Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Kami berdua sama-sama diam di kereta kuda. Sebenarnya aku masih malu sih berteriak seperti itu karena Lucas tiba-tiba ada di kediaman Levada. Dilihat juga oleh kedua orang tuaku, mudah-mudahan mereka tidak berpikir yang aneh-aneh tentang anaknya. Siapa yang tidak terkejut melihat Lucas ini muncul setelah pertengkaran kami kemarin.

Tapi, aku juga pergi karena tidak mau terlalu lama bertengkar dengannya. Aku cuma ingin tahu siapa aku di masa lalu, dan alasan apa yang membuatku jatuh cinta padanya. Dengan begitu, mungkin hubungan kami bisa lebih harmonis seperti sepasang suami istri pada umumnya.

“Hei,” kataku.

“Hm,” responnya tanpa menoleh padaku.

“Aku minta maaf,” kataku lagi. Yah, yang paling mudah soal situasi kami ini dengan meminta maaf, bukan? Apalagi posisiku punya andil besar dalam pertengkaran kami selama ini.

Mendengar itu membuat Lucas sepenuhnya melihat ke arahku. Aku mencoba memberanikan diri untuk terbuka juga padanya.

“Ada banyak hal—“

Tunggu! Setiap aku mulai obrolan dengan Lucas, selalu saja aku menutupi kebenaran dengan kalimat itu. Tidak, tidak, aku harus mengganti kalimatku.

“Aku seperti terbangun dari sebuah mimpi. Aku merasa semua hal yang terjadi dalam hidupku begitu tiba-tiba. Tiba-tiba saja aku menikah, tiba-tiba saja aku menjadi ratu, dan tiba-tiba saja aku berperan menjadi ratu sungguhan. Rasanya… rasanya semua itu terlalu mendadak sampai aku belum sempat bernapas untuk istirahat tapi ada hal baru lagi yang harus kuhadapi.”

“Kukira jika berhubungan denganmu, mungkin hidupku tidak begitu banyak berubah. Tapi melihat sikapmu yang berbeda, aku mulai sadar sepertinya selama ini aku terlalu patuh pada khayalanku sendiri, sementara kenyataan tidak sebagus itu juga. Aku mungkin benar-benar lupa perasaanku padamu.”

Mendengar kalimat terakhirku itu membuat Lucas terlihat terkejut, aku buru-buru mengoreksi.

“Tapi, aku juga mungkin bisa menemukan sesuatu yang bisa mengembalikan perasaan itu, atau mungkin ada perasaan baru yang tumbuh. Jadi, bisakah kau menungguku sebentar?”

Lucas tiba-tiba menggenggam tanganku, “Diana, aku tidak tahu harus berkata apa selain permintaan maaf. Selama ini aku tidak memperhatikanmu dengan baik. Maafkan aku, sungguh. Dan terima kasih karena mau mengatakan ini padaku.”

Semua bagiku adalah yang pertama, mungkin Lucas adalah cinta pertamaku, atau lebih tepatnya seseorang yang pertama kali membuatku harus belajar mencintainya. Aku memang tidak begitu yakin sih jika cinta itu bisa dipelajari, justru rasanya seperti mustahil, tapi mau bagaimana lagi? Kami berdua sudah terikat, Lucas jelas ingin menunjukkan perasaannya sekarang, dan perasaan cinta ini bentuknya timbal balik, kan? Aku hanya perlu mencoba menyukainya lagi, seperti laki-laki itu menyukaiku, atau sepertiku yang dulu pernah menyukainya. Atau mungkin memang ada hal baru dalam mencintainya.

 

**

 

Pagi itu istana dibuat heboh oleh ulahku. Begitu Lucas bangun, wajahnya terkejut ketika melihatku. Nara dan Alpha pun tidak jauh berbeda dengan Lucas saat melihatku akan pergi ke ruang makan, mulai sekarang aku dan Lucas mencoba untuk menghidupkan kembali istana ini. Saat sarapan pun, Lucas masih belum mengalihkan perhatiannya dariku. Padahal separuh makananku sudah tandas.

“Kenapa sih melihatku terus?” tanyaku.

“Sekarang apalagi yang kau lakukan, Diana?” tanya Lucas.

“Melakukan apa? Kenapa semua orang kelihatan kaget melihatku?”

“Tidak ada yang biasa-biasa saja melihatmu memotong rambut sampai sependek itu.”

Aku memegang ujung rambutku yang sekarang hanya sebahu. Pagi sekali aku memotong rambutku sendiri, memang tidak rapi seperti di salon, tapi masih cukup enak untuk dilihat kok. Lagipula aku cuma memotongnya sampai sebahu.

“Oh, hanya itu.”

“Hanya?”

“Kau berusaha terlihat menyebalkan lagi sekarang? Aku hanya memotong rambutku, bukan memotong kepalaku. Cepat habiskan makananmu.”

