Karenamu dia telah terbelah menjadi tiga,papa
-abhipraya
Tepat pukul 9 pagi rain mengetuk pintu rumah arutala dengan setelan baju santai,arutala saja sampai tak berkedip
"cepat amat lo datangnya om?"tanya arutala
" emm?bukan kah saya berjanji akan datang pukul 9?sekarang sudah jam 9 arutala" arutala hanya menggaruk kepalanya sebagai pengalihan rasa malu
"bangke,gue salting" batin arutala
"kamu suka makan apa?" tanya rain
arutala mengetuk dagunya
"gue suka makanan manis,adelia suka makanan yang pedas kalau anjana suka makanan yang pahitt" jawab arutala dengan semangatt
rain hanya tersenyum kecut mendengar jawaban arutala
"kamu suka makanan pedas dan manis?" tanya rain
arutala menggeleng kemudian mengangguk
"gue suka makanan manis om,tapi kalau minuman gue suka yang pahit,kalau pedas gue suka tapi gue gak kuat makan pedas" jawab arutala
rain hanya mengangguk dan tersenyum
"anjana lagi ngapain?" arutala tersenyum jahil
"cieee,mau deketin anjana yaa om?"
lagi lagi rain tersenyum kecut
"iyaa saya suka sama anjana" jawab rain dengan senyum yang begitu tulus menatap arutala
"ohh,anjana itu galak om" kata arutala
"gapapa,saya suka yang galak galak" arutala tertawa begitu juga dengan rain
tangan rain terulur,dan mengusap kepala gadis itu dengan lembut
"bisa kamu ceritain tentang kamu dan sahabat sahabat kamu itu?"tanya rain
arutala terdiam
"tidak perlu secara detail,hanya point penting nya saja,ekhmm…soalnya kan saya mau deketin salah satunya" kali ini arutala terkekeh dan tersenyum jahil kepada rain
"ohhh,paham paham" kata arutala
rain terkekeh geli melihat ekspres tengil arutala
"adelia itu paling bijak diantara kami bertiga,dia selalu berpikir logis dan positif adelia yang selalu ngarahin kami dan nasehatin kami kalau kami terutama gue salah langkah,kalau anjana itu emosian tapi dia baik,kak abhi gak suka sama anjana karna berfikir anjana itu bawa pengaruh buruk buat gue,tapi tanpa kak abhi ataupun adelia tau anjana itu sahabat gue yang paling tulus dan sayang sama gue.dia selalu punya alasan dan selalu punya sudut pandang untuk setiap tindakkannya,anjana itu luar biasa" jelas arutala
rain tersenyum puas
"bener dugaan saya" batin pria manis itu
"terus gimana sama diri kamu sendiri?" tanya rain
"gue?hahaha gue itu lemah,gue beban,gue pembawa sial,lo liat gak mata gue ini" rain menatap arutala yang tengah menunjuk matanya dengan lekat
"ini mata bunda,dia ngasih mata ini setelah dia meninggal karna serangan jantung waktu liat bokap gue yang bangsat itu nyeret gue ke panti asuhan,gue gak di akui sebagai anaknya karna bunda nangkep gue yang hampir jatuh dan akhirnya bunda gue yang jatuh terus keguguran.itu tandanya gue pembawa sial dan gak berguna" kata arutala dengan santainya
rain baru akan mengatakan sesuatu tapi tanpa sadar mereka sudah sampai tujuan
"wahhh,banyakkk banget buahnyaaaaa" teriak arutala kegirangann
"kamu boleh petik dan makan buah di sini sepuasnya" kata rain
arutala tak menyia nyiakan kesempatan yang ada di depan matanya
gadis mungil itu berlari dan memetik berbagai macam jenis buah dari pohonnya
gadis itu juga tak ingin melewatkan satu momen pun dan mengabadikannya dengan kamera handphone nya
"ayo om rain,kita foto" rain tersenyum dan mengangguk
gadis itu memilih satu foto bersama rain yang hanya memperlihatkan setengah wajah mereka yang ditutupi buah apel dan memposting nya di instagram miliknya,dengan caption
'om hujan:)'
tanpa gadis itu sadari,ada beberapa manusia yang menggeram marah melihat ungguhan arutala dengan amarah yang meluap luap
"Berani lo jalan sama cowok lain,kayaknya gue kurang keras sama lo" gumam pria yang memiliki senyum semematikan racun
