Explanation:
The Syrene (explains why mermaids are often named Syrene in most movies). The Syrene or mermaids are mammal marins. The front body is in human shape, while the posterior (back) is a tail of a fish covered with scales. The Syrene eats or feed themselves with sailors that they pulled into the water. The male, or Triton is rately be observed because it's the female that hunts.
"Lo lagi baca apaan?"
"Ini, anatominya ikan duyung. Eh Nyuk, gue kepikiran deh, cara mereka berkembang biak, ngelahirin anak, terus pipis sama BAB-nya gimana? Mikir keras gue daritadi."
Jinhyuk, teman baik Byungchan hanya bisa merotasikan matanya dengan malas. Ia heran mengapa temannya ini sangat tergila-gila dengan keberadaan makhluk mitologi yang bahkan masih diragukan kebenarannya.
"Tau dah, gue bukan emak mereka. Jadi kagak tau."
"Ckk. Ngapain lo ada disini? Ganggu gue yang lagi serius baca aja."
"Gak boleh gitu gue ke kantin? Jangan bilang kalo kantin ini punya lo. Gue sumpel juga mulut lo pake cabe."
Byungchan sudah membuka mulutnya dan hendak mengatakan persis seperti yang sudah dikatakan oleh Jinhyuk tadi, namun ia urungkan karena malas jika Jinhyuk benar-benar menyumpal mulutnya dengan cabe gorengan yang sudah tersedia di hadapannya.
"Kalo lo gak ada keperluan sama gue, pergi aja deh. Gue lagi gak pengen diganggu."
"Gue heran sama lo Yung. Dulu lo ngebet banget pengen ketemu alien, terus sekarang lo lagi tertarik sama mermaid? Inget, kita ini udah semester akhir, lo kapan mau mikirin skripsi lo itu? Gak pengen lulus kuliah lo? Lo pengen jadi mahasiswa abadi?"
"Gue sekarang lagi stress Nyuk. Gue belom ada ide buat skripsi gue. Ditambah adek gue pake acara kabur segala bareng cowok gila yang baru dia kenal, terus gue sekarang jadinya ditinggal sendirian di rumah gegara ortu gue juga lagi di luar kota. Bayangin aja tidur di rumah segede itu sendirian, dikira gueㅡberani apa?"
"Pfffttt... hahahaha, terbukti gak ada yang betah tinggal sama lo Yung. Turut bersuka cita gue."
Byungchan merasa kesal setelah punggungnya ditepuk-tepuk oleh Jinhyuk, membuatnya langsung beranjak dari kursinya sambil membawa buku yang sedang dibacanya. Tak lupa ia memukulkan buku tersebut ke kepala Jinhyuk terlebih dahulu, baru setelah itu ia pergi menjauhi Jinhyuk yang ikut menyusulnya.
"Mau kemana lo Yung? Baru juga ketemu udah pergi aja lo."
"Mau nyari mermaid lagi. Mau ikut lo?"
"Buat apaan lagi sih nyari makhluk mitos itu? Ngabisin waktu aja."
"Mau gue kawinin sama diri gue sendiri."
"Buyung sinting!"
💦
"Permisi pak Seungyoun, boleh saya masuk?"
Sora mengetuk pintu ruangan dosennya tersebut, lalu membuka pelan pintunya sambil menyembulkan kepalanya untuk mengintip ke dalam ruangan. Memang agak kurang ajar cara Sora untuk memasuki ruangan dosennya ini, namun ia tadi sudah mengetuk pintu ruangan beberapa kali sambil bersuara dari depan, dan dosennya yang bernama Cho Seungyoun itu sama sekali tidak menjawab.
Padahal ia tadi sempat melihat ada mahasiswa lain yang baru keluar dari ruangannya, dan ketika ia bertanya apakah dosen tersebut ada di dalam, mahasiswa tersebut menjawab ada. Bisa Sora asumsikan bahwa Seungyoun pasti akan marah karena Sora saat ini lancang sekali masuk ke dalam ruangan Seungyoun, tapi ia tidak memiliki pilihan lain karena nilainya yang menjadi taruhannya.
"Permisi, pak Seungyoun..."
"Ada apa?"
"Ehm, saya m-mau mengumpulkan tugas observasi yang kemarin. Maaf kemarin saya tidak masuk karena sakit. Dan saya lupa izin."
Seungyoun menghela napas sambil melepaskan kacamata bacanya, lalu pandangannya ia arahkan pada mahasiswanya tersebut. Tatapannya sangat tajam, dan Sora merasa menyesal karena kemarin ia benar-benar lupa akibat terlalu memikirkan masalah hidupnya dan juga Seungwoo.
