"Buset dah. Lo itu makannya langsung nyosor pake mulut apa gimana sih? Belepotan banget cara makan lo. Jorok banget!"
Seungwoo hanya menatap Byungchan sambil terus mengunyah makanannya, tidak peduli dengan perkataan Byungchan yang tengah menyindirnya.
Byungchan merasa kesal karena lelaki yang dianggapnya gila itu makan dengan rakus dan dengan seenaknya menghiraukan perkataannya, membuat Byungchan dengan sengaja mengambil semua piring berisi sisa lauk yang ada di hadapan Seungwoo untuk membuat lelaki itu kesal.
Seungwoo merengek kembali karena makanannya diambil, dan ia langsung berjalan mengekor di belakang Byungchan yang tengah menaiki tangga menuju kamarnya sambil membawa makanan milik Seungwoo.
"Yung, itu makanan buat Seungwoo elah, bukan buat lo!"
"Bodo amat, gue laper. Terus juga gue pengen dia pergi dari rumah ini sekarang juga, gue gak mau liat wajah dia disini."
"Kenapa sih lo gak bisa menghormati orang dengan keterbatasan mental? Gue mau nampung dia selama mama sama papa pergi sambil nyari keluarganya. Please lah bantu gue sekali ini aja."
"Gak! Gue gak sudi serumah sama orang aneh kayak dia. Pokoknya lo harus usir dia hari ini juga."
Byungchan memasang tampang menjengkelkannya pada Sora yang masih berdiri di bawah tangga, lalu ia melirik Seungwoo sekilas dan langsung masuk ke dalam kamarnya sambil menguncinya dari dalam.
Seungwoo menoleh ke arah Sora dengan matanya yang kembali terlihat sayu, lalu ia berusaha membuka knop pintu kamar Byungchan sambil mengeluarkan suara rengekan. Ia masih merasa lapar, padahal hampir semua makanan yang dibeli Sora dimakan oleh Seungwoo. Sepertinya merman satu ini memiliki nafsu makan yang sangat besar.
"Ahh..."
Seungwoo terus berusaha membuka knop pintu sambil menggedor-gedor pintu kamar Byungchan, membuat si pemilik kamar lama kelamaan merasa jengah. Ia membuka pintu kamar dengan tatapan jengkelnya, tak lupa juga piring lauk milik Seungwoo masih berada dalam genggamannya.
"Ahh..."
Seungwoo berusaha mengambil piring lauknya, namun Byungchan mengangkat piring tersebut tinggi-tinggi sambil berjinjit. Seungwoo kesusahan karena Byungchan sangat lincah dalam mempermainkannya, dan hal tersebut membuat kesabaran Sora habis.
Sora menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Kartu papanya yang terletak di atas meja langsung ia masukkan dalam dompet, sedangkan kartu milik Byungchan ia letakkan di atas mejanya. Kemudian ia mengambil beberapa baju miliknya dan baju milik Byungchan yang ada dalam lemarinya untuk dimasukkan ke dalam koper. Sepertinya ia berniat untuk kabur dari rumah karena tidak tahan dengan sikap kakaknya itu.
"Ahh ehh ahh ehh mulu. Bisa ngomong gak sih lo? Kalo lo mau makanan lo balik, coba ngomong gini dulu, mas Buyung yang tampan, balikin makanannya dong?"
Seungwoo hanya menatap Byungchan dengan mata sayunya. Ia berusaha menggerakkan bibirnya, namun ia tetap belum bisa mengatakan sepatah kata pun. Untuk saat ini ia hanya bisa mengeluarkan suara-suara saja, dan untuk berbicara, tentunya ia membutuhkan bantuan dari manusia untuk mengajarinya.
"Ngomong aja gak becus lo. Udah ah, pergi aja dari sini!"
"Iya, gue sama dia bakal pergi dari sini."
Seungwoo menoleh ke arah Sora dan langsung berjalan mendekatinya ketika Sora memberi tanda untuk mendekat kepadanya. Byungchan memicingkan matanya dan merasa heran karena adiknya itu tengah membawa koper bersama dengan ransel yang sudah ia tenteng di tangannya.
"Mau kemana lo? Mau mudik?"
"Bukan urusan lo. Gue udah gak tahan sama sikap lo yang ngerendahin Seungwoo. Daripada lo gak mau nampung dia disini selama mama sama papa pergi, mending gue aja yang pergi sama dia. Oh iya, kartu lo tadi gue taruh di kamar gue. Ambil aja sendiri. Bye."
Sora menarik lengan Seungwoo dan mengajaknya menuruni tangga, membiarkan Byungchan yang masih termangu di tempat, tidak menyangka jika adiknya itu lebih memilih orang aneh yang baru saja ditemuinya daripada kakaknya sendiri.
