Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Hai...

Besok dan Sabtu kayaknya aku bakal sibuk dan gak akan ada waktu buat update Moira minggu ini, jadi aku majuin ya jadwalnya.

Oh ya, kayaknya kurang dari dua bulan viewers Moira lumayan nambah. Terima kasih ya *love sign* Penasaran, apakah bisa nembus 2K viewers? Hahaha...

Okay, selamat membaca ya *big hug* sehat selalu~

 

“Tidak.”

Aku terdiam, jelas sekali kalau permintaanku ditolak mentah-mentah olehnya. Lucas menutup buku yang tadi dibacanya, dan sekarang tatapannya tertuju padaku. Aku tidak membantah seperti dulu.

“Lucas,” kataku sekali lagi dengan nada memelas.

Lucas menghela napas, kemudian dia berbicara, “Aku tidak mau kau terlibat lagi dengan mereka, Diana. Apapun itu.”

“Aku hanya ingin membawakan beberapa pakaian atau barang-barang yang bisa mereka jual untuk membantu kehidupan mereka.”

“Tapi mereka adalah Keluarga Barton, aku memberikan keringanan untuk mereka, dan tidak ada lagi pertolongan lainnya.”

“Lucas, Nyonya Olivia dan Cecilia tidak ada hubungannya dengan rencana Tuan Daniel. Mereka tidak tahu apa-apa, jelas-jelas mereka dibuang olehnya. Cecilia sendiri yang mengatakan padaku jika ada persembunyian di kota. Aku tidak nyaman melihat keadaan mereka sekarang, bukannya aku bersikap sok pahlawan, tapi…”

Bagaimana ya? Nyonya Olivia dan Cecilia juga korban dalam hal ini, sama sepertiku.

“Aku cuma ingin membantu mereka sedikit sampai mereka terbiasa dengan kehidupan mereka yang sekarang.”

“Jangan sampai hal ini membebanimu, Diana. Entah mereka terlibat atau tidak, kau pernah terluka oleh mereka berdua, bukan?”

Iya sih, tapi, hal itu dan hal ini jelas berbeda. Ujung-ujungnya, kita semua hanya diperalat oleh Tuan Daniel. Apalagi mendengar Tuan Daniel diam-diam datang ke rumah bordil, aku yang sudah tua ini tahu apa yang dilakukan buaya ke tempat seperti itu.

“Hanya para pelayan yang boleh membawa barang-barang mereka di istana selir. Aku tidak mengijinkanmu masuk ke sana. Dan hanya barang-barang yang tersisa saja yang akan kuberikan.”

Aku memandangi Lucas dan tersenyum senang, “Terima kasih.” Aku sudah menebak pasti istana bekas selir itu sudah porak poranda karena amukan Lucas. Ia tidak mau aku melihatnya. “Terima kasih banyak, Lucas.”

Lucas tiba-tiba berdiri dan duduk di sampingku.

“Apalagi yang dikatakan Cecilia?”

“Hanya itu, tidak ada lagi.”

“Dia tidak mengganggumu?”

“Tidak, sama sekali tidak.” Tapi sikapnya masih terlihat memusuhiku.

“Syukurlah.”

Lalu kami berdua tenggelam dalam keheningan dan pikiran masing-masing. Mungkin ini cuma prediksi, tapi sepertinya Lucas ingin mengatakan sesuatu yang lain.

“Ada lagi yang ingin kau katakan?” tanyaku.

“Mmm… Diana.”

“Apa?”

“Kau… kau sudah melihat perpustakaan istana?”

“Perpustakaan? Belum. Kenapa?”

“Aku sedikit memperbaiki interiornya, dan juga aku mengumpulkan beberapa buku baru. Mungkin, kau ingin pergi ke sana?”

