Loading...
Logo TinLit
Read Story - Are We Friends?
MENU
About Us  

[3 tahun sebelumnya]

DINDA berdiri di depan ruko tiga lantai yang bisa ditempuh tiga puluh menit dari rumahnya. Gedung itu terlihat sederhana, hanya berbentuk berupa tumpukan kubus yang memiliki jendela dan pintu. Yang menari dari gedung ini hanya satu, bahwa dindingnya dicat warna putih dan hitam menyerupai tuts piano dan gitar.

"Dinda, ngapain kamu berdiri di situ? Ayo, masuk!"

Tepukan di bahu kanannya membuat Dinda menoleh. "Eh, iya, Miss."

Dinda tersenyum lalu mengikuti pemanggilnya ke dalam ruko.

Itu adalah Miss Baya. Beliaulah yang memperkenalkan Dinda dengan piano. Dinda masih kecil saat itu, masih kelas 5. Namun, dia sudah jatuh cinta pada piano jauh sebelum itu.

Piano adalah satu-satunya hal yang dipilih Dinda tanpa campur tangan Rio. Karena itu, selelah apa pun Dinda tetap akan memaksakan diri untuk hadir di kelas pianonya. Apalagi, untuk bisa menghadiri kelas ini, Dinda harus meyakinkan orang tuanya untuk mengizinkannya.

"Oke, kalian sudah duduk di piano masing-masing. Hari ini Miss akan mencoba hal baru untuk mendekatkan kalian dengan teman-teman yang lain." Miss Baya berdiri di depan kelas, tepat di depan dua puluh muridnya, sepuluh orang adalah pemain gitar, sepuluh lagi pemain piano.

Semua peserta kelas memperhatikan dengan saksama arahan dari Miss Baya. Mereka cukup tahu kemampuan mantan pianis muda peraih medali emas itu. Jadi, apa pun yang menjadi arahan Miss Baya akan mereka turuti.

"Kalian sudah berlatih di sini selama 2 tahun. Miss sangat bangga dengan kemajuan kalian yang pesat. Dari yang tidak bisa menekan tuts hingga sekarang sudah bisa menari. Dari yang hanya asal petik, sekarang sudah bisa berenang."

Ucapan itu tentu saja menorehkan senyum bangga di wajah setiap anak didiknya.

"Namun, Miss perlu mengingatkan, jalan musik bukan hanya bisa ditempuh melalui jalur solo tapi juga dengan menemukan dan menyeimbangkan harmoni."

Mendengar kalimat terakhir ini, anak didik Miss Baya mulai saling menatap satu sama lain. Mereka mulai menebak akan dibawa ke mana kelas ini nanti. Bisik-bisik harap terdengar dari seluruh penjuru kelas.

Miss Baya tersenyum. Meskipun mereka berbisik-bisik, Miss Baya bisa melihat dengan jelas ekspresi antusias di wajah murid-muridnya.

"Karena itu, untuk resital tahun ini, konsepnya adalah harmoni dua alat musik."

Pianis dan gitaris yang ada di ruangan itu mulai saling lirik. Beberapa bahkan ada yang secara terang-terangan mengucapkan pasangan harapannya.

"Tapi, Miss tidak akan menyerahkan pasangan kalian dengan gampang. Kita akan undi, siapa berpasangan dengan siapa. Biar adil."

Desahan panjang membuat bibir Miss Baya menyunggingkan senyum. Jadi, dia mengangkat dua kaleng undian dan meminta murid-muridnya untuk mengambilnya satu per satu. Setelahnya, masing-masing anak membuka dan melihat nomor tertulis di kertas itu.

"Dua orang dengan nomor sama akan menjadi pasangan. Resital harmoni kali ini akan dilangsungkan dengan cara berduet!"

