Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARMY or ENEMY?
MENU
About Us  

Aish! Jinja!” Azel mengayunkan langkahnya berjalan cepat menghampiri Kim Seok Jin.

Kim Seok Jin yang tampak bengong menatap kedatangan Azel, seketika tangannya langsung terlepas dari koper Azel yang sudah di rebut kembali pindah ke tangannya.

“Apa yang akan kau lakukan dengan koperku?” tanya Azel tampak sinis.

Anniy! Aku, aku hanya,”

“Hanya apa? Sudah jelas-jelas kau tadi mau membuka isi koperku!” sahut Azel memotong ucapan Kim Seok Jin.

“Heh, tidak ku sangka, sepertinya kau begitu penasaran dengan barang orang lain ya?” lanjut Azel memarahi Kim Seok Jin.

“Dengar ya, meski aku sudah mulai mematuhi peraturan yang ada di sini, bukan berarti aku akan membiarkan orang-orang termasuk kamu melihat dan menyentuh barang-barangku!” tukas Azel terus mengomel.

Kim Seok Jin yang sudah ketangkap basah itu tampak tak bisa membalas omelan Azel. Ia hanya mendenguskan napasnya kasar mendapati Azel yang terus mengomelinya.

“Apa? Masih mau menyangkal? Dasar!” cetus Azel yang perlahan mulai membawa kedua kopernya itu dan beranjak pergi meninggalkan Kim Seok Jin.

Menatap kepergian Azel, Kim Seok Jin mendecak kesal karena sudah dibuat tak berkutik oleh Azel sampai tak bisa membalas ucapan Azel barusan.

Azel yang membawa kedua kopernya itu tampak tak berhenti mengomel di sepanjang jalan karena kesal dengan Kim Seok Jin.

“Dia pikir di sini dia itu siapa? Pak presiden? Tceh! Untung saja aku tadi cepet-cepet melihatnya, kalau enggak, bisa mampus jika sampai identitas ku terbongkar.”

Tiba-tiba, muncul Park Jimin dari hadapan Azel sontak membuat Azel tersentak kaget.

Omo!” sontak Azel terkejut.

Park Jimin tampak mengulas senyuman ramah dan mendekati Azel.

“Butuh bantuan?” tanya Park Jimin menawarkan.

Mendengar itu, Azel tampak menatap kedua kopernya yang berukuran besar itu.

Jika dipikir-pikir, memang tak mudah membawa dua koper berukuran besar itu menuju ke kamarnya Azel yang bisa dibilang agak jauh dari lokasi Azel saat ini.

Melihat reaksi Azel yang hanya diam, membuat Park Jimin tanpa lama langsung mengambil alih satu koper yang dipegang oleh tangan kanan Azel. Dimana koper itu berisi alat atau perlengkapan yang berkaitan dengan member BTS. Seperti lightstik, boneka, ganci, dan masih banyak lagi.

“Ee, anniyo! Biar aku saja,” pinta Azel hendak meraih kopernya lagi, namun tangan Park Jimin seketika menghalangi. 

“Tidak, Azel. Biar aku bantu bawakan saja. Gaja!” 

Park Jimin yang kekeuh ingin membawa kopernya Azel itu tampak sudah berjalan lebih dulu menuju ke kamarnya Azel.

Azel dengan raut wajahnya yang terlihat bingung, tampak berjalan mengikuti Park Jimin di belakangnya.

Sesampainya di depan kamar Azel, Park Jimin meletakkan kopernya itu di dekat pintu.

Gomawo,” ucap Azel kepada Park Jimin.

Ye!” jawab Park Jimin yang perlahan tampak beranjak pergi dari sana. Tetapi, baru berjalan tiga langkah, tiba-tiba Park Jimin menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang menatap seorang wanita yang sedang hendak memasukkan kopernya satu persatu.

Azel yang tampak sedikit kesulitan untuk membawa kopernya masuk ke dalam, pun tampak mengalihkan pandangannya ke arah Park Jimin yang masih berdiri itu.

Wae?” tanya Azel karena melihat  Park Jimin yang tak kunjung pergi dari sana.

Anniy, aku hanya ingin mengatakan sesuatu untukmu.” 

Azel mengerutkan keningnya samar mendengar itu. “Soal apa?” tanya Azel membuat Park Jimin perlahan mengulas senyuman di wajahnya.

Alasan Park Jimin terlihat tersenyum bahagia, karena mendapati sikap Azel yang ternyata bisa berkata lembut saat berbicara dengannya. 

“Terima kasih untuk sikapmu barusan,” ucap Park Jimin sontak membuat Azel tersentak diam.

“Sampai jumpa besok,” lanjut Park Jimin mengucapkan kata perpisahan itu, dan perlahan membalikkan badannya beranjak pergi meninggalkan Azel.

