Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu.
Read More >>"> Photobox (Perjanjian bunga) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Photobox
MENU
About Us  

HAPPY READING!

Bulan menimang sejenak lalu menelpon Langit. Ingin mengabarkan bahwa dia kabur dari rumah untuk pwegi ke Bandung. Sebenarnya Bulan yakin bahwa neneknya tau kalau dirinya ke Bandung.

Bisa dibuktikan dengan El yang sedang berada di sampingnya menunggu para pelayan membukakan pintu rumah kediaman orang tua Bulan dulu.

"El, nenek tau kalau gue ke Bandung?" tanya Bulan hati-hati sementara El mengangguk dengan pasti.

"Di kasih ijin?" El mengangguk lalu lalu berbicara lewat matanya meminta para pelayan untuk mengambil koper milik Bulan.

"Tidak juga. Nyonya besar ingin melihat apa yang akan nona lakukan di Bandung. Kalau sekiranya anda kelewatan batas. Kami akan langsung membawa nona pulang," ucap El dengan penjelasan yang detail dan jujur.

Bulan sudah menduganya, Neneknya tidak pernah berubah. Dia selalu curigaan walaupun memang sih Bulan ingin melarikan diri dan mencari Langit.

"Gue mau nyari Langit. Bilang sama Nenek, apakah itu yang dimaksud dengan kelewatan batas?" Bulan berkacak pinggang menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut laki-laki yang sudah tidak muda lagi.

"Benar. Itu, salah satunya. Kalau Nona ingin bertemu dengan Langit. Nyonya besar meminta Bintang ikut bersama Nona." El berbicara sambil meminta Bulan untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Kenapa harus sama Bintang?" tanya Bulan dengan cerewet sementara El menjawabnya dengan singkat.

"Karena Bintang orang yang dipercaya oleh Nyonya besar." Bulan menghela napas panjang berjalan dengan cepat untuk masuk je dalam kamarnya dan tidak lupa membanting pintu untuk menyalurkan kekesalannya.

Bulan merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Rasanya masih hangat seperti dulu membuat Bulan memeluk guling yang berada di sana dengan pelukan erat.

Telepon Bulan berdering tertera di sana nama Langit sebagai penelpon. Pasti cowok itu sudah membaca pesan yang dikirimkan Bulan.

Pesan yang berkata akan mencari Langit di setiap sudut Bandung. Mengancam Langit untuk pergi ke alamat rumahnya.

"Lo bolos sekolah?" pertanyaan pertama yang dilontarkan Langit ketika telepon itu diangkat.

"Enggak. Ini udah selesai ujian semester Langit. Memang libur tapi, gue kabur sih dari nenek gue buat ke Bandung," jawab Bulan sambil cengengesan sementara Langit mengusap wajahnya kasar.

"Pulang aja Bulan. Gue enggak mau nanti ada masalah lagi." Langit berbicara tegas di telepon walaupun tanggapan Bulan berbanding terbalik dengan ketegasan Langit.

"Lang, lo lupa? Nenek gue protektif banget sama gue. Jadi, gue yakin enggak bakal ada kejadian apapun selama lo bareng sama gue." Bulan berdiri dan melihat ke jendela kamarnya mengamati kondisi di luar.

"Ini bukan masalah bokap gue atau gimana Lan. Kalau nenek lo tau lo kabur ke sini dan lo ketemu sama gue. Gue yang dalam masalah." Ya, Bulan waktu kenaikan kelas sudah mengatakan yang sejujurnya. Dia tidak ingin merahasiakan ataupun menyembunyikan sesuatu yang dia tau.

Walaupun, waktu itu Langit marah dan tidak membalas pesan Bulan selama sepekan akhirnya cowok itu tidak membahas lebih lanjut.

"Enggak masalah. Nenek gue tau kok kalau gue ke Bandung. Lo sekarang dimana? Gue samperin aja deh." Bulan bergegas keluar kamar terdengar dari seberang sana helaan napas yang panjang.

"Di Jalan Kemangi nomor dua puluh satu. Gue tunggu," ucap Langit pasrah. Dia sudah terbiasa dengan tingkah laku temannya itu.

"Loh, enggak ngelarang lagi?" tanya Bulan terkejut, biasanya Langit akan mengomel selama setengah menit setelah akhirnya dia mengijinkan untuk Bulan datang ke tempatnya.

"Percuma juga gue ngelarang lo. kalau ujung-ujungnya lo tetep muncul di depan gue lima menit kemudian." Bulan cengegesan, Langit memang paling tau tentang dirinya.

Bulan langsung meminta supir menuju ke jalan dimana Langit berada. El tau tetapi tidak melarang juga. Dia tau bahwa cucu dari Nyonya besar sangat sulit diatur.

Alhasil, El hanya melaporkan tentang Bulan yang pergi ke tempat bermain. Berharap bahwa dia tidak menghianati keluarga Lian yang berjasa sekali di hidupnya.

Langit lelah dia habis mengangkat pot bunga yang diminta bosnya untuk diletakkan di pinggir air mancur kecil dekat sana.