Aku sadar diantara kami berdua sudah ada kesepakatan secara tidak langsung untuk saling terbuka satu sama lain. Lucas yang paling terlihat berbeda dari pertama aku melihatnya. Tapi jujur saja, sikapnya yang ragu-ragu dan terlihat malu-malu begini benar-benar bukan gayanya.

Akan terlihat menyebalkan jika aku mengomentari usahanya ini. Tiara, bukan, Diana, tolong bekerja samalah dengannya. Jangan menjadi perempuan yang menyebalkan.

“Kau ingin ke sana?” tanyaku.

“Jika kau tidak keberatan.”

“Baiklah, ayo kita pergi sekarang.”

Lucas pun kembali berdiri, namun salah satu tangannya terulur padaku. Aku memandanginya dengan penuh tanda tanya.

“Ini sudah malam, aku takut kau tersandung sesuatu nanti.”

Duh!!!

“Lucas!” Tiba-tiba saja aku bangkit dari tempat dudukku dan memandangi laki-laki di hadapanku ini. “Aku tahu kau berusaha membuatku merasa nyaman, tapi, tolong buatlah segalanya biasa saja. Aku sudah sehat sentosa sekarang, jadi meskipun aku terjatuh lagi, itu tidak akan benar-benar menyakitiku. Sudahlah, ayo kita lihat-lihat perpustakaanmu.”

“Tapi itu perpustakaanmu.”

Belum sampai langkahku ke arah pintu, Lucas sudah menghentikannya dengan ucapan.

“Kau yang pertama bagiku, Diana. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa untuk membuatmu tetap tinggal denganku. Aku pernah hampir kehilanganmu sekali, aku tidak ingin ada yang kedua kalinya. Tentu saja aku tidak mungkin bersikap dingin seperti du—“

Aku menangkup wajahnya, memaksa Lucas dan pipinya yang sedikit tertekan itu untuk melihat ke arahku. “Kau juga yang pertama bagiku, memangnya siapa lagi yang membuatku harus belajar untuk jatuh cinta? Jadilah dirimu sendiri, aku memang nyaman dengan kejujuranmu, tapi aku juga tidak keberatan dengan sikapmu yang dingin atau keras kepala atau apapun yang kadang membuat kita bertengkar. Aku juga ingin membuatmu nyaman denganku.”

Lucas memegang tanganku yang masih menangkup wajahnya, ia sedikit mengelus lenganku lalu sekejap memejamkan mata untuk mencari kenyamanan yang kumaksud.

“Aku begitu takut kehilanganmu.”

“Sekarang aku tidak akan menghilang. Aku juga takut kehilanganmu.”

“Hmm… aku tidak akan kemana-mana.”

“Begitu juga denganku.”

“Tetap tinggal di sini denganku selamanya.”

Ada jeda panjang yang membuat Lucas dengan enggan membuka mata dan melihatku. Lalu aku menyunggingkan senyumku, senyum ikhlas mungkin, atau sebuah bentuk kepasrahan karena tidak akan bisa kemana-mana lagi.

“Memangnya kemana lagi aku harus pergi? Sudah, sudah, kita tidak cocok mesra-mesraan begini. Ayo cepat kita pergi.”

Setelah aku melepaskan tanganku, dengan cepat Lucas menangkap salah satunya dan menarikku kembali lebih dekat dengannya. Dalam sepersekian detik, kecupan mendarat tepat di pipiku dan kemudian sang tersangka menyeringai dan berjalan melewatiku yang mati berdiri.

“LUCAS!!!”

Sekitar wajah dan jantungku seperti ada sengatan listrik bertegangan kecil yang membuatku kelimpungan. Si sadis itu… bisa-bisanya membuatku kewalahan begini.

 

**

 

Kapasitas otakku yang pas-pasan tiba-tiba saja mendapatkan sebuah ide setelah membaca beberapa bab novel baru yang dibawakan Lucas. Kenapa aku tidak mencari tahu siapa orang yang sudah membawaku ke masa lalu?

