Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu.
Read More >>"> Photobox (Tentang Bintang) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Photobox
MENU
About Us  

HAPPY READING!

Bulan menatap layar ponselnya yang sedang berdengung. Menampilkan tombol geser dengan nomor dan nama yang sangat Bulan kenal. Bulan memejamkan matanya ingin tidur kembali.

Bulan terlanjur sakit hati saja. Entah kenapa Langit selalu menghianati dirinya. "Bulan, turun yuk, makan." Bulan membuka matanya menatap langit-langit kamarnya yang dia beri tempelan langit malam dengan banyak bintang dan sebuah bulan di sana.

Bulan menyukai bintang yang bersinar. Tapi, dia tidak suka dengan Bintang yang berwujud manusia. Padahal kalau dipikir-pikir Bintang tidak pernah ada salah apapun. Hanya hatinya saja yang tidak menyukai cowok itu tanpa alasan.

Bulan membuka pintu kamarnya. Memegang gagang pintunya dan keluar. Menatap ke sekitar. Rumahnya terasa hampa tidak ada perbedaan di sana. Bulan memegang balok kayu panjang yang digunakan sebagai pegangan untuk naik-turun tangga. Setelan baju Bulan juga terlihat suram dengan warna gelap dan celana yang berwarna senada.

"Sore Bulan." Bintang menyapanya lalu tersenyum ramah. Kalau biasanya Bulan menatap jutek Bintang kali ini dia tersenyum dan mengangguk kecil.

"Gue enggak apa-apa, kan dateng ke sini?" tanya Bintang yang agak terkejut, padahal mentalnya sudah siap sedia untuk menerima kesinisan Bulan.

"Ya, enggak apa-apa. Memang kenapa?" Jawaban yang sangat diluar dugaan. Neneknya dan Bintang saling bertatapan membentuk kontak mata sesaat.

Bulan tidak peduli dengan tatapan tanya dari kedua belah pihak. Dia memilih untuk mengambil piring dan mengambil satu sendok besar nasi.

Menatap lauknya sesaat dan memilih untuk mengambil sayur bayam dengan perkedel kentang sebagai gorengannya. Bulan duduk dan makan tanpa banyak bicara. Diikuti oleh Neneknya dan Bintang.

"Lo mau ngajak gue pergi?" tanya Bulan setelah isi di piringnya kandas. Dia mengelap mulutnya dan meneguk air putih yang ada di gelas hingga kandas juga.

Bintang mengangguk. Dia juga sudah siap kalau Bulan akan menolaknya. Setidaknya dia juga sudah berusaha bukan?

"Oke. Gue siap-siap dulu." Bulan mengangguk lalu pergi beranjak ke kamarnya setelah meminta izin ke arah neneknya yang terkejut. Tidak biasanya Bulan menjadi anak yang penurut.

Bulan masuk ke dalam kamarnya mengambil kaos sembarang berwarna biru tua dan celana panjang yang dipadukan dengan sepatu kets yang senada dengan warna bajunya.

Menatap kaca yang akhirnya dia gunakan untuk ketiga kalinya. Saat ulang tahunnya, saat perpisahan sekolah dan hari ini. Bulan yang sudah siap turun kembali dengan langkah besar hingga menimbulkan suara keras.

"Ayo." Bulan berucap to the point lalu berpamitan ke neneknya. Bintang dengan kikuk ikut berpamitan dan mereka keluar dari rumah.

"Boleh enggak kalau gue yang request tempatnya?" tanya Bulan ketika mereka sudah berada di luar pagar. Bintang jelas mengangguk Bulan menyetujui ajakannya saja suatu keajaiban apalagi Bulan yang memilih tempatnya.

"Kita jalan kaki aja. Ke taman deket sini. Setelahnya terserah lo mau ke mana." Bintang mengangguk berjalan di samping Bulan sesekali mengajaknya bicara. Tapi, mereka memang tidak terlalu cocok untuk berkomunikasi alhasil kadang mereka hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun.

Sesampainya di sana Bulan duduk di rerumputan dan Bintang dengan agak enggan akhirnya ikut duduk di sana. Bintang tidak suka kotor dia hanya rela kalau Bulan yang memintanya seperti sekarang.

"Lo tau enggak Tang kenapa gue ajak ke sini?" Bintang menggeleng lalu Bulan terkikik padahal tidak ada yang lucu.

"Gue juga enggak tau." Bulan menatap Bintang yang menatapnya. "Kita bisa jadi temen tau Tang. Pasti seru." Bulan menekuk kakinya lalu memeluknya sembari menatap lurus ke depan.

"Kalau gue maunya lebih?" tanya Bintang yang langsung diberi gelengan oleh Bulan.

"Gue tau kok Tang lo bisa dapet yang lebih baik daripada gue. Gue emosian, galak, kasar bahkan enggak ada segan-segannya buat bikin lo sakit hati dengan kata-kata gue," ujar Bulan lalu menghela napas panjang.

Bahkan Angin kencang menerpa wajah mereka berdua. Memberikan efek sejuk yang bisa membuat mereka berpikir dalam diam sejenak.

"Walaupun gue tau Lan. Lo galak, emosian, kasar. Gue tetep aja cuma mau lo." Bulan menatap Bintang yang sudah memerah, dia menahan kekesalannya karena diminta untuk berhenti mengejar Bulan.

