Musim gugur yang mulai sejuk membuatnya mengganti pakaiannya dengan pakaian hangat ketika dinginnya angin menyengat dan syal untuk melingkari lehernya. Tapi, Sisca juga mengenakan pakaian rangkapnya lengkap dengan pantyhose dan celana legging capri bersamaan dengan rok maxi yang ia kenakan.
"Sisca, ngapain pake syal segala kalau sudah masuk musim gugur begini?" Gumam Aizawa
"Buat jaga-jaga saja kalau udara dingin terasa menyengat." Ucap Sisca
Saat itu juga, Sisca bersama kekasihnya, Ken'ichirou yang sedang menyelidiki kasus pembunuhan tersebut diajak jalan-jalan ke museum kereta api di Kyoto yang menyimpan koleksi kereta api yang sudah tidak terpakai lagi.
"Sisca, mau aku ajak ke Kyoto tidak mau ke museum kereta api?" Tanyanya ketika mengajak Sisca pergi ke Kyoto.
"Aku mau aja." Gumamnya.
Sisca pun menanggapi ajakan kekasihnya untuk pergi ke Kyoto dengan menaiki Shinkansen Tokaido yang mengantarkannya dari Tokyo menuju Osaka. Sesampainya di Kyoto, mereka berdua pergi ke Museum Kereta Api yang dikelola JR West yang didalamnya terdapat koleksi Shinkansen tipe 0, 100 dan 500 yang sudah habis masa berlaku operasi di sana.
"Boleh aku liat tidak, sama foto berdua bersama pacarku sekalian?" Tanyanya pada kurator museum tersebut.
"Boleh kok." Ucapnya.
Sisca pun meminjamkan kamera miliknya pada kurator museum tersebut untuk foto bersama dengan Ken'ichirou di depan koleksi Shinkansen yang sudah tidak beroperasi lagi.
"Siap, 1, 2, 3! Cheese!"
Sisca pun memperlihatkan hasil foto kamera tersebut pada kurator museum tersebut dan hasilnya cantik.
"Coba aku lihat fotonya!"
"Cantik banget!"
Usai mengunjungi museum kereta api tersebut, mereka pergi ke Osaka untuk mencari makan disana. Tapi, sayangnya mereka mau ngemil dulu.
"Sayang, mau makan apa?" Tanyanya
"Mau makan yang enak." Jawabnya
"Bagaimana kalau takoyaki sama okonomiyaki?" Gumamnya
"Boleh aja tuh, soalnya kita laper banget kalo kita belum makan sama sekali." Sahutnya
Sisca bersama Ken'ichirou pun mencoba takoyaki dan okonomiyaki khas dari daerah setempat.
"Enak juga takoyaki dan okonomiyakinya!" Sahut mereka berdua
Mereka berdua saling suap menyuap makanan satu sama lain sebagai sepasang kekasih yang saling melindungi satu sama lain.
"Sisca, aku akan melindungimu kalau terjadi apa-apa."
"Tapi, aku sudah menyelipkan rompi anti peluru setelah lapisan kamisol dan pakaian dalamku."
"Ya udah, pokoknya kita harus melindungi satu sama lain, gitu."
Ken'ichirou pun memeluk Sisca dalam keadaan yang memelas ketika dia merasakan trauma pada orang tuanya yang sudah tiada dan dibesarkan oleh paman dan bibinya sendiri.
"Sisca, aku memelukmu seperti aku memperlakukan adikku sendiri." Ucapnya ketika memeluk Sisca.
"Aizawa san, aku juga sayang sama kamu. Tapi aku takut kehilanganmu, kalau aku harus pulang ke negara asalku, aku akan tetap menghubungimu dari kejauhan." Ucap Sisca.
Mereka berdua pun menghabiskan malamnya di Dotonbori sebelum mereka balik ke kota Tokyo.
Sampai di Tokyo pada malam harinya, Aizawa menetap di markas pusat untuk melakukan pengawasan terhadap orang yang mencurigakan. Sementara itu, Sisca pulang ke Apartemen Aizawa bersama Yukari.
"Sisca, aku tinggal dulu. Nanti jagain Yukari, kalau aku masih di markas pusat."