Dinda menatap kertas biru di tangannya. Tertulis di sana angka 2 yang dihiasi dengan bunga-bunga. Sepertinya Miss Baya bersusah payah menggambar bunga di kertas ini. Dinda kemudian melirik ke kanan dan ke kiri, mencari-cari pemilik nomor 2 lainnya. Matanya kemudian menangkap cowok berkacamata, dengan kemeja yang dimasukkan ke celana dan kancing yang terkunci sampai leher. Rambut cowok itu tampak berantakan sementara wajahnya yang tersenyum ke arah Dinda berjerawat di sana sini.

Dinda tertegun sejenak. "Apa kamu nomor 2?"

Cowok itu mengangguk. "Namaku Pasa, bukan nomor 2. Dan, suatu saat aku akan menjadi nomor satu. Baik di gitar, maupun di piano!"

Kalimat optimis itu membuat bibir Dinda tersenyum. "Aku Adinda Karya Kusuma, kamu boleh memanggilku Dinda."

"Dinda, ya? Salam kenal."

Pasamembawa gitarnya untuk duduk di sebelah Dinda dan pianonya. Selain Rio, Dinda hampir tidak pernah berinteraksi dengan cowok lain. Jadi, ada perasaan tidak nyaman dan penasaran yang bergemuruh di dada remaja itu.

"Miss, kita harus memainkan lagu apa?" tanya Pasa tiba-tiba sambil mengangkat tangannya.

Miss Baya di depan sana tersenyum. Sudah menjadi hal biasa untuknya melihat Pasa bertanya atau berinisiatif seperti ini. 

"Apakah kalian sudah membaca kalimat di belakang kertas undian masing-masing?" tanya Miss Baya kemudian. 

Pasa dan Dinda saling lirik. Mereka memang belum melihat tanda apa-apa di kertas mereka. Setelah membuka gulungan mereka langsung mencari orang yang akan menjadi partner.

Keduanya lalu membalik kertas undian  yang masih ada di genggaman. 

"Romance D'amour," ucap keduanya serentak. 

Ekspresi wajah mereka berubah keruh. Suara-suara dari teman-teman yang membaca judul piece mereka masing-masing menambah keruh wajah Dinda dan Pasa.

Bukan apa-apa, Romance D'amour adalah sebuah lagu tanpa pencipta yang jelas. Tidak ada not balok utama yang bisa diikuti untuk piece satu ini. Setiap seniman yang memainkannya pasti memiliki piecenya sendiri. Dan interpretasi dari setiap piece itu sangat berbeda. Itu artinya ada ratusan not acuan yang harus mereka pilih untuk proyek harmoni yang diminta Miss Baya.

Masalah lainnya adalah Dinda dan Pasa memainkan alat musik yang berbeda dengan ciri khas yang berbeda pula. Meski keduanya adalah alat musik yang memakai senar, jenis suara yang dihasilkan piano dan gitar sangat berbeda. Gitar punya suara yang sedikit nyaring, namun panjang. Sementara dentingan senar piano lebih pendek namun terdengar kalem.

Dengan kedua masalah itu, Dinda dan Pasa pusing tujuh keliling. Bukan hanya mereka harus memilih satu dari ratusan buku not Romance D'amour, mereka juga harus menentukan interpretasi mereka dan memilih not yang paling bagus untuk dimainkan oleh dua alat musik ini.

Keduanya mendesah panjang, sangat berbeda dengan reaksi teman-teman mereka yang lainnya. Tentu saja, Miss Baya menyaksikan hal ini. 

"Dinda, Pasa, ada apa? Kalian tidak menyukai kegiatan ini?"

Mereka saling tatap, bingung ingin memberikan jawaban apa kepada Miss Baya. Satu sisi mereka senang dengan ide kolaborasi ini, tapi di sisi lain, piece yang mereka dapatkan sangat meruntuhkan kepercayaan mereka.

"Miss, kami boleh ganti lagu?"

Miss Baya menatap kedua anak didiknya dengan tersenyum. Dia sepertinya tahu apa yang sedang berkecamuk di benak keduanya. "Kenapa?"

