Hamufield
Bakery Nyonya Han yang sudah sudah tutup sejak matahari terbenam itu diisi dengan suara merdu dari petikan gitar Jae Joong. Cahaya lampu kuning yang remang-remang seakan membuat Jae Joong berada di spotlight.
Jun Su menghangatkan kedua tangannya pada secangkir teh hangat di meja, pandangannya tak pernah lepas dari kakaknya itu. Ia sudah menikmati latihan Jae Joong sejak satu jam yang lalu, “Jae, kau akan ke bar lagi malam ini?”
Jae Joong hanya mengangguk, tidak mengalihkan pandangannya dari gitar yang dimainkannya.
“Aku ikut.”
Jae Joong berhenti memetikkan gitar dan memandang Jun Su dengan kening berkerut. Jun Su tidak terlihat seperti sedang bercanda.
“Tumben. Kau yakin? Biasanya kau sudah tidur jam segini.” Jae Joong melirik sekilas jam dinding kayu yang berada beberapa meter di belakang Jun Su.
“Sebenarnya aku sudah lama ingin ikut.” Jun Su tersenyum lebar dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Tidak masalah. Yun Ho akan datang sebentar lagi.”
Tokyo
Chang Min segera membanting tubuhnya ke tempat tidur meski rambut tebalnya masih basah. Jarang-jarang ia bisa merasakan kelegaan seperti ini. Apartment barunya benar-benar sepi. Ia tidak akan mendengar suara Ji Hye yang berisik, atau ayahnya yang akan masuk ke kamarnya dan memperingatkan banyak hal.
Seoul
Jun Ho berdecak dan melempar ponselnya ke sofa.
“Belum diangkat?” nada khawatir Nyonya Kim terdengar jelas.
Jun Ho menghembuskan nafasnya perlahan dan menggeleng.
Ponsel Jun Su tidak aktif semenjak tinggal landas kemarin. Anak itu belum menghubungi Nyonya Kim atau siapa pun.
“Mungkin ponselnya bermasalah.” Jun Ho mencoba tersenyum untuk menenangkan Nyonya Kim, sementara dirinya sendiri sudah panik dan berpikir hal yang tidak-tidak karena adiknya itu.
Hamufield
Dari luar, satu-satunya bar di Hamufield ini tidak terdengar berisik, tetapi segera setelah pintu dibuka suara musik dan orang-orang yang mengobrol terdengar keras. Jun Su terdiam untuk beberapa saat. Ia hanya bisa terpaku melihat keramaian yang baru pertama kali ia rasakan. Ini jauh berbeda dengan keramaian di town hall ketika para penduduk Hamufield mengadakan festival.
“Hey, Jun Su! Lihat siapa yang sudah besar sekarang!” Duke langsung meyambut dengan suara lantangnya begitu melihat sosok Jun Su di belakang Jae Joong.
Jun Su hanya tersenyum malu. Cukup bingung untuk bergabung, tapi Jun Su yang terkenal dengan keahliannya berbaur dan mendapat teman baru itu tetap tidak menghentikan langkahnya untuk memasuki bar penginapan Duke lebih dalam. Tidak sampai setengah jam, Jun Su sudah mengobrol dan membaur akrab di satu meja dengan orang-orang lain yang terlihat lebih tua darinya. Ia bahkan sudah menghabiskan hampir satu gelas beer.
“Aku tidak menyangka Jun Su suka beer.” Yun Ho menenggak minumannya setelah menatap ke arah Jun Su yang terlihat bersemangat untuk menceritakan banyak hal pada orang-orang itu.
Jae Joong tertawa singkat, “Dia memang adikku.”
Yun Ho ikut tertawa dengan respon Jae Joong sembari megangguk setuju, “Jangan mabuk hari ini. Aku tidak yakin adikmu cukup kuat untuk tidak mabuk. Aku tidak bisa menggendong dua orang sekaligus.”
Jae Joong tersenyum dengan sebelah bibirnya. Matanya yang menggoda menatap Yun Ho dan seakan mengatakan ‘semangat!’ karena ia tidak yakin dapat menahan diri untuk tidak menenggak minuman beralkohol itu.