"Harusnya gue ngomong ini daritadi. Gue mau minta maaf sama lo. Bahkan lo itu enggak ada salah apapun. Lo selalu ada, enggak pernah nyakitin, selalu sabar. Tetapi, tetep aja gue selalu ngelihat lo enggak suka." Bintang seharusnya tau alasan tiba-tiba Bulan mengiyakan ajakannya.

Harusnya dia langsung berlari pulang saja agar tidak mendengar penolakan yang disampaikan oleh perempuan yang ada disampingnya. Lebih baik dia dimarahi atau ditatap tidak suka oleh Bulan daripada ditolak sebelum menyatakan.

"Lo tau. Gue selalu ada, sabar, pengertian. Tetapi, kenapa lo enggak mau sama gue?" Bintang menaikan nada suaranya satu oktaf ke atas. Merasa frustrasi dengan semua ucapan Bulan.

"Lo masih suka sama Langit?" Bintang akhirnya menanyakan pertanyaan sensitif itu. Bulan tidak ingin marah-marah hari ini. Akhirnya dia menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Kenapa? Apa bedanya gue sama Langit? Apa yang enggak ada di diri gue tetapi di Langit ada?" Bintang mengusap wajahnya frustrasi. Dia ingin berteriak untuk mengungkapkan kekesalannya.

"Jujur, kalau lo dibandingin sama Langit. Jauh, lebih sempurna lo bahkan dari segi kepintaran ataupun ekonomi. Lo jauh di atasnya." Bulan berhenti berbicara lalu menarik napas panjang.

"Tetapi, hati yang memilih. Seseorang yang sempurna akan bersama orang yang sempurna juga. Seseorang yang bisa berjalan sepadan dan saling melengkapi. Lo sempurna Tang, lo sama sekali enggak cocok sama gue." Bulan meluruskan kakinya lalu memegang kedua tangan Bintang.

Dia ingin membuat Bintang yakin bahwa selama ini dia memilih mencintai orang yang salah.

"Bisa enggak Lan. Enggak usah bahas ini? Gue bakal pikirin sendiri karena ini perasaan gue." Bintang melepaskan genggaman tangan Bulan. Dadanya naik turun dia sangat terpukul dengan serangan tiba-tiba dari Bulan.

Padahal harusnya dia sudah kuat mental karena selama delapan tahun dia mendapat perlakuan yang sama dari Bulan.

"Maaf Lan, gue udah enggak mau jalan kemana-mana. Gue anter pulang ya?" Bulan menghela napas. Dia jadi merasa bersalah karena kembali menyakiti Bintang.

Selama perjalanan Bintang hanya diam. Padahal biasanya dia selalu mencari topik untuk berbicara.

"Tang, satu hal aja yang lo harus tau. Apapun keputusan lo nanti. Gue bakal terima. Maaf ya, gue nyakitin hati lo lagi." Bintang tersenyum pahit. Dia langsung izin pulang saat mereka sampai di depan gerbang rumah Bulan.

"Gue boleh minta sesuatu?" Bintang membalikan badannya menatap Bulan yang belum beranjak dari tempatnya berpijak daritadi.

Bulan mengangguk sebagai jawaban. "A hug?"

Bulan tersenyum lalu merentangkan tangannya. Bintang memeluknya erat setelah akhirnya cowok itu tidak berbicara apapun lagi. Langsung melaju dengan motor miliknya.

Di sisi lain seseorang menatapnya dengan sendu. Dia tidak bisa mendengar apapun dari sana. Tetapi, semua tingkah lakunya bisa terbaca.

Apa, dia terlambat?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tetesan Air langit di Gunung Palung
396      267     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Sugar On Top
110      92     4     
Romance
Hazel Elodie adalah gadis manis berambut pirang dengan hati yang keras seperti baja. Bertahun-tahun setelah ia dan kakaknya, Sabina, 'dibuang' ke London, Hazel kembali ke kota kelahirannya dengan tekad untuk merebut kembali apa yang menjadi haknya—warisan keluarga yang dirampas secara licik. Namun, kepulangannya tak semudah yang ia bayangkan. Tanpa Sabina, si perisai emosinya, Hazel harus be...
BELVANYA
299      200     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Hoping For More Good Days
449      304     7     
Short Story
Kelly Sharon adalah seorang gadis baik dan mandiri yang disukai oleh banyak orang. Ia adalah gadis yang tidak suka dengan masalah apapun, sehingga ia selalu kesulitan saat mengahadapinya. Tapi Yuka dan Varel berhasil mengubah hidup Sharon menjadi lebih baik dalam menghadapi segala rintangan.Jujur dan saling percaya, hanya itu kunci dari sebuah tali persahabatan..
Young Marriage Survivor
2612      897     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
Bintang, Jatuh
2071      1074     0     
Romance
"Jangan ke mana mana gue capek kejar kejar lo," - Zayan "Zay, lo beneran nggak sadar kalau gue udah meninggal" - Bintang *** Zayan cowok yang nggak suka dengan cewek bodoh justru malah harus masuk ke kehidupan Bintang cewek yang tidak naik kelas karena segala kekonyolannya Bintang bahkan selalu mengatakan suka pada Zayan. Namun Zayan malah meminta Bintang untuk melupakan perasaan itu dan me...
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
3036      954     1     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
AUNTUMN GARDENIA
113      97     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Memoreset (Segera Terbit)
3219      1242     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
A Ghost Diary
4819      1503     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...