaa.tapi gue lakuin semua itu demi lo,semuanya demi lo.gue kerja demi bisa menuhi semuaaa keinginan,gue rajin belajar supaya bisa dapetin beasiswa kuliah buat lo laa,lo tau gak pak aron bilang bakal ngasih beasiswa ke lo kalau gue selalu juara satu oliampiade mewakili sekolah,gue sayang sama lo" isak abhi yang membuat orang di sana merasa sangat iba sekaligus tak percaya dengan pemikiran abhi yang begitu luar biasa
"gue sayang sama lo tala,gue mohon balik ke pelukkan gue,lo adek yang baik kan la?jadi lo harus nurut apa kata gue" alvin tak sanggup mengatakan apapun untuk menenangkan abhipraya
tak jauh berbeda dengan kondisi abhi,mata alvin pun sudah sembab akibat terlalu lama menangis
"Pa-papa gak bakal minta maaf ke kamu,karna papa tau kalau papa salah.tapi gak pernah benci tala nak,papa cuma merasa bersalah setiap liat tala yang mirip banget sama bunda,papa terlalu pengecut untuk ngakui kalau papa cinta sama bunda,papa terlalu penakut untuk mengakui kalau apa yang terjadi sama bunda itu ulah papa.tala gak salah,papa yang salah,papa yang udah nyia nyiain bunda sampai bunda gak kuat dan akhirnya ninggalin kita,papa sayang sama tala,papa juga cinta tala karna Allah"
tak ada yang berani memberi kata kata motivasi atau hanya sekedar mengucapkan kata sabar,karna mereka tau kalau itu semua tidak berguna sekarang
menjelang ujian akhir semester kelas 12 di wajibkan hadir tanpa alasan apapun,termasuk abhipraya yang setelah sebulan lama nya baru menginjakkan kaki nya kembali di SMA harapan bangsa
baru saja abhi melewati gerbang sekolah,pria itu sudah ditarik paksa oleh bayu ke taman belakang
Bukk…
"Lo sembunyiin di mana arutala haaa" bentak bayu
abhi hanya diam tanpa ekspresi
bayu sempat heran melihat respon abhi yang terlihat dingin tidak seperti biasanya yang akan terus memanas manasi bayu hingga terbakar emosi
"Jawab gue anjing,dimana arutala.lo sembunyiin di mana dia selama sebulan ini" teriakan bayu begitu nyaring hingga membuat abhi tersenyum sinis
"sebegitu gak pedulinya temen sekelas lo sama adek gue sampai sampai gak ada yang tau kalau adek gue udah meninggal" kata abhi to the point
Bayu semakin marah mendengar kata kata abhi yang seperti lelucon baginya
"lo jangan asal ngomong bangsat,masa lo ngomong yang enggak enggak tentang adek lo sendiri,stres lo lama lama" bentak bayu
hahaha…
abhi tertawa sinis disertai dengan air mata yang deras
"adek gue udah meninggal,dan kalian salah satu alasan dia gak mau bertahan.puas lo sekarang?atau kalian mau bunuh gue juga?" bayu terduduk lemas di atas tanah
kakinya tak sanggup menopang berat tubuhnya lagi
"dimana arutala abhi,gue gak suka candaan lo kali ini" lirih bayu yang masih belum percaya
"arutala udah meninggal sebulan yang lalu,dia titip pesan buat lo,katanya lo jangan nakal nakal lagi,hahaha bahkan di akhir hayatnya adek gue masih inget sama lo yang notabenya adalah musuh dia" kata abhi
"gue bukan musuhnya,bahkan lo tau itu bhi" gumam bayu
"tapi dia benci cara lo mencintainya bay,dia nganggap lo benci sama dia.cara lo salah untuk mencintai arutala,dan sekarang lo kehilangan dia selamanya" kata abhi yang kemudian pergi meninggalkan bayu yang terus berteriak seperti orang tidak waras
askara?pria itu hanya termenung sepanjang hari bahkan nadhira tak digubris sama sekali
semenjak ia mengetahui kabar kematian arutala,askara tidak lagi menjadi sosok yang banyak bicara,tidak lagi jadi askara yang angkuh
Pria itu seolah telah menjadi orang lain,yang hidup tapi seolah mati
"aku mencintaimu arutala" gumam askara berkali kali
"Rembulan abadi yang pemberani,itu arti namamu
tapi keabadian tak ada dalam takdirmu
aku menuntun mu hingga aku tersesat belenggu rindu yang terus menikam jantungku
kata sesal pun tidak ada artinya
ntah kata apa yang pantas ku sematkan sebagai prasasti abadi agar kau mengerti
bahkan cintaku tak sama dengan obsesi"
Nadhira hanya mampu menatap askara yang selalu termenung menatap rembulan sambil membuat sajak yang nadhira tau untuk siapa sajak itu di tulis
dihari kelulusan SMA harapan bangsa,bayu menangis tanpa suara menatap dekorasi khusus yang ia pesan sejak 6 bulan terakhir
lampu warna warni yang begitu indah
lampion berbentuk hati tergantung di mana mana
dan satu figura besar yang setiap sisinya di isi foto foto candit berukuran kecil
Semuanya foto arutala yang selama ini bayu kumpulkan secara diam diam
"Arutala amerta diranda,seharusnya hari ini gue ngelamar lo tapi gue terlambat,kalau seandainya gue bilang ini lebih awal apa lo mau jadi istri gue?" kata bayu sambil menatap cincin bermata biru yang sedang ia pegang
Arrghhhh….