"Taruh saja tugasnya di meja saya. Saya tahu mahasiswa seperti kamu itu hanya membuat alasan. Bilang saja kalau kamu baru mengerjakannya tadi dan kemarin sengaja tidak masuk untuk menghindari saya karena saya terkenal killer. Iyakan?"
Sora menunduk dalam-dalam sambil menggelengkan kepalanya. Ia tidak berani menatap mata dosen killer-nya tersebut, takut jika nilainya semakin terancam. Kini Seungyoun malah berdiri dari duduknya, dan berjalan perlahan menghampiri Sora sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celananya.
"Lagi-lagi yang bisa dilakukan mahasiswa kalau saya marahi pasti begini. Tidak berani menatap saya dan hanya bisa menundukkan kepala. Terlihat sekali mental kalian itu lemah. Kalau mentalmu tidak lemah, sekarang tatap saya."
Sora memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya untuk menatap ke arah Seungyoun yang sudah menatapnya tajam sejak tadi. Kaki Sora mendadak lemas, keringat dinginnya bercucuran, ia tidak tahu harus bagaimana sekarang untuk menghadapi dosennya ini.
"Saya tahu kamu kemarin tidak sakit. Sekarang jujur, kenapa kamu tidak masuk dan lupa mengumpulkan tugas? Kalau kamu jujur, saya akan menilai tugasmu itu dan tidak akan membuangnya."
'Haruskah gue jujur tentang Seungwoo?'
"Mau jawab jujur atau saya buang tugas kamu?"
"Saya, saya kemarin bertengkar dengan kakak saya pak."
"Terus?"
"Kakak saya tidak mau menampung kakak sepupu saya yang baru saja ditemukan setelah menghilang. Kebetulan orangtua saya sedang melakukan bisnis di luar kota, jadi hanya kami bertiga yang tinggal di rumah. Kakak sepupu saya itu punya kelainan mental, ya seperti orang idiot. Dia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan saya juga tidak bisa membiarkannya sendirian, jadiㅡ"
"Jadi?"
"Jadi, saya kabur dari rumah sambil membawa pergi kakak sepupu saya karena dia bahkan sudah tidak memiliki keluarga atupun tempat tinggal lagi. Saya merasa tidak tega dan saya juga berniat ingin menyembuhkan kakak sepupu saya."
💦
Seungwoo saat ini tengah berendam di bak mandi besarnya yang sangat nyaman, dan otomatis bagian kakinya kini telah berubah kembali menjadi sirip ikan. Ia memang harus sesekali menyentuh air, agar ia bisa bertahan hidup di dunia manusia. Padahal ada hal yang harus ia lakukan, namun ia tidak ingat karena ingatannya dihapus begitu ia keluar dari habitatnya.
Selain itu, gelang yang terus melingkar di tangannya itu kini tidak bersinar seperti ketika ia berendam di bathtub milik Sora. Seungwoo tidak menyadarinya, karena ia memang masih belum bisa mengingat tujuannya untuk menemui Sora. Seungwoo bahkan hanya mengenal Sora sebagai seseorang yang pernah diselamatkannya di pantai ketika itu, padahal jauh sebelum itu, mereka sudah pernah bertemu.
Di lain tempat, ada seseorang yang juga tengah merelaksasikan dirinya dalam bathtub mewahnya sambil tertawa dan memainkan gelas wine yang berada di tangannya. Ia sedang berendam sambil memanjakan bagian tubuh bawahnya yang berupa sirip ikan dengan warna reddish brown. Ia menatap wine tersebut sambil mengeluarkan seringaiannya, seakan ia sudah menemukan mangsanya.
"Sepertinya kamu lupa dengan tugasmu. Haruskah ku ingatkan? Baiklah, tunggu aku. Sebentar lagi aku akan datang menemuimu."
Setelah Seungwoo puas berada di air, ia memutuskan untuk menonton tv karena bosan menunggu Sora yang tidak kunjung pulang. Dengan lincah ia memainkan remote tv nya sambil mencari saluran televisi, karena sebelum Sora berangkat tadi ia sudah terlebih dahulu mengajari Seungwoo cara menyalakan dan memindah saluran agar Seungwoo dapat menonton tv dengan nyaman.
Pada mulanya Seungwoo merasa ketakutan dan memilih berlindung di balik tubuh Sora ketika televisi menyala, karena di dalam televisi tersebut menampilkan berbagai macam manusia yang membuat Seungwoo bingung.
