Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asoy Geboy
MENU
About Us  

Gemerlap lampu Taman Kreasi menjadi pemandangan lumrah anak-anak Geng Senter pada Selasa malam. Mereka langganan main di sini karena sepi lalu lalang motor. Atau lebih tepatnya, banyak yang sudah hafal jadwal balapan mereka, jadi enggak mau ambil risiko bising, macet, ricuh, atau hal-hal kurang menyenangkan lainnya. Lagi pula, daerah ini merupakan pintasan yang populer saat pagi saja. Selain hari ini pun tetap jarang yang melintas. Katanya, dulu sering ada begal dan agak membentuk trauma. Tapi, kalaupun nanti warga merasa dirugikan, mereka akan dengan senang hati pindah demi kenyamanan bersama.

Seperti biasa, anggota Geng Senter berkumpul di bawah pohon beringin, samping gerbang yang selalu dikunci. Mereka tampak mengenakan jaket kebanggaan yang berlambang gir motor di bagian punggung, serta moto yang ditulis miring tepat di bawahnya. Sudah sekitar sebelas motor terparkir rapi di sebelah pedagang cilok panggilan yang dipesan sebagai teman nongkrong.

Geboy menatap sekeliling lalu mendengkus. Belum rame, keluhnya dalam hati. Ia yang sejak tadi memanasi mesin pun lekas merapatkan ritsleting. Hawa dingin bercampur debu jalanan mulai bertebaran dan bisa memperparah flu kemarin. Daripada diceramahi anggota lain, terutama Komal, lebih baik ia mengantisipasinya lebih dulu.

"Nunggu sampai kapan, Boy?" tanya lelaki bercelana pendek yang mengotak-atik mesin.

"Lima belas menit lagi."

"Oke."

Hari ini agenda mereka adalah mengenalkan lintasan balap pada anak baru. Meski Geng Senter berbasis motor klasik dan fokus kegiatannya lebih ke kreativitas, mereka tetap menjajal dunia lain, termasuk balapan. Tapi, enggak sembarang anggota bisa mengikuti kegiatan ini. Mereka harus memastikan motor yang dipakai dalam kondisi setelan pabrik. Geboy yang memberlakukan peraturan itu karena beberapa alasan. Pertama, dulu pernah ditegur warga akibat knalpot yang dipakai menimbulkan suara melengking dan berisik. Kedua, jaga-jaga adanya kesalahan modifikasi yang berakibat kecelakaan fatal. Ketiga, sayang bahan dan usaha mereka kalau motor yang diotak-atik itu rusak cuma karena main di arena seperti ini.

"Boy, anak geng sebelah ke sini lagi, tuh."

Sang empunya nama itu lekas menoleh, mengikuti arah pandang Komal. Benar saja, ada sekitar lima motor yang mendekat. Lagi dan pasti, mereka mau bernegosiasi seperti minggu sebelumnya. Geboy enggak mau ambil pusing dan memilih menunggu, beda dengan anggota lain yang mulai ketar-ketir. Pasalnya, senior mereka belum ada yang datang dan urusan bakal repot kalau huru-hara 'rebutan track' kembali terjadi.

"Kalian ngapain ke sini?" Geboy melirik sinis saat Bobi, salah satu di antara mereka, menghampirinya dengan santai.

"Chill, dong. Kita cuma mau nanya jam berapa kalian selesai pake tempat ini. Mau gantian."

"Nggak tau. Lo tunggu aja sendiri."

Lelaki yang sempat tersenyum ke arah Randu, teman sekelasnya, itu berdecak dan menyeringai. Ia makin berani dan maju dengan tangan bersedekap. Komal yang mulai panik sontak menelan ludah dan berjaga-jaga di belakang Geboy, bersiap mengunci tangan sahabatnya itu kalau-kalau nanti kelepasan mau adu jotos.

"Tinggal tentuin aja apa susahnya? Gue males kalau harus nonton bebek 90an lomba agustusan. Nggak level."

Geboy mengepal. Ia mengatur napas lalu mendengkus. Tepukan Komal pada pundaknya seakan menghipnotis untuk enggak terprovokasi. Ia pun refleks mengangguk. Memang benar, meladeni bocah kaya pencinta motor gede seperti mereka cuma buang-buang waktu.

"Mending lo balik aja. Kalau kita udah beres biar Randu yang ngasih kabar."

"Kok gue?"

"Dia temen lo."

"Gue nggak pernah nganggep dia jadi temen."

Geboy mengusap wajah kasar. "Paling enggak kan lo punya nomor dia, Ndu."

"Ya tapi gue ogah lo suruh-suruh buat chat."

Tai lo emang, batin Geboy. "Iya, gampang. Gue yang telepon entar."

Bobi cukup menikmati drama di depannya hingga tertawa receh. Ia sudah tahu desas-desus betapa enggak rukunnya ketua Geng Senter dengan salah satu anggota mereka, yang ternyata sepupu sendiri. Benar-benar gokil. Ia sampai spontan bertepuk tangan dan menarik perhatian anak-anak sekitar.

"Kenapa?" tanya Geboy heran.

"Gue speechless aja. Ternyata segini doang solidaritas di tempat lo."

"Bukan urusan lo. Udah sana cabut!"

"Buru-buru banget kenapa, sih? Biar nggak makin kelihatan boroknya? Nggak pengen jadi hot topic di Boswan? Geboy si leader nggak becus, nggak dihormati anggotanya sendiri, dan apa lagi? Gue perlu ngopi sama Randu deh kayaknya."

"Bangsat!"