Teriakan bayu terdengar sangat pilu ditelinga teman seangkatannya
beberapa dari mereka menatap bayu dengan iba dan yang lainnya merasa kalau bayu pantas mendapatkan karmanya karna telah melukai arutala
"gue sayang sama lo laa" batin bayu
1 tahun berlalu setelah kabar kematian arutala,selama itu pula askara menjadi relawan di sebuah klinik kesehatan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan
dengan giat dan rajin askara membantu baik berupa materi maupun tenaga nya
seperti sekarang,mereka mengunjungi salah satu panti asuhan yang terlihat sangat kumuh untuk melakukan pemeriksaan rutin enam bulan sekali secara gratis pada anak anak panti yang belum diadopsi
askara melihat seorang gadis kecil yang bermain sendiri,dan menghampiri anak itu
tak hanya askara yang menghampiri gadis kecil itu,tapi seorang pria yang sangat abhi kenal juga menghampiri gadis kecil itu dan memberi sebuah coklat padanya
"Abhipraya" abhi yang merasa terpanggil pun menoleh,dan menatap askara tanpa ekspresi
"lo ngapain disini?" tanya askara dengan ramah
abhi hanya diam tanpa membalas senyuman askara
"lo masih sering naruh bunga tulip dan surat bodoh lo itu di makam adek gue tiga bulan sekali,padahal gue udah larang lo buat ngelakuin itu,ulah lo bikin makam adek gue berserakkan" askara yang dulu tak bisa di senggak,dan akan marah ketika diancam kini sangat berbeda
Askara tersenyum
"gue rindu,lagian bayu lebih parah lagi,anak itu setiap hari tanpa absen sehari pun ziarah ke makam arutala,setiap hari menaruh surat kecil yang bertuliskan 'menikahlah denganku' dan setangkai bunga mawar" kekeh askara
"karna dia terlambat ngungkapin apa yang pengen dia ungkapin dulu"kata abhi
askara tersenyum
"gue juga,kami berdua gak ada bedanya abhi" jawab askara dengan yakin
Askara menatap gadis kecil tadi yang sedang berbicara sendiri dengan bingung
"Alter ego" askara menatap abhi dengan tatapan penuh tanda tanya
"dia mempunyai alter ego" kata abhi lagi
"apa itu alter ego?" tanya askara bingung
abhi menghela napas panjang
"biasanya seseorang akan menciptakan kepribadian lain dalam dirinya,untuk melakukan apa yang tidak bisa ia lakukan sebelumnya,alter ego gak sama dengan kepribadian ganda,orang yang mempunyai alter ego sadar sepenuh nya atas dirinya sendiri berbeda dengan kepribadian ganda yang tidak sadar ketika kepribadiannya yang lain menguasai dirinya"jelas abhi
Askara menatap gadis kecil itu dengan miris
"Anak ini pasti mengalami banyak hal sampai bisa menciptakan alter ego" kata askara dengan miris
Pria tampan itu menatap abhi kembali
"dari mana lo tau soal itu?seingat gue lo ambil fakultas kedokteran bukan psikolog" tanya askara heran
abhi hanya diam sebelum akhirnya menjawab
"karna arutala mengalami hal yang sama" mata askara langsung melotot kaget saat nama arutala di sebut oleh abhi
"arutala?" abhi mengangguk
"adelia dan anjana,itu nama mereka.orang yang tidak paham akan menganggap arutala gila tapi mereka yang sudah mengerti pasti akan memahami apa yang adek gue alami.arutala sayang banget sama adelia dan anjana begitu juga sebaliknya" jelas abhi
"dan kalian yang membuatnya pecah menjadi tiga" kata abhipraya dengan nada sedikit kecewa
diperjalanan pulang abhi terus memikirkan apa yang abhi katakan barusan,jika ia tau arutala telah mengalami banyak penderitaan ia tidak akan menambah luka gadis itu lagi,seandainya ia tidak terlambat
Brakkk….. Tuttt…tinnn….brukk….tinnn….aaa…
sebuah truk kehilangan kendali dan menabrak beberapa mobil yang tengah melintas hingga hancur,termasuk mobil askara yang membentur pembatas jalan dengan keras
hingga puluhan ambulance dikirim untuk membawa para korban ke rumah sakit
askara menatap semua korban dengan miris,ia juga terluka tak kalah parahnya
askara tak sanggup..
rasanya kulit askara seperti di bakar hidup hidup
"bagaimana ini,jantung gadis kecil tadi mengalami kebocoran,jika tidak segera mendapat donor bisa fatal" samar samar askara mendengar keluhan beberapa dokter
"saya juga bingung,ada seorang bayi yang saya rasa akan buta" sahut dokter lain
"remaja SMA disana juga sama,hati nya rusak" kata dokter itu
dengan napas tersengal,askara memegang tangan salah satu dokter
"saya donorkan semuanya" kata askara lirih
ketiga dokter itu saling berpandangan
"anda yakin?" tanya mereka
askara tersenyum lemah dan mengangguk
"tapi kamu masih hidup,kami tidak bisa mengambil donor dari manusia yang masih bernapas" kata seorang dari mereka
"sa-saya sudah tidak kuat,jika saya meninggal ambil semuanya" dan yaa,setelah mengatakan itu askara menghembuskan napas terakhirnya
"Arutala" lirihnya di sisa napas terakhir yang ia punya
Titt….
seorang perawat menatap pasien yang terbaring di tempat tidurnya dengan mata berbinar
"halo dok,pasien di kamar 901 sudah sadar" katanya dengan penuh semangattt
Ada yang pergi dan ada yang kembali,ada yang kehilangan nyawa dan ada pula yang mendapatkan nyawa