Begitu Park Jimin pergi, dengan cepat Azel beranjak masuk ke dalam kamar begitu kedua kopernya itu sudah masuk ke dalam kamarnya. Tak lupa Azel menutup pintunya lagi dan menguncinya.

Jantung Azel seketika berdegup kencang akibat ucapan dan tatapan Park Jimin yang tidak biasa itu.

Perlahan, Azel tampak melompat ke atas kasur dengan wajah cerianya. Pandangannya tampak menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang terpancar bahagia.

Jimina,” ucap Azel dengan suara pelannya.

Aish! Kenapa dia begitu lembut sekali. Ternyata tidak hanya di dunia media sosial, dia memang orang yang sangat penyayang dan lembut,” lanjut Azel terus berbicara tampak kagum akan sosok laki-laki seperti Park Jimin itu.

Sampai-sampai, Azel tak terasa memejamkan matanya dan tertidur.

Keesokannya, mentari pagi tampak sudah menyinari bumi Korea Selatan hingga memancar di sela-sela jendela kamar Azel.

Perlahan Azel tampak mengernyitkan matanya yang merasa silau akibat pancaran sinar matahari itu yang membuatnya merasa silau.

Bunyi telepon genggam yang ada di dalam kamar itu membuat Azel terganggu. “Aish! Berisik sekali!” ucapnya seraya menutup telinganya dengan bantal.

Namun, semakin Azel menutupinya, semakin terdengar jelas bunyi telepon yang terus berdering itu.

Azel beranjak bangun dari tidurnya dengan rambutnya yang tampak sudah urak-urakan.

Azel meraih telepon genggam itu dan menempelkannya ke daun telinga.

Waeyo?” jawab Azel begitu mengangkat teleponnya.

[“Naga,”] ucap Kim Seok Jin yang menelponnya itu. Kedua mata Azel seketika membulat lebar menatap arah pintu kamarnya.

Azel bergegas menutup teleponnya dan bergegas mengenakan jilbab instan, lalu merapikan baju tidurnya sedikit sebelum membuka pintu kamarnya.

Azel mengusap-usap telapak tangannya seperti orang yang sedang kedinginan. Perlahan ia tiup kedua telapak tangannya itu, lalu membuka pintu kamarnya dengan perlahan.

Begitu pintu itu terbuka, Azel mengernyitkan dahinya heran melihat tidak ada siapapun di sana.
“Dimana dia?” gumam Azel tampak celingukan.

Azel yang tampak keluar dari kamarnya itu, perlahan berjalan mundur untuk kembali masuk ke dalam kamarnya karena sudah memastikan tidak ada siapa-siapa di sana.

Begitu Azel menutup pintu kamar dan membalikkan badannya, Azel sontak terkejut mendapati Kim Seok Jin sudah berdiri di belakangnya.

“Aaaaaa...!” sontak Azel teriak dengan keras.

Melihat itu, Kim Seok Jin dengan cepat langsung membungkam mulutnya Azel dengan tangannya.

Yakk, kecilkan suaramu! Jangan teriak begini!” 

Azel tampak membelalakkan matanya lebar begitu menyadari tangan harum Kim Seok Jin itu menutupi mulutnya.

‘Tidak! Apa ini? Kenapa jantungku berdegup kencang begini? Seok Jin-a, dia, menyentuh mulutku?’ 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (16)
  • fiat76

    Seru! Lnjut thor

    Comment on chapter Kekhawatiran Azel
  • dea00

    Waduh!!

    Comment on chapter Dipulangkan?
  • sgdhi

    Sabar ya jin ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • dila33

    Seruuuu.... Lanjut thor

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • jeni7

    Lanjut thor mereka lucu ๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • nisa22

    Jin ngamuk mulu wkwk

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • istritae1

    Azel yg gitu, aku yg ketat ketir๐Ÿ˜ฌ

    Comment on chapter Kekesalan Member BTS
  • dwi90

    Jiminnn๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • dini12

    Lanjut thor

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • hari19

    Baru kali ini baca novel tapi tokoh utama nya dibenci๐Ÿ˜‚ bisa ya, azel gk tremor dan malah cool gitu. Kalau aku didepan bangtan palingan udh pingsan! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tiba di Sekolah Bangtan
Similar Tags
Let's See!!
2354      991     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
7866      2571     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Maraโ€”sahabat perempuannyaโ€”menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Jelita's Brownies
4335      1639     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Dunia Alen
6067      1745     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
My Doctor My Soulmate
123      110     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
When Magenta Write Their Destiny
6332      1720     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5300      1453     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Love Al Nerd || hiatus
141      112     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
Luka atau bahagia?
5060      1465     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Pacarku Arwah Gentayangan
6135      1802     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...