Tulang Langit hampir copot ketika melihat masih ada sembilan pot tamanan yang harus dia angkat lagi. Baru hendak mengangkat pot yang kedua Bulan datang dan langsung mengangkat pot sisa yang lainnya. Tanpa banyak bicara mereka menyelesaikan sembilan pot itu.

"Halo setan malam." Langit menyapanya setelah cowok itu mengelap keringatnya karena sudah bekerja daritadi.

Bulan mencembikkan bibirnya sementara Langit masuk ke dalam tempat dia bekerja. Berpamitan untuk makan siang terlebih dahulu.

"Lo enggak kangen gue?" Bulan bertanya sementara Langit menatap cewek itu dengan tatapan mengejek.

"Gue aja enggak kenal sama lo. Siapa ya?" Bulan menendang kaki Langit hingga cowok itu hampir terjatuh. Langit meringis kekuatan cewek itu tidak ada bandingannya.

"Kangen deh kangen," ucap Langit tulus.

"Ayo, ke taman situ. Kita lihat langit yang hampir mendung." Hari ini matahari tidak menampakan sinarnya, mungkin nanti sore akan ada hujan turun.

Langit mengikuti Bulan untuk duduk di rerumputan dan mereka akhirnya berbaring. Mereka berdiam diri selama beberapa menit sebelum Bulan mengajaknya bicara.

"Gimana di Bandung? Udah sekolah?" tanya Bulan sambil menaikan tangannya ke atas menggerakan tangannya seolah menjepit awan.

Langit menggeleng. "Gue belum sekolah. Mama gue aja belum sembuh sepenuhnya. Mungkin gue bakal kejar paket aja. Terus langsung deh kuliah." Langit melihat ke arah Bulan menatap cewek yang memiliki mata cerah masih asik mencubit awan.

Bulan melihat ke arah Langit lalu berbicara. "Keren." Bulan tersenyum. "Lo tau enggak Lang, kalau langit sama bulan itu ada di tempat yang sama?"

Langit menatap Bulan mempertahankan manik mata itu berada di bayangan bola matanya. "Tau, tapi ada bintang yang ada di sana juga." Bulan mencembikan bibirnya lalu bangun dari rerumputan yang mulai membuat kulitnya gatal.

"Gue mau gombal Lang, lo malah bahas bintang." Bulan cemberut lalu menarik rumput hijau di sana menggulungnya hingga hancur.

Langit tertawa. "Jangan marah dong. Gue kan realistis. Kalau di langit memang ada bulan sama bintang." Bulan mencibir membuat raut mukanya seakan mengatakan 'ya ya ya terserah.'

"Gue masih ngambek. Ngerusakin mood gue aja lo Lang." Bulan melipat kedua tangannya di depan dada sembari memeluk lututnya.

"Maaf deh. Lo enggak ngambek kalau gue ngapain?" tanya Langit membuat Bulan antusias.

"Tahun depan gue lulus sekolah. Lo harus dateng ke pelepasan siswa sambil bawa bunga mawar warna putih. Kalau lo dateng gue bakal maafin lo." Langit mengulum bibirnya tersenyum lalu menjitak kepala Bulan dengan ganas.

"Modus lo minta dibawain bunga. Nanti deh gue lihat bisa enggak gue ke sana." Bulan tersenyum sembari mengeluarkan deretan gigi putihnya.

"Memang modus tapi, lo nurut juga, kan."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tetesan Air langit di Gunung Palung
396      267     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Sugar On Top
110      92     4     
Romance
Hazel Elodie adalah gadis manis berambut pirang dengan hati yang keras seperti baja. Bertahun-tahun setelah ia dan kakaknya, Sabina, 'dibuang' ke London, Hazel kembali ke kota kelahirannya dengan tekad untuk merebut kembali apa yang menjadi haknya—warisan keluarga yang dirampas secara licik. Namun, kepulangannya tak semudah yang ia bayangkan. Tanpa Sabina, si perisai emosinya, Hazel harus be...
BELVANYA
299      200     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Hoping For More Good Days
449      304     7     
Short Story
Kelly Sharon adalah seorang gadis baik dan mandiri yang disukai oleh banyak orang. Ia adalah gadis yang tidak suka dengan masalah apapun, sehingga ia selalu kesulitan saat mengahadapinya. Tapi Yuka dan Varel berhasil mengubah hidup Sharon menjadi lebih baik dalam menghadapi segala rintangan.Jujur dan saling percaya, hanya itu kunci dari sebuah tali persahabatan..
Young Marriage Survivor
2612      897     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
Bintang, Jatuh
2071      1074     0     
Romance
"Jangan ke mana mana gue capek kejar kejar lo," - Zayan "Zay, lo beneran nggak sadar kalau gue udah meninggal" - Bintang *** Zayan cowok yang nggak suka dengan cewek bodoh justru malah harus masuk ke kehidupan Bintang cewek yang tidak naik kelas karena segala kekonyolannya Bintang bahkan selalu mengatakan suka pada Zayan. Namun Zayan malah meminta Bintang untuk melupakan perasaan itu dan me...
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
3035      953     1     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
AUNTUMN GARDENIA
113      97     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Memoreset (Segera Terbit)
3219      1242     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
A Ghost Diary
4819      1503     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...