Matanya membulat lucu dan sambil melirik dari balik punggung Sora, ia memerhatikan para manusia yang terus berganti-ganti di hadapannya, karena saat itu Sora tengah mengganti saluran televisi selain adegan drama, takut Seungwoo mencontoh adegan tak senonoh yang biasanya sedang tayang di layar kaca.
"Kamu takut? Gak usah takut, ini cuma tv."
Sora memosisikan dirinya di samping Seungwoo, membiarkan lelaki tersebut mulai mengeksplor hal baru di hadapannya. Untuk beberapa saat Seungwoo masih terdiam, namun perlahan-lahan ia langkahkan kakinya untuk mendekat pada televisi besar tersebut.
'Jangan-jangan dia juga gak paham tv itu apa.'
Seungwoo menyentuh bagian tengah televisi dengan menggunakan telunjuknya, namun karena telunjuknya tidak bisa menembus layar tersebut, Seungwoo malah menepuk-nepuk layarnya sambil memandang sendu ke arah Sora. Sora hanya meringis dan mulai mengajari Seungwoo perlahan-lahan, meskipun memang membutuhkan waktu yang cukup lama sampai akhirnya ia meninggalkan Seungwoo sendirian karena harus menghadap dosennya.
Dua jam telah berlalu, pintu apartemen terbuka, menampilkan sosok Sora yang terlihat lelah setelah pulang dari kampus dan menyempatkan berbelanja untuk kebutuhan mereka sehari-hari sebelum pulang. Dua kantong plastik besar ia pegang di kedua tangannya, dan tak lupa ia berteriak agar Seungwoo menyambut kedatangannya.
"Aku pulang!!!"
Tidak ada jawaban. Lelaki itu masih tetap sibuk di depan televisi dan sama sekali tidak terpengaruh dengan suara Sora, seakan sedang terhipnotis dengan acara televisi yang sedang ditontonnya.
Sora berjalan mendekat ke arah Seungwoo sambil menatap lelaki itu dari arah depan. Hampir saja Sora terduduk lemas karena terbuai dengan wajah Seungwoo yang saat ini terlihat sangat menggemaskan dengan mata yang teramat polos, membuat Sora ingin menguyel-uyel pipi Seungwoo dengan tangannya, namun tentunya ia urungkan niatnya tersebut.
(Bayangkan saja seperti ini)
"Kamu nonton acara binatang sampe gak kedip gitu. Kamu suka sama binatang?"
Sora memilih untuk duduk di lantai bersama dengan Seungwoo yang memang senang sekali duduk di lantai, sembari untuk menghilangkan kepenatannya sejenak setelah di sidang oleh Seungyoun tadi. Dan yang ia bingungkan, dosennya tersebut tidak marah dan malah menerima tugasnya meskipun Sora terlambat mengumpulkannya.
Jangan lupakan usakan lembut di rambut Sora yang membuat Sora bingung dengan tingkah dosennya. Namun perlakuan Seungyoun tadi tidak akan menganggu pikirannya. Ia anggap saja dosennya itu tengah memberikan semacam semangat agar Sora mampu mengatasi masalahnya dengan baik.
Dan ia bersyukur di rumah barunya ini ada Seungwoo dengan segala tingkah ajaibnya yang membuat rasa lelah dan letih Sora sepenuhnya hilang, sepertinya Sora mulai terbiasa dengan kehadiran Seungwoo yang identitasnya masih sangat misterius ini.
"Seungwoo? Kok aku dicuekin daritadi sih?"
Sora berpindah duduk di hadapan Seungwoo, berniat untuk menghalangi kegiatan Seungwoo untuk menonton acara televisi. Seungwoo lantas melirik ke arah Sora, lalu ia menampilkan senyuman manisnya beserta dengan usakan lembut di kepala Sora.
Sora mematung di tempat. Perilaku manis Seungwoo lagi-lagi membuat Sora kehilangan kata-kata. Jika usakan Seungyoun terasa biasa-biasa saja, berbeda dengan usakan yang diterimanya dari Seungwoo. Lagi-lagi ia seperti tersihir hingga membuatnya kembali mengalami deja-vu.
Namun hal tersebut hanya terjadi beberapa detik, karena suara aneh Seungwoo tengah mendominasi indera pendengarannya saat ini. Dilihatnya lelaki itu kini tengah mengobrak-abrik barang belanjaan Sora, yang hanya bisa dibalas dengan senyum getir dari bibir Sora. Belum lagi ada pesan masuk dari papanya, membuat Sora menjadi semakin tidak tenang.
Papa tersayang❤
Sora, papa harap kamu ada di rumah waktu papa sama mama pulang besok lusa. Papa mau bicara empat mata sama kamu.