Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

Korea Selatan, 2004

 

Bandar Udara Internasional Incheon sudah terlihat sibuk di pagi hari. Jun Su tersenyum memandang ibunya yang terlihat tidak begitu senang.

“Bisakah kau tidak pergi?” Nyonya Kim terus mengelus lengan Jun Su.

“Kau yakin sudah tidak ada yang tertinggal?” Tuan Kim kembali bertanya untuk kesekian kalinya pagi ini. Respon Jun Su masih sama; hanya tersenyum dan menggeleng.

“Jangan lupa memberi kabar.” Jun Ho menepuk pelan pundak Jun Su.

Jun Su tersenyum kecil dan berpamitan pada keluarganya. Ia merasa sangat bersemangat dengan penerbangannya, tapi melihat wajah sedih ibunya dan wajah berat Jun Ho dan ayahnya membuat Jun Su tidak lagi yakin dengan perasaannya.

 

 

‘Kebebasan!’ Chang Min berteriak dalam hatinya. Ia tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya yang membuatnya terlihat seperti anak nakal.

Chang Min membanting tubuhnya di tempat duduk business class pesawat yang akan membawanya ke Jepang. Laki-laki muda itu memejamkan matanya untuk sesaat. Ia sudah bisa merasakan udara kebebasan. Pikirannya segera penuh dengan daftar kegiatan yang akan dilakukannya selama di Jepang; hal-hal yang tidak mungkin bisa ia lakukan di Korea. Hal itu membuatnya benar-benar tidak sabar untuk segera terbang ke negara kebebasannya.

Chang Min masih dipenuhi rencana-rencana nakalnya di Jepang saat wangi perfume menarik perhatiannya. Seorang lelaki berkulit putih pucat dengan sweater dan kacamata tebal terlihat sabar menunggu orang di depannya untuk kembali berjalan. Pemuda chubby ini memiliki selera perfume yang bagus.

 

 

Jun Su segera membuat dirinya nyaman di tempat duduknya. Ia harap pesawat ini bisa segera terbang dan membiarkannya tidur. Jun Su tidak peduli dengan tempat duduk di business class yang lebih nyaman, ia akan tetap bisa tidur dengan lelap di kursinya. Kenyataannya adalah; Jun Su bisa tidur di mana pun dan kapan pun. Ia sudah menguasai kemampuan itu dengan sempurna demi dapat kembali ke Hamufield dengan mudah.

 

 

Baru setengah perjalanan, Chang Min sudah mulai bosan. Pemuda tinggi itu segera berdiri dari tempat duduknya. Meminta whisky dan mengobrol dengan pramugari sepertinya lebih menyenangkan.

Tidak menemukan pramugari yang sesuai dengan seleranya, Chang Min memutuskan untuk menjelajah pesawat besar itu, berharap menemukan targetnya di bagian ekor pesawat.

Baru beberapa langkah, Chang Min sudah harus terhenti. Ia terhalang pramugari dan kereta makanan untuk para penumpang economy class. 

Chang Min tersenyum geli saat melihat pramugari muda di hadapannya berusaha membangunkan pemuda dengan kacamata yang tertidur pulas. Pemuda itu benar-benar tidak bangun. Tunggu, bukankah pemuda ini adalah pemuda dengan bau perfume yang enak itu?

 

 

Hamufield

 

Jun Su memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam, ia menikmati susana kamarnya di Hamufield. Ia benar-benar enggan meninggalkan kasurnya yang empuk, tapi Jun Su memaksakan tubuhnya untuk bangun dan segera mengganti pakaiannya.

Sudah lama Jun Su tidak tidur siang untuk melihat suasana Hamufield di malam hari. Sudah setahun belakangan ia benar-benar sibuk belajar demi mengejar beasiswanya.

Jun Su menutup pintu kamarnya perlahan dan segera berjalan menuruni tangga dengan hati-hati; tidak ingin membangunkan Jae Joong dan Nyonya Han.

Penerbangan pendek ini hanya bisa memberinya kesempatan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahnya, tapi setibanya di tempat tinggal barunya nanti, ia benar-benar akan tidur lama untuk mengunjungi tempat kesukaannya di Hamufield; rerumputan empuk dengan pohon-pohon besar dan bunga di sekitarnya.

 

 

Chang Min sudah puas dengan whisky dan obrolannya saat ia kembali melewati pemuda berkacamata tebal itu. Chang Min kembali tidak bisa menahan senyumnya. Pemuda itu masih tidur dengan posisi yang sama dengan kedua bibir merahnya yang tidak tekatup rapat. Manis.

 

 

Bandar Udara Internasional, Tokyo

 

Chang Min segera menengok ke belakang saat para penumpang business class sudah diperbolehkan untuk turun. Tidak seperti penumpang lain yang segera turun, Chang Min justru berdiri di samping tempat duduknya. Tubuhnya yang tinggi benar-benar membantu untuk mencari sosok pemuda berkacamata tebal itu.

Lagi, Chang Min tersenyum geli karena pemuda itu, tapi kali ini ia tersenyum karena pikirannya sendiri. Untunglah pemuda itu sudah bangun. Mungkin jari panjang Chang Min akan menjentikkan jidat pemuda itu kalau ia masih belum juga bangun.

 

 

Tokyo

 

Jun Su kembali mengamati nomor apartment yang tertera di ponselnya dengan nomor apartment di dinding. Ya, ini memang tempatnya.

Jun Su segera menghembuskan nafas lega. Ia sudah pegal membawa kopornya.

