Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Tokyo

 

Jun Su membuka matanya perlahan. Ia merasa cukup pusing dan lemas. Butuh waktu cukup lama sebelum ia bisa berdiri dan memandang ke sekeliling apartmnent barunya yang kosong. Koper besar di sudut ruangan mengingatkannya untuk segera bersiap-siap sebelum kuliahnya dimulai. Ia masih harus menemui beberapa orang untuk mengurus hal-hal kuliahnya.

Jun Su baru akan berjalan ke arah kopernya saat kakinya menyenggol ponselnya. Dengan malas, Jun Su meraih ponselnya. Mati. Ponsel itu pasti sudah kehabisan baterai.

 

 

Cahaya matahari membuat Chang Min terpaksa membuka matanya. Kepalanya terasa berat. Bau alkohol masih menempel di badannya.

Chang Min menggeram untuk beberapa saat, lalu segera tersenyum setelah ia menyadari apa yang terjadi semalam. ‘Pesta yang menyenangkan.’

 

 

Jun Su duduk dengan lemas setelah membereskan barang-barangnya. Ia menyandarkan punggung pada dinding yang keras, sebelah tangannya memijit kening -tidak mengerti kenapa kepalanya terasa berat, sementara sebelah tangannya yang lain berusaha meraih ponsel yang masih terhubung dengan kabel pengisi daya di sudut ruangan. Matanya melebar setelah melihat banyaknya pesan dan panggilan tak terjawab yang masuk ke ponselnya.

Jun Su menatap layar ponsel itu cukup lama, sebelum kerutan di keningnya semakin dalam saat menyadari notifikasi pesan singkat ‘hari ini’ dan ‘kemarin’. Tanpa peduli untuk membalas pesan-pesan itu, Jun Su segera melihat tanggal di ponsel dan membuatnya sadar akan sesuatu: ia sudah tidur selama lebih dari 24 jam tanpa terbangun.

 

 

Chang Min beridiri tegak dengan kedua tangan di saku, memandang lurus dan menyeringai pada audi silver barunya. Ia sudah siap untuk hari pertamanya kuliah.

 

 

Pelajaran berakhir dengan biasa saja. Jun Su tidak merasa kuliahnya menarik. Ia bahkan tidak merasakan perbedaan apa pun dengan belajar di SMA; yang ia lakukan hanya duduk dan mendengarkan. Sesekali ia mendapati dirinya melamun dan memandang ke luar. Tapi bagi Chang Min, pelajaran tidak berakhir biasa saja. Ada yang jauh berbeda dengan kelasnya. Berbeda, sejak ia memasuki ruang kelas dua jam lalu, dan mendapati pemuda berkacamata duduk di dekat jendela.

Kulit putih yang terlihat cukup pucat itu terlihat bersinar oleh paparan cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela besar ruang kelas itu. Kacamata tebal dan wajah itu, benar-benar tidak asing bagi Chang Min. Hanya membutuhkan sedikit waktu bagi Chang Min untuk mengingat teman sekelasnya itu: si tukang tidur di pesawat.

Kelas pertamanya terasa begitu cepat untuk Chang Min. Dosen muda dengan semangatnya yang tinggi baru saja keluar, dan diam-diam, Chang Min mengamati si tukang tidur itu mengemasi catatannya dengan wajah datar. Chang Min tersenyum kecil tanpa ia sadari, ‘Si tukang tidur, tukang melamun, dan ternyata juga tukang cemberut.’

“So, you wanna join us?” tepukan ringan di pundaknya membuat pikiran Chang Min buyar. Ia segera menoleh ke arah Sam, pemuda bermata biru yang sudah selesai mengemasi bukunya, menunggu Chang Min untuk menjawab ajakannya.

“Oh, yeah. Sure.” Chang Min mengeluarkan senyum canggungnya. Tidak begitu yakin dengan apa yang baru saja Sam bicarakan.

 

 

Jun Su menghela nafasnya dengan kesal. Ia pikir ia akan punya banyak waktu luang untuk tidur siang, ternyata tidak. Ia baru sadar bahwa apartment barunya benar-benar kosong. Itu tidak begitu menyenangkan.

Sudah cukup lama, bagi Jun Su, untuk berputar-putar di supermarket dan membeli banyak hal. Jun Su tidak ingat kapan terakhir kali ia pergi ke supermarket. Tiba-tiba ia teringat akan Nyonya Kim dan berharap seseorang seperti ibunya itu sudah menyiapkan apa pun yang ia butuhkan di rumah.