Lucas menghela napasnya, wajahnya terlihat tidak rela dan hanya menyahut dengan gelengan kepala. “Kalau kau ingin merapikan rambutmu, seharusnya kau beritahu aku. Aku bisa membawa—“

“Udah deh! Aku bukannya tidak senang dengan perhatianmu. Aku berterima kasih karena hal itu, tapi hal-hal kecil yang bisa kulakukan, akan kukerjakan sendiri. Jangan merepotkan dirimu sendiri untukku, ya?”

“Aku tidak kerepotan.”

“Sudah, sudah. Aku yakin sekali kita akan kembali bertengkar. Ayo cepat selesaikan sarapanmu.”

“Baiklah…” Baru saja Lucas menghabiskan beberapa sendok sarapannya, ia kembali bersuara, “Siang nanti, ada seseorang yang akan menemuimu.”

“Siapa?”

 

**

 

Cecilia berdiri di hadapanku. Dengan wajah yang masih terkejut, aku memintanya untuk duduk. Beranda samping kamarku sudah ditata sedemikian rupa. Beberapa pelayan sudah menyiapkan teh hangat untuk kami, meskipun wajah mereka menggambarkan ketidak sukaan dengan perempuan di depanku ini begitu kentara. Samar-samar aku juga melihat beberapa ksatria sedang berdiri tak jauh dari tempat kami.

Keadaan Cecilia jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Olivia, pakaiannya kotor dan berdebu. Ada sedikit bercak darah di beberapa bagiannya. Bibirnya kering, wajahnya sangat tidak terawat, bahkan pergelangan tangannya terdapat garis kebiruan seperti habis dicambuk. Apa yang Lucas lakukan padanya?

Lama aku hanya memandanginya, sebagian aku merasa kasihan dan tidak tahu harus berbicara seperti apa dengan Lucas karena telah menyiksa Cecilia seperti ini. Sebagian lainnya merasa canggung karena terakhir kali kami berbicara, Cecilia mendorongku ke danau dan aku menamparnya. Aku malu sendiri mengingatnya.

“Apa yang sebenarnya terjadi dengan lukamu itu? Dimana Lucas mengurungmu?”

Dengan nada suara yang menyebalkan, Cecilia menjawab, “Kau tidak perlu tahu seberapa sadis suamimu itu bahkan terhadap perempuan sekalipun.”

Yah… aku sudah tahu orang yang kau sukai itu sangat, sangat sadis, tapi aku tidak tahu persis seperti apa takarannya, sampai aku melihatmu.

“Kau memanggilku untuk apa? Memintaku bertanggung jawab atas kesalahan pamanku juga?!”

“Tidak! Nyonya Olivia datang ke istana untuk mencarimu, dan aku tidak tahu keberadaanmu. Jadi aku meminta Lucas—“

“Kau tahu, apa yang dikatakan Lucas lebih menyakitkan dari cambuk-cambuk yang dia layangkan ke arahku.”

Aku memandanginya dengan ekspresi yang rumit.

“Beruntung kau di selamatkan Sang Ratu. Seandainya Sang Ratu tidak memintamu, aku tidak pernah sudi melihatmu lagi.” Cecilia berujar dengan air mata yang sudah tergenang. “Aku sangat mengenal Lucas. Sejak kecil perangainya cukup keras kepala, meskipun masih ada sisi dirinya yang terlihat tenang, tapi setelah Tuan dan Nyonya Houston meninggal, ia berubah seperti iblis. Meskipun tidak secara langsung menendang Keluarga Barton keluar istana, ia juga tidak menganggap kehadiran kami. Lucas yang aku tahu tidak pernah menarik kembali semua keputusannya. Ia kokoh dengan pendiriannya bahkan jika itu harus membantai satu garis keturunan sekalipun.”

Cecilia kembali berbicara sambil berlinang air mata, “Walaupun yang kucintai adalah iblis, tapi aku tidak bisa membencinya dan terus berusaha agar ia melihatku. Harapanku benar-benar runtuh setelah kau hadir dan Lucas mulai memperhatikanmu. Aku telah kehilangannya… Tidak! Sejak awal aku memang tidak pernah kehilangannya, aku tidak pernah memilikinya, kecuali jika aku terlahir sebagai dirimu, bukan dari keturunan Barton.”

Aku tidak lantas menanggapi, hubunganku dengan Lucas saja sudah membuatku kewalahan, lagi-lagi aku harus mendengar privasi seseorang. Apalagi mendengar ucapan gadis itu, aku jadi merasa semakin bersalah.

“Situasi membuat kita semua kehilangan kewarasan kita,” responku. Sepanjang situasi yang sudah kualami, memang seharusnya tidak terlalu menanggapi keadaan yang sudah terjadi di masa lalu.

“Aku datang kota untuk mencari pamanku.”

“Hm?”

