Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Berita tentang kepulihanku mengundang banyak reaksi dari orang-orang. Istana yang seperti rumah hantu akhirnya kembali hidup. Orang tua Diana pun segera datang ke istana dan menginap selama seminggu sambil menjaga kondisiku. Pengawalan semakin diperketat. Beberapa petinggi-petinggi dari luar kerajaan juga datang dan memberikan karangan bunga sebagai bentuk rasa syukur, walaupun tidak semuanya bisa bertemu denganku. Selama aku koma atau lebih tepatnya sekarat, separuh jumlah ksatria habis dibantai Lucas dalam seminggu, gila memang, juga sangat mengerikan.

Seluruh keluarga bangsawan yang ikut bergabung dengan Tuan Daniel diasingkan dan beberapa dipenjara seumur hidup. Semua aset mereka diambil oleh istana, bahkan anggota keluarga yang tidak terlibat, selama mereka memiliki hubungan darah, tidak luput dari kekejaman Lucas. Istana juga berubah seperti rumah hantu karena setiap harinya hanya ada ketegangan dan kengerian dari Lucas. Padahal para pelayan dan ksatria di istana jelas-jelas memihak padanya, tapi sikap Lucas tidak jauh berbeda pada mereka. Inilah si Raja Sadis itu.

“Dan bodohnya aku selalu menabuh genderang perang dengannya,” gumamku.

Aku selalu meminta Lucas untuk membiarkanku sendiri jika ia sedang bekerja. Ada banyak hal yang sedang kupikirkan mengenai nasibku, dan tubuh yang kurasuki ini. Satu-satunya jawaban hanyalah bertemu dengan Nyonya Hellen, tapi bagaimana caranya? Walaupun tidak kelihatan, tapi penjagaan di kamar ini super ketat, mungkin semut saja tidak bisa masuk. Apalagi kondisi tubuhku masih belum pulih. Lukanya memang sudah cukup mengering, tapi di balik kulit ini rasanya masih sakit.

Suara pintu yang tertutup membuyarkan lamunanku, Lucas datang dan segera duduk di samping ranjangku. Aku membenarkan posisi dudukku, dan Lucas membantuku. Kondisi kerajaan yang diakibatkan oleh si pelaku, yang kudengar dari Nara, dengan tingkahnya ini terlihat kontras. Meski wajah Lucas memang biasa tidak memperlihatkan emosi tertentu, tapi aku tidak pernah melihat wajah kejam dan sadisnya seperti yang diceritakan Nara. Seolah-olah, si Raja Sadis dan laki-laki di sampingku ini adalah dua orang yang berbeda.

Apa mungkin Lucas juga dirasuki orang lain sama seperti Diana? Mana mungkin!

“Diana.”

“Hm?”

“Kepalamu pusing? Kau menggelengkan kepalamu berulang kali,” katanya sambil mengelus kepalaku.

Tanpa sadar aku menjauhkan kepalaku dari jangkauannya. Sudah cukup lama memang aku terbangun dari koma, tapi aku masih tidak terbiasa dengan Lucas yang baru. Rasa canggungnya juga masih ada setiap aku mengingat cerita-cerita Lucas selama aku pura-pura sekarat itu.

“Saya tidak pusing.” AAA!!! Apa-apaan bahasa formal ini?!

“Kalau ada sesuatu yang kau inginkan, katakan saja.”

Yang kuinginkan?

“Anu…” Aku agak ragu mengatakannya, tapi aku bisa mati penasaran dengan kejadian yang kualami ini. “Bisakah saya bertemu dengan Nyonya Hellen dari Daerah Perbatasan itu?”

“Nyonya Hellen? Untuk apa?”

Aku penasaran kenapa masih terjebak di tubuh Sang Ratumu ini. Tidak mungkin kan aku menjawab begitu. “Itu… Saya ingin lingkaran mimpi yang dirancang sendiri, tapi hanya Nyonya Hellen yang bisa membuatnya sebagus itu.” Apa-apaan lagi alasan konyol ini?

Lucas tidak menjawab, dia mengira Sang Ratunya ini selain terluka di tubuhnya, terluka juga di bagian kepalanya sampai bisa mengatakan hal konyol semacam itu.

Suara ketuka seseorang di balik pintu kamar membuyarkan ketenangan diantara kami. Lucas memerintahkan orang itu untuk berbicara tanpa membuka pintunya terlebih dahulu.