"Piece ini ... tidak menarik," ucap Dinda hanya mencari alasan. Dia bingung menjelaskan keadaan ke Miss Baya kondisi mereka saat ini. 

Pasa tertawa mendengar jawaban Dinda. "Miss, interpretasi dan aransemen dari piece ini lumayan banyak. Paganini punya, David del Castillo juga punya, bahkan seniman modern juga punya. Kami memakai dua alat musik yang beda karakter. Kami bingung, gimana caranya kami milih piece yang cocok untuk dua alat musik yang beda kayak gini."

"Kalian tahu, kenapa banyak seniman yang menyukai Romance D'amour?" tanya Miss Baya dengan tatapan yang jenaka tapi memancing rasa penasaran Dinda dan Pasa. "Karena kalian bisa menciptakan aransemen sendiri."

Dinda menggigit bibir bawahnya. Ide yang dilontarkan Miss Baya sangat menarik. Namun, kepercayaan dirinya menariknya ke bumi. Dinda tidak yakin dia mampu melakukannya dengan kemampuan yang dia miliki saat ini. 

"Bukankah kemampuan aransemen lagu hanya bisa di ...." Ucapan Dinda terhenti oleh tangan Pasa yang tiba-tiba menyentuh tangannya.

Pasa tersenyum meyakinkan ke arah Dinda dan menatap Miss Baya. "Oke, Miss. Kami akan melakukannya sebaik-baiknya."

Dan, sejak hari itu, bertambahlah hari-hari Dinda berlatih piano. Sabtu Minggu bersama Pasa.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
THE DARK EYES
730      412     9     
Short Story
Mata gelapnya mampu melihat mereka yang tak kasat mata. sampai suatu hari berkat kemampuan mata gelap itu sosok hantu mendatanginya membawa misteri kematian yang menimpa sosok tersebut.
Love is Possible
168      155     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Chrisola
1093      641     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Furimukeba: Saat Kulihat Kembali
493      342     2     
Short Story
Ketika kenangan pahit membelenggu jiwa dan kebahagianmu. Apa yang akan kamu lakukan? Pergi jauh dan lupakan atau hadapi dan sembuhkan? Lalu, apakah kisah itu akan berakhir dengan cara yang berbeda jika kita mengulangnya?
A Missing Piece of Harmony
297      233     3     
Inspirational
Namaku Takasaki Ruriko, seorang gadis yang sangat menyukai musik. Seorang piano yang mempunyai mimpi besar ingin menjadi pianis dari grup orkestera Jepang. Namun mimpiku pupus ketika duniaku berubah tiba-tiba kehilangan suara dan tak lagi memiliki warna. Aku... kehilangan hampir semua indraku... Satu sore yang cerah selepas pulang sekolah, aku tak sengaja bertemu seorang gadis yang hampir terbunu...
Pilihan Terbaik
4929      1490     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
WINGS "You Never Walk Alone"
649      411     2     
Fan Fiction
Vi, pria dingin dengan sikap acuhnya dan dingin membuat siapapun tidak mau berurusan dengan dirinya. Pria itu begitu teguh pada pendiriannya dan tidak mudah goyah. Ia didik begitu keras oleh Ayahnya. Hingga ia bertemu dengan gadis bernama Rua yang memiliki sikap konyol dan selalu membuatnya kesal. Dibalik sikap konyol Rua ternyata gadis itu menyimpan penderitaan yang sama dengan Vi. Mereka butuh ...
Sial Mulu, Ah!
401      263     1     
Short Story
Gimana rasanya jika hidupmu selalu dirundung kesialan?. Pasti buat kesel dan tidak menyenangkan. Entah emang bawaan lahir atau ada orang yang tega jampi-jampi gue sehingga gue sial mulu. Arghh...
KENTUT ALULA
327      196     0     
Short Story
Cerita lucu tantang aku, alula, dan kentutnya yang membawa tawa.
IMAGINATIVE GIRL
2731      1361     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?