Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asoy Geboy
MENU
About Us  

Enggak seperti sebelumnya--fokus ke sesi praktik meja--hari ini Aco memberikan task sesuai kisi-kisi troubleshooting. Geboy dan Randu diberi Honda Beat dengan spesifikasi dan permasalahan yang sama--kondisi enggak menyala. Tugas mereka ada dua: menormalkan motor itu dan memberikan servis berkala 32.000 km. Keduanya diberi waktu 60 menit.

Aba-aba dari salah satu juri memulai pertandingan. Geboy dan Randu segera mengerjakan tugas tanpa saling pandang, bersalaman, atau basa-basi lebih dulu. Dengan gaya dan pemahaman masing-masing, mereka memeriksa kendaraan customer bengkel dengan teliti dan hati-hati.

Fokus, fokus, batin Geboy terus menerus.

Ia sudah berhasil menyalakan motor milik-nya setelah menelusuri berbagai bagian yang bisa menjadi sumber 'kerusakan'. Meski terasa cepat dan sejenak mau bernapas lega, Geboy langsung meralatnya sebab Randu sudah memulai servis lebih dulu, entah sejak kapan. Ia pun tergesa-gesa mengambil tools dan memulai pengecekan. Sayangnya, sang lawan tampak berpindah posisi yang menunjukkan ia sudah satu step di depan.

Geboy yang semula pelan dan santai menikmati tugas itu sontak terlihat kalang kabut. Ia bahkan sempat salah mengambil alat dan berkali-kali meleset dalam menyetel sesuatu. Denting obeng yang jatuh ke lantai enggak terhitung lagi pengulangannya. Aco refleks menggigit bibir ketika melihat itu.

"Slow down, keep calm."

Aco terus mengulang kalimatnya yang hanya bisa didengar diri sendiri. Dua ucapan itu biasanya bisa menenangkan Geboy dari kepanikan. Tapi, enggak untuk sekarang. Ia cuma sanggup bergumam. Aco harus adil dan enggak condong ke salah satu saja.

Keringat dingin Geboy pun berdatangan. Degup jantungnya enggak karuan saat melihat jarum jam yang terasa makin cepat saja. Ia segera menampar diri lalu kembali fokus menyelesaikan keseluruhan servis. Kurang dari lima menit--sebelum waktu habis, Geboy berseru bahwa ia sudah selesai.

Sedikit aneh, Randu dua menit lebih lambat darinya.

"Oke, kalian bisa nunggu dan istirahat dulu," imbau Aco.

Geboy menelan ludah dan mengangguk. Sekilas, ia menoleh ke arah Randu yang tersenyum tipis menatap hasil kerjanya. Ia sungguh terlihat tanpa beban. Chill sekali. Saat mereka enggak sengaja saling pandang pun, Geboy hanya diberi seringai enggak terdefinisi yang agak menyebalkan.

Hanya lima menit dari itu, Komal dan Kira kembali ke bengkel. Gadis yang menenteng dua cup coffee dan satu box martabak manis itu segera mendekati Geboy dan duduk di sampingnya. Randu mendengkus, memutar bola matanya malas, lalu duduk di sofa yang terpisah jauh dari mereka. Ia memandangi lekat-lekat, berharap dirinya yang di sana, sambil memakai dalam hati. Sementara Geboy, sedikit melupakan hasil yang masih abu-abu dengan kopi dingin dan kepulan aroma mentega cair.

"Yah, gue telat, ya? Padahal pengen semangatin lo. Tadi tempat martabaknya antre banget, sih." Kira mengerucutkan bibir.

Sebelum menjawab, Geboy mengusir Komal menggunakan tangannya. Untung, sahabatnya itu cukup peka dan segera menyingkir. Kini mereka hanya berdua dalam satu kursi panjang.

"Sori, ya. Gue sengaja minta Komal ngajak lo keluar," ungkap Geboy jujur. Ia enggak mau membiarkan Kira clueless seperti ini.

"Maksudnya?"

"Ya biar lo gak lihat gue sama Randu tanding tadi."

Kira mengerutkan kening. "Kenapa? Lo malu? Atau gue ada salah?"

Geboy buru-buru menggeleng. "Nggak, kok. Tapi, ada suatu hal yang nggak bisa gue jelasin. Gue bener-bener minta maaf. Maybe next time, lo bisa nonton balapan gue aja. Gimana?"

Kira mengangkat jari kelingkingnya, menunggu Geboy menyambut. "Promise?"

"I'm afraid I can't keep it." Lagi, lelaki yang hendak menjaga perasaan sang gadis itu berpikir realistis.

"Please?" Kali ini Kira memohon.

Geboy pun mengembuskan napas panjang. "Oke, I'll try."

Senyum manis Kira pun mengembang sempurna. Lesung pipinya tampak sangat dalam dan menggemaskan. Geboy turut semringah saat gadis itu mau memaklumi alasan ia menutup mulut--guna menjaga harkat sang sepupu. Sayangnya, Randu enggak tahu apa-apa dan hanya menikmati senda gurau kelucuan Kira dari seberang. Ia makin tenggelam saat mendengar suara tawa yang menenangkan. Satu-satunya hal yang enggak ia suka hanya bukan dirinya yang berada di sana.

"Done!"

Aco keluar dari ruangan bersama lembar penilaian dari juri. Geboy dan Randu sontak berdiri serempak, lalu lekas menghampiri senior mereka. Kira beralih menghampiri Komal yang duduk dengan anak-anak Geng Senter. Semua antusias menunggu hasil. Enggak sedikit yang memangku tangan, menengadah dan berdoa--termasuk Komal. Usai diminta duduk dan memberi feedback tertulis pada Geboy dan Randu, Aco menarik napas dalam-dalam dan menyerukan:

"Hasil hari ini … Randu pemenangnya."