Tanpa pikir panjang, Byungchan kembali masuk kamar, tidak peduli dengan kepergian adiknya karena ia tahu mereka pasti tidak memiliki tempat tujuan untuk tinggal. Seungwoo sempat melirik ke atas untuk melihat Byungchan yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dan ia hanya bisa menurut dengan Sora karena mau berkomunikasi dengannya saja rasanya masih susah.
💦
"Kamu mau tanya kemana kita akan pergi kan?"
Seungwoo mengangguk dengan cepat karena Sora memahami maksud tatapannya. Kini mereka berdua sedang duduk di halte bus terdekat, sembari Sora memikirkan kemana tujuan mereka untuk tinggal saat ini. Tidak mungkin mereka menjadi gelandangan, karena Sora besok harus pergi ke kampus. Jadi, ia ingin mencari tempat yang bisa membuat Seungwoo nyaman selama tidak ada dirinya.
"Mau beli apartemen aja gak? Kebetulan aku pegang uang papa. Kamu mau apartemen yang kayak gimana? Kita cari sama-sama."
Seungwoo mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak, lalu setelah itu ia meraih botol minum yang ada di ransel Sora. Seungwoo menunjukkan botol minumnya dengan tatapan berbinar-binar, dan Sora mencoba untuk memahami apa yang hendak dikatakan oleh Seungwoo.
"Air? Yang ada airnya?"
Seungwoo menggeleng. Lalu kemudian mengangguk, namun menggeleng lagi. Botol minum yang awalnya dipegang dengan posisi vertikal, kini dipegang dalam posisi horizontal, lalu Seungwoo memainkan air dalam botol tersebut hingga membuat Sora paham.
"Ah, kolam renang? Kamu suka renang ya? Oke, kita cari yang bathtub-nya besar aja ya? Nanti kapan-kapan aja aku ajak kamu ke kolam renang beneran."
Seungwoo tersenyum lebar sambil memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi pada Sora. Jantung Sora berdebar lebih kencang dari biasanya ketika Seungwoo tersenyum seperti itu kepadanya, namun Sora cepat-cepat menghilangkan asumsi anehnya dan segera berselancar di internet untuk mencari apartemen yang memiliki bathtub dengan ukuran besar.
Ia merutuki dirinya dalam hati karena memakai uang papanya untuk menyewa apartemen dengan harga yang lumayan mahal untuk ukuran apartemen dengan bathtub mewah di dalamnya. Namun ia berjanji akan mengembalikan uang papanya itu setelah ia bekerja nanti.
'Maaf ya pa, Sora pinjem uang papa dulu. Janji bakal Sora balikin kok. Sekarang Sora mau bantu Seungwoo dulu, itung-itung sekalian belajar hidup mandiri tanpa mama sama papa.'
💦
Yoyo
|Sor, lo ada dimana?
|Tumben gak masuk kuliah
|Biasanya juga lo rajin
Sora
Mampus, ini hari apa sih?|
Yoyo
|Hari minggu
|Ini hari kamis dodol
|Lo kok tumben berani absen di matkulnya pak Seungyoun?
Sora
Mati gue, matiiii. Tugas gue gimana?| Mampus dah gue, gue sampe lupa| hari saking lagi stress nya sama masalah gue
Terus gue harus gimana dong Han?|
Yoyo
|Besok lo ngehadap pak Seungyoun aja sambil nyerahin tugas lo
|Semoga aja lo kagak disemprot
|Lo lagi kenapa sih?
|Tumben banget Sora yang rajin jadi oleng kayak gini
Sora
Entar aja kalo gue inget bakal gue| ceritain
Thanks ya Han udah ngingetin gue❤|
Yoyo
|Ada lope-lopenya najis!
Sora terkekeh lalu menaruh kembali ponselnya di dalam tas. Ia lalu melirik ke arah Seungwoo yang masih terus memandangi bathtub besarnya, terlihat sudah begitu tidak sabar untuk berendam, namun ia tidak berani karena masih ada Sora di sampingnya.
"Kok kamu diem aja? Kamu gak suka?"
Seungwoo menggeleng sambil kembali menampilkan senyum termanisnya. Malah sebaliknya, ia begitu menyukai tempat tinggal barunya ini, dengan pemandangan langit yang terlihat dari kaca besar di ruangan utama.
Sora hanya bisa menghela napas sambil terus memegangi kartu milik papanya di tangannya. Apartemen yang dibelinya secara mendadak ini menghabiskan uang yang tidak sedikit. Sora memang sudah gila, dan ia merasa benar-benar gila karena dengan senang hati selalu membantu Seungwoo.
Bukannya suka, ia hanya kasihan dengan keterbelakangan mental yang dialami oleh lelaki dewasa yang sedang bersamanya ini. Ia tidak tahu saja jika Seungwoo adalah makhluk mitologi yang sedang diincar oleh Byungchan untuk dijadikan sebagai bahan penelitiannya.