“Siapa tahu aku bisa menemukan si bodoh itu. Dan menarik rambutnya sampai botak!”

Tapi dipikir-pikir, sepertinya si bodoh itu menarikku kembali karena ingin menggagalkan kematian Diana. Dan sepertinya si bodoh itu punya peran besar dalam kematianku di dalam novel.

Masa iya Keluarga Barton? Tidak, tidak. Kalau itu Nyonya Olivia atau Cecilia, mereka masih memungkinkan merasa bersalah padaku walaupun sedikit, sedikittt saja. Kalau itu Tuan Daniel, sepertinya dia akan membuat pesta tujuh hari tujuh malam karena berhasil membunuhku.

Atau mungkin si bodoh itu bukan pelaku, tapi orang yang sangat dekat dengan Diana. Keluarga Levada? Ayah dan ibuku? Tunggu! Kalau memang orang tuaku, mereka pasti hidup di masa depan juga kan? Daripada menarikku kembali ke masa lalu, bukannya lebih mudah untuk bertemu langsung dan mengaku sebagai orang tua asliku? Baiklah. Hapus orang tuaku dari DPO. Memangnya orang tua mana yang mau melihat anaknya tersiksa sekali lagi.

Terus siapa dong?

Sambil terus mencari orang-orang untuk masuk ke dalam daftar pencarian orang, mataku mengarah pada gumpalan putih dan dingin salju yang menumpuk dari semalam. Halaman kamarku sepenuhnya tertutupi oleh salju, dan tak jauh dari halaman kamarku, beberapa pelayan mondar mandir sambil membawa kotak kayu yang tidak terlalu besar dan kutebak isinya barang-barang milik Nyonya Olivia dan Cecilia.

Aku juga bertemu pandang dengan Alpha dan tanpa sadar aku memanggilnya. Aku masih merasa harus meminta maaf padanya, entah ia mengerti atau tidak, tapi aku sendiri sudah mendeklarasikan diri untuk mencintai suamiku sendiri. Duh… aku tarik kata-kata terakhirku barusan. Sudah, sudah, aku memang tidak didesain untuk hidup dalam romansa-romansa cinta seperti itu.

“Yang Mulia, ada yang bisa saya bantu?”

“Aku… aku hanya ingin minta maaf padamu.”

Alpha sedikit tertawa, “Untuk apa? Tidak ada kesalahan yang diperbuat Anda pada saya?”

“Bisakah sekali saja kau memanggil namaku?”

Alpha lagi-lagi tersenyum, pandangannya mengarah pada kakiku, lalu ia berlutut dan membenarkan tali sepatu yang kupakai.

“Diana…” katanya sambil menundukkan kepala.

Aku hanya bisa melihat punggung tegapnya. Diana yang dulu sepertinya tahu perasaan Alpha, tapi dia sengaja tidak menanggapinya, mungkin Diana memikirkan hubungan yang mungkin terjadi antara Alpha dan Nara. Mungkin, aku sendiri tidak tahu pasti apa yang aku pikirkan dulu.

Tak lama, Alpha kembali berdiri dan menatapku, “Pada akhirnya aku kalah darinya, tapi melihatmu selalu mendorongku untuk percaya jika kita semua akan baik-baik saja walaupun tanpa perasaan yang tersampaikan, ada sedikit keberanian untukku mundur perlahan. Kau memang seorang ratu, tapi bukan aku rajanya.”

Aku tidak menanggapi ucapan Alpha, ada sedikit getir mendengarnya, tapi beberapa hal memang tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik saja. Kadang kala ada sebuah luka yang menggores seseorang, meskipun tanpa disengaja. Tapi mendengar Alpha selama ini, sepertinya bukan dia orang bodoh yang membawaku kemari, dia sangat tidak rela jika aku harus mengulang kejadian menyakitkan sekali lagi.