Geboy yang sedari tadi menggigit bibir sampai hidungnya kembang kempis pun enggak tahan lagi. Tanpa sadar ia memukul rahang kanan Bobi hingga lelaki itu limbung dan tersungkur. Komal langsung plonga-plongo karena kecolongan. Ia pun berpindah ke depan Geboy dan mendorong kawannya untuk mundur, menjauh dari musuh.

"Pergi lo dari sini! Tai!"

"Sstt, udah. Minggir." Susah payah Komal menahan Geboy yang masih ingin menghajar Bobi. "Ndu, beresin tuh temen lo!"

"Udah gue bilang dia bukan temen gue!"

"Nggak usah banyak bacot, udah sana!"

"Iya, iya."

Mau enggak mau Randu membantu Bobi--yang sebenarnya sudah ditolong anak Geng Boswan--untuk balik ke motor dan enyah dari taman. Ia juga berpesan buat bersembunyi dulu karena mode gelap Geboy amatlah mengerikan. Meski musuhan garis keras, sebagai sepupu yang tumbuh kecil bersama, Randu tahu benar kelakuan lelaki itu kalau di puncak amarahnya.

Sementara itu, Komal masih sibuk mengipasi Geboy dengan kedua tangan. Ia sudah menawarkan dua jenis minuman dingin yang ditolak mentah-mentah. Geboy terus memukul-mukul pembatas jalan sampai jari-jarinya lecet dan berdarah. Baginya enggak masalah, selama rasa gedek di hati ada pelampiasannya.

"Tahan emosi lo. Kalau senior lihat bisa kena teguran lagi. Mau?"

"Persetan."

"Gue tau lo kesel, apalagi dia bawa-bawa Randu juga, tapi main kasar juga bukan solusi, Boy."

"Bodo amat."

Hah …, Komal memutar bola matanya. Ia enggak ngomong apa-apa lagi. Lanjut pun percuma, Geboy sedang di masa 'apa pun yang lo bilang enggak bakal gue dengerin'. Ia lantas menghampiri para anggota, melanjutkan agenda yang tertunda--menggantikan Geboy yang masih emosi--dan mengawasi jalannya ronde pertama yang segera dimulai.

"Lo kenapa?"

Geboy mendongak saat bahunya tiba-tiba ditepuk, padahal Komal sudah di tengah jalan. Rupanya orang yang ditunggu baru saja tiba dan amat semringah di sampingnya. Sontak ia berdiri. Sial, tampangnya berantakan dan ia bahkan enggak menyambut kedatangan senior satu ini. Bang Aco, ketua Geng Senter tahun lalu yang sekarang melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik Mesin.

"Udah lama, Bang? Sori, gue nggak tahu."

"Baru, kok. Santai aja. Ada apa? Kelihatannya nggak enak banget."

Geboy mempersilakan Aco buat duduk. "Biasa. Tadi ada anak sebelah yang nyari masalah ke sini. Udah clear, kok, Bang."

"Hoo gitu, syukur deh." Aco mengeluarkan rokok lalu menyalakannya. "Lo nggak main?"

"Nggak, Bang. Anak baru aja. Niat gue malam ini cuma ngobrol sama lo."

"Oh, iya. Masalah mentor kemarin. Itu lo serius?"

Geboy manggut-manggut. "Pak Bonang jarang ngasih arahan, padahal gue perlu sosok guru yang bener. Lo tau sendiri, Bang, si Randu jagonya kayak apa. Dia ngincar posisi gue dari lama."

"Tapi kenapa gue, Boy? Kan ada Bang Sam noh, yang lebih sering mampir ke sini."

"Kurikulum dia sama gue kan udah beda jauh, Bang. Takutnya udah nggak relevan. Mendingan lo ke mana-mana, kan?"

"Iya, sih." Aco lalu mengembuskan kepulan asap yang membentuk lingkaran. "Tapi gue nggak yakin bisa bagi waktu."

"Dicoba dulu, Bang. Kalau lo mau, entar gue bilang ke bokap buat ngomongin fee, sekalian ngasih rekom track record lo. Barangkali ditarik ke bengkel atau kantor."

"Menarik juga tawaran lo."

Geboy tersenyum tipis. Ia berkedip konstan dan menelan ludah kasar. Tangannya yang gemetaran mulai berkeringat dingin. Degup jantungnya juga enggak karuan.

Ia baru bisa benar-benar bernapas lega setelah Aco mengatakan:

"Oke, deal. Kita percobaan minggu ini."

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mr.Cool I Love You
134      118     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
Langit Indah Sore Hari
143      121     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5367      1876     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
To the Bone
204      186     1     
Romance
Di tepi pantai resort Jawel palace Christian mengenakan kemeja putih yang tak di kancing dan celana pendek seperti yang iya kenakan setiap harinya “Aku minta maaf tak dapat lagi membawa mu ke tempat- tempat indah yang ka sukai Sekarang kamu kesepian, dan aku benci itu Sekarang kamu bisa berlari menuju tempat indah itu tanpa aku Atau kamu bisa mencari seseorang pengganti ku. Walaupun tida...
Rekal Rara
12932      3729     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. ▪▪▪ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5077      1407     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
11842      2756     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
SEMPENA
4127      1327     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
5242      1978     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Dapit Bacem and the Untold Story of MU
8272      2261     0     
Humor
David Bastion remaja blasteran bule Betawi siswa SMK di Jakarta pinggiran David pengin ikut turnamen sepak bola U18 Dia masuk SSB Marunda United MU Pemain MU antara lain ada Christiano Michiels dari Kp Tugu To Ming Se yang berjiwa bisnis Zidan yang anak seorang Habib Strikernya adalah Maryadi alias May pencetak gol terbanyak dalam turnamen sepak bola antar waria Pelatih Tim MU adalah Coach ...