“Kau dan Lucas mungkin tidak akan percaya, tapi aku dan Bibiku tidak tahu apa-apa soal rencana Paman! Aku mencarinya dan berharap ia bisa membawa kami tinggal di tempat yang lebih layak. Tapi, sesaat sebelum ia melancarkan aksinya, Paman memaksa kami untuk menaiki kereta dan pergi begitu saja sampai di Daerah Perbatasan, dan kami ditelantarkan setelah itu.”

“Lalu, kenapa kau mencari Tuan Daniel sampai ke kota? Lucas dan para ksatria sudah mencarinya dan tidak menemukan petunjuk apapun.”

“Aku pernah mendengar rumah bordil di bawah toko obat.”

“Rumah bordil?”

“Aku tidak tahu rumah macam apa itu, tapi aku sering menguping Pamanku membicarakan tempat itu dengan Tuan Franz. Aku pergi diam-diam untuk menemui Pamanku, Bibiku saat itu sedang kesakitan, Diana! Bagaimana bisa aku berdiam diri? Satu-satunya keluarga yang kupunya hanya bibiku sekarang! Tapi… tapi ksatria istana menyeretku dan mengurungku!” Lagi-lagi Cecilia terisak.

Aku hanya bisa memberikan sapu tanganku padanya, gadis itu lagi-lagi menangis. Sepertinya Cecilia sudah menahan semua emosinya selama ini. Aku juga bisa menggila jika berada di posisinya sekarang. Apalagi memohon pada Lucas yang seperti anjing galak itu, sama saja seperti bertemu malaikat maut yang tidak bisa diajak kompromi sama sekali.

“Sebaiknya aku pergi, ksatriamu sudah tidak tahan melihatku terlalu lama bersama Ratu mereka.”

“Barang-barangmu di istana—“

“Buang saja, atau kau bakar, atau apapun. Aku sudah tidak mau berurusan dengan istana. Aku sudah terlalu lelah.”

“Biarkan beberapa ksatria mengawalmu pulang. Aku akan mencoba berbicara dengan Lucas soal rumah bordil itu.”

Cecilia hanya memandangiku, tapi ia juga tidak terlihat ingin menolaknya. Sama seperti Nyonya Olivia, aku juga memberikan beberapa uang dan makanan untuknya. Juga obat-obatan untuk lukanya itu. Mungkin aku akan meminta Lucas untuk mengembalikan barang-barang yang tidak sempat dibawa Cecilia atau Nyonya Olivia.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Kepada Jarak, Maaf!
351      210     1     
Short Story
Bagi Rea, cinta itu gelap. Cukup menjadi alasan untuk dirinya selalu memakai emotikon hati berwarna hitam saat menulis chat. Namun Rea tidak cukup mampu memaknai setiap jenis emotikon hati yang dikirimkan Ardan kepadanya. Untuk dua orang yang menjalin hubungan jarak jauh yang sama sekali tidak pernah bertemu, berbagai jenis emotikon hati memiliki maknanya sendiri. Demikian juga untuk Arealisa...
Eagle Dust
403      291     0     
Action
Saat usiaku tujuh tahun, aku kehilangan penglihatan karena ulah dua pria yang memperkosa mom. Di usia sebelas tahun, aku kehilangan mom yang hingga sekarang tak kuketahui sebabnya mengapa. Sejak itu, seorang pria berwibawa yang kupanggil Tn. Van Yallen datang dan membantuku menemukan kekuatan yang membuat tiga panca inderaku menajam melebihi batas normal. Aku Eleanor Pohl atau yang sering mereka...
Cinta Semi
2494      1025     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Life
323      226     1     
Short Story
Kutemukan arti kehidupan melalui kalam-kalam cinta-Mu
WulanaVSurya
462      325     1     
Romance
Terimakasih, kamu hadir kembali dalam diri manusia lain. Kamu, wanita satu-satunya yang berhasil meruntuhkan kokohnya benteng hatiku. Aku berjanji, tidak akan menyia-nyiakan waktu agar aku tidak kecewa seperti sedia kala, disaat aku selalu melewatkanmu.
Tumbuh Layu
448      290     4     
Romance
Hidup tak selalu memberi apa yang kita pinta, tapi seringkali memberikan apa yang kita butuhkan untuk tumbuh. Ray telah pergi. Bukan karena cinta yang memudar, tapi karena beban yang harus ia pikul jauh lebih besar dari kebahagiaannya sendiri. Kiran berdiri di ambang kesendirian, namun tidak lagi sebagai gadis yang dulu takut gagal. Ia berdiri sebagai perempuan yang telah mengenal luka, namun ...
SIBLINGS
6528      1152     8     
Humor
Grisel dan Zeera adalah dua kakak beradik yang mempunyai kepribadian yang berbeda. Hingga saat Grisel menginjak SMA yang sama dengan Kakaknya. Mereka sepakat untuk berpura-pura tidak kenal satu sama lain. Apa alasan dari keputusan mereka tersebut?
Sweetest Thing
2279      1138     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
Once Upon A Time: Peach
1139      665     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
785      531     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...