 

**

 

Aku tidak lagi menangani istana dan membantu Lucas, kini aku benar-benar seorang pengangguran, dan bagiku rasanya tidak nyaman. Sehingga satu sore itu aku meminta Nara untuk menemaniku. Kami menikmati cuaca dingin dari balik jendela, aku banyak bertanya soal masa lalu kami, itu juga membantuku mencari informasi lain tentang masa laluku, dan hubunganku dengan Nara. Dari cerita Nara, ternyata gadis ini berasal dari rumah bordil yang dulu masih marak di kerajaan ini. Ia lahir dari hubungan seorang perempuan di rumah bordil dan seorang bangsawan yang dikenal ayahku, ayahku melihat Nara di alun-alun kota ia ditindas oleh ibunya dan juga teman-teman seusianya. Sehingga ayahku membawa Nara dan mendapat jaminan atas nama Keluarga Levada. Ternyata tinggal di Keluarga Levada tidak lantas membuat Nara terbebas dari gunjingan orang-orang, ia masih ditindas oleh anak-anak dari para pelayan.

“Itu pertama kalinya saya melihat Anda mendorong seseorang hingga terperosok ke dalam anak sungai, semenjak itu Yang Mulia melarang siapapun mengganggu saya. Padahal pada awalnya saya kira Yang Mulia tidak peduli pada saya, tapi Yang Mulia memang memilliki hati yang lembut dan baik. Semenjak itu saya tidak ingin berpisah dari Anda, Yang Mulia. Saya ingin menjadi pelayan yang bisa membantu Anda.”

Mendengar kami berdua sempat belajar bersama ketika anak-anak, aku pikir kemampuan Nara lebih hebat dariku. Bukannya aku iri, Nara terlalu hebat menjadi pelayanku. Juga, memang di kehidupan pertamaku ini, sifat kasarku sudah muncul, hanya tidak separah diriku yang sekarang.

“Oh ya Nara, Kalau misalnya waktu ulang tahun kerajaan itu aku benar-benar mati?” tanyaku untuk memancing apakah Nara si orang bodoh yang kucari.

“Yang Mulia kenapa mengatakan hal yang mengerikan begitu?” katanya yang terkesan seperti membentakku.

“Seumpama Nara, seumpama…”

“Tentu saja saya akan menyesal seumur hidup, dan membalaskan dendam pada Tuan Daniel.”

Kata-kata Nara terdengar penuh kemarahan dan dendam. Aku kan tidak benar-benar mati, kenapa gadis ini menyeramkan sekali? Dibanding menarikku kembali ke masa lalu, sepertinya Nara lebih memilih untuk mengutuk seluruh keturunan Keluarga Barton. Waktu aku bangun dari sekarat itu pun, tangan Nara lebih kurus dariku, apalagi kantung matanya memiliki kantung mata di bawahnya. Aku harus menghapus Nara juga dari DPO.

Aku memandangi keadaan di balik jendela kamarku, salju sesekali turun walaupun belum terlalu lebat. Beberapa pelayan dan ksatria berkeliaran di luar, sepertinya istana sibuk sekali belakangan ini.

“Kenapa istana akhir-akhir ini sibuk? Ada sesuatu yang terjadi?”

“Itu… Yang Mulia, beberapa hari lalu dua ksatria muntah-muntah dan pingsan saat latihan pagi. Ksatria yang tersisa hanya sedikit, keadaannya jadi sedikit lebih kacau.”

“Begitu ya…” Mungkin pengamanan kerajaan ini tiba-tiba melemah dalam semalam, ksatria yang tersisa dipaksa tubuhnya untuk tetap terjaga. Ditambah cuaca mulai dingin begini, bisa jadi mereka masuk angin karena memaksakan diri. “Nara, nanti katakan pada para koki untuk membuat bubur ayam, dan perbanyak protein pada makanan para ksatria.”