“Seseorang tertangkap di sekitar alun-alun kota, Yang Mulia.” Sepertinya di balik pintu itu Alpha memberikan laporan soal seseorang yang tertangkap. Siapa memangnya? Tuan Daniel kah?

Lucas kembali mengelus kepalaku, “Akan kupikirkan permintaanmu itu. Tunggu sebentar, aku akan kembali.”

Ia lalu pergi meninggalkanku lagi. Aku kembali sendirian di kamar ini, selama aku berada di tubuh Diana, aku tidak bisa tenang. Aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada kami berdua? Pada dasarnya aku memang bayi yang di simpan begitu saja di depan panti asuhan, dan sepertinya tidak ada aura kekaisaran atau bangsawan-bangsawan yang padaku. Tapi memang duniaku yang dulu tidak menganut sistem kerajaan juga sih.

Sebelum Lucas kembali, aku sudah terlelap tidur dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

 

**

 

Pagi itu, Lucas sedang membantu, maksudku menyuapi, sarapanku. Sudah berulang kali aku memintanya untuk berhenti memperlakukanku seperti itu, yang sakit itu tubuhku, bukan tangan kananku, tapi sepertinya sifat keras kepala Lucas masih sama saja.

“Aku hanya mencoba membuatmu nyaman dan membantumu,” katanya.

Justru di dekatmu masih tidak membuatku nyaman. Lagipula sikapnya yang seperti biasa itu kemana, memang sih Lucas hanya ingin lebih jujur dengan perasaannya, tapi ekspektasiku tidak sampai sejauh ini. Lucas yang terlalu baik membuatku tidak nyaman. Aku ini bukan Diana yang dia pikirkan, di dalam sini bukan istrimu, tapi orang asing. Dan juga, fakta bahwa Lucas ini suami seseorang, semakin membuatku ingin menjaga jarak dengannya.

Pengalaman asmaraku nol besar, di usiaku yang sudah seperempat abad ini juga belum memikirkan soal pasangan hidup, tapi diperlakukan manis dan penuh perhatian oleh suami orang itu rasanya sangat, sangat tidak nyaman.

“Yang Mulia.”

Lagi-lagi seseorang memanggil dari balik pintu, kali ini Nara dan Lucas membiarkannya masuk menemuiku.

“Ada apa?” tanyanya.

“Nyonya Hellen dan Nona Suri sudah tiba dan sedang menunggu di ruang tamu, Yang Mulia.”

Aku tertegun mendengar ucapan Nara, akupun melihat ke arah Lucas, sedikit tidak percaya jika ia mengundang Nyonya Hellen kemari. Kupikir ia tidak akan menuruti ucapanku.

“Aku akan mengantarmu,” katanya membantuku berdiri.

“Saya bisa pergi sendiri. Anda tidak perlu menemani saya.” Aku hanya mencegah agar Lucas tidak ikut nimbrung pembicaraanku dengan Nyonya Hellen.

“Biarkan aku menemanimu sampai kau bertemu Nyonya Hellen. Aku akan membiarkanmu berbincang sepuasnya.”

Lucas tetap memapahku dengan hati-hati. Memang sih jika aku melangkah dan perutku tertekan, rasa sakitnya masih terasa, tapi tidak sampai memapahku juga tidak jadi masalah. Toh, jahitannya juga sebentar lagi akan dibuka.

Begitu kami sampai di ruang tamu, Nyonya Hellen dan seorang gadis yang sepertinya bernama Nona Suri itu memberi salam padaku dan Lucas, tak lama Lucas pun pergi meninggalkan kami bertiga. Aku tersenyum canggung saat bertatapan dengan Nyonya Hellen dan Nona Suri itu.

“Yang Mulia bagaimana keadaan Anda?” tanya Nona Suri.

“Aku sudah jauh lebih baik. Terima kasih karena jauh-jauh datang kemari, tapi ada hal penting yang harus aku tanyakan pada Nyonya Hellen,” ucapku.

“Yang Mulia, maaf sebelumnya, tapi nenek saya sudah kehilangan ingatannya.”

“Eh! Kenapa?”

Nona Suri menunduk sebentar, “Keluarga kami memiliki kemampuan melihat aura seseorang. Kemampuan itu diturunkan ke setiap generasi. Sayangnya, harus ada harga yang dibayar dari kemampuan itu. Sebelum menginjak usia lima puluh tahun, keluarga kami akan kehilangan seluruh ingatannya, dan mereka tidak akan bisa mengingat segala hal yang terjadi sampai mereka meninggal nanti.”

