Setelah mengembalikan buku di antar Tafila—Chayra berniat untuk mendaftar 'kan diri sebagai anggota baru di Lingkar Pena Kampus. Untuk menambah kemampuannya dalam bidang menulis. Sedikit terlambat untuk Chayra mengikuti kegitan kampus sebenarnya. Mengingat dirinya sudah semester tiga.
Lapangan kampus yang biasanya dipenuhi motor untuk parkir kini, dipenuhi oleh stand-stand organisasi dan klub. Terlihat anusianisme yang tinggi dari banyaknya mahasiswa yang berniat mendaftar dibeberapa stand yang tersedia.
Untung saja, stand Lingkar Pena tidak terlalu ramai. Tanpa menunggu waktu lama Chayara segera menuju stand tersebut. Di antara beberapa mahasiswa yang antusias mendaftar pada stand Lingkar Pena terdapat Tafila yang setia mengikuti Chayra.
Beberapa pasang mata menatap Chayra ketika ia sampai di depan stand Lingkar Pena. Tafila menutup kepalanya dengan penutup jaket hoodie yang ia kenakan, seolah sedang menghindari seseorang. Tiba-tiba saja, saat Chayra memandang cowok itu seseorang dengan suara cempreng memanggil nama Tafila. Membuat suasana stand Lingkar Pena menjadi ramai.
Kak Tafila!
Eh iya itu Kak Tafila!
Aduh ganteng banget!
Mau minta foto bareng.
Tafila terkejut mendengar beberapa perkataan beberapa mahasiswi tersebut. Ia pun dengan terpaksa menuruti permintaan mereka. Sementara itu, Chayra memilih untuk mengabaikannya.
Chayra menghela napasnya, ia berjalan menuju meja stand di mana ada seorang cowok sedang menatap ke arah Tafila tampaknya ia tidak suka. Cowok itu sekilas menatap Chayra sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah lain, ketika ketahuan sedang menatap Tafila.
"Kak saya mau daftar," ucap Chayra. Namun, cowok dihadapan Chayra yang baru saja menatap Tafila hanya diam saja. Akhirnya Chayra mengulangi ucapannya, "Kak, maaf saya mau daftar."
Cowok itu masih terdiam, sambil menatap layar ponselnya. "Kak?"
"Woy ada yang mau daftar itu malah lo cuekin!" ucap seorang cowok yang menjitak kepala cowok yang mengabaikan Chayra tersebut.
Salah satu anggota yang melihat Chayra diabaikan akhirnya menyambut Chayra. Dengan senyum manis yang membuat Chayra ikut tersenyum, cowok tersebut memberikan sebuah formulir dan brosur kepada Chayra.
"Sorry ya dia emang gitu. Ini formulirnya bisa diisi dulu sebentar nanti kalau sudah saya jelaskan ya," ucap cowok yang bernama Andrian dengan ramah. Terlihat dari seragam Lingkar Pena yang tercetak pada sisi baju sebelah kiri.
Setelah menerima formulir Chayra mengisinya, tidak butuh watu lama untuk mengisinya. Karena hanya sekedar biodata dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
"Jadi setelah kamu isi formulir nanti akan dikabari kapan traning dilaksanakan melalui grup whatsapp. Kemudian, barang-barang serta perlengkapan apa saja yang harus dibawa."
Chayra hanya menganggukkn kepalanya mendengar penjelasan Alditya. Sesekali Chayra menatap cowok menyebalkan yang mengabaikannya. Saat Chayra menatap cowok tersebut. Ia pun menatap Chayra, lalu bangkit dari tempat duduknya. Membuat Chayra terperanjat dan terkejut. Ia mengenakan tas ranselnya.
"Gua duluan ya!" ucapnya pada Andrian dan pergi begitu saja. Chayra hanya menatap cowok tersebut dengan wajah bingung.
Setelah mengisi formulir Chayra diberikan sebuah pin Lingkar Pena. Dengan senang hati Chayra menerima pin tersebut tidak lupa mengucapkan terima kasih pada cowok dihadapannya, sebelum akhirnya pergi meninggalkan stand.
***
Sesampainya Chayra di loby fakultasnya, ia melirik bangku kosong yang tersedia dan langsung berjalan menuju bangku tersebut untuk duduk. Sesekali ia mengecek ponselnya yang sejak tadi ia genggam. Mengetikkan sebuah pesan kepada Tafila yang tiba-tiba saja menghilang.
Setelah menunggu lama, akhirnya ia mendapat pesan balasan dari Tafila yang memintanya untuk pulang duluan. Chayra hanya bisa berdecak kesal. Pasalnya Tafila yang sejak tadi meminta pulang bersama, kini dengan seenaknya menyuruhnya untuk pulang sendiri.
