Read More >>"> Your Moments (My World And You) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Your Moments
MENU
About Us  

Aku bukan orang yang menyukai pantai. Serius, aku tidak suka itu. Kalau kau berpikir aku benci pantai, sebenarnya tidak juga. Aku hanya tidak nyaman dengan pasir pantai yang membuat tubuh lengket, dan air laut yang terkadang membuat mata perih.

Tapi nyatanya, sekarang di sinilah aku. Duduk di pasir pantai, memperhatikan debur ombak yang pelan. Dan memperhatikan orang ini.

Sesekali ia mengangkat lututnya, lalu menyentakkan kakinya ke belakang. Tendangan Dwi Chagi[1]. Ia terus melakukannya sejak setengah jam yang lalu, kelihatannya sama sekali tak terpengaruh dengan angin yang bertiup kencang.

“Hentikan itu,” teriakku, berusaha mengalahkan suara debur ombak. “Apa kau tidak bosan? Kau terus melakukan itu, seakan-akan tidak ingat kalau kau mengajakku ke sini.”

Laki-laki itu hanya diam, masih terus menendang udara kosong. Oh, jadi ia tidak mengacuhkanku sekarang?

“Kalau kau ingin terus menendang, setidaknya ajari aku juga,” teriakku lagi, kali ini lebih keras dari yang sebelumnya.

“Belajar saja sendiri,” teriaknya seraya menyentakkan kakinya ke belakang.

Aku mendengus. “Aku masih sabuk putih, sedangkan kau sudah..,” aku berpikir sejenak, “sabuk hijau. Setidaknya kau dua tingkat lebih tinggi dariku.” Aku mengamatinya, yang kini mulai mengangkat lututnya lagi. “Kalau kau tidak mau, lebih baik kita pulang saja. Atau aku akan pulang saja sendiri.”

Lelaki itu menyentakkan kakinya ke belakang kuat-kuat untuk yang terakhir kalinya, lalu menghampiriku. “Bagaimana bisa kau pulang sendiri? Tersesat adalah hobimu. Lagi pula, kita datang ke sini dengan mobilku.” Ia menatapku lurus-lurus. “Jadi, katakan padaku, bagaimana kau bisa pulang sendiri?”

Sialan. Sekarang dia mulai menggunakan kelemahanku yang buta arah. Sialan.

Tahu bahwa aku tak bisa membantah lagi, aku hanya bisa merengut kesal, sementara laki-laki itu tertawa melihatku, seolah puas melihatku yang tak bisa membantah lagi.

“Berhenti tertawa atau aku akan menendangmu, Heaven,” ancamku. Sialnya, sepertinya ancaman itu tidak cukup mampu untuk membuatnya diam. Ia malah terus tertawa, bahkan kini jauh lebih keras dari sebelumnya, seolah-olah ia geli sekali.

Melihatku yang masih merengut, Heaven berusaha menghentikan tawanya dengan susah payah. Setelah akhirnya berhasil menghentikan tawanya, ia berkata dengan senyum geli tersungging di bibir, “Kau sangat cantik ketika merengut.”

Dasar orang aneh. Bagaimana bisa merengut membuat seorang gadis terlihat cantik?

Aku hanya diam, memandang ombak yang berdebur pelan. Keheningan pun menyelinap di antara kami. Hanya ada suara debur ombak yang, entah bagaimana, terasa sangat menenangkan.

“Apa kau tidak ingin tahu mengapa aku mengajakmu ke sini?” Suara serak-serak basah itu kembali memasuki indera pendengaranku, membuatku menoleh dan menatapnya dengan dahi berkerut.

“Karena aku menyukainya,” lanjut Heaven tanpa kutanya. “Aku begitu menyukainya. Aku ingin mengajakmu masuk ke duniaku. Dan pantai adalah salah satu bagian dari duniaku, sesuatu yang kusukai.” Ia menatapku tanpa berkedip. Suaranya yang serak-serak basah terdengar begitu seksi di telingaku, membuat bibirku serasa terkunci rapat. Aku hanya bisa menatapnya, menelusuri garis wajahnya. Tatapannya yang tajam, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, dan bibirnya yang kemerahan.

Aku menelan ludah dengan susah payah, berusaha menghalau perasaan-perasaan aneh yang terlintas dalam benakku.

Tiba-tiba Heaven menarik tanganku dan meletakkan seuntai kalung berbandul bunga di telapak tanganku. Aku menatapnya tak mengerti.

“Aku tahu, kau bukan seseorang yang menyukai perhiasan.” Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan, “tapi, aku berharap kau mau memakainya. Kau akan terlihat sangat cantik dengan itu. Jauh lebih cantik dibandingkan saat kau merengut,” ujarnya sambil tersenyum jenaka.

