"Semacam kentut tapi bukan"
Bel pulang pun berbunyi, "Tet, tet.., tet, tet..". Aku bergegas menuju tempat parkir untuk cepat pulang. Namun apalah daya, kelasku berada pada lantai dua dan jauh dari tempat parkir. Sungguh sial, ketika menuruni tangga paling bawah aku diharuskan membalas DM seseorang untuk keperluan -make up- temanku. Aku menuruni tangga dengan tatapan penuh pada layar ponsel. (G.deburkkh.... kropyakhhrrr..). Karena tak perhatikan jalan, aku malah jatuh dari situ. Dan yang bikin malu, disebelah tangga ada bapak guru yang sedang bertelepon yang menatapku dengan tatapan wajah menertawakan. Aduh.., malunya diri ini. Untungnya pada saat itu sudah sepi, jadi kawan-kawanku tak melihatku. Kemudian aku langsung berlari menuju tempat parkir. Ketika keluar dari tempat parkir aku pun segera bergegas, cepat-cepat pulang tanpa menghiraukan sapaan temanku.
Selama 30 menit panjang perjalanan aku hanya menahan sakit perut yang tak kunjung usai. Diperjalanan aku melaju sangat cepat dan merasakan gemuruhnya perut yang terasa sakit. Seketika itu pula, saat hampir dekat dengan rumah, terdapat seorang ibu-ibu yang sedang membawa gas. Karena aku buru-buru, aku pun menyalipnya. Lantas yang dikatakan ibu itu, "Lailahaillalloh.., mbok ya o nyapa to, le.. le..", dengan raut wajah marah dan terkejut. Aku tak menghiraukan dan terus melaju agar cepat sampai rumah.
Setiba di rumah aku bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian. Tetapi, sebelum aku memakai baju ganti, tiba-tiba ia keluar tanpa diminta. (Brrtstst...) "Aduh..", keluhku, yang rasa-rasanya sudah tak dapat terbendung lagi. Dan apalah daya aku harus menggembolnya dan melarikannya ke kamar mandi. Saat kulepas celanaku, lantas (plekk..tssh) semua yang ada didalam celanaku pun keluar jatuh dilantai kamar mandi. Kakiku penuh dengan lumuran veses yang bau. Dan apalah daya jika hal itu sudah terjadi, aku harus membersihkannya sendiri.