“Baik Yang Mulia.” Ada jeda sebentar. “Yang Mulia, beberapa buku baru sudah tiba kemarin, Anda ingin membacanya? Biar nanti saya bawakan.”

“Biar aku yang membawanya.”

“Tidak masalah, Yang Mulia. Biar saya saja, Anda sebaiknya banyak istirahat.”

“Baiklah… kalau kau sedang senggang bawa saja ke kamarku.”

Kenapa banyak orang yang mengkhawatirkanku? Tubuhku saja sudah lebih berisi dari sebelumnya.

Bicara soal buku yang dikatakan Nara sebelum ia pergi, aku masih belum menemukan petunjuk soal si orang bodoh itu. Apa mungkin ada petunjuk di dalam novel itu ya? Mungkin saja nama penulisnya, “Iya! Nama penulisnya! Siapa ya? Nan… nanda….Oh! Nandarius! Aneh banget namanya! Nandarius… Nandarius… Nanda rius… Nanda… Nanda… A—“

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk, kukira Nara sudah kembali tapi ternyata pelayan lain yang membuka suaranya.

“Yang Mulia Raja menunggu Anda di ruang kerjanya.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Awal Akhir
715      458     0     
Short Story
Tentang pilihan, antara meninggalkan cinta selamanya, atau meninggalkan untuk kembali pada cinta.
Si 'Pemain' Basket
5102      1360     1     
Romance
Sejak pertama bertemu, Marvin sudah menyukai Dira yang ternyata adalah adik kelasnya. Perempuan mungil itu kemudian terus didekati oleh Marvin yang dia kenal sebagai 'playboy' di sekolahnya. Karena alasan itu, Dira mencoba untuk menjauhi Marvin. Namun sayang, kedua adik kembarnya malah membuat perempuan itu semakin dekat dengan Marvin. Apakah Marvin dapat memiliki Dira walau perempuan itu tau ...
A & A
325      236     2     
Romance
Alvaro Zabran Pahlevi selalu percaya bahwa persahabatan adalah awal terbaik untuk segala sesuatu, termasuk cinta. Namun, ketika perasaannya pada Agatha Luisa Aileen semakin dalam, ia sadar bahwa mengubah status dari teman menjadi pacar bukanlah perkara mudah. Aileen, dengan kepolosannya yang menawan, seolah tak pernah menyadari isyarat-isyarat halus yang Alvaro berikan. Dari kejadian-kejadian ...
Seseorang Bernama Bintang Itu
536      376     5     
Short Story
Ketika cinta tak melulu berbicara tentang sepasang manusia, akankah ada rasa yang disesalkan?
Lost Daddy
5302      1200     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
KASTARA
464      366     0     
Fantasy
Dunia ini tidak hanya diisi oleh makhluk hidup normal seperti yang kita ketahui pada umumnya Ada banyak kehidupan lain yang di luar logika manusia Salah satunya adalah para Orbs, sebutan bagi mereka yang memiliki energi lebih dan luar biasa Tara hanya ingin bisa hidup bebas menggunkan Elemental Energy yang dia miliki dan mengasahnya menjadi lebih kuat dengan masuk ke dunia Neverbefore dan...
Pilihan Terbaik
4930      1490     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Iskanje
5585      1519     2     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
Mapel di Musim Gugur
463      331     0     
Short Story
Tidak ada yang berbeda dari musim gugur tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman terindah. Sebuah senyuman yang tidak mampu lagi kuraih.
DANGEROUS SISTER
9012      2065     1     
Fan Fiction
Alicea Aston adalah nama barat untuk Kim Sinb yang memiliki takdir sebagai seorang hunter vampire tapi sesungguhnya masih banyak hal yang tak terungkap tentang dirinya, tentang jati dirinya dan sesuatu besar nan misterius yang akan menimpanya. Semua berubah dan menjadi mengerikan saat ia kembali ke korea bersama saudari angkatnya Sally Aston yang merupakan Blood Secred atau pemilik darah suci.