Aku tertawa pelan, lalu mengangguk. Aku baru saja hendak mengenakan kalung itu ketika Heaven meraih tanganku lagi. Ia meraih kalung itu, lalu memasangkannya di leherku. Bisa kurasakan embusan napasnya yang hangat merasuk ke pori-pori kulitku, membuatku mematung.

“Nah, sudah selesai,” gumamnya. “Ah, dugaanku benar. Kau terlihat sangat cantik.”

Aku mengembuskan napas pelan, diam-diam merasa heran mendapati diriku yang ternyata menahan napas sejak tadi. Aku menunduk, kemudian mendapati kalung itu sudah terpasang di leherku.

“Ini bagus sekali,” gumamku pelan sambil mengamati kalung itu, mengagumi kecantikannya.

“Aku senang kalau kau menyukainya,” ujar Heaven sambil tersenyum. Kemudian ia bangkit dari duduknya. “Ayo, kita pulang sekarang,” ajaknya seraya mengulurkan tangannya ke arahku, dan aku segera menyambut uluran tangannya dengan gembira.

Aku tersenyum ketika mendapati rasa aman dan nyaman menyelinap dalam benakku saat tangannya yang besar menggenggam tanganku erat-erat, dan rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhku.

Dan aku tahu, aku tak bisa berhenti mencintainya. Aku masih, dan akan terus mencintainya. Selalu.

 

[1] Tendangan belakang dalam taekwondo.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Future Husband Next Door
197      153     4     
Romance
Ketika berjuang merebut hatinya bertahun-tahun.. Namun, ternyata perjuangan mu sia-sia.. Karena, nyatanya kamu bahkan tidak perlu berjuang untuk merebut hatinya...
Haruskah Ada Segitiga?
508      338     0     
Short Story
\"Harusnya gue nggak boleh suka sama lo, karena sahabat gue suka sama lo. Bagaimana bisa gue menyukai cewek yang disukai sahabat gue? Gue memang bodoh.” ~Setya~
Dunia Saga
2762      841     0     
True Story
There is nothing like the innocence of first love. This work dedicated for people who likes pure, sweet, innocent, true love story.
Army of Angels: The Dark Side
27484      3749     25     
Fantasy
Genre : Adventure, Romance, Fantasy, War, kingdom, action, magic. ~Sinopsis ~ Takdir. Sebuah kata yang menyiratkan sesuatu yang sudah ditentukan. Namun, apa yang sebenarnya kata ''Takdir'' itu inginkan denganku? Karir militer yang telah susah payah ku rajut sepotong demi sepotong hancur karena sebuah takdir bernama "kematian" Dikehidupan keduaku pun takdir kembali mempermai...
Infatuated
639      426     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Accidentally in Love!
357      230     1     
Romance
Lelaki itu benar-benar gila! Bagaimana dia bisa mengumumkan pernikahan kami? Berpacaran dengannya pun aku tak pernah. Terkutuklah kau Andreas! - Christina Adriani Gadis bodoh! Berpura-pura tegar menyaksikan pertunangan mantan kekasihmu yang berselingkuh, lalu menangis di belakangnya? Kenapa semua wanita tak pernah mengandalkan akal sehatnya? Akan kutunjukkan pada gadis ini bagaimana cara...
Lady Cyber (Sang Pengintai)
2222      824     8     
Mystery
Setiap manusia, pasti memiliki masa lalu. Entah itu indah, atau pun suram. Seperti dalam kisah Lady Cyber ini. Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Rere Sitagari, yang berjuang demi menghapus masa lalunya yang suram. Dibalut misteri, romansa, dan ketegangan dalam pencarian para pembantai keluarganya. Setingan hanya sekedar fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, peristiwa, karakter, atau s...
ARRA
1095      485     6     
Romance
Argana Darmawangsa. Pemuda dingin dengan sebentuk rahasia di balik mata gelapnya. Baginya, hidup hanyalah pelarian. Pelarian dari rasa sakit dan terbuang yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, sikap itu perlahan runtuh ketika ia bertemu Serra Anastasya. Gadis unik yang selalu memiliki cara untuk menikmati hidup sesuai keinginan. Pada gadis itu pula, akhirnya ia menemukan kembali sebuah 'rumah'...
Secret World
2955      962     6     
Romance
Rain's Town Academy. Sebuah sekolah di kawasan Rain's Town kota yang tak begitu dikenal. Hanya beberapa penduduk lokal, dan sedikit pindahan dari luar kota yang mau bersekolah disana. Membosankan. Tidak menarik. Dan beberapa pembullyan muncul disekolah yang tak begitu digemari. Hanya ada hela nafas, dan kehidupan monoton para siswa kota hujan. Namun bagaimana jika keadaan itu berputar denga...
Satu Nama untuk Ayahku
6494      1413     17     
Inspirational
Ayah...... Suatu saat nanti, jikapun kau tidak lagi dapat kulihat, semua akan baik-baik saja. Semua yang pernah baik-baik saja, akan kembali baik-baik saja. Dan aku akan baik-baik saja meski tanpamu.