"oh,kau mulai bermain main baby girl" kata pria bermata pisau belati
"aku merindukan mu" kata pria yang sedang jauh dan merindu
"kamu senang arutala?" tanya rain
arutala tersenyum lebar
"Banget om,makasih banyak ya udah ajak gue ke sana" rain tersenyum dan mengangguk
sebelum pulang rain kembali mengusap kepala arutala dengan lembut
"bilang sama adelia jangan terlalu egois ya la,terus gue titip salam sama anjana bilang kalau jalan yang dia pilih sudah benar saya bangga padanya" kata rain
"maksudnya?" tanya arutala bingung
rain hanya tersenyum simpul
"bilang aja seperti yang saya katakan barusan" jawab rain
walaupun bingung arutala tetap mengangguk patuh
"oke om" kata arutala
hari ini arutala dengan semangatnya menuju kelas,sudah dua hari ia libur sekolah,walaupun penghuninya menyebalkan gadis itu tetap merindukan kelas nya
"rindu gue sama nih kursi" teriak arutala sambil memeluk kursinya
beberapa teman sekelasnya hanya mendelik dan menggelengkan kepala saja
"dari mana aja lo?" tanya safira
"gue sakit fir,lo tau sendiri lah gimana kak abhi,gue batuk aja dia udah bawel" safira hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti
Brakk….
arutala menatap bayu dengan sinis,begitu juga dengan bayu yang menatap arutala dengan sinis
"apa sih" bentak arutala
rahang pria itu mengeras,tangannya terkepal kuat hingga buku jarinya memutih
"pembohong,lo bilang lagi sakit,tapi nyatanya lo jalan sama cowok lo anjing" arutala melihat foto yang bayu lempar satu persatu
disana banyak sekali foto arutala dan rain,bahkan foto yang bayu berikan tak pernah sekalipun ia posting,malah lebih terkesan diambil secara diam diam
"lo mata matain gue?" bayu berdecih dan menjambak rambut arutala dengan keras hingga membuat gadis itu berteriak keras
"anjing lo bay" teriak arutala
Mata bayu semakin memerah tajam saat arutala memaki dirinya
"lo jangan macem macem sama gue atau lo bakal terluka lebih parah dari yang sebelumnya,dan gue ingetin satu hal lagi sama lo,jangan sok kecantikkan karna nirwana nembak lo kemarin,dan jangan jadi jalang gak tau diri yang gampang di ajak ke mana mana sama cowok asing,lo punya otak dikit kan?jadi gunain tuh otak lo" kata bayu
mata arutala memanas,bahkan air mata gadis itu sudah menetes tapi dengan cepat di hapus kasar olehnya
"kenapa lo gak mati aja sih bay?kenapa manusia sampah kayak lo bisa hidup di dunia yang indah ini,atau gue aja yang mati?gue bakal mati kalau lo bilang gue harus mati,gue capek" kata arutala lirih
tatapan gadis itu kosong
wajah bayu terlihat sangat pucat,bahkan ia susah payah untuk menelan salivanya sendiri
"lo gak bakal mati dengan mudah arutala,kalaupun lo mati,lo harus mati dalam pelukkan gue" kata bayu
setelah mengatakan itu bayu keluar dari kelas dan membanting pintu membuat semua murid 12 Ips 3 terkejut
"manusia bodoh" gumam anjana
saat sampai dirumah,arutala dikejutkan dengan sosok pria berjas hitam berdiri didepan rumahnya,bahkan mobil mewah pria itu memenuhi pekarangan rumah mereka yang tidak terlalu luas itu
dengan heran arutala menghampiri pria yang berumur sekitar 40 tahunan itu
"maaf pak,cari siapa ya?" tanya arutala dengan sopan
pria itu sempat tertegun dan terdiam saat melihat wajah dan mata arutala
mata pria itu memerah dan berair tapi detik berikutnya pria itu kembali memasang ekspres datarnya
"saya nyari anak saya" jawab pria itu
arutala semakin mengkerutkan dahinya
"anak bapak namanya siapa?" tanya arutala
"ar-" pria itu terdiam sesaat,sebelum melanjutkan ucapannya
"abhipraya" mata arutala memanas,gadis mungil itu menutup mulutnya agar tak terisak
"papa?" seru arutala
Aku api dan kau air,kita lihat siapa yang akan diasingkan