Chayra baru saja turun dari bus transjakarta yang mengantarnya tepat di depan gerbang kampus. Ia masih merasa pening dengan tugas yang seharusnya dikumpulkan minggu besok, namun dosen dengan seenaknya mengubah jadwal pengumpulan tugas tersebut menjadi hari ini. Jadi, mau tidak mau malam kemarin Chayra begadang untuk mengerjakan tugas tersebut yang berupa resume dari beberapa materi yang telah disampaikan.
Chayra menyelipkan anak rambut di telinga belakang, setelah melepaskan masker yang digunakan untuk menutup hidung serta mulut dari udara Jakarta. Setelah itu, langkah kaki Chayra segera berjalan menuju Fakultas Sains di mana ia menimba ilmu.
Saat menuju loby Fakultas tubuh Chayra tiba-tiba saja ditabrak oleh seseorang. Membuat ia hilang keseimbangan dan terjatuh. Beberapa kertas resume dan buku yang ia pegang terjatuh.
Chayra terperangah. Kedua matanya mengerjab cepat, bahunya naik turun ketika mendapati seorang cowok berambut panjang sebahu serta mengenakan jaket abu-abu.
"Sorry.. Sorry.." ucapnya.
Bukannya membantu Chayra untuk berdiri cowok tersebut langsung pergi meninggalkan Chayra. Chayra mengerutu melihat cowok tersebut yang tanpa rasa bersalah langsung pergi dan tidak terlihat lagi setelah menaiki anak tangga.
"Itu orang nyebelin banget sih!" gerutu Chayra dalam hati.
Sadar dirinya tengah dilihat oleh beberapa orang yang berlalu lalang di loby. Chayra segera merapikan buku serta kertas yang terjatuh. Setelah itu, ia berdiri dan tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.
***
Rabu yang yang terik ini suasana penghuni kelas 3b Geografi sudah disibukkan oleh beberapa kertas yang diletakkan di meja mereka masing-masing.
Terlihat mereka sedang sibuk menyalin resume teman yang sudah terlebih dahulu selesai. Chayra berjalan memasuki ruang kelas tersebut dan duduk tepat di samping Valya.
"Ra, lo udah kelar resume?" ucap Valya tiba-tiba yang menyadari kehadiran Chayra.
"Belum semua nih."
"Ah masa? Belumnya lo 'kan paling tinggal beberapa paragrap lagi,' 'kan?"
"Engga juga. Tinggal dua paragrap lagi tau."
"Yeh, sama aja!" protes Valya. Chayra hanya bisa tertawa, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Chayra pun segera mengambil lembar kertas resume-nya yang belum terselesaikan. Chayra membolak-balik buku catatannya. Ia bingung harus menulis apa.
Kemudian, ia menyandarkan tubuhnya di kursi menghela napas dan menuliskan apa saja yang ia pahami. Tidak butuh waktu lama akhirnya ia pun selesai. Setelah itu Chayra merapikan lima lembar kertas resumenya dan menstaplernya agar tidak berantakan.
Chayra mengeluarkan ponselnya membuka aplikasi Instagram karena merasa bosan. Tiba-tiba ia mengedarkan pandangannya, menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang.
Seseorang itu, kini berjalan ke arahnya. Mata Chayra mengamati orang tersebut dari atas sampai bawah. Seseorang itu memperhatikan Chayra secara terang-terangan. Kemudian, ia duduk pada kursi yang kosong tepat di samping Chayra. Ia menyugar rambutnya menatap ke arah Chayra.
"Ra, gimana menurut lo penampilan gua hari ini?" ucap Tafila—seseorang yang Chayra maksud. Ia menaik turunkan kedua alis.
"Biasa aja." Cowok itu yang mendengar perkataan Chayra memajukan bibirnya, merasa kesal dan emosi.
"Woy Fila! Poni lempar lo kemana?" ucap Nindya teman dekat Chayra yang menyadari perubahan tampilan Tafila. Sementara itu, Tafila yang duduk di samping Chayra tersenyum semringah ketika seseorang sadar akan perubahan penampilannya.
"Nin, gimana penampilan rambut baru gua?"
"Widih! Keren juga tuh, ga kaya gembel lagi lo!"
"Ah lo, Nin! Udah dibuat terbang malah dijatuhin lagi!" Seulas senyum tersungging dibibir Chayra ketika mendengar penuturan Nindya.
"Ra, keren 'kan gua sekarang?" Tafila kembali menyugar rambut barunya.
"Iya keren," tukas Chayra. Tafila memasang wajah ceria.
"Thanks Ra. Kalau gitu gua boleh liat resume lo 'kan?"
Kontan Chayra mengernyitkan dahi dan memasang wajah masam.
"Apa hubungannya gua bilang lo keren sama liat resume gua?"
Tafila hanya tertawa. "Engga ada. Tapi saya boleh liat resume kamu ya Chayra cantik?" Chayra terlihat memutar bola matanya malas pada Tafila. Ia memilih mengabaikannya dan memainkan ponselnya.
"Chayra cantik boleh ya?" ucap Tafila, sambil tersenyum dengan kepala di miringkan menatap Chayra.
"Kebiasaan deh lo dari SMA ga berubah," ucap Chayra. Seulas senyum tampak di wajah Tafila bersamaan dengan Chayra yang memberikan resume-nya kepada Tafila.
"Yey! Makasih Chayra cantik!"
"Tapi jangan kasih liat ke yang lain. Awas lo!"
"Siap bos!" Tafila mencubit pipi Chayra dengan gemas. Sedangkan Chayra hanya bisa mematung.
"Woy, modus mulu lo!" sergah Nindya. Tafila hanya bisa terkekeh mendengar ucapan Nindya.
"Eh Tafila awas gua mau duduk. Lo cari tempat duduk yang lain sana." Usir Alya yang sejak tadi duduk di lantai mengerjakan resume.
"Apa si lo ah, ganggu aja!" protes Tafila.
"Awas ih!" Alya menarik-narik lengan baju Tafila.
"Iya..iya..Bawel! Ra gua pinjem dulu ya." Tafila pun berdiri dari tempat duduknya. Mengedarkan pandangan mencari tempat duduk yang masih tersedia.