Jika tak ingin diperjuangkan,maka menghilang lah
jika tidak ingin menghilang maka tolaklah dengan lebih tegas lagi
-adelia
Sandyakala menatap arutala dengan lekat,sangat lekat seolah olah tidak ada hal yang lebih menarik untuk di pandang selain arutala
sedangkan arutala acuh tak acuh dengan keberadaan sandyakala
"kenapa lo ngehindarin gue lagi?" tanya sandyakala dengan suara yang tertahan,seolah sedang menahan amarah
kala memejamkan matanya agar emosinya mereda,apalagi sikap arutala yang mengacuhkannya seolah olah pria itu tidak pernah ada dihadapannya
"arutala amerta diranda,jawab pertanyaan gue!" arutala mendesis kesal
gadis mungil itu menatap kala dengan sinis
kala?pria itu dengan gilanya malah mencium dahi arutala dan terkekeh geli
"lo,anjjjj-" sandyakala membekap mulut arutala dan kembali mengecup dahi gadis itu dengan lembut
"shut up baby" bisik kala
arutala merasa merinding saat pria gila seperti kala berbisik tepat di telinganya,sudah seperti psikopat saja,batin gadis itu
"your mine baby" tekan kala sebagai bentuk kepemilikkannya
"gue bukan barang lo ya bangsat,gue cuma milik kak abhiii" rahang kala mengeras saat arutala menyebutkan nama pria lain di depannya
"abhi?hahaha siapa laki laki brengsek itu?kekasihmu?ah,baiklah aku akan melenyapkannya sekarang juga" arutala refleks menampar pipi kala
sandyakala menatap arutala dengan tatapan tajam,seperti akan menelan gadis itu hidup hidup
"Hahaha,kau khawatir pada kekasihmu?hahaha itu membuatku semakin ingin melenyapkannya" lagi lagi arutala menampar pipi kala dengan keras
"jangan sentuh kakak gue anjing" teriak arutala
kala terkekeh geli
"kakak?jadi dia saudaramu?" kala tertawa melihat ekspresi arutala yang tengah emosi
"baiklah,aku tidak akan menyentuh nya seujung jari pun" kata kala
arutala menghela napas lega,ia bersyukur karna kala masih memiliki hati nurani
sandyakala menyeringai iblis
"asal kau jadi gadis penurut,dan tidak akan menghindariku apalagi meninggalkan ku" arutala mengkerutkan keningnya
"kalau kau meninggalkan ku,maka kakakmu akan ku habisi hahaha" arutala menatap kala dengan tatapan penuh permusuhan
"lo gila anjing" teriak arutala
"don't speak harshly sweet girl,aku tidak suka" kata kala
"la,gue denger kemarin bayu sama nirwana berantem di rooftop,bener?"arutala hanya mengangguk mengiyakan dan terus menyuap nasi kemulutnya
abhi pun terus fokus pada sarapannya,tapi ia juga penasaran kenapa musuh sang adek bisa berkelahi dengan nirwana,yang di gadang gadang sebagai crush sang adek
" kenapa bisa berantem la?"tanya abhi yang masih fokus pada sarapannya
seketika arutala menghentikan suapannya dan menatap abhi dengan air mata berlinang
abhi yang merasa ditatap pun,menatap sang adek
betapa terkejutnya abhi saat melihat arutala tengah menangis tanpa suara
"laaa,lo kenapa?lo sakit?atau ada yang jahatin lo lagi?" tanya abhi yang sangat khawatir
arutala menggeleng membuat abhi semakin khawatir dengan keadaan kembarannya itu
"kemarin nirwana marah sama tala karna tala udah nolak dia kak,dia nyeret tala ke rooftop,d-dia m-mau lecehin tala kakkkkk" kata arutala terbata bata kemudian gadis malang itu menangis terisak
abhi terdiam sejenak untuk mencerna semua kata kata arutala
tangan pria jangkung itu lemas
abhi langsung merengkuh tubuh arutala yang tengah terisak dan mencoba menenangkan arutala
tangan pria itu terkepal kuat,rahang pria itu mengeras
"gapapa sayang gapapa,kakak di sini,kakak bakal jagain kamu,maaf kemarin kakak gak bisa jagain kamu,tapi kakak pastikan hal seperti ini gak akan terulang lagi" kata abhi dengan sangat iba
"maaf laa,gue gak bisa jadi kakak yang baik buat lo.gue gak bisa ngasih semua yang lo mau kayak orang orang,gue gak bisa jagain lo 24 jam kayak orang orang.gue gak bisa jadi kakak yang baik" batin abhi
dan setelah perdebatan yang cukup panjang,akhirnya arutala tidak di izinkan sekolah selama dua hari oleh abhi
bahkan sang kakak pergi ke klinik untuk meminta surat sakit sebelum berangkat sekolah
arutala menghela napas berulang kali,gadis itu sungguh sangat bosan sekarang
Tok..tok..tok..
