-----
Melihat keduanya tampak akrab, membuat orang-orang penuh tanda tanya besar di kepala mereka.
Itu Lusianna yang mewakilkan pertanyaan dan rasa penasaran semua orang, "Kalian saling kenal?"
"Yah, begitulah..." Jawab Orion tak menyangkal.
"Tidak juga, kami hanya tak sengaja bertemu dan berkenalan singkat." Jawab Eilaria dengan nada datar membuat Orion hanya bisa tertawa canggung.
Gadis dihadapannya ini terlalu berterus-terang, kan?
Tidakkah harusnya ia memperhatikan perasaan pihak lain, notabenya dirinya?
Gadis ini terlalu menarik.
Anna yang sedaritadi diam mulai angkat bicara, "Kita lupakan soal lain, bagaimana kalau kita saling berkenalan satu sama lain?"
"Itu ide bagus, kak!" Terima Lusianna antusias.
"Kalau begitu, kita mulai dari pihak lelaki, ya.."
Pemuda dengan pakaian kasual dan jaket birunya, "Perkenalkan namaku Ryan." Ia terlihat sopan dan murah senyuman.
Di sebelah Ryan, pemuda berambut coklat dan bermata biru, dengan pakaian rapi dan bersih, "Salam kenal, kalian bisa panggil aku Jacob."
Pemuda selanjutnya, dengan pakaian santai dan kasualnya, Fredeis mulai memperkenalkan diri dengan percaya diri, "Aku Fredeis, semoga kita bisa berteman baik, para gadis~!"
Lalu giliran Luke, "Aku akan memperkenalkan diri sekali lagi, walau kalian sudah tahu siapa aku. Aku Luke, kekasih Lusianna." Kalimat akhirnya membuat Lusianna merona sendiri.
Lalu, itu giliran Orion, "Maafkan atas keterlambatanku, kalian bisa memanggilku Orion."
Lalu, giliran para gadis.
Gadis berkacamata dengan rambut di ikat satu, "Namaku Lilian, tidak perlu sopan terhadapku."
Lalu, gadis berambut merah keriting dengan senyum lebar diwajahnya, "Namaku Melisa! Jangan sungkan terhadapku jika kau membutuhkan sesuatu!"
Lalu ada Jessica, "Namaku Jessica, mohon bantuannya~"
"Aku Anna, tetangganya Lusianna. Salken ya!"
"Kakak-kakak sekalian, yang ini namanya Lusianna! Ingat baik-baik!"
Tiba giliran Eilaria, "... Aku Eilaria. Kalian bebas ingin memanggilku seperti apa. Dan... Aku juga minta maaf atas keterlambatanku.." Ia menjelaskan dengan nada tenang dan serius.
"Tak apa, Eilaria sayang~ keterlambatan adalah hal yang wajar bagi setiap orang. Yang penting kau berada disini sekarang, kan?" Balas Jessica mencoba mengakrabkan diri dengan Eilaria.
"Aku hanya berpikir terlambat 3-5 menit. Tapi tak menyangka masalahku selesai lebih lama dan memakan waktu 15-18 menit..."
Jessica dengan perlahan berkata, "Kau terlalu serius... Ini wajar jadwalmu sedikit padat karena kau masih bersekolah.."
"Mungkin apa yang kau katakan ada benarnya..." Setuju Eilaria tak ingin memperpanjang pembicaraan.
Itu adalah Fredeis yang gantian berbicara, "Tapi, Lusianna sama sekali tak berbohong atas perkataannya! Eilaria, kau terlihat sangat cantik!" Pujinya terang-terangan.
Itu adalah Melisa yang menambahkan, "Aku setuju denganmu Fredeis! Kecantikanmu tak terlihat seperti anak SMA...."
"... Mungkin karena ini tahun terakhir SMA-ku. Jadi, tak ada aura para gadis SMA lagi...?" Balas Eilaria terlihat bingung sendiri.
"Tapi, Lusianna memiliki penampilan imut selayaknya gadis SMA.." Sahut Anna tak setuju atas pemikiran Eilaria.
"..." Bisu Eilaria. "Tapi aku bukan Lusianna."
Lusianna yang mendengar itu tak bisa menahan tawanya, "Tentu saja! Kak Anna hanya bercanda! Jangan dibawa serius!"
"..." Bisu Eilaria tak habis pikir. "Aku hanya berkata kebenaran. Tidak perlu dianggap serius."
"..." Kali ini Lusianna dibuat terdiam. "Jangan membalas! Akan sangat terlihat bahwa aku tak pandai jika kau yang mengambil langkah membalas!"
"... Aku tidak membalas, aku hanya berkata hal terkait."
Manusia satu ini, sahabatnya, terlalu aneh dan berpikiran absurd, kan?