Jun Su merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kunci yang baru didapatkannya tadi. Ia segera membuka lebar-lebar pintu di hadapannya, namun Jun Su tidak bisa melihat apa pun dengan lampu yang belum menyala. Ia mencoba meraba-raba dinding sekitarnya dan menekan apa pun yang terasa seperti tombol untuk menyalakan lampu.

Mata Jun Su segera melebar setelah lampu menyala dan menampilkan apartment barunya: bersih, terang, kecil, bermodel tradisional Jepang, dan kosong. Kosong. Tanpa perabotan, tanpa orang lain. Sempurna!

Degan semangat dan senyum kekanakan di wajahnya, Jun Su segera menggeletakkan kopornya dan mengunci pintu. Ia tidak segan-segan untuk tidur di tengah ruangan dengan tangan terlentang, di bawah cahaya lampu kotak bermodel khas Jepang.

Ia tidak akan peduli dengan kopor dan menata barang. Ia hanya ingin cepat-cepat berada di Hamufield dan menghabiskan waktunya di sana.

 

 

Chang Min masih bertahan dengan senyum konyolnya setelah memberikan tambahan uang pada pemuda yang membawakan kopornya hingga ke depan pintu apartment barunya. Dari awal Chang Min sudah menyukai gedung besar apartment ini. Terlihat minimalis tapi juga mewah. Ia harap tetangga-tetangga barunya adalah gadis cantik yang sexy.

Chang Min melihat kembali catatan di kertas putihnya. Beberapa digit angka tertulis di sana. Ia segera memasukkan angka-angka itu dengan telunjuknya yang panjang.

Chang Min membuka pintu apartment bernomor 501 itu dan terdiam. Apartment barunya terang dan luas, bersih dan rapi, juga sudah dilengkapi dengan perabotan mewah. Dan yang membuat senyum nakal di wajah Chang Min makin lebar adalah kenyataan bahwa ia sendiri. Apartment ini akan ia kuasai sendiri.

 

 

Hamufield

 

Jun Su tersenyum lebar saat akhirnya ia bisa melihat tempat kesukaannya di malam hari. Berada di tempat ini pada siang hari bahkan tidak terasa panas dengan pepohonan di sekelilingnya, dan berada di sini malam hari benar-benar dingin. Ia beruntung memakai sweater tebal pemberian Jae Joong.

Jun Su segera menidurkan tubuhnya dan melipat tangannya sebagai bantal. Bintang-bintang yang sudah terlihat jelas dari jendela kamarnya terlihat lebih bersinar dan besar di tengah bukit ini. Ia benar-benar tidak menyesal untuk menaiki bukit di malam hari.

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SEBUAH KEBAHAGIAAN
565      440     3     
Short Story
Segala hal berkahir dengan bahagia, kalau tidak bahagia maka itu bukanlah akhir dari segalanya. Tetaplah bersabar dan berjuang. Dan inilah hari esok yang ditunggu itu. Sebuah kebahagiaan.
My SECRETary
554      352     1     
Romance
Bagi Bintang, menjadi sekretaris umum a.k sekum untuk Damar berarti terus berada di sampingnya, awalnya. Tapi sebutan sekum yang kini berarti selingkuhan ketum justru diam-diam membuat Bintang tersipu. Mungkinkah bunga-bunga yang sama juga tumbuh di hati Damar? Bintang jelas ingin tahu itu!
Tentang Hati Yang Patah
515      380     0     
Short Story
Aku takut untuk terbangun, karena yang aku lihat bukan lagi kamu. Aku takut untuk memejam, karena saat terpejam aku tak ingin terbangun. Aku takut kepada kamu, karena segala ketakutanku.bersumber dari kamu. Aku takut akan kesepian, karena saat sepi aku merasa kehilangan. Aku takut akan kegelapan, karena saat gelap aku kehilangan harapan. Aku takut akan kehangatan, karena wajahmu yang a...
Sebuah Kisah Tentang Dirinya
1063      612     0     
Romance
Setiap orang pernah jatuh cinta dan mempunya ekspetasi tinggi akan kisah percintaannya. Namun, ini adalah kehidupan, tak selalu berjalan terus seperti yang di mau
Cinta dibalik Kebohongan
802      551     2     
Short Story
Ketika waktu itu akan datang, saat itu kita akan tau bahwa perpisahan terjadi karena adanya sebuah pertemuan. Masa lalu bagian dari kita ,awal dari sebuah kisah, awal sebuah impian. Kisahku dan dirinya dimulai karena takdir ataukah kebohongan? Semua bermula di hari itu.
NADI
6133      1687     2     
Mystery
Aqila, wanita berumur yang terjebak ke dalam lingkar pertemanan bersama Edwin, Adam, Wawan, Bimo, Haras, Zero, Rasti dan Rima. mereka ber-sembilan mengalami takdir yang memilukan hingga memilih mengakhiri kehidupan tetapi takut dengan kematian. Demi menyembunyikan diri dari kebenaran, Aqila bersembunyi dibalik rumah sakit jiwa. tibalah waktunya setiap rahasia harus diungkapkan, apa yang sebenarn...
Let Me Go
493      361     4     
Short Story
Kuburan Au
798      531     3     
Short Story
Au, perempuan perpaduan unik dan aneh menurut Panji. Panji suka.
Strange and Beautiful
4738      1298     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
(Un)perfect Marriage
603      428     0     
Romance
Karina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan dan mempertahankannya. Semoga semua tak sia-sia, dan semoga waktu bisa membalik perasaannya kepadaku sehingga aku tak merasakan sakitnya berjuang da...