PETIKAN jari-jari Levi pada gitar di pelukannya yang mengalun lembut benar-benar meracuni Dinda. Gadis itu terpaku pada kegagahan Levi di tengah ruangan yang menatap Dinda tanpa berpaling sedikit pun, dan memainkan gitarnya di atas senar gitar milik klub musik. Tubuhnya yang bergoyang lembut ke kanan dan ke kiri membuat Dinda merasa ditarik masuk ke dunia pria itu.
Ini adalah babak pertama dalam piece Romance De Amour. Babak awal yang mengalun lembut. Membuat siapa pun yang mendengarnya akan mulai memfokuskan pendengaran untuk menghayati petikan demi petikan dari penyaji di hadapan mereka.
Romance De Amour, sebuah piece musik yang sangat terkenal. Meski terkenal, tidak ada yang tahu siapa sebenarnya yang menuliskan lagu indah dengan alunan lembut mendayu itu. Tidak ada yang tahu pula untuk siapa atau untuk apa lagu itu dibuat. Itu pula yang membuat lagu ini penuh misteri dan diliputi kesedihan. Dinda pernah membaca di suatu tempat, Romance De Amour diinterpretasikan sebagai karya musik penuh kesedihan, tragedi, dan kegagalan cinta. Padahal, menurut Dinda tidak begitu.
Bagi Dinda, Romance De Amour bukan karya musik yang beraura sedih. Dinda selalu merasakan cinta yang dalam dan lembut ketika mendengar lagu itu. Persis seperti artinya, romansa cinta.
Ada sedikit rasa manis di awal, seperti pertemuan sejoli di bawah pohon beringin yang teduh. Mereka saling bertatapan dan tersenyum lembut.
Lalu cinta mereka diuji, mereka berjuang setengah mati untuk mempertahankan cinta mereka. Mempertahankan perasaan mereka di tengah tantangan. Hampir terpisah, tapi mereka semakin mengeratkan genggaman tangan, berusaha bersatu sekuat tenaga.
Diakhiri dengan kembalinya mereka ke bawah pohon beringin tempat mereka dipertemukan, dengan pemahaman yang baru, melanjutkan komitmen yang sudah mereka buat dengan sepenuh hati.
Ternary form. Tiga babak dalam musik. Diawali dengan satu titik, lalu berlanjut ke titik selanjutnya, dan diakhiri dengan kembali ke titik awal. Bedanya, ternary form milik Romance De Amour berbeda, babak ketiga di piece itu kembali ke titik awal dengan tambahan yang membuat babak awal terasa lebih mantap. Lebih pasti.
Levi masuk ke babak kedua. Babak tengah yang membuai, seolah mempertanyakan apa pun yang ada di sekitarnya. Pendengar di babak ini akan dibawa menari perlahan ke kanan dan ke kiri.
Dinda membelalakkan matanya. Ini bukan Romance De Amour yang pernah diperdengarkan Levi padanya beberapa hari yang lalu.
Interpretasi Romance De Amour yang kini sedang dimainkan Levi berbeda jauh dari interpretasi para analis atau dari interpretasi Dinda. Dua Romance De Amour yang diperdengarkan Levi, memiliki tone dan aura yang berbeda. Di satu sisi Dinda takjub dengan kemampuan cowok ini menggubah satu lagu, di sisi lain Dinda mulai jeri dengan interpretasinya sendiri.
Interpretasi pertama memberikan aura penuh cinta. Mendengarnya saat itu membuat Dinda merasakan perasaan seorang pria yang jatuh cinta. Lembut dan dalam, maskulin. Membuat Dinda seperti diajak menari di atas tumpukan kapas dengan kaki terbuka. Meski pria itu sendirian saja, cinta yang muncul darinya terasa membahagiakan, damai dan indah. Seperti cinta seorang pria tua yang sudah melepas pergi istrinya ke alam baka dan yakin sekali akan bertemu lagi dengannya nanti di sana. Cinta yang penuh harap.
Kini, musik yang diperdengarkan Levi membuat Dinda terkejut kembali. Temponya berubah menjadi jauh lebih pelan dari sebelumnya. Perubahan ini membuat kejerian Dinda di babak kedua sebelumnya menjadi nyata.
Dinda menarik napas dalam. Sesak.
Dadanya sungguh sesak. Interpretasi Levi kali ini benar-benar membuat dadanya sesak. Lagu ini terdengar indah dan menyedihkan di saat yang bersamaan. Seperti sedang menggabungkan interpretasi Dinda dengan interpretasi para analis pada lagu Romance De Amour. Seperti mempertontonkan kisah dua sejoli milik Dinda dengan akhir berbeda.
Di cerita Dinda, kedua sejoli itu bersatu setelah melewati tantangan yang datang bertubi-tubi. Di versi Levi, kedua sejoli ini mendapatkan pengakhiran yang berbeda. Si gadis dengan kebahagiaannya di tempat lain. Sementara si pria ... terpuruk sendiri merasakan kesepian yang sangat dalam.
Tapi, ada dua kesamaan pada kedua interpretasi Levi. Bahwa kedua pria dalam cerita itu ditinggalkan oleh pasangannya.
Dinda tersedak karena interpretasinya sendiri. Apa ini?
Di tengah sana, Levi masih menatapnya. Tapi, tidak selembut tadi, kali ini tatapan itu berubah sayu dan penuh kesedihan. Membuat perasaan Dinda semakin sesak.
Perlahan airmatanya menggenang, lalu turun membasahi wajahnya. Hati Dinda memekik kecil. Dia sungguh merasa tidak nyaman dengan perasaan ini. Petikan gitar Levi membuatnya mengingat hal yang paling ingin dia lupakan seumur hidupnya.
Hentikan ....
Mata Dinda kembali nanar. Wajahnya pucat. Kepalanya menggeleng pelan, berusaha meminta Levi menghentikan permainannya meski piece itu sudah memasuki bagian terakhirnya. Kontras dengan reaksi anggota klub musik lain yang kini tengah menikmati dan menghayati permainan Levi.
Begitu tangan Levi menyentuh petikan terakhirnya, suara tepuk tangan menggelegar memenuhi ruangan kecil itu. Semua melakukan standing applause atas permainan gitar Levi, kecuali Dinda. Gadis itu duduk diam menunduk dengan air mata yang tidak dapat dia bendung.
"Gila, Lev, bagus banget mainnya. Udah lama banget kayaknya kamu enggak seserius ini main gitar," puji ketua klub pada Levi.
Seorang gadis memekik. "Kak Leviii, ya ampun bagus banget, jadi tambah keren, deh."
"Bukan cuma bagus, keren banget malah," timpal yang lainnya.
Entah apa respons Levi pada mereka, Dinda tidak mendengarnya lagi. Bergemuruh suara orang-orang yang sibuk mengucapkan puja-puji pada cowok itu. Gemuruh itu berubah menjadi dengung yang kuat di telinga Dinda. Membuat telinganya tak lagi mendengar apa pun. Matanya gelap.
Dinda menghela napasnya kuat lalu berdiri dari duduknya, menatap Levi. Cowok itu pun menatap Dinda. Beberapa detik keheningan mendekap mereka berdua. Seolah semua gemuruh dan dengung itu hilang menyisakan hanya tinggal mereka berdua di sana. Levi tersenyum, dan tepat setelah senyum itu terkembang Dinda berbalik meninggalkan ruangan.
Dari awal keputusannya masuk ke klub musik memang salah.
***