Aku ikut terdiam. Nyonya Hellen sejak tadi hanya duduk tenang dan sesekali menyesap cangkir tehnya. Memang tidak ada gelagat yang aneh, tapi kalau diperhatikan, tatapannya kosong dan hanya senyuman yang dipaksakan terpatri di wajahnya.

“Semacam Alzheimer.”

“Mungkin, di dunia asal Yang Mulia itu istilahnya.”

Aku melihat ke arah Nona Suri, “Kau juga tahu tentangku?”

Nona Suri mengangguk sedikit ragu, “Anda… Nyonya Tiara Putri, bukan?”

Seperti ada setumpuk gunung es di atas kepalaku dan ia mencair secara tiba-tiba. Betapa aku merindukan seseorang memanggilku dengan nama itu.

“Kau juga memiliki kemampuan yang sama dengan Nyonya Hellen?”

Nona Suri mengangguk. “Maaf jika saya sedikit lancang, waktu Yang Mulia mengunjungi Daerah Perbatasan dan berada di depan rumah kami, saya menguping ucapan nenek saya dengan Anda. Saya juga sempat mengintip melalui celah jendela dan melihat aura yang berbeda muncul di sekitar Anda.”

“Aura?”

“Setiap manusia memiliki sebuah aura yang mengitari tubuhnya. Kebanyakan orang-orang di sini hanya memiliki aura kelabu atau hanya berwarna putih atau hitam. Namun, aura yang ada di sekitar Anda sangat asing dan berbeda, biru seterang pantulan langit di atas laut yang luas, tapi ada seulas warna hitam pekat yang kadang mengitari sekitar Anda, Yang Mulia.”

Aku memandangi Nona Suri penuh arti, tiba-tiba saja aku teringat peramal-peramal di stasiun TV yang membahas soal aura negatif dan aura positif.

“Biasanya di dalam aura itu, saya bisa melihat potongan gambar mengenai orang tersebut. Tentu saja, sekarang pun saya bisa melihat dengan jelas kehidupan Yang Mulia sebelumnya.”

“Baiklah. Sampai situ aku lumayan mengerti. Lalu pertanyaannya, kenapa aku bisa masuk ke tubuh orang lain dan berada di dunia ini?”

“Yang Mulia bukannya masuk ke tubuh orang lain, melainkan Yang Mulia kembali ke kehidupan pertama Yang Mulia.”

“Kehidupan pertama?”

“Yang Mulia masih ingat mengenai Kekekalan Energi yang dibicarakan nenek saya?”

Aku mengangguk mantap, “Energi tidak dapat hilang atau musnah, tetapi dapat berubah bentuk.”

“Atau ditransferkan.”

Ah! Aku baru ingat bagian itu.

“Sepertinya ada sebuah pemicu besar yang membuat Anda tertarik kembali ke kehidupan pertama Anda, Yang Mulia. Seseorang sepertinya merasa putus asa dan memiliki perasaan bersalah yang luar biasa pada Anda, ia mengalami rangkaian kehidupan paling buruk sebagai penebus rasa bersalahnya itu. Ketika akhirnya ia menemukan Anda, ia memaksa Anda kembali ke kehidupan Anda yang pertama. Namun sepertinya ia tidak mengembalikan Anda ke dalam bentuk yang sempurna,” terang Nona Suri.

“Maksudnya tidak sempurna?”

“Aura itu ibaratkan energi. Di dalam aura terdapat ingatan dan segala hal yang menyangkut kehidupan seseorang. Jika aura itu ditarik paksa ke masa lalu, seharusnya ia kembali dalam bentuknya yang paling awal. Seharusnya aura Anda tidak akan berwarna biru terang seperti itu, tapi mungkin lebih putih dan lebih tenang. Kenyataannya Anda tetap membawa aura yang sama persis seperti yang ada di dunia Anda sebelumnya.”

Sampai sini sepertinya otakku mulai mengepulkan asap. “Lalu jika aku kembali dalam bentuk yang tidak sempurna, apa yang akan terjadi?”

“Sebagian ingatan Anda di dunia ini berganti dengan seluruh ingatan di dunia Anda sebelumnya, Yang Mulia.”

“Oh…”

Ada jeda sejenak sebelum aku mulai bertanya kembali. Semakin aku mendengarkan penjelasan Nona Suri, semakin otakku memperlihatkan betapa bodohnya aku. Ditambah soal aura dan segala macam, bahkan pelajaran sains saja tidak ada satupun yang kukuasai, sekarang aku harus memahami sesuatu yang berhubungan dengan metafisika.