Tidak ingin menunggu waktu lama, Chayra segera berjalan menuju halte kampus. Berjalan sekitar lima menit dari fakultasnya menuju halte kampus. Chayra memandangi setiap kendaraan umum yang lewat sebelum akhirnya memberhentikan sebuah bus transjakarta. Chayra masuk ke dalam bus yang cukup ramai, untung saja dirinya mendapat tempat duduk.
Jam menujukkan pukul tiga sore. Bus berjalan dengan lambat, karena kemacetan. Bukan Jakarta namanya jika tidak identik dengan kemacetan. Raut wajah orang-orang yang menaiki bus transjakarta pun mulai bosan dan kesal termasuk Chayra. Setelah membayar ongkos kepada petugas, Chayra memutuskan untuk tidur.
Matanya sudah sayu menahan kantuk sejak tadi. Ia pun memejamkan matanya untuk tidur sebentar. Namun, tanpa Chayra sadari. Chayra bersandar pada bahu seorang cowok, di mana cowok tersebut pun juga tertidur. Ia menyandarkan kepalanya di atas kepala Chayra. Chayra tidak menyadari akan hal itu.
Sampai akhirnya seseorang menendang-nendang kecil kaki Chayra. Chayra yang merasa kakinya ditendang pun terbangun dari alam bawah sadarnya. Chayra dan cowok tersebut pun akhirnya terbangun dan duduk dengan posisi sewajarnya. Chayra pun memberanikan dirinya menatap seseorang yang telah menendang kakinya.
'Bodoh..Bodoh..Bodoh,' rutuk Chayra dalam hati, sambil menudundukkan kepalanya.
Cowok tersebut menatap Chayra tajam dan dengan rasa tidak suka. Chayra yang merasa ditatap pun menengadahkan kepalanya kepada cowok dihadapannya. Cowok menyebalkan yang mengabaikan Chayra pada saat di stand Lingkar Pena.
Alditya Alfakkar—cowok dengan rambut panjang tergerai sebahu, mata sipit, hidung mancung, kulit putih dan mengenakan jaket hoodie abu-abu serta celana jeans robek-robek.
Cowo yang baru saja membangunkan Chayra dengan cara menendang kecil kaki Chayra. Andrian terpaksa melakukan hal itu pada Chayra, karena ia tidak suka melihat seseorang bermesraan di depan umum. Membuat jiwa ke jombloannya meronta.
Tidak lama bus pun sudah keluar dari jalan tol menuju terminal Kampung Rambutan. Cowok yang duduk di samping Chayra pun turun pada halte Pasar Rebo dengan wajah tidak ingin melihat ke arah Chayra sedikit pun. Mungkin malu. Begitu juga dengan Chayra, ia memilih berpura-pura memainkan ponselnya.
"Kalo pacaran jangan di tempat umum. Abis itu diam-diaman, lucu!" sidir Alditya yang sudah duduk di samping Chayra. Dengan punggung disandarkan pada kursi bus.
Chayra terbelalak mendengar ucapan cowok di sebelahnya itu. "Sorry ya gua gak pacaran sama dia!" sangkal Chayra.
"Hilih, alasan!" jawab Alditya sedikit menekan. Suasana bus saat itu sepi sebab para penumpang banyak yang sudah turun.
"Emang bener kok!" bela Chayra.
"Gak percaya." Lirikan penuh selidik dilemparkan pada Chayra.
Chayra menghela napasnya, ia memutuskan untuk mengabaikan cowok aneh di sampingnya itu. Yang berusaha menyelidik padanya. Chayra pun segera berdiri dari tempat duduknya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ketika bus yang ia tumpangi sudah menuju halte Jalan baru.
Alditya mengikuti langkah kaki Chayra, ia berdiri di sampingnya. Ketika pintu bus terbuka mereka segera turun dari bus. Chayra menyebrang jalan untuk menaiki angkutan umum yang menuju rumahnya. Begitu pun juga dengan Alditya. Ia pun kini berjalan di samping Chayra.
"Lo ngapain si ngikutin gua?" tanya Chayra pada Alditya yang sekarang sedang berdiri tepat di sampingnya. Alditya melirik Chayra dengan alis terangkat sebelah.
"Siapa yang ngikutin lo? gua mau naik angkot. Jangan kepede-an anda!" ucap Alditya yang segera memberhentikan angkutan umum dan masuk ke dalamnya.
Jleb Malu.
Dasar manusia menyebalkan!