 

 

Hari masih terlalu pagi bagi Chang Min, tapi ia sudah hampir mabuk. Chang Min melihat ke sekeliling apartment mewahnya yang sudah penuh dengan gadis-gadis cantik dengan baju sexy dan para pemuda mabuk yang masih menari. Chang Min menyeringai, ‘Tokyo memang berbeda.’

Hey, you want more?” James mengulurkan sebotol minuman keras dengan wajah yang sudah merah.

Chang Min terdiam, menatap botol itu dan menimbang-nimbang. Hey, ia tidak perlu khawatir untuk mabuk. Tidak perlu melihat jam setiap saat dan menyeret kakinya keluar dan pulang. Ini sudah rumahnya!

Why not?” Chang Min menerima botol di tangan pemuda berkulit coklat itu dan menenggak isinya.

Tidak ada orangtua yang akan memarahinya habis-habisan, tidak ada tanggung jawab sebagai seorang kakak, tidak ada larangan ini dan itu…

Chang Min memejamkan matanya. Kepalanya sudah berat, tubuhnya terasa aneh, tetapi ia kembali menenggak minuman di tangannya; merayakan kehidupan barunya yang bebas…

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
About Us
2747      1085     2     
Romance
Cinta segitiga diantara mereka...
KAMU MILIKKU
1024      616     8     
Short Story
Apa yang tidak diucapkan, tidak berarti tidak berada dalam hati.
If Is Not You
10928      2222     1     
Fan Fiction
Kalau saja bukan kamu, mungkin aku bisa jatuh cinta dengan leluasa. *** "Apa mencintaiku sesulit itu, hmm?" tanyanya lagi, semakin pedih, kian memilukan hati. "Aku sudah mencintaimu," bisiknya ragu, "Tapi aku tidak bisa melakukan apapun." Ia menarik nafas panjang, "Kau tidak pernah tahu penderitaan ketika aku tak bisa melangkah maju, sementara perasaank...
SERENA (Terbit)
18485      3341     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Musyaffa
149      131     0     
Romance
Ya, nama pemuda itu bernama Argya Musyaffa. Semenjak kecil, ia memiliki cita-cita ingin menjadi seorang manga artist profesional dan ingin mewujudkannya walau profesi yang ditekuninya itu terbilang sangat susah, terbilang dari kata cukup. Ia bekerja paruh waktu menjadi penjaga warnet di sebuah warnet di kotanya. Acap kali diejek oleh keluarganya sendiri namun diam-diam mencoba melamar pekerjaan s...
HIRAETH
521      359     0     
Fantasy
Antares tahu bahwa Nathalie tidak akan bisa menjadi rumahnya. Sebagai seorang nephilim─separuh manusia dan malaikat─kutukan dan ketakutan terus menghantuinya setiap hari. Antares mempertaruhkan seluruh dirinya meskipun musibah akan datang. Ketika saat itu tiba, Antares harap ia telah cukup kuat untuk melindungi Nathalie. Gadis yang Antares cintai secara sepihak, satu-satunya dalam kehidupa...
Aku Benci Hujan
7582      1979     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Isi Hati
502      356     4     
Short Story
Berawal dari sebuah mimpi, hingga proses berubahnya dua orang yang ingin menjadi lebih baik. Akankah mereka bertemu?
Kinara
5079      1738     0     
Fantasy
Kinara Denallie, seorang gadis biasa, yang bekerja sebagai desainer grafis freelance. Tanpa diduga bertemu seorang gadis imut yang muncul dari tubuhnya, mengaku sebagai Spirit. Dia mengaku kehilangan Lakon, yang sebenarnya kakak Kinara, Kirana Denallie, yang tewas sebagai Spirit andal. Dia pun ikut bersama, bersedia menjadi Lakon Kinara dan hidup berdampingan dengannya. Kinara yang tidak tahu apa...
Crashing Dreams
270      226     1     
Short Story
Terdengar suara ranting patah di dekat mereka. Seseorang muncul dari balik pohon besar di seberang mereka. Sosok itu mengenakan kimono dan menyembunyikan wajahnya dengan topeng kitsune. Tiba-tiba sosok itu mengeluarkan tantou dari balik jubahnya. Tanpa pasangan itu sadari, sosok itu berlari kearah mereka dengan cepat. Dengan berani, laki-laki itu melindungi gadinya dibelakangnya. Namun sosok itu...