"Uuu..."
Seungwoo menepuk pundak Sora, lalu ia menepuk-nepuk perutnya sebagai tanda jika dirinya sedang lapar. Sora kembali menghela napasnya, merasa menyesal karena memilih untuk membawa Seungwoo bersamanya sejak lelaki tersebut ditemukan di pinggir pantai. Ia takut uang papanya akan habis jika ia gunakan untuk memenuhi segala kebutuhan Seungwoo selama disini.
'Yaudahlah, nasi udah jadi rengginang. Berani memulai, harus berani tanggung jawab.'
Sora hanya mengangguk dan kembali mengambil ponselnya untuk memesan makanan secara online dan langsung membayarnya. Tubuh dan pikirannya sedang lelah, dan ia tidak memiliki tenaga lagi untuk sekadar membeli makanan di luar.
"Nanti kalau ada yang ngetok pintu, buka aja. Itu makanan buat kamu."
Seungwoo hanya mengangguk dan memilih untuk duduk di lantai tepat di depan pintu apartemen sambil menunggu pesanan makanannya datang. Sora yang tadinya merasa sangat penat, menjadi tersenyum karena melihat tingkah menggemaskan Seungwoo yang duduk bersila sambil menatap ke arah pintu.
Kemudian atensi Sora ia edarkan ke seluruh penjuru apartemen barunya, lalu ia putuskan untuk memberitahu papanya lewat pesan pribadi, dengan alasan ia membeli apartemen baru karena ingin belajar hidup mandiri.
Baru selesai mengirim pesan pada papanya, ponselnya tersebut bergetar dan menampilkan nama Byungchan yang tiba-tiba saja meneleponnya. Dengan malas Sora angkat telepon tersebut setelah bergetar beberapa saat, menampilkan suara Byungchan yang terlihat seperti memelas.
"Lo gak pulang beneran Sor?"
"Gak. Gue udah beli apartemen pake uang papa."
"Anjir! Berani banget lo! Udah bilang sama papa?"
"Bukan urusan lo."
"Lo marah beneran sama gue? Mending pulang aja deh lo Sor, gue takut sendirian. Yakali lo tega ngebiarin gue tinggal di rumah gede ini sendirian selama tiga hari. Kalo gue dibawa nenek lampir gimana?"
"Ya bagus dong, anggep aja itu nenek lampirnya demen sama lo. Gitu aja repot."
"Bangsat. Ah elah, ayolah Sor, pulang sekarang..."
"Gak bisa, gue harus jagain Seungwoo."
"Ckk, lo cinta pada pandangan pertama sama dia apa gimana sih? Orang idiot kayak gitu malah lo prioritasin."
"Bacot, kalo gak ada yang penting lagi gue tutup. Tinggal aja sono sendirian bareng makhluk-makhluk astral kesukaan lo."
"Dasar adek durhaka. Gue kutuk lo jadi mermaid baru tau rasa!"
Sora berdecak sebal dan langsung mematikan ponselnya secara sepihak. Bukannya tidak pernah bertengkar dengan Byungchan, namun sejak kecil mereka berdua memang selalu saja bertengkar. Dan baru kali ini Sora lebih memilih orang asing daripada kakaknya sendiri.
Han Seungwoo, lelaki aneh yang masih duduk di depan pintu itu membuatnya iba. Dan Sora merasa jika kakaknya itu tidak akan pernah mengerti dengan apa yang hendak dilakukannya.
Sora ingin merawat Seungwoo dan membuat lelaki itu sembuh dan menjadi normal kembali layaknya laki-laki dewasa agar ia bisa mencari keberadaan keluarganya. Hanya itu, Sora hanya ingin membantu Seungwoo tanpa balasan apa-apa.
Dan ia berharap semoga tindakannya ini tidak salah, karena setelah Seungwoo sembuh nanti, Sora harus merelakan Seungwoo. Siapa tahu lelaki itu sudah memiliki anak dan istri bukan?
Selama identitas keluarganya belum bisa ditemukan, Sora tetap akan menemani Seungwoo. Meskipun jika nanti Sora harus jatuh cinta kepada lelaki itu, ia harus mengubur dalam-dalam perasaannya jika memang Seungwoo sudah berkeluarga.
"Ahh..."
Seungwoo berdiri dari duduknya dan langsung membuka pintu apartemen ketika makanannya telah tiba. Sora hanya tersenyum tipis dengan tingkah lucu Seungwoo, dan Sora merasa perutnya menjadi geli, seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di dalam perutnya ketika Seungwoo berjalan ke arahnya sambil tersenyum manis setelah mendapatkan makanan.
💦
Kim Yohan
Teman Choi Sora