“Biar kupersingkat. Jadi, sebenarnya aku kembali ke masa laluku, semacam fase pertama kehidupan. Semua ini diakibatkan oleh seseorang yang memiliki dosa besar padaku. Tapi, yang dia lakukan ternyata tidak sempurna, sehingga aku kehilangan separuh ingatanku soal dunia ini dan sebagai gantinya justru ingatanku soal Tiara Putri ikut terbawa, begitu?”

“Anda benar sekali, Yang Mulia.”

“Memangnya ada hal setidak masuk akal ini ya? Nona Suri, kau pasti tahu bukan jika aku ini yatim piatu? Kau pasti bisa melihat seberapa menyedihkannya kehidupanku dulu? Bagaimana mungkin aku ini seorang ratu? Memimpikan menjadi seorang ratu saja tidak pernah. Lalu bagaimana caranya aku bisa kembali?”

“Maaf Yang Mulia, tapi tidak ada cara yang bisa membuat Yang Mulia kembali ke dunia Anda sebelumnya.”

“Apa?!” Tiba-tiba saja aku teringat ucapan Nyonya Hellen tempo dulu. Aku lupa ucapannya yang ternyata begitu krusial. Aku menghela napas dalam, menyenderkan punggungku dan menyisir asal rambutku dengan sela-sela jari tangan.

“Siapa si bodoh yang menyeretku ke dalam masalahnya? Apa orang itu bisa ketahuan?” tanyaku.

Nona Suri kembali menggeleng, “Saya hanya bisa melihat auranya tercampur dengan milik Anda. Aura hitam legam yang penuh dengan perasaan bersalah dan kesedihan. Sepertinya, kehidupan Yang Mulia dulu begitu malang karena orang tersebut. Semua kesedihan Anda di masa lalu itu karena perbuatannya, jadi setelah berkali-kali ia menjalani fase kehidupan dengan membawa penyesalannya itu, setelah menemukan Anda, ia sesegera mungkin membuat Anda kembali ke masa lalu dan membetulkan segalanya.”

“Kalau yang dia lakukan tidak sempurna, sebaiknya tidak perlu repot-repot melibatkanku juga.”

“Tapi sepertinya orang itu memang sengaja membuat Anda mengingat kehidupan Anda sebagai Nyonya Tiara Putri. Sepertinya hal itu menjadi salah satu bentuk penyesalannya.”

“Bukannya membuatku mengingat kehidupanku sebagai Tiara di tempat ini justru menyiksaku. Siapa pula yang terlalu ambil pusing karena telah menyakiti orang lain? Aku saja tidak tahu siapa orangnya dan dosa apa yang telah dia lakukan padaku.”

Dan terjebak di tempat ini bukanlah perkara mudah. Awalnya aku hanya menjaga Diana, membuat si pemilik tubuh ini bisa melupakan Lucas dan hidup damai di istana rewel ini, dalam kurun waktu tertentu. Tapi, alur cerita di dalam novel, yang sepertinya jadi salah satu pemicu, tidak menceritakan soal Diana setelah penyerangan ulang tahun kerajaan itu.  Lalu selanjutnya aku harus apa? Rasanya aku yang jadi putus asa.

Ya ampun! Mati dua kali sepertinya terdengar lebih baik daripada ini semua.

“Aku cuma ingin pulang,” gumamku yang sepertinya terdengar oleh Nona Suri. Kemudian Nona Suri ikut tak bersuara sama sepertiku. Hanya gerakkan anggun Nyonya Hellen yang menikmati hidangan di meja kami.

 

**

 

Aku sempat mengajak Nyonya Hellen dan Nona Suri untuk makan siang bersama, tapi mereka menolak karena sepertinya mereka akan tiba sore hari jika terlalu lama di istana. Apalagi udara dingin mulai menusuk tubuh seluruh orang di kerajaan ini.

“Kalau ada sesuatu yang kau butuhkan, tolong katakan padaku,” tawarku.

“Terima kasih Yang Mulia,” balas Nona Suri.

Aku kembali melihat ke arah Nyonya Hellen, aku jadi teringat mendiang Nenek Diana, nenekku. “Kuharap Nyonya Hellen selalu sehat-sehat saja. Seringlah berkunjung kemari, sepertinya yang benar-benar bisa memahamiku hanya dirimu. Aku seperti punya teman dekat sekarang. Walaupun usiaku jauh lebih tua.”