"Iya, tar aku pulang dulu aja."
Ketika sampai di apartemen, Sisca pun disambut oleh Yukari "tadaima!"
"Okaeri!" Sahut Sisca
Pagi harinya, Sisca pergi keluar untuk melakukan pengamatan pada kasus pembunuhan berantai oleh oknum yang tidak dikenal.
"Korban pertama yang ditemukan, Asami Kamaga (釜我 麻美), seorang ketua OSIS SMA tempat Yukari Aizawa mengajar. Korban ditemukan di lemari penyimpanan es krim."
Di lokasi TKP yang ada di Sangenjaya, Setagaya, petugas Matsuoka melakukan olah TKP bersama Sisca yang merupakan seorang detektif.
"Diketahui juga, korban menerima pukulan pada kepala dengan papan tebal dari pelaku, kemudian ditikam dengan pisau pada bagian perutnya. Korban kemudian dibuang ke lemari penyimpanan es krim."
Sementara itu, pada sisi lain, seorang gadis yang berjalan sendirian melihat orang tidak dikenal itu. "Siapa kau? Apa maksud lo mendekat?"
Tapi pelaku, mengeluarkan papan tebal tersebut dan membunuhnya dengan memukulnya pada bagian kepala dan menikamnya. Pelaku kemudian membuang mayat tersebut ke lemari penyimpanan es krim lagi.
Saat yang bersamaan, polisi datang ke TKP dan menyelidiki korban tersebut. Ditemukan pula, korban bernama Rachel Elizabeth, seorang penerjemah. Korban juga diperlakukan sama oleh pelaku yang sama juga dengan mengenakan jaket parka hitam.
Pada sisi lain, Aizawa yang sedang melakukan surveilance terlihat korban dibuang ke lemari penyimpanan es krim oleh pelaku yang sama. Rekaman pun ia putar kembali untuk melihat identitas pelaku dan pekerjaannya.
"Kita sudah lihat pelakunya yang ada di video tersebut."
Seorang model, Jovita Christina menyamarkan identitasnya dengan mengenakan jaket parka hitam sebagai pembunuh ketika ia beraksi sebagai model majalah.
Ketika ada seorang wanita yang sedang berjalan sambil memutar lagunya di mobil. Tiba-tiba ada seseorang yang berhenti di tengah jalan. Wanita tersebut keluar dari mobil tersebut. "Siapa kau? Kenapa lo berhenti di tengah jalan?"
Pelaku kemudian mengeluarkan papan tebal tersebut dan memukul kepala wanita tersebut, kemudian menikamnya dengan pisau. Pelaku membuangnya lagi ke lemari penyimpanan es krim.
Pagi harinya, polisi datang ke TKP yang ada di lokasi yang sama mengetahui motif pembunuhan berantai yang dilakukan oknum tersebut. Sisca bersama Matsuoka dan Kawakami menemukan mayat tersebut.
"Korban bernama Ayaka Hojo (北条 彩香), seorang karyawati. Korban juga ditemukan di lemari penyimpanan es krim."
Akhirnya, Sisca menelepon Sakaguchi mengenai pembunuhan berantai tersebut.
"Sakaguchi sensei, ada pembunuhan berantai oleh oknum tidak dikenal yang menyerang ketua OSIS."
Malam harinya, Sisca melakukan surveilance di toko airsoft dan melakukan video conference dengan Daniel Mario. Tapi, Mario membuka pintunya dan melihat seorang yang mencurigakan itu dengan jaket parka hitamnya.
"Mario!"
"Tolongin gue! Ada oknum yang tidak dikenal masuk!"
Mario pun keluar, tapi pintunya terkunci dan video conferencenya dimatikan oleh pelaku. Mario pun dipukuli pelakunya dengan papan tebal pada bagian kepala, kemudian ditusuk dengan pisau dan dicekik lalu dibuang ke bak mandi homestay tersebut.
Pagi harinya, Sisca menyelidiki homestay tersebut. Tapi kamarnya terkunci dan pintunya pun dirusak dengan senapan Mossberg 500 dan menendang pintu tersebut. Ia menemukan mayat tersebut di kamar mandi dan segera memanggil polisi untuk melakukan penyelidikan pembunuhan tersebut.