arutala mengkerutkan dahinya,tumben sekali ada yang bertamu kerumahnya,batin gadis itu
dengan rasa penasaran arutala membuka pintu rumahnya
di sana,sandyakala tengah tersenyum lebar pada nya,tapi bagi gadis mungil itu senyum kala sangat lah menakutkan seperti psikopat
"lo?ngapain lo ke sini?lo tau dari mana rumah gue haa" tanya arutala dengan sangat ketus
kala hanya bisa terkekeh geli
"kau meragukan kekuasaanku,rembulan" kata kala
arutala hanya mendelik tak suka kearah kala
"aku ke sini untuk mengajak mu jalan jalan" arutala memutar bola matanya dengan malas
"halah,ntar kalau pacar lo ngambek lagi,lo nyalahin semuanya ke gue.pergi lo sana" teriak arutala
"jangan berteriak baby girl,aku tidak punya pacar dan aku tidak bertanya kau mau ikut atau tidak,baby" kata sandyakala
arutala memasang wajah masam nya selama didalam mobil bersama kala,gadis itu terpaksa ikut kala karna pria gila itu mengancam arutala akan menyakiti sang kakak
"kita sudah sampai" arutala melongo takjub saat kala membawanya ke kebun bunga tulip yang begitu indah
gadis mungil itu terlihat sangat senang dan berlari ke sana kemari untuk melihat bunga bunga dari dekat
bahkan tanpa disadari arutala,kala mengambil beberapa foto candit arutala yang sedang memetik bunga,dan masih banyak lagi
"kali ini kau senang?" arutala mengangguk dengan mantap
"walaupun ini bukan pantai?" arutala kembali mengangguk sebagai jawaban
"kalau bareng aku?" kala tersenyum saat arutala yang refleks menganggukkan kepalanya
setelah sadar,gadis mungil itu meringis kesal
"aku juga" kata kala yang tengah tersenyum lebar
tanpa arutala duga,kala memeluk gadis itu dengan erat tapi lembut
"jangan tinggalkan aku" gumam pria tampan itu
arutala menghela napas panjang saat turun dari ojek online yang ia pesan
tadi di jalan sandyakala mendapat telpon kalau nadhira pingsan,jadi pria itu buru buru pergi kerumah sakit dan melupakan kalau ia pergi bersama arutala
dengan langkah gontai,arutala berjalan ke gang rumah nya
tapi saat sudah didepan rumah arutala terkejut melihat rain yang tengah tertidur didepan pintu rumahnya yang terkunci sambil memegang rantang kecil ditangannya
gadis itu menunduk dan menatap rain yang benar benar tertidur pulas
"Kenapa temen anjana ada di sini ya" batin gadis itu
"Om,bangun om" kata arutala sambil menepuk pelan bahu pria itu
setelah beberapa kali barulah rian terbangun
"anjana" gumam rain saat baru membuka matanya
arutala mendelikkan matanya dengan kesal
"Arutala,bukan anjana.anjana lagi tidur" rain tersenyum lembut
"iya,saya tau" jawab rain
"kenapa?nyariin kak abhi?jam segini kak abhi udah berangkat kerja part time" lagi lagi rain tersenyum dan mengacak acak rambut arutala
"saya nyari kamu,nih makan" arutala menerima rantang yang rain berikan dengan ragu
"apa nih?bangkai tikus kah?" rain hanya bisa menghela napas pasrah
"itu makanan buat kamu dan kakak kamu" arutala tersenyum senang
"Makasihhh" rain tersenyum kemudian mengangguk
"kata abhi besok kamu masih libur kan,mau jalan jalan sama saya gak?" tanya rain
beberapa saat arutala terdiam dan berfikir
"kemana?" tanya arutala
"kekebun jeruk,strawbery,apel,dan anggur.gimana?" mata arutala berbinar senang
ia jarang sekali jalan jalan,selain karna abhi sibuk bekerja arutala juga merasa kasian pada abhi yang mati mati an mencari uang
"Mau?" tanya rain
arutala mengangguk senang
"mauuuuu" seru gadis itu
"oke,besok jam 9 saya ke sini ya.sekarang saya pamit pulang dulu"kata rain
sebelum pergi rain kembali mengusap kepala arutala
Aku bukan ekspektasimu,aku hanya wujud usahaku yang ingin hidup