Selagi mereka berbicara, mereka membuat pesanan sebelumnya dan tak lama sampai saat pelayan kafe membawakan pesanan.
Lusianna mendecakkan lidahnya kesal, "Jika kau terlalu serius, sulit untuk menemukan pacar!"
Perkataannya membuat yang lainnya tertawa lepas dan ikut menambahkan,....
"Sahabatmu sangat khawatir tentangmu, Eilaria.."
"Sekali-kali dengarkan Lusianna... Tidak baik terlalu serius untuk anak seumuranmu."
"Bersantailah. Dan cari pacar seperti yang dikatakan Lusianna. Kau tak akan kesepian dan lebih berekspresi..."
Wajah Eilaria menggelap, "Aku pernah pacaran.."
Mata Lusianna membulat tak percaya, "Serius?!! Mengapa aku tak tahu?! Kita sahabat, kan?!!"
"Tidak perlu terlalu mengumbar apa yang ada diantara hubungan dua orang, kan? Lagipula itu hanya pacaran..."
"Tapi mengapa kau sama sekali tak memberitahukan soal itu padaku?!" Lusianna masih tak terima karena ia merasa bahwa ia selalu bercerita apapun yang terjadi padanya.
Terlihat berpikir, lalu perlahan menjawab, "... Sebenarnya hubungan kami saat itu hanya dalam kekasih kontrak. Tidak menyangka bahwa kami bertahan hampir setahun. Lalu berpisah. Begitu saja." Dari awal ia menjelaskan dengan wajah datar.
"Ke-kekasih kontrak?!!!" Kejut semuanya.
"Kami saling jatuh cinta, tapi karena terlalu banyak perselisihan dalam pandangan kami terhadap berbagai hal, jadi aku memutuskan untuk berpisah. Seperti itu..."
"Bagaimana bisa kalian terikat dalam 'kekasih kontrak'?!"
Ah, itunya yang kalian perhatikan ya...
"Kami hanya bertemu di sebuah pesta. Aku melihatnya seorang diri dan meminta menjadi kekasih kontrak, lalu ia setuju. Lalu terjadi begitu saja..." Jelas Eilaria dengan sabar, namun tak sengaja melihat Orion dihadapannya yang terlihat mencengkram gelas dihadapannya dengan kuat sampai terlihat ingin pecah.
Secara refleks, Eilaria melemaskan pegangan kuat tangan Orion dari gelas itu dan membuat fokusnya tertuju pada Eilaria.
"Apa yang kau pikirkan? Terlalu berlebihan..." Seru Eilaria membuat yang lainnya juga memperhatikan mereka berdua.
"... Ah, maaf, aku benar-benar terpikir suatu hal. Maaf membuatmu khawatir." Maafnya dengan ekspresi sangat menyesal.
Luke yang memperhatikan juga ikut berbicara, "Kau memang tidak banyak bicara. Tapi hari ini terlalu aneh bagimu untuk terlalu pendiam."
Fredeis ikut menambahkan dengan setengah bercanda, "Apa jangan-jangan Orion kita jatuh cinta pada pandangan pertama pada Eilaria? Bisa saja, gadis itu memang sangat cantik." Ia juga menambahkan tawa dan ekspresi yang sedikit dilebih-lebihkan.
Melissa menyahuti, "Sayang sekali, itu tidak menyenangkan ketika semua perhatian pada Eilaria kita! Mengapa kau terlalu sempurna, Eilaria~!!" Ia mengucapkan dengan nada mengeluh dan ekspresi sengaja cemberut.
Jessica menambahkan, "Ya, ya, ya! Orion juga sangat tampan! Apa selera orang tampan sepertimu juga harus sesempurna Eilaria?! Dunia sungguh tidak adil, bukan?"
Yang lain hanya tertawa lepas dan menganggap semua itu merupakan pembicaraan ringan.
Eilaria juga hanya memilih diam, tak bersikap aneh dan hanya diam sopan seperti sikap manusia umum lainnya.
Sempurna?
Ia hanya tertawa keras di dalam hatinya.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jika ada, sempurna hanyalah monster bagi orang-orang tak sempurna.
Itulah yang dipikirkan Eilaria untuk definisi dari 'kesempurnaan'.
Eilaria hanya menatap Orion yang juga hanya memilih diam dan tak disangka juga sedang menatap dirinya.
Orion hanya tersenyum lemah lalu memalingkan pandangannya dari Eilaria.
Tak mempermasalahkan apapun, Eilaria hanya duduk diam mendengarkan kebisingan di sekitarnya sembari berharap bahwa waktu berlalu dan perkumpulan ini akan segera berakhir.
Yah, karena ada yang harus ia lakukan malam ini....
Perlahan, seorang gadis berambut emas itu tenggelam ke dalam dunianya sendiri...
Hingga tak sadar bahwa seorang pria dihadapannya menatap dirinya dengan seksama...
-----