"Korban bernama Daniel Mario, seorang entertainer, korban ditemukan tidak bernyawa di bak mandi tadi malam sekitar pukul 23.00. Korban juga dipukul dengan papan tebal, lalu ditusuk pisau juga. Kunci kamar korban juga ditemukan di toples penyimpanan teh."
Sementara itu, Yukari Aizawa yang sedang melakukan persiapan untuk Festival sekolah bersama wakil ketua OSIS sebagai pelaksana tugas pun melakukan dekorasi Festival tersebut dan mengadakan rapat panitia. Tapi, Sakaguchi yang sedang melakukan konsultasi dengan siswa kelas 3 pun didatangi oleh pelaku yang tidak dikenal dengan jaket parka hitam.
Saat itu pula, Sisca mengisi ulang amunisi senapan serbu M416 untuk mencegah dan menyelidiki pelaku tersebut. Di Markas pusat, Aizawa bersama Hino melakukan koordinasi dengan SAT untuk melacak keberadaan pelaku tersebut bersama Matsuoka dan Kawakami pada bagian investigasi.
Sisca pun melakukan percakapan dengan Sakaguchi.
"Sakaguchi sensei, dimana kau?"
"Aku lagi di ruang BP."
Jovita menyekap guru BP tersebut dan membawanya ke area konstruksi stadion Odaiba. Pelaku kemudian membungkam mulut tersebut dengan kain dan mengikat tangan beserta kakinya ke belakang. Pelaku kemudian mengeluarkan papan tebal dari triplek tersebut pada kepala korban. Tapi, sayangnya Sisca bersama beberapa polisi lainnya pun mengepungnya.
"Ternyata, pelakunya adalah kau, Jovita Christina! Karena dari kronologi yang terdapat pada video tersebut, pelakunya adalah kau!"
Sisca pun menghancurkan papan tebal dari triplek tersebut dengan beberapa tembakan senapan M416, tapi pelaku pengeluarkan pisau tersebut ke arahnya dan Sisca balik menghajarnya dengan memelintir tangan tersebut sampai pisaunya jatuh.
"Mati kau, bajingan!"
"Ini akibatnya karena sudah membunuh banyak orang!"
Sisca pun memukul dagu Jovita sampai rahangnya patah, lalu mengambil pisaunya untuk membebaskan Sakaguchi dan petugas polisi pun menahannya atas kejahatan pembunuhan berantai.
"Sakaguchi, kau tidak apa-apa?"
"Aku baik-baik saja kok!"
Opsir Aizawa pun memborgol tangannya ke depan, agar pelaku tidak bisa melakukan pembunuhan lagi.
"Jovita Christina, kau ditahan karena terbukti melakukan pembunuhan berantai!"
Dengan sekejap saja, seorang model, Jovita Christina pun akhirnya ditahan sebagai tersangka pembunuhan berantai terhadap beberapa orang yang tidak dikenalnya. Motif dari pelaku tersebut karena dijadikan oknum oleh Kim Hyung Sung, dalang utama teroris tersebut.
Di ruang interogasi, beberapa polisi mempertanyakan Jovita mengenai motif pembunuhan yang dilakukannya dan alasan melakukan pembunuhan tersebut.
Usai dari investigasi tersebut, Sisca bersama Aizawa pulang ke apartemen tersebut dengan berbelanja di supermarket untuk membeli Sushi dan keperluan makanan lainnya.
"Untuk yang malamnya kita nanti makan apa?"
"Bagaimana kalau sushi dan steak aja?"
"Baiklah kalau begitu, kita beli bahan dan peralatan sushi set dan steaknya kita beli bahan mentah dulu, mulai daging, ikan dan lain sebagainya."
Sampai di apartemen tersebut, Sisca bersama Aizawa membawakan belanjaan untuk persiapan makan malam dengan Yukari.
"Tadaima!"
"Okaeri!"
"Kita tadi belanja buat kebutuhan makan malam sekalian untuk kita bertiga."
Sisca bersama Ken'ichirou dan adiknya pun mengadakan makan malam bersama dengan sushi dan steak buatan mereka berdua. "Itadakimasu!"
Bersambung ke part 2