Nona Suri tertawa kecil, “Saya juga berharap Yang Mulia bisa kembali sehat, dan bisa menjalani ini semua. Pasti berat bagi Anda mengetahui kenyataan ini.”

Aku tersenyum getir, “Sepertinya aku harus belajar dari nol lagi untuk bertahan hidup di sini.” Dan belajar menerima segalanya.

Alpha mengawal kereta yang ditumpangi Nyonya Hellen dan Nona Suri. Aku juga memberikan sekantong koin emas pada mereka yang sudah kuselipkan diantara kotak makanan yang kuberikan. Lagipula Nona Suri menawarkan lingkaran mimpi itu secara cuma-cuma, padahal aku jelas memintanya membuat lingkaran mimpi sesuai rancanganku, meskipun itu hanya alasan saja. Anggaplah koin emas itu bayaran untuk pesanan lingkaran mimpiku, dan juga penjelasan soal keadaanku di sini.

Baru sebentar aku melangkah menjauhi pintu masuk, Lucas sudah berada tak jauh dariku. Aku hampir memanggil namanya, namun tiba-tiba aku terlalu menghentakkan kakiku sehingga luka di perutku sedikit terguncang.

“Ahhh!!!”

Lucas segera menghampiriku dan menangkap tubuhku yang limbung. “Diana!”

Aku menekan luka itu, ada darah yang merembes ke pakaianku. Lucas segera menggendongku di depan tubuhnya dan berlari ke kamarku sambil meminta pengawalnya untuk memanggil dokter istana.

 

Salam Hangat,

SR

ig: @cintikus

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Sugar Baby Wanna be
497      378     2     
Romance
Kalian punya Papa posesif, yang terus mengawasi dan mengikuti ke mana pun? Sama! Aku benci Papa yang membuntuti setiap pergerakanku, seolah aku ini balita yang nggak bisa dibiarkan keluyuran sendirian. Tapi, ternyata saat Papa pergi, aku sadar kalau nggak bisa melakukan apa-apa. Penyesalanku terlambat. Kehilangan Papa menjadi pukulan terbesar bagiku. Hidupku berubah dan menjadi kacau. Aku bahk...
Lost in Drama
1970      782     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Terpatri Dalam Sukma
690      456     0     
Short Story
Bukan mantan, namun dia yang tersimpan pada doa
My SECRETary
566      361     1     
Romance
Bagi Bintang, menjadi sekretaris umum a.k sekum untuk Damar berarti terus berada di sampingnya, awalnya. Tapi sebutan sekum yang kini berarti selingkuhan ketum justru diam-diam membuat Bintang tersipu. Mungkinkah bunga-bunga yang sama juga tumbuh di hati Damar? Bintang jelas ingin tahu itu!
If Only
368      243     9     
Short Story
Radit dan Kyra sudah menjalin hubungan selama lima tahun. Hingga suatu hari mereka bertengkar hebat dan berpisah, hanya karena sebuah salah paham yang disebabkan oleh pihak ketiga, yang ingin menghancurkan hubungan mereka. Masih adakah waktu bagi mereka untuk memperbaiki semuanya? Atau semua sudah terlambat dan hanya bisa bermimpi, "seandainya waktu dapat diputar kembali".
Teman
1466      678     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
Annyeong Jimin
29945      4049     27     
Fan Fiction
Aku menyukaimu Jimin, bukan Jungkook... Bisakah kita bersama... Bisakah kau tinggal lebih lama... Bagaimana nanti jika kau pergi? Jimin...Pikirkan aku. cerita tentang rahasia cinta dan rahasia kehidupan seorang Jimin Annyeong Jimin and Good Bye Jimin
ZAHIRSYAH
6620      1947     5     
Romance
Pesawat yang membawa Zahirsyah dan Sandrina terbang ke Australia jatuh di tengah laut. Walau kemudia mereka berdua selamat dan berhasil naik kedaratan, namun rintangan demi rintangan yang mereka harus hadapi untuk bisa pulang ke Jakarta tidaklah mudah.
Rain Murder
2557      677     7     
Mystery
Sebuah pembunuhan yang acak setiap hujan datang. Apakah misteri ini bisa diungkapkan? Apa sebabnya ia melakukannya?
Malu malu cinta diam diam
513      377     0     
Short Story
Melihatmu dari jauhpun sudah membuatku puas. karena aku menyukaimu dalam diam dan mencintaimu dalam doaku