"Yes!" Hanya si empunya nama yang berteriak.

Setelah itu, bengkel kembali hening. Geboy menatap lekat kertas bertuliskan berbagai kekurangan yang ia perbuat, kemudian meremasnya kuat-kuat. Deru napasnya memburu. Bahkan untuk mendongak ke arah Aco saja ia enggak sanggup. Kebungkaman para anggota turut menambah gemuruh panas di dadanya.

Dengan ini, mereka pasti berpikir keruntuhan jabatannya berada di depan mata.

"Sat!"

Geboy membanting belasan kertas yang ia genggam, lalu beranjak keluar. Aco hendak menyusul dan menenangkannya, tapi Randu mengadang begitu cepat sampai ia ketinggalan jejak. Junior itu menahannya dan menyuruh untuk enggak melibatkan perasaan. Karena mulai sekarang, ia-lah yang menjadi muridnya, bukan Geboy.

Komal pun turun tangan. Ia menarik lengan Kira agar diam di tempat. Urusan ini, biarkan ia yang menghadapi.

Lelaki itu segera menuju parkiran, memastikan Geboy enggak cabut begitu saja tanpa pamit. Syukurlah, yang bersangkutan memang belum ke mana-mana. Tapi, ada sosok yang enggak terduga tiba-tiba di sana. Komal pun mundur, mendengarkan dari balik tembok penyangga.

Geboy masih mencerna situasi. Ia baru saja gagal, sesuai prediksi banyak orang--yang sebenarnya enggak sungguhan mereka inginkan. Lagi, ia berada di belakang Randu dan dipukul telak sampai lari-larian ke sini. Tamparan itu cukup membuatnya sadar untuk kembali memakan buku-buku teori dan memanggang tubuh di ruang praktik.

Jadi, enggak semestinya papanya ada di sini sekarang.

"Kamu gagal lagi, ya?"

"Gagal apa?" Geboy berlagak bodoh.

"Papa tahu semuanya."

"Dari?"

"Om kamu. Randu yang cerita."

Bangsat memang, batin Geboy kesal. Andai bisa, ia ingin menelan sepupunya itu hidup-hidup lalu dikeluarkan melalui anus tanpa dicerna sama sekali, begitu terus berulang kali sampai otaknya benar-benar bersih dan bisa menerima permintaan orang lain. Benar, ia sudah memperingatkan untuk tutup mulut, berjaga kalau Abi akan membesar-besarkan urusan seperti ini. Tapi nyatanya, Randu lebih memilih menceritakan segala hal sebagai ajang pamer, mungkin.

"Jadi benar, kan? Kamu kalah lagi." Abi mengulang pertanyaannya karena Geboy terus merenung.

Sang anak enggan menjawab. Ia paham papanya sudah tahu di luar kepala.

"Masih belum ada perubahan? Papa kira setelah belajar sama Aco, kamu bakal lebih baik lagi. Ck, ternyata emang dasarnya kamu aja yang kurang cepat nangkap."

Geboy mencengkeram pahanya. "Kalau Papa ke sini cuma mau ngomong gitu, mending pulang aja. Enggak, aku aja yang pulang. Permisi."

Abi segera menahan tangan putranya. "Jangan lari."

"Aku naik motor," Geboy mencoba bercanda tapi garing sekali, "Papa nggak perlu khawatir. Aku nggak akan mencelakai diri sendiri kayak kemarin. Sekarang Papa ke dalam aja, nyambut anak kesayangan Papa yang barusan menang itu."

Geboy menghempas tangan papanya, lalu menyalakan motor. Ia segera melesat keluar bengkel tanpa mengenakan helm. Komal pun berhenti menguping dan segera menyusul sebelum terjadi apa-apa.

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ketos pilihan
802      550     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Dandelion
511      331     1     
Inspirational
Masa lalu yang begitu menyakitkan, membuatnya terpuruk. Sampai pada titik balik, di mana Yunda harus berjuang sendirian demi sebuah kesuksesan. Rasa malas dan trauma dari masa lalu ditepis demi sebuah ambisi yang begitu berat. Memang, tidak ada yang bisa mengelak dari masa lalu. Namun, bisa jadi masa lalu itu merupakan cambukan telak untuk diri sendiri. Tidak masalah pernah terpuruk dan tertin...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
7866      2571     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Bee And Friends
3235      1233     1     
Fantasy
Bee, seorang cewek pendiam, cupu, dan kuper. Di kehidupannya, ia kerap diejek oleh saudara-saudaranya. Walau kerap diejek, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Di dunianya, ia suka sekali menulis. Nyatanya, dikala ia sendiri, ia mempunyai seseorang yang dianggap sebagai "Teman Khayalan". Sesosok karakter ciptaannya yang ditulisnya. Teman Khayalannya itulah ia kerap curhat dan mereka kerap meneman...
GAARA
8692      2604     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Bittersweet My Betty La Fea
4934      1563     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1662      814     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
The Last Blooming Flower
9166      2609     1     
Romance
Di ambang putus asa mencari kakaknya yang 20 tahun hilang, Sora bertemu Darren, seorang doktor psikologi yang memiliki liontin hati milik Ian—kakak Sora yang hilang. Sora pun mulai menerka bahwa Darren ada kunci untuk menemukan Ian. Namun sayangnya Darren memiliki kondisi yang membuatnya tidak bisa merasakan emosi. Sehingga Sora meragukan segala hal tentangnya. Terlebih, lelaki itu seperti beru...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9952      2247     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Konspirasi Asa
2861      995     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...